bin Ali, lalu dilanjutkan dengan pembacaan surah Yasin dan tahlil, dan ditutup dengan pembacaan do’a. Setelah prosesi ini selesai, maka dilakukan mengemasi perlengkapan prosesi Tabut tebuang, seperti Penja, Jejari disimpan pada tempatnya, setelah semuanya selesai, maka dibacakan do’a penutup. Sebelum Tabut dibuang, tanah yang diambil pada malam 1 Muharam dan osong-osong kecik (sejenis keranda berukuran kecil) berwarna merah dan hijau20 diletakkan di makam Imam Senggolo, dengan demikian maka selesai sudah prosesi Tabut tebuang.
Tabut tebuang bermakna membuang nafsu untuk jabatan dan kekuasaan, sebagaimana yang dilakukan Yazid bin Muawiyah yang membunuh Imam Husein demi mendapat jabatan khalifah. Dalam prosesi Tabut tebuang itu terdapat pesan moral, jangan demi jabatan dan kekuasaan lantas rela menjual iman, seperti yang dilakukan Yazid kepada Imam Husein cucu Nabi Muhammad.21 Lebih lanjut Syiafril menyatakan:
Tabut dibuang merupakan satu sindiran yang mengandung pesan moral, yakni jangan hanya untuk merebut kekuasaan, lantas seseorang membuang iman yang dimiliki seseorang sebagaimana yang dilakukan Yazid. Manusia harus membuang kebiadaban, rasa dan sifat sombong maupun semua hal- hal yang buruk yang ada pada diri manusia.
Membuang Tabut seumpama membuang kesombongan dan kebiadan, yakni kebiadaban yang pernah terjadi dan dilakukan oleh Yazid, perasaan kecewa dan sedih yang mendalam atas tragedi itu. Oleh karena itu kebiadaban harus dibuang agar tidak terulang lagi. Prosesi ini juga memberitahu mana perkara yang harus diluruskan dan memberitahu mana persoalan yang keliru, sehingga kejadian di Karabela tidak terulang lagi antar sesama umat Islam.
Gambar 5.1 Nuansa Islam dalam Tahapan Tradisi Tabut
Mengingat asal kejadian manusia melalui simbolis ngambik tanah.
Tanah sebagai bahan dasar penciptaan manusia pertama adalah memiliki sifat suci. Oleh karena itu setiap anak manusia lahir dalam keadaan fitrah, sebagaimana tanah yang dapat mensucikan kotoran najis kategori mughalazah maupun suci untuk digunakan bertayamum. Simbolis tanah menunjukkan bahwa manusia mengawali hidupnya dengan kesucian.
Dengan kata lain pada fase awal hidup manusia di dunia dimulai dalam keadaan suci.
Sebagai bekal menjaga kesucian tersebut manusia diberikan bekal iman dan Islam. akan tetapi dikarenakan manusia juga memiliki hawa nafsu, maka dalam menjalani kehidupan di dunia terkadang menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan. Pada fase ini manusia mengalami peralihan siklus hidup. Kesucian yang dimiliki dari awal mulai
mulai terkontaminasi dengan godaan nafsu kehidupan dunia. Meskipun terdapat sebagian manusia mampu mempertahankan sifat suci pada dirinya, namun tidak sedikit juga manusia yang mengalami kehilangan kesucian, tenggelam dalam kungkungan hawa nafsu duniawi.
Dibalik itu manusia juga memiliki jiwa sosial, rasa suka dan duka (sedih), namun manusia tidak boleh larut dalam kesedihan dan keterpurukan. Seorang individu harus mampu bangkit dan menginggalkan hal tersebut guna meraih kejayaan dan kesempurnaan hidup dengan membuang nafsu angkara murka yang ada dalam diri manusia.
Setelah mengalami siklus dalam fase peralihan, dan telah mendapatkan kejayaan dan kesempurnaan hidup duniawi, selanjutnya manusia akan berusaha kembali ke asal kejadian. Akan mulai timbul kesadaran akan diri bahwa kehidupan di dunia akan berakhir. Kesadaran ini membawa sebagaian manusia berusaha untuk membuang hawa nafsu dan sifat-sifat tidak baik yang ada pada dirinya. Kenyataan ini terjadi sebagaimana umumnya tidak sedikit orang yang insyaf atas perbuatan tidak baik yang telah dilakukan, sehingga pada disiklus akhir kehidupan di dunia, di usia tua seseorang, akan kembali siklus awal kejadian dirinya, berusaha untuk kembali suci, membuang hawa nafsu dengan bertobat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku dan Artikel
Abbas, Siradjuddin. Sejarah dan Keagungan Mazhab Syafi’i, Jakarta: CV.
Pustaka Tarbiyah, 2006.
Abdullah, Amin. Multidisplin, Interdisiplin & Transdisiplin Metode Studi Agama & Studi Islam di Era Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka.
2020.
. “Soft Power of Religion (Akulturasi Islam dan Budaya)” dalam Sunan Kalijaga News, Edisi VI No. 27/Mei-Juni 2009.
Abdullah, Irwan dkk (ed). Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta: TICI Publications dan Pustaka Pelajar, 2009.
. Rekonstruksi dan Reproduksi Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum,Jakarta; Granit, 2004.
Afrita, Eni. “Hikayat tabut (Suatu Tinjauan Filologi dan Sintaksis”, dalam jurnal Humanus Vol. XI No. 2 Th. 2012.
Al-Sharqawi, Effat. Filsafat Kebudyaan Islam, diterjemahkan oleh Ahmad Rofi’ Usmani, Bandung: Pustaka, 1986.
Amin, Alfauzan. “Nilai-nilai Pendidikan dalam Tradisi Tabot di Bengkulu”
dalam majalah Al-Ta’lim Volume 9, No. 1, Januari-Juni 2010.
Asy’arie, Musa. Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Alquran, Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam – LESFI, 1992.
Atjeh, Aboebakar. Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia, Solo: Ramadhani, 1985.
Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII – XVIII, Bandung: Mizan, 1998.
Barbour, Ian G. Juru Bicara Tuhan, antara Sains dan Agama, diterjemahkan oleh oleh E.R Muhammad, Bandung: Mizan, 2002.
. Menemukan Tuhan dalam Sains Kontemporer dan Agama, terjemah oleh Fransiskus Borgias M, Bandung: Mizan, 2012.
Bazawie, Zainul Milal. Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad, Tangerang:
Pustaka Kompas, 2014.
Budhisantoso dkk. Sinopsis Upacara Tradisional Daerah Bengkulu (Upacara Tabot di Kotamadya Bengkulu), (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah Nilai-nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Bengkulu, 1986.
Budianto, Mangun dkk. “Pergulatan Agama dan Budaya; Pola Hubungan Islam dan Budaya Lokal di Masyarakat Tutup Ngisor Lereng Merapi, Magelang Jawa Tengah” dalam Jurnal Penelitian Agama Vol.
XVII, No. 3 September-Desember 2008, Yogyakarta: Lemlit UIN Sunan Kalijaga, 2008.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana, 2007.
Chanafiah, Yayah. “Menguak Tabir Misteri Tradisi Tabot Lewat Naskah Kuno” dalam Surat Kabar Rakyat Bengkulu, Edisi 1-8 Maret 2003.
Cornolly, Peter (ed). Aneka Pendekatan Studi Agama, terj. Imam Khoiri, Yogyakarta: LKiS, 2009.
Christyawaty, Eny. “Kain Besurek Bengkulu, dalam Pergeseran Motif dan Fungsi” dalam jurnal Suluah. Volume 5, No.6, Desember 2005, BKSNT Padang, 2005.
Dahri, Harapandi. Tabot; Jejak Cinta Keluarga Nabi di Bengkulu, Jakarta:
Penerbit Citra, 2009.
Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln. Handbook of Qualitatif Research, diterjemahkan Dariyatno dkk, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2009.
Depdikbud RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
. Upacara Tradisional Daerah Bengkulu; Tabot, Jakarta: Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Daerah Bengkulu. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991.
. Seding Delapan dan Undang-undang Adat Lembaga Raja Melayu (Daerah Bengkulu), Jakarta: Depdikbud RI,1990.
. Cerita Rakyat Daerah Bengkulu, Jakarta: Depdikbud RI, 1982.
. Sejarah Pendidikan Daerah Bengkulu, Jakarta: Depdikbud RI, 1981.
. Adat Istiadat Daerah Bengkulu, Jakarta: Depdikbud RI, 1977/1978.
. Sejarah Daerah Bengkulu, Jakarta: Depdikbud RI, 1977/1978.
Ekorusyono. Kebudayaan Rejang, Yogyakarta: Buku Litera, 2013.
Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2006.
Fadlurrahman, Efektifitas Kebijakan Festival Tabot dakam Penggunaan Anggaran dan Belanja Daerah Kota Bengkulu. Bengkulu: Skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu, 2013.
Fahrozi, Muhamad Nofri. “Sub-Etnis dalam Masyarakat Bengkulu”
dalam Peradaban di Pantai Barat Sumatra Perkembangan Hunian dan Budaya di Wilayah Bengkulu–Balar Palembang, Yogyakarta:
Ombak, 2013.
Feener, R. Michael. “Tabut: Muharram Observances in The History of Bengkulu” dalam Studia Islamika: Indonesian Journal for Islamic Studies, Vol. 6, No. 2 Tahun 1999.
Firdaus, Burhan. Upacara Tabot, Jakarta: Yayasan Pengembangan Seni Budaya Nasional, 1980.
Fitria, Rini. Ritual Tabut Sebagai Media Komunikasi Masyarakat Kotamadia Bengkulu, Bandung: Tesis pad Pasca Sarjana Universitas Padjajaran, tidak diterbitkan, 2005.
Gadjahnata (ed). Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatera Selatan, Jakarta: UI-Press, 1986.
Gazalba, Sidi. Pengantar Kebudajaan Sebagai Ilmu, Jakarta: Pustaka Antara, 1986.
Geertz, Clifford. Kebudayaan dan Agama, cet. Ke-9, Yogyakarta: Kanisius, 2003.
. Tafsir Kebudayaan, cet. ke-6, Yogyakarta: Kanisius, 2000.
Gumay, Syuplahan. Nilai Etis dalam Upacara Tabut, Tesis pada Program Studi Ilmu Filsafat jurusan Ilmu Humaniora, tidak diterbitkan Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 1999.
Hamidy, Badrul Munir. Upacara Tradisional Daerah Bengkulu; Upacara Tabot di Kotamadia Bengkulu, Jakarta: Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Daerah Bengkulu. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991.
. Masuk dan Berkembangnya Islam di Daerah Bengkulu, Panitia Penyelenggara STQ Nasional, Makalah, 2004.
Handayani, Rizqi. “Dinamika Kultural Tabot Bengkulu” dalam Tabot Journal.uinjkt.ac.id indek.php/al-turats/aticle/.../361.pdf diakses tanggal 28 November 2015.
Hariadi dkk. Inventarisasi perlindungan Karya Budaya Bengkulu Tabut, Padang: BPNP Padang, 2014.
Hendrata, Ade Oka. “Tinggalan Islam di Bengkulu”, dalam Peradaban di Pantai Barat Sumatra Perkembangan Hunian dan Budaya di Wilayah Bengkulu-Balar Palembang, Yogyakarta, Ombak: 2013.
Hoed, Benny H. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, Depok: Komunitas Bambu, 2014.
Ida, Rachmah. Studi Media dan Kajian Budaya, Jakarta: Kencana, 2014.
Iqbal, Muhammad Zafar. Kafilah Budaya, Jakarta: Citra, 2006.
Jalaluddin. “Keberagaman Masyarakat dan Kebudayaan Nusantara:
Telaah tentang Akulturasi Kebudayaan Islam dengan Kebudayaan Daerah” Makalah pada seminar Masuk dan Berkembangnya Islam di Rejang Lebong, Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Fatah Curup, tahun 1992.
Jauhari, Tantawi, dkk. Sejarah Melayu Bengkulu, Bengkulu: CV. Nala Persada, 2006.
Kaelan. Filsafat Bahasaa Semiotika dan Hermeneutika, Yogyakarta:
Paradigma, 2009.
Kaplan, David. Teori Kebudayaan terj. Landung Simatupang, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2002.
Keene, Michael. Agama-agama Dunia, diterjemahkan oleh F.A. Soeprapto dari judul asli World Religions. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Khadziq. Islam dan Budaya Lokal, Yogyakarta: Teras, 2009.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Kuntowijoyo. Budaya dan Masyarakat, edisi Paripurna, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.
Kurnadi. “Peta Keagamaan propinsi Bengkulu Tahap II: Studi tentang nilai-nilai sosial budaya masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara”
dalam Jurnal Manhaj, Vol. 5, No. 1, Juni 2005, P3M STAIN Bengkulu, 2005.
Lazmihfa, Pergeseran Tradisi Tabot di Provinsi Bengkulu pada Masa Orde Baru dan Reformasi, Skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, tidak diterbitkan, 2013.
Lombard, Denys. Nusa Jawa; Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu, Bagian II: Jaringan Asia, Alih bahasa oleh Winarsih Partaningrat Arifin, dkk Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Madjid, Nurcholis. Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Paramadina bekerjasama dengan Dian Rakyat, 2008.
Mangunsarkoro, S. Kebudajaan Rakjat, Jogjakarta: Usaha Penerbitan Indonesia, 1951.
Mardliyati, Sa’adah. Perkembangan Islam di Bengkulu Sebelum Abad 20 M, Laporan hasil penelitian pada P3M STAIN Bengkulu Tahun 2008, tidak diterbitkan, Bengkulu: P3M STAIN Bengkulu, 2008.
Marhayati, Nelly dan Suryanto. “The Aculturation Strategy of the Tabut Community in Bengkulu” dalam jurnal Studia Islamika, Vol. 4, No.
3, 2017.
Marsden, William. Sejarah Sumatera, Depok: Komunitas Bambu, 2008.
Maryam, Siti. Tradisi Syi’ah dalam Komunitas Ahlussunnah Waljamaah Indonesia, Disertasi, tidak diterbitkan, Yogyakarya: Disertasi pada UIN Sunan Kalijaga, 2009.
M. Thoyibi dkk (ed). Sinergi Agama dan Budaya Lokal, Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2003.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi Revisi, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006.
. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Mudzar, Atho. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Muridan. “Islam dan Budaya Lokal: Kajian Makna Simbol dalam Perkawinan Adat Keraton” dalam Jurnal Ibda’ Vol. 5 No.1 Januari- Juni 2007, hlm. 39-58 diterbitkan oleh P3M STAIN Purwokerto, 2007.
Nurmatias, “Peninggalan Kolonial Daerah Bengkulu” dalam Jurnal Suluah, Volume 05, Nomor 6, Desember 2005, BKSNT Padang, 2005.
Naskah لوسا لسا لينا اوهب naskah terdiri dari 43 halaman, dengan kode Ml. 143 menggunakan tulisan huruf Arab Melayu. Penulis mendapatkan copy naskah ini dari Museum Negeri Bengkulu.
Nottingham, Elizabeth K. Agama dan Masyarakat, Jakarta; Rajawali Pers, 1997.
Nuraeni, Heni Gustini dan Alfan, Muhammad. Studi Budaya Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
O’Donnell, Kevin. Sejarah Ide-ide, diterjemahkan dari; History of Ideas, Yogyakarta; Kanisisus, 2009.
Pals, Daniel L. Seven Theories of Religion, alihbahasa oleh Ali Noer Zaman, Yogyakarta: Qalam, 2001.
Peursen, C.A. Van. Strategi Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius, 1985.
Pijper, G.F. Fragmenta Islamica: Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia Awal Abad 20, diterjemahkan oleh Tudjimah, Jakarta: UI- Press, 1987.
Piliang, Yasraf Amir. Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Yogyakarta: Jalasutra, t.t.
Pili, Salim B. Masuk dan Berkembangnya Islam di Tanah Rejang (makalah dalam acara seminar sejarah dan budaya Rejang, dilaksanakan di Curup tahun 2007.
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Nugroho, Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia I, Jakarta: Balai Pustaka, 1992.
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Islam Budaya Lokal Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005.
Poniman AK. Dialektika Agama & Budaya dalam Upacara Tabot, Bengkulu:
IAIN Bengkulu Press, 2013.
Putra, Heddy Shri Ahimsa. ”Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi untuk Memahami Agama” dalam Jurnal Penelitian Walisongo, Vol. XVII, Nomor. 2, Nopember 2009.
Renta, Person Pesona. “Tabot Upacara Tradisional Masyarakat Pesisir Bengkulu” dalam jurnal Sabda, Vol. 6, No. 1, Tahun 2011.
Rochmiatuan, Endang dan Bambang Purwanto. “Perubahan Ekonomi dan Perkembangan Islam di Bengkulu Akhir Abad XIX Sampai Awal Abad XX” dalam Sosiohumanika, Vol. 16B. No. 1, Januari 2003, Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2003.
Rohimin dkk, “Tradisi Tabot dan Kebersatuan Masyarakat Bengkulu”
dalam Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia, Jakarta:
Balitbang Depag RI, 2009.
Rosyid, Moh. Samin Kudus: Bersahaja di Tengah Asketisme Lokal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Rusmana, Dadan. Filsafat Semiotika, Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda dari Semiotika Struktural Hingga Dekonstruksi Praaktis, Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Saefudin dkk. “Masjid dan Perkembangan Dakwah Islam di Kota Bengkulu” dalam Jurnal Manhaj Vol. 12 No. 2 Tahun 2012, P3M STAIN Bengkulu, 2012.
Saifuddin, Ahmad Fedyani. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma, Jakarta: Kencana, 2006.
Sarwono, Sarwit dkk, (editor). Bunga Rampai Melayu Bengkulu, Bengkulu:
Dinas Pariwisata Propinsi Bengkulu, 2004.
Satoto, Budiono Heru. Simbolisme dalam Budaya Jawa, Yogyakarta:
Ombak, 2008.
Setiyanto, Agus. Elite Pribumi Bengkulu, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Siddik, Abdullah. Sejarah Bengkulu 1500 – 1990, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Sirajuddin M. dkk “Peta Keagamaan Propinsi Bengkulu Tahap I” dalam dalam Jurnal Manhaj, Vol.15, No. 3, Juni 2003, P3M STAIN Bengkulu, 2003.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
. Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Sofwan, Ridin dkk. Merumuskan Kembali Interelasi Islam-Jawa, Yogyakarta:
Gama Media, 2004.
Spradley, James P. Metode Etnografi, diterjemahkan oleh Misbah Ulfa Elizabeth, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2009.
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:
Sinar Harapan, 2001.
Susianto, Darwin. Menyibak Misteri Bangkahulu, Yogyakarta: Ombak, 2010.
Syafi’i, Mustain, “Hijrah Itu Perubahan” dalam Risalah NU Edisi 23/
Tahun IV/1432 H/2011 M.
Syahid, Ahmad. “Peta Kerukunan Umat Beragama di Bengkulu” dalam
Riuh di Beranda Satu peta Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Seri II, Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama RI, 2003.
Syam, Nur. Islam Pesisir, Yogyakarta: LKiS, 2005.
Thoyibi, M. dkk (ed). Sinergi Agama dan Budaya Lokal, Surakarta:
Muhammadiyah University Press, 2003.
Tibi, Bassam. Islam Kebudayaan dan Perubahan Sosial, terj. Misbah Zulfa Ellizabet dkk, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999.
Turner, Victor. The Forest of Symbol, Aspects of Ndembu Ritual, Ithaca and London: Cornel University, 1982.
Undang-undang Adat Lembaga, diterbitkan pertamakali oleh Di Ukkerij
“Tjan” Bengkoelen tahun 1938 dan terbitan kedua oleh Sriwijaya Media Utama, Palembang 1993 diterbitkan berdasarkan SK Gubernur Bengkulu No. 481.3/7230/B.8. tanggal 7 Desember 1991.
Vansina, Jan. Tradisi Lisan sebagai Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2014.
Widiastuti, Wahyu dan Evi Hafizah, Analisis Jaringan Komunikasi dalam Mempertahankan Kepercayaan terhadap Mitos Seputar Tabot pada Kerukunan Keluarga Tabot Kota Bengkulu, Laporan hasil penelitian pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu Tahun 2003, tidak diterbitkan Bengkulu: Perpustakaan UNIB, 2003.
Yuliati. Upacara Religi dan Pemasaran Wisata Studi tentang Komodifikasi Tabot di Propinsi Bengkulu. Tesis pada program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Zein, Abdul Baqir. Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia, Jakarta: Gema Insani, 1999.
Zulkifli. Anropologi Sosial Budaya, Yogyakarta: Shiddiq Press, 2008.
Sumber Elektronik, Internet dan Surat Kabar
Republika Online, “Tabot Akulurasi Budaya Islam Nusantara” dalam http://
www.republika.co.id/berit/republikatv/ummat/10/05/03/114095- tabot-akulturasi-budaya-islam-nusantara.
http://www.antarabengkulu.com “DPRD Bengkulu Coret Anggaran Festival Tabut 2013” dalam di akses tanggal 20 Mei 2014.
http://www.antarabengkulu.com, “KKT Tolak dana Festival Tabut dari Pemkot” dalam diakses tanggal 20 Mei 2014.
http://www.antarabengkulu.com, “Festival Tabut Bengkulu jadi event Internasional” dalam diakses tanggal 20 Mei 2014.
Harian Neraca “Perayaan Tabut di Bengkulu Menarik Wisatawan Asing”, edisi 2 September 1987.
Harian Suara Karya “Tontonan Menarik Perayaan Tabut di Bengkulu”.
edisi 17 September 1987.
Harian Angkatan Bersenjata, “Bengkulu Bersiap Selenggarakan Festival Tabut ‘96” edisi Senin 13 Mei 1996.
Harian Berita Buana, “Festival Tabut Digelar di Bengkulu”. edisi Selasa 21 Mei 1996.
Surat Kabar Rakyat Bengkulu, “Target PAD Tabot Hanya Rp. 125 Juta”
edisi Kamis, 14 September 2017.
Surat Kabar Rakyat Bengkulu, “Tabut Tanpa KKT, Walikota Minta Maaf”, edisi Senin, 6 Desember 2010.
Surat Kabar Rakyat Bengkulu, “Dewan Protes Pungutan Bazar”, edisi 8 Desember 2010.
Surat Kabar Rakyat Bengkulu, “Citra Terpuruk Dewan Bentuk BK”, edisi 8 Desember 2010.
Surat Kabar Rakyat Bengkulu, “Infonya, Komisi III Dapat Setoraan Tabut”, edisi 16 Desember 2010.
Surat Kabar Rakyat Bengkulu. “Pesta Rakyat, PKL Merasa Dizalimi”, edisi Jumat 3 Desember 2010.
Surat Kabar Harian Rakyat Bengkulu “1 Januari, Bengkulu Terima Wisatawan Internasional” edisi 27 Desember 2009.
LAMPIRAN
TABUT NGAMBIK TANAH (Foto koleksi pribadi penulis)
Peserta Ngambik Tanah Kelompok Tabut Imam
Peserta Ngambik Tanah yang Baru Tiba di Lokasi Tabut Bansal
Prosesi Ngambik Tanah Sedang Berlangsung pada Kelompok Tabut Imam
Prosesi Ngambik Tanah Sedang Berlangsung pada Kelompok Tabut Bansal
Doa Bersama pada Akhir Prosesi Ngambik Tanah di Tabut Imam
Doa Bersama pada Akhir Prosesi Ngambik Tanah di Tabut Bansal
LOKASI NGAMBIK TANAH TABUT IMAM (Foto Koleksi Pribadi Penulis)
Gerbang Lokasi Ngambik Tanah
Lokasi Ngambik Tanah
Tampak di Atas Lokasi adalah Mushalla Grage Hotel
Lokasi Tampak dari Atas Tebing, Diambil dari Arah Kolam Renang Grage Hotel
Lokasi Ngambik Tanah Tampak dari Kejauhan.
Lokasi Ngambik Tanah Tampak dari Kejauhan.
LOKASI NGAMBIK TANAH TABUT BANSAL (Foto Koleksi Pribadi Penulis)
Lokasi Ngambik Tanah Tampak dari Bawah
Lokasi Ngambik Tanah Tampak dari Atas
Kotak Segi Empat adalah Tempat Tanah yang Diambil
Lokasi Duduk Para Peserta yang Ikut Ngambik Tanah
Lokasi Duduk Para Peserta yang Ikut Ngambik Tanah
Kotak Segi Empat adalah Tempat Tanah yang Diambil
TABUT DUDUK PENJA (Foto koleksi pribadi penulis)
Pohon pisang, batang tebu hitam, bendera Tabut dan jejari sebagai perlengkapan dalam duduk penja.
Penja yang Sedang Dicuci