• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna dari Simbol-simbol dalam Ritual Adat Pernikahan

4. Studi Kepustakaan

4.2 Hasil Penelitian

4.2.2 Makna dari Simbol-simbol dalam Ritual Adat Pernikahan

62

63

hormat kepada mempelai wanita sebagai boru ni raja yang sudah rela meninggalkan rumahnya dan bersedia membangun rumah tangganya yang baru.

3. Mandar Hela

Simbol ini diberikan oleh orang tua dari mempelai perempuan atau pihak hula-hula. Seperti namanya, mandar hela ini diberikan kepada hela atau menantu laki-laki agar tekun dan rajin dalam mengikuti acara-acara adat suku Batak Toba. Hal ini disebabkan karena adat merupakan hal yang dianggap sangat penting dalam suku Batak Toba. selain itu, mandar ini juga merupakan salah satu simbol kasih sayang dari pihak perempuan kepada helana agar selalu diberi pasu-pasu oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bagi suku Batak Toba adat merupakan nomor dua setelah kewajiban seseorang terhadap Tuhan. Oleh karena itu, seorang laki-laki atau hela dititipkan pesan kepada kepala keluarga untuk rajin dan taat mengikuti acara adat.

4. Tandok boras sipirnitondi

Tandok boras sipirnitondi adalah simbol yang dibawa dalam sebuah wadah dari rajutan jerami oleh hula-hula (keluarga mempelai perempuan) dalam sistem kekerabatan dalihan na tolu. Hula-hula adalah kelompok yang memiliki kedudukan tertinggi dan dihormati. Boras sipirnitondi merupakan simbol dari sumber kehidupan, agar pasangan mempelai nantinya akan mendapatkan mata pencaharian yang lancar dan baik. Selain itu, boras juga merupakan simbol dari kekuatan yang maksudnya agar pasangan mempelai selalu sehat baik jasmani maupun rohani.

64 5. Dekke

Simbol ini diberikan oleh orang tua mempelai perempuan atau pihak hula- hula kepada pihak laki-laki dan kedua mempelai. Dekke atau ikan mas merupakan simbol dari kesuburan atau keturunan yang banyak, simbol restu dari orang tua mempelai perempuan, mata pencaharian yang baik dan bentuk kasih sayang dari orang tua kepada anaknya.

6. Pemberian daging jambar

Pemberian daging jambar memiliki makna memberikan sukacita kepada pihak perempuan atau hula-hula dan sebagai bentuk bahwa pihak laki-laki akan bertanggung jawab dan memberikan kebahagiaan bagi menantu perempuan atau parumaen. Selain itu, pemberian dan penerimaan jambar ini sebagai simbol adat yang memiliki makna untuk mengikat tali kekeluargaan.

7. Mangulosi

Mangulosi merupakan suatu bentuk harapan, doa, dan kasih sayang yang disimbolkan dengan penyematan ulos. ulos yang dimaksud adalah sebagai kain yang mampu mengikat dan melindungi pasangan mempelai dengan doa serta berkat yang telah diberikan oleh orang tua serta tamu undangan.

Dalam hal ini ada beberapa jenis ulos yang digunakan, yaitu:

- Ulos Hela

Ulos hela adalah ulos yang diberikan oleh orang tua mempelai perempuan atau hula-hula kepada mempelai laki-laki. pemberian ulos ini dilakukan setelah memberikan ulos pansamot. Ulos ini diberikan kepada mempelai

65

laki-laki yang bermakna bahwa orang tua pengantin telah menyetujui putrinya menikah dengan laki-laki pilihannya tersebut. Selain itu, simbol ulos ini memiliki makna agar mempelai laki-laki dapat menjalankan tanggung jawabnya dalam adat maupun dalam keluarganya kelak. Saat penyematan ulos ini baik ayah ataupun ibu dari mempelai perempuan akan memberikan nasihat kepada mempelai, setelah itu orang tua mempelai akan manortor dengan diiringi lagu yang sesuai dengan permintaan dari pihak perempuan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, ulos hela yang diberikan tersebut akan selalu dibawa dan digunakan pada acara-acara adat yang dilaksanakan oleh hula-hula, karena dalam acar tersebut mempelai laki-laki ini akan marhobas atau membantu segala keperluan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan acara tersebut. Hal ini terjadi karena dalam suku Batak Toba terdapat istilah partuturan atau atau silsialah di mana hula- hula memiliki derajat yang lebih tinggi daripada parboru.

- Ulos Pansamot

Acara ini dilakukan untuk mangulosi pihak paranak oleh orang tua dari parboru. Hal ini bertujuan agar pihak paranak memperhatikan serta sabar mengajari menantnya dalam membangun keluarganya nanti. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa mempelai perempuan telah menjadi tanggung jawab bagi pihak paranak. Adapun simbol ulos yang diberikan kepada pihak parnak adalah agar pihak paranak memperoleh umur yang panjang dan dapat mengajari keluarga baru tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, dapat diketahui bahwa ulos pansamot

66

merupakan ulos yang dalam urutan pertama yang berarti penyematan ulos ini dianggap sangat penting.

- Ulos Pamarai

Ulos ini diberikan oleh pihak parboru kepada pihak paranak, seperti saudara yang lebih tua usianya dari pengantin laki-laki atau saudara kandung dari ayah (bapa uda atau bapa tua). Dalam ritual ini yang selanjutnya akan mangulosi pasangan mempelai adalah bapa uda atau bapa tua, yang di mana dalam proses pelaksanaannya bapa uda atau bap tua akan memberikan doa dan nasihat kepada pasangan mempelai agar rukun dalam membangun sebuah keluarga dan saling mengerti satu sama lain agar dapat membina keluarganya dengan baik.

8. Manortor atau menari

Manortor dalam upacara perkawinan merupakan tarian Batak yang mempunyai ciri khas, selain memiliki keunikan dalam penyampaian maknanya melalui tarian. manortor juga menjadi proses pelaksanaan pemberian dan penerimaan adat dalam sistem kekerabatan Suku Batak Toba melalui komunikasi nonverbal yang di dalamnya terdapat simbol-simbol yang diikuti dengan komunikasi verbal melalui penyampaian nasihat dan doa. Manortor merupakan salah satu simbol yang dilakukan oleh seluruh pihak terkait dalam mewujudkan rasa senang atau kegembiraan yang diiringi oleh lagu atau suara gondang.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tarian Batak ini bukan hanya sekadar tarian yang memiliki keindahan dalam gerakannya, tetapi

67

tarian ini mempunyai aturan dalam membawakan tarian tersebut dan memiliki makna di tiap gerakan dan musik pengiringnya. Adapun aturan- aturan yang terdapat dalam membawakan tarian tortor adalah:

Simalolong ikkon hohom

Artinya saat menari, seseorang harus melihat orang lain dengan tatapan yang sopan.

Simajujung unang paundukku, uang padirgakku

Artinya saat menari, seseorang tidak diperkenankan untuk terlalu menunduk dan terlalu menengadah. Namun, hal ini diizinkan apabila seseorang sedang manortor untuk menghormati hula-hula agar terlihat lebih sopan.

Bohi (raut wajah)

Artinya saat seseorang sedang menari, raut wajah juga harus diperhatikan. Raut wajah harus disesuaikan dengan suasana dan kondisi yang sedang terjadi. Contohnya saat penyambutan pihak parboru, pihak paranak harus terlihat senang dan berbahagia karena menyambut keluarga baru.

Papangan (mulut)

Artinya saat seseorang sedang menari, seseorang tersebut harus menutup mulutnya agar terlihat sopan.

Simanjojak atau pat (kaki)

Artinya saat seseorang sedang menari, gerakan kaki harus diperhatikan. Bagi panortor laki-laki kaki harus agak

68

direnggangkan sedikit. Sedangkan untuk panortor perempuan kaki harus rapat.

Pamatang (badan)

Artinya saat seseorang sedang menari, badan harus tegak.

Namun hal ini kembali lagi pada gerakan tortor yang akan dilakukan.

Melalui aturan-aturan di atas dipercaya bahwa pelaksanaan ritual akan berjalan dengan baik dan lancar serta tidak ada yang akan tersinggung karena sesuatu yang dianggap sepele seperti raut wajah yang tidak memperlihatkan kebahagiaan atau sebaliknya yang bisa saja berdampak terhadap orang lain.

Dokumen terkait