BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.4 Manajemen Berat Badan dan Obesitas
Individu dengan massa lemak viseral yang lebih besar, baik lewat peningkatan berat badan atau penumpukan lemak pada depot viseral, akan kehilangan lebih banyak lemak viseral jika disesuaikan dengan hilangnya lemak tubuh, terlepas dari metode intervensi yang dilakukan (restriksi kalori, terapi farmakologis, atau olahraga) karena adiposit viseral memiliki tingkat lipolitik yang lebih tinggi pada keadaan tetap (steady state) (Wajchenberg, 2000).
Berkurangnya lemak abdominal akan menjadi sangat bermakna, dikarenakan kelebihan lemak di bagian abdomen merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskular. Lemak intraabdominal (viseral) memiliki kadar turnover trigliserida yang tertinggi dan kelebihan adiposit viseral adalah hal yang paling berkaitan dengan gangguan metabolik terutama resistensi insulin dan hipertrigliseridemia. Lemak subkutan pada bagian tubuh atas adalah yang berikutnya, sedangkan lemak subkutan pada bagian tubuh bawah memiliki tingkat turnover trigliserid yang paling rendah, sehingga kelebihan lemak subkutan pada bagian tubuh bawah adalah yang paling kecil membawa dampak metabolik. Pada keadaan postabsorbtive, adiposit yang teregang akan melepaskan lebih banyak jumlah asam lemak ke dalam sirkulasi. Meningkatnya kadar asam lemak bebas yang berada di sirkulasi akan meningkatkan sintesis hepar dan sekresi VLDL yang kaya akan trigliserida (Maki et al., 2009).
pencegahan, perawatan berat badan, pengelolaan ko-morbiditas dan penurunan berat badan.
Menurut Kopelman dan Caterson, manajemen berat badan meliputi : 1. Terapi diet
2. Aktivitas fisik 3. Terapi perilaku
4. Terapi medikamentosa
2.4.1 Terapi Diet
Diet merupakan langkah awal untuk menurunkan berat badan. Pengaturan menu diet adalah kunci keberhasilan untuk menurunkan berat badan. Menu diet yang baik terutama terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, karbohidrat kompleks, biji-bijian, kaya serat, rendah lemak dan rendah gula. Yang harus diingat dari diet tersebut adalah makan makanan yang bervariasi sehingga asupan gizi terpenuhi, dan makan dengan jadwal teratur, bukan dengan jalan melewatkan makan (skip meals) (Kopelman dan Caterson, 2005).
Diet rendah kalori adalah pilihan utama untuk penurunan berat badan pada orang yang overweight dan obesitas. Mengurangi kalori dari lemak adalah yang paling praktis karena lemak mengandung kalori paling tinggi. Mengurangi asupan lemak saja tanpa menurunkan asupan kalori tidak mencukupi, jadi sebaiknya mengurangi asupan lemak disertai pengurangan asupan karbohidrat juga (Kopelman dan Caterson, 2005).
Diet sebaiknya diatur secara individual dengan pengurangan kalori sebesar 500 – 1000 kalori dari asupan rata-rata harian sehingga terjadi penurunan berat
badan sekitar 0.5 – 1.0 kg setiap minggunya, penurunan berat badan 0.5 – 1.0 kg setiap minggu adalah penurunan berat badan yang sehat menurut WHO (WHO, 2015).
2.4.2 Latihan Fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi otot rangka yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi (Van Baak and Saris, 2005). Latihan fisik atau olahraga adalah bagian dari aktivitas fisik, merupakan gerakan tubuh yang terencana, terstruktur, dan berulang yang dilakukan untuk memperbaiki atau memelihara satu atau lebih komponen kebugaran tubuh (Pestacello, 2000). Efisiensi latihan fisik berasal dari volume (durasi, distance dan repetisi), intensitas (beban dan kecepatan), serta densitas (frekuensi) ( Burke, 2002).
Latihan fisik/olahraga adalah bagian dari aktivitas fisik, yang dianjurkan sebagai bagian dari terapi penurunan berat badan, karena:
- Membantu penurunan berat badan.
- Dapat menurunkan lemak abdominal.
- Meningkatkan kebugaran sistem kardiorespirasi.
- Membantu mempertahankan berat badan setelah program penurunan berat badan.
- Anjurannya adalah dimulai dengan latihan fisik sedang selama 30 – 45 menit 3 hingga 5 kali seminggu.
Kebugaran tubuh adalah keadaan tubuh yang dimiliki atau dicapai individu sehingga mampu untuk melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik/olahraga merupakan alternatif untuk meningkatkan derajat kebugaran seseorang termasuk mengurangi lemak tubuh. kegunaan utama latihan fisik adalah penurunan berat badan, perbaikan sistem fungsional paru jantung (cardiorespirasi system) yang meliputi hipertrofi otot jantung, penurunan detak jantung istirahat, peningkatan stroke volume, peningkatan volume darah dan hemoglobin serta menambah jumlah pembuluh kapiler (Sharkey, 2003).
Dalam upaya untuk memperbaiki kebugaran seseorang termasuk mengurangi lemak dan meningkatkan kebugaran atau daya tahan paru jantung, American College of Sport Medicine atau ACSM (ACSM, 2001) merekomendasikan untuk melakukan olahraga aerobik, seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, joging, senam aerobik dan lain-lain. Latihan hendaknya dilakukan 3-5 kali perminggu, pada intensitas 60-90% detak jantung maksimum selama 20-60 menit. Jenis latihan dapat dikerjakan secara teratur maupun intermitten, resistance training yang dikerjakan secara teratur dapat juga mengurangi lemak tubuh (Pestacello, 2000).
2.4.3 Terapi Perilaku
Obesitas dapat disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan, depresi, eating disorder, stress atau tekanan hidup dan efek samping obat tertentu.
Selain itu, obesitas sendiripun memiliki dampak terhadap kondisi psikologis seseorang (Kopelman dan Caterson, 2005).
Terapi perilaku merupakan terapi yang baik diterapkan dalam proses penurunan dan juga dalam fase mempertahankan berat badan (Kopelman dan Caterson, 2005) .
Dokter sebaiknya memahami motivasi penurunan berat badan pasien, menganalisa kesiapan pasien dalam melaksanakan program, dan mengambil langkah-langkah tepat untuk memotivasi pasien selama terapi (Kopelman dan Caterson, 2005).
Terapi perilaku untuk mendukung pola makan sehat dan aktivitas fisik harus digunakan secara teratur karena bermanfaat dalam mencapai penurunan berat badan (Kopelman dan Caterson, 2005).
2.4.4 Terapi Medikamentosa
Obat penurun berat badan dapat digunakan sebagai bagian dari program penurunan berat badan yang juga harus melibatkan diet dan aktivitas fisik.
Umumnya terapi medikamentosa dianjurkan pada IMT lebih dari 30 atau lebih dari 27 yang disertai penyakit penyulit obesitas (Eckel, 2008).
Salah satu terapi medikamentosa yang sempat beredar di Eropa beberapa tahun yang lalu adalah rimonabant, tetapi rimonabant ini ditolak di Amerika Serikat oleh FDA, namun kemudian pada tahun 2007 ditarik dari peredaran karena terjadi peningkatan angka kejadian depresi, cemas, dan pikiran bunuh diri pada pemakai rimonabant (Astrup, 2010). Sibutramin ditarik dari peredaran karena adanya penelitian terbaru SCOUT (Sibutramine Cardiovascular Outcome Trial), yang menunjukkan peningkatan angka kesakitan penyakit infark
miokardial dan stroke bila sibutramin diberikan pada penderita obesitas dengan penyakit hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner dan riwayat stroke (James et al., 2010).
Orlistat juga mendapat penambahan label peringatan dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat tentang adanya risiko kerusakan hati yang dapat berakibat fatal walaupun kasusnya sangat jarang (FDA, 2010). Di Indonesia saat ini hanya ada dua obat penurun berat badan yang diizinkan oleh BPOM, yaitu orlistat (Xenical®) dan diethylpropion (Apisate®). Diethylpropion termasuk golongan simpatomimetik amin dengan efek samping yang agak mirip dengan sibutramine namun efeknya minimal.