• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Strategi Sektor Publik : Kendala dan Langkah

Dalam dokumen Manajemen Strategi Sektor Publik (Halaman 31-37)

BAB I TERMINOLOGI MANAJEMEN STRATEGI

C. Penutup

2.4. Manajemen Strategi Sektor Publik : Kendala dan Langkah

Kendala dalam melaksanakan manajemen strategis di sektor publik, terjadi karena karakteristik sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Kendala tersebut didefinisikan sebagai kondisi tetap yang cenderung ada untuk beberapa periode waktu yang suatu organisasi dan manajemen harus beradaptasi dan mengatasi masalah atas kendala tersebut. Adapun kendala yang terjadi di sektor publik dalam penerapan manajemen strategis ialah:

1. Karena adanya perbedaan mendasar dalam undang-undang dasarnya. Sektor publik menggunakan konstitusi negara tersebut, sedangkan sektor privat sangat fleksibel dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga perusahaan tersebut, menjadikan sektor publik lebih kaku dan ketika membuat suatu program kegiatan, harus melakukan cross check dengan undang-undang yang telah ada sehingga program tersebut tidak melanggar undang-undang dan sesuai prosedur instansi tersebut.

2. Karena organisasi publik merupakan perpanjangan tangan dari konstituen parlemen yang mengusung aspirasi rakyatnya, maka organisasi publik lebih terbuka untuk lingkungan eksternal dibanding swasta.

3. Adanya budaya yang sangat melekat dan menjadi karakteristik umum organisasi publik yaitu birokrasi. Yaitu prosedur pemerintah yang kadang rumit, berjenjang dan kaku, sehingga memerlukan waktu lama dalam menyelesaikan suatu tugas/

masalah.

4. Proses pengukuran kinerja di instansi pemerintah lebih sulit apabila dibandingkan dengan pengukuran kinerja pada sektor swasta. Output dan tujuan sektor swasta jelas yaituproduk atau jasa dijual sehingga memperoleh keuntungan sedangkan pemerintah memiliki cakupan kerja yang lebih luas dan rumit dalam mengukur tujuannya dan mengukur hasilnya (outcome dan impact).

5. Keterbatasan informasi bahkan asimetri informasi juga menjadi kendala bagi organisasi untuk dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang berkualitas.

Hal ini biasanya muncul karena adanya pembelokan tujuan insentif terkait penerapan manajemen strategi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam penerapan manajemen strategi pada organisasi sektor publik ialah sebagai berikut:

1. Mengurangi sentralisasi

Sentralisasi yang terlalu berlebihan pada organisasi sektor publik akan menghambat kemajuan organisasi, karena seluruh kewenangan dan tanggung jawab berada pada pimpinan puncak

2. Peningkatan Kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil dari tujuan organisasi.

Suatu organisasi dapat dikatakan memiliki kinerja yang optimal, karena organisasi tersebut mampu memberikan sesuatu yang menguntungkan organisasi. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian kinerja yang optimal, yaitu Ability (kemampuan) dan motivation (motivasi)

3. Pengembangan karier

Setiap pegawai yang bekerja pada organisasi sektor publik selalu menginginkan adanya peningkatan karier dalam pekerjaannya. Pengembangan karier itu sendiri merupakan proses implementasi perencanaan karier. Setiap manajer harus memliki sistem manajerial dalam mengelola pegawai, salah satunya adalah sistem pengembangan karier bagi pegawai dengan cara yang obyektif dan transparan.

4. Service quality

Kualitas pelayanan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menjaga keberhasilan dan keberlangsungan suatu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan merupakan suatu pelayanan yang berkualitas. Terdapat beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas, terdapat beberapa faktor kunci yang mempengaruhinya, yaitu: a. mengenali apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ; b. mengembangkan suatu kerangka ke arah kepuasan pelanggan; c. memperhatikan perangkat penunjang pelayanan, dengan perangkat penunjang tersebut akan sangat mendukung kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan.

5. Peningkatan SDM

SDM (sumber daya manusia) ialah personil atau pegawai yang bekerja dalam organisasi. Peningkatan SDM bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemberian kontribusi pada suatu organisasi melalui perbaikan, pengembangan dan peningkatan kemampuan pegawai dalam melakukan pekerjaan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara optimal.

Tolak ukur keunggulan organisasi yang menjalankan implementasi manajemen strategi (Nawawi, 2017), antara lain:

1. Profitabilitas

Keunggulan profitabilitas menunjukkan bahwa seluruh pekerjaan diselenggarakan secara efektif dan efisien dengan penggunaan anggaran yang hemat dan tepat, sehingga tidak terjadinya pemborosan.

2. Produktivitas Tinggi

Keunggulan ini menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan (kuantitatif) yang dapat diselesaikan cenderung meningkat, selain itu kekeliruan dan kesalahan dalam bekerja semakin berkurang dan kualitas hasilnya semakin tinggi, serta yang terpenting proses dan hasil memberikan pelayanan umum yang mampu memuaskan masyarakat.

3. Posisi Kompetitif

Keunggulan ini terlihat pada eksistensi organisasi non profit yang diterima, dihargai dan dibutuhkan masyarakat, sehingga setiap peraturan yang ditetapkan tentang pemberian pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan di bidang masing- masing, selalu dipatuhi, baik peraturan tentang cara melaksanakannya oleh personil di dalam organisasi maupun peraturan tentang cara memperoleh pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan jasa sebagai produk organisasi non profit. Sifat kompetitif ini terletak pada produknya yang memuaskan masyarakat.

4. Keunggulan Teknologi

Semua tugas pokok berlangsung lancar, dalam arti pelayanan umum dilkasanakan secara cepat, tepat waktu, sesuai kualitas berdasarkan tingkat keunikan dan kompleksitas tugas yang harus diselesaikan dengan tingkat kekeliruan rendah, hal ini dikarenakan mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini.

5. Keunggulan SDM

Di lingkungan organisasi non profit dikembangkan budaya organisasi yang menempatkan manusia sebagai faktor sentral, atau sumber daya penentu keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, SDM yang dimiliki terus dikembangka dan ditingkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan sikapnya terhadap pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat. Bersamaan dengan itu dikembangkan pula kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang dihadapi organisasi non profit pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang timbul sebagai pengaruh globalisasi di masa yang akan datang.

6. Iklim Kerja

Tolak ukur ini menunjukkan bahwa dalam bekerja terlaksana dan dikembangkan etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi, dengan selalu mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan/atau organisasi.

RANGKUMAN

Kondisi perubahan lingkungan organisasi yang bergerak begitu cepat, menuntut seorang manajemen atau pimpinan organisasi untuk mampu melakukan antisipasi terjadinya perubahan yang datang, sebab perubahan yang terjadi pada organisasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.

Strategi dalam sektor publik semakin populer karena strategi ialah suatu metode untuk mengatasi perubahan yang terjadi pada organisasi di sektor publik. Banyak pemimpin pada sektor publik telah menyadari bahwa permasalahan yang komplek dan rumit pada organisasi dapat diselesaikan dengan menerapkan manajemen strategi. Hal ini karena manajemen strategis mampu menjawab segala permasalah pada organisasi dengan mengarahkan, meningkatkan kemampuan serta memotivasi para anggota dalam organisasi. Jadi, penerapan manajemen strategi pada sektor publik merupakan alat yang ampuh untuk mengatasi masalah-masalah dalam organisasi.

C. PENUTUP

PERTANYAAN EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Jelaskan perbedaan organisasi sector public dan organisai sector swasta!

2. Jelaskan dan sebutkan karakteristik organisasi sector publik!

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen sector publiK!

4. Mengapa Sektor publik memerlukan manajemen strategi?

5. Jelaskan hambatan atau kendala yang terjadi dalam penerapan manajemen strategi pada organisasi sector publik!

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2016, Strategi Manajemen Sektor Publik, Jakarta : Salemba Empat

Nawawi, Hadari. 2017. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan , Cetakan kelima, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Purwanto, Bambang Heru dan Muhamad Nur afandi. 2021., Manajemen Strategi Sektor

Renyowijoyo, Muindro. ,2012. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba, Edisi 3.

Bogor : Mitra Wacana Media

Supanto, Fajar. 2019., Manajemen Strategi Organisasi Publik dan Privat, Malang : Empatdus Media

Wheelen, Thomas, L dan Hunger, J David. 2001, Manajemen Strategis, terjemahan Agung Yulianto, Yogyakarta : Penerbit Andi.

Model dan Proses Manajemen Strategi

Bab 3

A. PENDAHULUAN

Capaian Pembelajaran :

1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Langkah dasar dari manajemen strategi melalui model manajemen startegi.

2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses manajemen strategi

B. MATERI

3.1. Model Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan istilah yang lebih luas yang tidak hanya mencakup pada tahap-tahap yang telah diidentifikasi tetapi juga pada tahap-tahap sebelumnya dalam

menetapkan visi , misi serta tujuan organisasi dalam konteks lingkuingan eksternalnya.

Langkah awal manajemen strategi dapat dilihat melalui penggunaan model manajemen strategi.

Model manajemen strategis mengidentifikasi konsep strategi dan elemen-elemen yang diperlukan untuk mengembangkan strategi organisasi dalam meraih misinya.

Model manajemen strategi digunakan untuk membuat penentuan strategi, melalui pendekatan-pendekatan strategis. Menurut Supanto (2019) Tinjauan model manajemen sgrategis utama menunjukkan bahwa semua mereka termasuk elemen-elemen berikut:

1. Melakukan analisis lingkungan 2. Menentukan arah organisasi 3. Menetapkan strategi organisasi

4. Mengevaluasi dan mengendalikan strategi

5. Manajemen strategi merupakan proses yang berkelanjutan dan dinamis. Oleh karen itu, harus dipahami bahwa setiap elemen berinteraksi dengan elemen lainnya dan bahwa interaksi ini sering terjadi secara bersamaan.

Beberapa model disajikan secara singkat dibawah ini:

1. Model Glueck

William F Glueck mengembangkan beberapa model manajemen strategis berdasarkan proses pengambilan keputusan umum. Fase model ini adalah sebagai berikut :

• Elemen manajemen strategis : “…untuk menentukan misi, sasaran dan nilai perusahaan dan pembuat keputusan utama”.

• Analisis dan diagnosis : “…untuk mencari lingkungan dan mendiagnosis dampak dari ancaman dan peluang”.

• Pilihan : “…untuk mempertimbangkan berbagai alternatif dan memastikan bahwa strategi yang tepat dipilih”.

• Implementasi : “…untuk mencocokkan rencana, kebijakan, sumber daya, struktur dan gaya administrasi dengan strategi”.

• Evaluasi : “…untuk memastikan strategi dan implementasi akan mencapai tujuan “.

Sebagai kontribusi besar untuk proses manajemen strategis, Glueck mempertimbangkan dua elemen, yaitu: “tujuan perusahaan atau tujuan organisasi yang meliputi misi dan tujuan organisasi, strategi organisasi”. Selain itu , Glueck memerinci proses perencanaan menjadi fungsi dan analisis dan diagnosis, pilihan, implementasi dan evaluasi. Model ini juga memperlakukan factor kepemimpinan, kebijakan dan organisasi. Namun, Glueck menghilangkan kegiatan perencanaan strategi jangka menengah dan jangka pendek yang penting.

2. Model Thompson dan Strickland

Thompson dan Strickland (2001), Fenik (2001), Suaedi (2019) mengembangkan beberapa model manajemen strategis. Menurut pendapatnya, “manajemen strategis ialah proses yang berkelanjutan, artinya tidak ada yang final dan semua tindakan dan keputusan sebelumnya tunduk pada modifikasi masa depan”. Terdapat enam elemen utama manajemen strategi yang terdiri dari:

• Set a mission and goals (menentukan misi dan tujuan)

• Assess the environment (menilai lingkungan)

• Appraise company capability (mengukur kapabilitas dari organisasi)

• Craft the strategy (menysusun strategi)

• Implement the strategy (mengimplentasikan strategi)

• Evaluate and control the strategy (mengevaluasi dan mengendalikan strategi.

Secara umum, model tersebut menyoroti hubungan antara misi organisasi, tujuan jangka Panjang dan jarak dekat dan strategi.

3.2. Proses Manajemen Strategi

Ismail (2012) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan proses manajemen strategi ialah rangkaian proses dalam aktivitas pengambilan keputusan strategis yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam mendukung pencapaian tujuan. Pada kegiatan proses manajemen strategik, seorang manajer melakukan tahap mengolah input . input tersebut diperoleh dari evaluasi terhadap visi, misi, tujuan dan strategi yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan pada saat ini, serta melakukan analisis terhadap linkungan internal organisasi. Pada tahap pengolahan input ini, visi dan misi perusahaan atau organisasi dapat dirumuskan, selain itu dengan melakukan analisis internal maka organisasi atau perusahaan akan dapat melakukan identifikasi terhadap sejumlah ancaman dan peluang yang ada sehingga dapat mencapai daya saing yang strategis.

Proses manajemen strategis merupakan seperangkat lengkap dalam membuat keputusan, tindakan dan komitmen yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Proses manajemen strategis berarti aktivitas yang dilakukan dalam menentukan strategi organisasi, sebuah proses yang mana para manajemen membuat pilihan strategi bagi organisasi untuk mencapai kinerja yang lebih unggul. Tahap dalam proses manajemen strategi meliputi:

1. Pemindaian Lingkungan (Environmental Scanning)

Pemindaian lingkungan merupakan tahap awal dalam proses manajemen strategi.

Pada tahap ini, dilakukan proses pengumpulan, meneliti serta menyediakan informasi untuk tujuan strategis. Dalam langkah ini, digunakan untuk melakukan analisis faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi suatu organisasi.

Setelah melaksanakan proses analisis lingkungan, selanjutnya manajemen harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan dan berusaha untuk melakukan perbaikan.

2. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Perumusan strategi atau strategy formulation adalah “proses menentukan tindakan terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Setelah melakukan pemindaian lingkungan, manajer merumuskan strategi perusahaan, bisnis dan fungsional.

Perumusan Strategi ini meliputi kegiatan pengembangan Visi dan Misi organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi serta membuat sejumlah strategi alternative untuk organisasi dan kemudian memilih strategi tertentu yang cocok untuk digunakan”.

3. Penerapan Strategi (Strategy Implementation)

Penerapan strategi atau Strategy Implementation ini “menerapkan strategi yang telah dirumuskan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Langkah ini menempatkan strategi yang telah dipilih oleh organisasi ini menjadi tindakan yang nyata. Penerapan atau Implementasi strategi ini juga termasuk merancang struktur organisasi, mendistribusikan sumber daya, mengembangkan proses pengambilan keputusan dan mengelola sumber daya manusia”.

4. Pengevaluasian Strategi (Strategy Evaluation)

Pengevaluasian strategi atau Strategy Evaluation adalah “langkah terakhir dari proses manajemen strategi. Kegiatan evaluasi strategi utama adalah menilai faktor- faktor internal dan eksternal yang merupakan akar dari strategi ini, mengukur kinerja dan mengambil tindakan-tindakan perbaikan. Evaluasi ini memastikan bahwa strategi organisasi beserta penerapannya telah memenuhi tujuan organisasi”.

Gambar 3.1. Proses manajemen Strategi

Sumber : Thompson (2001)

Komponen-komponen tersebut merupakan Langkah-langkah yang dilakukan dalam urutan kronologis, Ketika membuat rencana manajemen strategis baru. Organisasi yang telah membuat rencana manajemen strategis, akan Kembali ke Langkah-langkah ini sesuai dengan persyaratan situasi, sehingga membuat perubahan penting.

3.3. Tahapan Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategi merupakan pendekatan logis, sistematis, dan obyektif untuk menentukan arah masa depan perusahaan atau organisasi. Terdapat 3 tahapan dalam proses manajemen strategi, yaitu : formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.

1. Formulasi Strategi

Formulasi strategi atau perumusan strategi adalah proses pembentukan visi, misi dan tujuan organisasi serta memilih diantara strategi alternatif. Kadang-kadang perumusan strategi ini juga disebut sebagai perencanaan strategi. Perumusan strategi merupakan pengembangan perencanaan jangka panjang untuk pengelolaan yang efektif melalui analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi. Pada tahap formulasi strategi ini meliputi penetapan visi, misi, tujuan, strategi dan penetapan kebijakan (Wheelen dan Hunger, 2012)

2. Implementasi Strategi

Implementasi strategi merupakan proses menerjemahkan strategi dan kebijakan kedalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran biaya dan prosedur.

Proses ini mencakup adanya perubahan-perubahan dalam budaya, struktur dan sistem manajemen secara komprehensif dalam organisasi. (Wheelen dan Hunger, 2012)

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi merupakan bagian akhir dari dari manajemen strategi yang perlu dilaksanakan karena keberhasilan yang dicapai saat ini tidak bisa menjadi jaminan bagi kesuksesan di masa mendatang. Evaluasi merupakan tahap akhir dari manajemn strategi yang memiliki 3 kegiatan pokok yaitu : mengkaji ulang faktor internal dan eksternal organisasi yang menjadi dasar perumusan strategi yang diterapkan saat ini ; mengukur kinerja dan melakukan tindakan korektif. (Wheelen dan Hunger, 2012)

RANGKUMAN

Manajemen strategi adalah istilah yang lebih luas yang mencakup tidak hanya tahap-tahap yang telah diidentifikasi tetapi juga lagkah-langkah sebelumnya dalam menentukan visi , misi dan tujuan organisasi dalam konteks lingkuingan eksternalnya. Model manajemen strategis mengidentifikasi konsep strategi dan elemen-elemen yang diperlukan untuk pengembangan strategi yang memungkinkan organisasi untuk meraih misinya. Model manajemen strategi digunakan untuk membuat penentuan strategi. Proses manajemen strategi meliputi empat Langkah, yaitu : pemindaian lingkungan, perumusan strategi, penerapan strategi dan pengevaluasian strategi.

C. PENUTUP

PERTANYAAN EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Jelaskan pengertian proses manajemen strategi!

2. Sebutkan komponen-komponen yang ada dalam tahapan-tahapan manajemen strategi!

3. Jelaskan proses manajemen strategi dan buatlah gambarnya!

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2016, Strategi Manajemen Sektor Publik, Jakarta : Salemba Empat

Nawawi, Hadari. 2017. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan , Cetakan kelima, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Purwanto, Bambang Heru dan Muhamad Nur afandi. 2021., Manajemen Strategi Sektor Publik” , Cetakan kesatu, Bandung : Refika Aditama.

Renyowijoyo, Muindro. ,2012. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba, Edisi 3.

Bogor : Mitra Wacana Media

Suaedi, Falih., 2019.Dinamika Manajemn Strategis Sektor Publik Di Era Perubahan, Penerbit : Airlangga University Press

Supanto, Fajar. 2019., Manajemen Strategi Organisasi Publik dan Privat, Malang : Empatdus Media

Wheelen, Thomas, L dan Hunger, J David. 2001, Manajemen Strategis, terjemahan Agung Yulianto, Yogyakarta : Penerbit Andi.

Analisis Lingkungan Strategi

Bab 4

A. PENDAHULUAN

Capaian Pembelajaran :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakkukan analisis lingkungan organisasi

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan analisis lingkungan internal organisasi

3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan analisis dan lingkungan eksternal

4. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

komponen lingkungan internal dan eksternal

B. MATERI

4.1. Lingkungan Umum

Sebelum membahas mengenai lingkungan internal dan lingkungan ekternal organisasi secara lebih mendalam, terlebih dahulu akan dibahas mengenai lingkungan organisasi secara umum. Lingkungan umum organisasi atau yang sering disebut dengan general merupakan lingkungan yang telah dipetakan kedalam cakupan yang lebih luas.

Lingkungan umum atau lingkungan general merupakan salah satu unsur penting yang mendukung keberhasilan organisasi dalam persaingan.

Pada organisasi sektor publik, lingkungan umum ini akan berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi, karena menurut Hitt, Duanne & Robert dalam Suaedi (2019) dijelaskan bahwa lingkungan umum atau general berkaitan secara langsung dengan publik.

Lingkungan umum atau general yang disebut dengan lingkungan jauh merupakan unsur-unsur dalam masyarakat di lingkungan tersebut yang bersumber dari luar organisasi. Lingkungan umum ini dapat memberi dampak secara langsung pada organisasi. Analisis lingkungan Umum atau global merupakan bagian dari analisis lingkungan yang komprehensif, hal ini digunakan oleh perencana strategi untuk mengantisipasi kemungkinan peluang dan membuat rencana serta melakukan tanggapan pilihan terhadap peluang ini. Analisis lingkungan umum ini menggambarkan lingkungan makro suatu organisasi.

Analisis lingkungan umum diperlukan oleh manajemen puncak agar dapat mengerti dan memahami situasi lingkungan organisasi secara menyeluruh sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan. Selain itu, agar manajemen memiliki kemampuan dalam merespon setiap isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap organisasi atau perusahaan.

Purwanto dan Afandi (2021), menjelaskan unsur-unsur lingkungan umum meliputi : Sosio-ekonomi, teknologi dan kebijakan pemerintah.

1. Unsur sosio-ekonomi

Unsur sosio-ekonomi terdiri dari faktor ekonomi, iklim, serta sosial yang dapat membantu ataupun menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya. Ketiga factor tersebut, saling terkait satu dengan lainnya dan merupakan suatu rangkain factor yang sulit untuk dipisahkan. Kondisi ekonomi suatu negara dapat memberikan dampak terhadap organisasi publik dan organisasi privat yang ada didalam negara tersebut. Berbagai segi ekonomi yang harus dipertimbangkan yaitu perkembangan ekonomi global; pelesterian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi ; hadirnya korporasi mulitinasional ; serta pendanaan. Dalam suatu pemerintahan, factor ekonomi ini merupakan factor yang sangat penting, hal ini karena factor ekonomi

berhubungan dengan masalah pembiayaan dan kesejahteraan. Faktor ekonomi yang mampu mempengaruhi pemerintahan terutama dari sisi kebijakan publik.

Beberapa aspek ekonomi yang menjadi pertimbangan, terdiri dari : defisit anggran pemerintah, pola konsumsi masyarakat, tren pengangguran, nilai kurs mata uang, tingkat suku bunga, kebijakan fiscal, kebijakan moneter, perbedaan penghasilan menurut kelompok umur dan daerah, kebijakan negara-negara donor , tren pasar saham, tarif pajak, factor ekspor/impor dan sebagainya.

2. Unsur teknologi

Unsur teknologi dapat memberi peluang yang besar untuk meningkatkan hasil dan pencapaian tujuan organisasi. Perubahan yang terjadi pada teknologi dan ilmu pengetahuan dapat mengubah cara pandang pemerintah terhadap aktivitas dalam menjalankan tugas-tugasnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat membantu pemerintah dalam hal pelayanan publik kepada masyarakat yang secara optimal.

3. Unsur kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah mempunyai pengaruh secara langsung terhadap keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan melalui peluang dan ancaman yang ditimbulkan. Kebijakan pemerintah seperti kebijakan dibidang produksi, perizinan usaha, investasi, kebijakan fiscal, kebijakan moneter, harga, undang- undang dan lain-lain akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kegagalan dan keberhasilan perusahaan atau organisasi melalui ancaman dan peluang yang muncul.

Menurut Suwarsono (1994) Terdapat pendekatan utama dalam melakukan analisis lingkungan umum, yaitu:

1. Irregukar approach (Pendekatan tidak regular).

Pada dasarnya, pendekatan ini ialah pendekatan dadakan. Analisa lingkungan umum hanya dibuat ketika terjadi suatu peristiwa tertentu yang kemungkinan dapat mempengaruhi prospek perusahaan atau organisasi.

2. Regulara pproach (pendekatan regular)

Pendekatan regular berusaha untuk memperbaharui dan melengkapi sejumlah variabel lingkungan makro secara periodik. Variabel-variabel yang dianggap relevan dan signifikan dipilih secara selektif

3. Continuous approach ( Pendekatan kontinyu)

Pendekatan ini dilakukan secara ajek menganalisa sejumlah variabel lingkungan makro yang digunkan sebagai masukan penyususnan perencanaan korporat.

Tahapan-tahapan untuk melakukan analisis lingkungan umum, teridiri dari :

1. Mengidentifikasi dan menyeleksi variabel atau indikator dari lingkungan makro yang relevan dan secara signifikan dianggap berpengaruh terhadap prospek perusahaan atau organisasi.

2. Mengetahui karakter masing-masing indikator yang telah terseleksi

3. Mengetahui implikasi manajerial, secara langsung maupun tidak langsung yang dapat dan mungkin bisa ditimbulkan oleh masing-masing indikator atau kombinasi antar indikator. Implikasi yang hendak dicari biasanya berkaitan dengan berbagai manajemen fungsional yang telah lazim dikenal, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.

4. Setelah implikasi manajerial yang ditimbulkan dapat diketahui oleh manajemen, kemudian dirumuskan berbagai langkah antisipasi strategi oleh manajemen.

(Suwarsono, 1994)

Tahapan tersebut diatas merupakan standar prosedur analisis lingkungan umum.

Hendaknya, seorang perencana strategi memilah indikator yang cenderung membuka peluang bisnis dan indikator lain yang dapat menimbulkan ancaman bagi pengembangan organisasi. Setelah mengatahui indikator-indikator yang dapat mengancam organisasi, maka barulah diambil tindakan selanjurnya yaitu mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Dengan melakukan pengambilan keputusan yang tepat, maka akan dapat mengubah sebuah ancaman menjadi peluang.

Analisis lingkungan umum dibutuhkan oleh organisasi pada sektor publik , dengan adanya analisis lingkungan umum maka organisasi sektor publik akan dapat memilih strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Hal ini diperlukan agar organisasi sektor publik dapat menentukan tindakan preventif dan antisipatif atas perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga organisasi sector publik bisa secara cepat beradaptasi terhadap terjadinya perubahan-perubahan tersebut sehingga menjadi organisasi yang mampu bertahan pada situasi dan kondisi lingkungan yang sangat rumit.

4.2. Hakikat Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal

Lingkungan yang ada didalam organisasi disebut dengan lingkungan internal.

Lingkungan internal memiliki pengaruh langsung pada suatu organisasi. Komponen utama dalam lingkungan internal ialah kekuatan dan kelemahan organisasi. Beberapa definisi tentang lingkungan internal, ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Dalam dokumen Manajemen Strategi Sektor Publik (Halaman 31-37)