• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unsur-Unsur Analisis SWOT

Dalam dokumen Manajemen Strategi Sektor Publik (Halaman 65-74)

BAB V ANALISIS SWOT

5.3. Unsur-Unsur Analisis SWOT

Sedangkan Pearce and Robinson (2007) mengatakan bahwa analisa SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. Analisis tersebut terbentuk atas asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari kesesuaian yang baik antara sumber daya internal perusahaan dengan situasi eksternalnya. Sebagai contoh dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Strengths (kekuatan), merupakan suatu kondisi yang menjadi sebuah kekuatan bagi organisasi. Kekuatan juga merupakan suatu sumber daya yang membuat organisasi memiliki keunggulan dibandingkan dengan para pesaingnya.

2. Weakness (kelemahan), merupakan sebuah kondisi yang menjadi kekurangan ataupun kelemahan yang ada pada suatu organisasi. Kelemahan ini bisa disebabkan oleh sarana dan prasarana yang terbatas, lemahnya SDM organisasi, output pada produk yang belum bisa bersaing dengan produk dari perusahaan lainnya dan sebagainya.

Yang terpenting adalah, bagaimna sebuah organisasi dapat membangun suatu kebijakan sehingga bisa meminimalisir kelemahan yang ada.

3. Opportunities (peluang), merupakan kondisi lingkungan eksternal organisasi yang menguntungkan bagi organisasi, bahkan hal ini dapat digunakan menjadi sebuah senjata untuk memajukan organisai. Peluang dapat terjadi dari sisi ekonomi dan

juga terjadi dari sisi sosial budaya, misalnya gaya hidup dan trend yang terjadi.

Manajemen puncak dapat mengetahui hal-hal eksternal mana yang bisa dijadikan peluang dengan cara membandingan kekuatan dan kelemahan organisasi dengan analisis internal pesaing.

4. Thareats (ancaman), ancaman ini merupakan suatu kondisi sebaliknya dari peluang, yaitu situasi lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan yang dapat menggangu jalannya kelancaran roda orgaisasi. Ancaman harus dikenali secara cermat agar ancaman bisa segera ditanggulangi, karena jika tidak ditanggulangi akan dapat menjadi penghambat dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut Rangkuti (2015) Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O and T).

dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar organisasi yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan. Faktor ini mencakup lingkungan industri (industry environment), ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.

2. Faktor internal

Faktor ini akan mempengaruhi terbentuknya strength and weaknesses (S dan W) dimana faktor ini menyangkut kondisi yang terjadi dalam organisasi, dimana hal ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan, system informasi manajemen, dan budaya perusahaan (corporate culture).

SWOT dapat dilakukan oleh para administrator baik secara individual maupun secara berkelompok didalam organisasi. Jika dilakukan secara berkelompok hasil nya akan lebih efektif dan obyektif serta organisasi lebih fokus dalam memenangkan persaingan. Sebab, dari proses tersebut akan mampu menciptakan konsep strategi dalam memenangi persaingan.

5.4. Matrik Ananlisis Swot Dalam Pemberdayaan UKM Batik

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau perusahaan yang menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi/perusahaan sehingga dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan organisasi/perusahaan.

Matriks ini meghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T (Rangkuti, 2015)

Tabel 5.1. Matriks SWOT

Sumber : Rangkuti, 2015.

Isu- isu strategi dalam kegiatan pemberdayaan UKM perlu dilakukan tindak lanjut agar UKM di Kota Surabaya, khususnya UKM Batik Semanggi agar memiliki keunggulan bersaing. Untuk itu perlu dilakukan strategi yang tepat. Strategi ialah tujuan jangka Panjang dari suatu organisai, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2015).

Berdasarkan analisis terhadap factor-faktor lingkungan internal dan eksternal serta berdasarkan hasil SWOT, maka dapat dilakukan pemetaan lingkungan internal dan eskternal pada UKM Batik Semanggi Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

1. Analisis internal kelompok pengrajin Batik Semanggi Kota Surabaya.

Analisis initernal dilakukan untuk menggali informasi yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh kelompok pengrajin Batik Semanggi Kota Surabaya. Unsur kekuatan ini memiliki nilai positif dan dapat digunakan sebagai pendorong untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilakan oleh ibu-ibu kelompok pengrajin batik semanggi. Sedangkan faktor kelemahan memiliki nilai negatif atau menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan daya saing

produk batik semanggi. Adapun unsur-unsur kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh kelopmpok pengrajin batik semanggi meliputi:

• Kekuatan

– Kualitas SDM, dalam hal ini kemampuan SDM dalam membatik cukup mumpuni

– Terdapat manajemen / tata Kelola yang cukup baik dan diterapkan dalam produksi membatik

– Mtif khas yang ikonik membuat batik semanggi memiliki ciri khas – Telah menerapkan teknologi pewarnaan alami

• Kelemahan

– Kuantitas SDM yang terbatas

– Aspek kemampuan pemasaran yang terbatas dan belum menerapkan pemasaran secara online

– Motif batik semanggi belum terdaftar sebagai hak kekayaan intelektual – Kapabilitas dalam pemasaran masih terbatas

– Volume produksi masih terbatas, karena pembuatan batik hanya berdasarkan pesanan.

2. Analisis Eksternal kelompok pengrajin Batik Semanggi Kota Surabaya

Analisis eksternal dapat digunakan untuk memetakan peluang dan ancaman.

Peluang merupakan komponen yang bernilai positif (pendorong) bagi pengrajin batik semanggi untuk meningkatkan daya saing produk, sedangkan ancaman merupakan komponen yang memiliki nilai negatif (penghambat) bagi peningkatan daya saing produk batik. Peluang dan ancaman dalam meningkatkan produk batik semanggi yaitu :

• Peluang

– Batik semanggi memiliki para konsumen yang setia, seperti misalnya pegawai pemerintahan dalam hal ini adalah pegawai di kecamatan benowo, guru-guru di kecamatan benowo dan organisasi kemasyarakatan seperti misalnya Fatayat NU Kota Surabaya.

– Pemerintakh Kota Surabaya dalam hal ini melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Surabaya telah memberi peluang untuk melakukan ekspor produk batik Semanggi. Hal ini tentu saja menjadi peluang besar bagi pengrajin batik semnaggi Kota Surabaya untuk merambah ke pasar luar negeri.

– Adanya program pelatihan bagi kelompok pengrajin untuk meningkatkan kemampuannya dalam membatik, diikutsertakan dalam pameran dan adanya pemberian bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya, agar kelompok pengrajin batik semanggi dapat meningkatkan daya saing hasil produknya

– Terapat dukungan dari perguruan tinggi dan organisasi kemasyarakatan dalam pengembangan produk batik semanggi. Dukungan tersebut berupa pemberian pelatihan pengembangan desain batik dan adanya pesanan sebagai seragam.

– Peluang pemasaran secara online, tentu saja hal ini dapat menjadi peluang bagi pengrajin batik semanggi untuk mendongkrak pemasaran produk batik semanggi.

• Ancaman

– Munculnya pesaing bagi pengrajin batik khas atau ikonik lain di Kota Surabaya. Di Kota Surabaya mulai banyak berkembang produk batik- khas lainnya, hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi pengrajin batik semnaggi untuk dapat bersaing dengan produk sejenisnya.

– Munculnya produk batik printing yang menawarkan harga lebih murah.

Hal ini mengakibatkan, daya saing produk batik semanggi Kota Surabaya menjadi berkurang karena adanya batik printing tersebut.

– Dibukanya JLLB (Jalur Lingkar Luar Barat) di Kota Surabaya mengakibatkan adanya rekolasi beberapa rumah anggota pengrajin batik semanggi. Hal ini juga mempengaruhi jumlah anggota pengrajin berkurang dan berpengaruh pula pada jumlah produksi batik semanggi.

Dari uraian SWOT pengrajin batik semanggi Kota Surabaya, maka dapat digambarkan matrik SWOT sebagai berikut:

Tabel 5.2. Matrik SWOT UKM Batik Semanggi Kota Surabaya

Sumber : Hardjati (2020)

RANGKUMAN

Analisis SWOT yang adalah singkatan atau akronim dari 4 yaitu Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Analisis SWOT merupakan strategi yang mendasar bagi para stakeholder (pemangku kepentingan) dalam menetapkan tujuan organisasi di masa depan dan merumuskan strategi organisasi agar dapat meningkatkan daya saing organisasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui komponen internal dan eksternal dapat mempengaruhi perkembangan organisasi atau perusahaan. Pendekatan ini merupakan suatu penilaian atau evaluasi untuk menyeimbangkan antara faktor internal organisasi (kelemahan dan kekuatan) dengan faktor eksternal organisasi (peluang dan ancaman).

C. PENUTUP

PERTANYAAN EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Apa yang dimaksud dengan analisis SWOT?

2. Mengapa organisasi atau perusahaan harus menerpakan analisis SWOT?

3. Jelaskan unsur-unsus dalam analisis SWOT!

4. Mengapa matrik SWOT diperlukan ? Jelaskan dan gambarkan matrik nya!

DAFTAR PUSTAKA

Afin. 2013. Menciptakan SDM Berkualitas. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

David, Fred R. 2012. Manajemen Strategis Konsep, Buku 1 Edisi 12, Terjemahan Dono Sunardi, Jakarta : Salemba Empat.

Erwin Suryatama, 2014. Lebih Memahami Analisis SWOT Dalam Bisnis, Yogyakarta : Kata Pena

Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta.

Fatimah, Fajar Nur’aini Dwi. 2016., Teknik Analisis SWOT :Pedoman Menyusun Strategi Yang Efektif dan Efisien serta cara mengelola kekuatan dan ancaman, Cetakan 1, Yogyakarta : Quadrant

Isniati dan M. Rizki Fajriansyah. 2019. Manajemen Strategik Intisari konsep dan Teori, Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Hardjati, Susi dkk. 2020. Determinant strategies in empowering batik craftsmen to increase competitiveness, Journal Of Social Science Research, Vol 16 (2020), ISSN : 2321-1091, Page 93-96, DOI: https://doi.org/10.24297/jssr.v16i.8878

Mariantha, N. (2018). Manajemen Biaya (Cost Management). Sulawesi Selatan: Celebes Media Prakasa.

Formulasi Strategi

Bab 6

A. PENDAHULUAN

Capaian Pembelajaran :

1. Mahasiswa dapat dan mampu menjelaskan makna strategi bagi organisasi .

2. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek penting dalam merumuskan strategi organisasi.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian visi dan syarat dalam merumuskan visi, serta menjelaskan karakteristik visi yang efektif.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan defini tentang misi,

karakteristik misi dan proses merumuskan misi

B. MATERI

6.1. Mengenal Formulasi Strategi

Pada dasarnya, formulasi strategi merupakan langkah-langkah dalam menyusun atau menetapkan tujuan organisasi dan menetapkan rencana strategi tentang program yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang, artinya bahwa perumusan strategi merupakan suatu kegiatan menyusun rencana jangka panjang bagi kelangsungan hidup organisasi. Perumusan strategi dilakukan oleh manajemen puncak dan dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan menyusun rumusan strategi, dapat dipastikan roda organisasi dapat berjalan dan berfungsi sesuai dengan desain rumusan yang telah dibuat sebelumnya.

Dalam membuat perumusan strategi, organisasi perlu mempertimbangkan aspek lingkungan eksternal yaitu opportunity serta threat, disamping itu juga harus mengedepankan seberapa besar kekuatan yang dimiliki dan bagaimana menanggulangi kelamahan yang dimiliki organisasi. Hal ini karena formulasi strategi merupakan tahapan awal dari proses manajemen strategi yang dimaksudkan untuk membangun visi, misi dan tujuan organisasi, serta merancang strategi dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Taufiqurokhman (2016) “rumusan strategi melibatkan tindakan analisis situasi baik secara internal dan eksternal, secara mikro dan makro, yaitu mengatur sasaran, menentukan visi dan misi jangka panjang, keseluruhan tujuan perusahaan (baik finansial dan strategis), tujuan taktis, dan perencanaan”.

Senada dengan hal tersbut diatas, Hunger dan Wheleen (2013) menjelaskan bahwa perumusan strategi atau formulasi strategi yaitu pembangunan rencana dalam jangka panjang untuk mengelola secara efektif kesempatan atau peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Pendapat senada juga disampaiak oleh Novianto (2019), yang menyatakan bahwa “perumusan strategi merupakan penyusunan langkah-langkah aktivitas organisasi di masa yang akan datang melalui cara membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan dan kebijakan strategis dalam rangka meraih visi dan misi organisasi maupun mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Penentuan program kegiatan yang dilakukan pada tahap formulasi yang biasa dilakukan oleh organisasi swasta, sekarang juga dilakukan oleh organisasi pada sektor publik. Hal itu memang perlu dilakukan karena sektor publik harus membuat rencana jangka panjang agar dapat mewujudkan tujuan pembangunan misalnya melalui RPJP atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang.

Isu formulasi strategi pada organisasi sektor publik atau pemerintah biasanya meliputi pembangunan apa yang akan dilakukan, bagaimana caranya mengalokasikan

sumberdaya, dalam melaksanakan proses pembangunan apakah perlu dilakukan kerjasama dengan pihak swasta, seberapa berapa pengaruh politik dalam mencapai tujuan pemerintah. Keputusan formulasi strategi ini mengikat sektor publik atau pemerintah sumbaer daya yang dimiliki, barang dan jasa publik, dan teknologi yang spesifik untuk waktu yang panjang. Manajer strategik pada organisasi publik harus mempunyai sudut pandang yang baik dalam memahami keputusan formulasi strategi secara komprehensif, serta manajer strategik mempunyai kewenangan dalam menempatkan sumberdaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.

Akdon (2006) menyatakan “perumusan startegi terdiri dari apa visi dan misi yang akan diharapkan serta tujuan yang akan diperoleh oleh organisasi tersebut sebagai pedoman dalam penggambilan kebijakan”. Strategi yang dirumuskan tersebut juga bersifat praktis karena berorientasi pada aksi yang didasarkan pada pengujian hasil faktor internal dan faktor sekternal organisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perumusan strategi yaitu : “(1) menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai dengan tepat sehingga dapat digunakan sebagai acuan operasional kegiatan organisasi terutama dalam pencapaian tujuan akhir organisasi, (2) mengenali lingkungan dimana organisasi berada, (3) melakukan analisis yang bermanfaat dalam positioning organisasi untuk mempertahankan eksistensi dan melaksanakan tujuannya”.

Oleh karena itu, pada proses perumusan strategi ini seorang pimpinan hendaknya harus memanfaatkan seluruh SDM yang ada di organisasi untuk secara bersama menyusun rumusan strategi yang efektif guna mengembangkan organisasi yang dikelola.

Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan rasa memiliki antara satu dengan yang lainnya, serta menimbulakan rasa tanggung jawab sehingga mudah dalam menjalankan rumusan strategi yang telah dibuat sebelumnya.

6.2. Perumusan Visi dan Misi Strategi Pengertian Visi

Langkah pertama dalam perumusan strategi ialah menetapkan visi. Bagi organisasi, visi merupakan suatu cita-cita atau impian masa depan yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu tertentu. Visi merupakan gambaran tentang aspirasi dasar dari sebuah organisasi, yang biasanya merupakan sebuah inisiatif dari seorang pemimpin organisasi yang juga didukung oleh seluruh anggota organisasi. Visi dapat diartikan sebagai suatu gambaran mengenai rencana di masa depan yang realistis. yang akan dicapai oleh organisasi dan berjangka waktu 10-20 tahun ke depan (Luis et al, dalam Isniati dan Fajriansyah, 2019).

Akdon (2007) menyatakan bahwa, “Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang”.

Hax dan Majluf yang dikutip oleh Akdon (2007), visi merupakan sebuah pernyataan yang digunakan sebagai sarana bagi organisasi untuk:

1. Mengkomunikasikan alasan tujuan keberadaan organisasi.

2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan pemangku kepentingan atau stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).

3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.

Menurut Siagian (2019), “visi ialah rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah oragnisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi. Visi juga merupakan suatu hal yang sangat krusial bagi organisasi untuk menjamin kesuksesan jangka panjang”. Pernyataan visi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis atau yang diucapkan perlu ditafsirkan dengan baik agar tidak mengandung multi tafsir, sehinga bisa digunakan sebagai pedoman atau acuan yang dapat mempersatukan semua unsur dalam suatu organisasi.

Aditya (2010) menyatakan, “Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang”.

Pendapat yang lain tentang visi dikemukan oleh Arman yang dikutip oleh Orvala dkk (2019), “visi adalah pernyataan yang mendefinisikan sesuatu yang ingin dicapai organisasi di waktu yang akan datang”. Senada dengan pendapat tersebut, Ancok (2007) menyatakan bahwa “visi adalah suatu pernyataan yang berisikan arahan yang jelas tentang apa yang akan diperbuat oleh perusahaan di masa yang akan datang”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa visi ialah suatu pernyataan yang menyeluruh atau komprehensif tentang segala aspek yang diharapkan oleh suatu organisasi di masa depan dan digunakan sebagai pedoman maupun arah tujuan untuk jangka panjang.

Penetapan visi bertujuan untuk : ( Isniati dan Fajriansyah, 2019)

1. Menyatakan impian atau cita-cita organisasi yang ingin dicapai pada masa depan 2. Memberikan arah dan fokus organisasi

3. Menjadi perekat dan mempersatukan berbagai gagasan strategis 4. Mengintergrasikan seluruh sumber daya organisasi

5. Menumbuhkan komitmen pada seluruh jajaran yang ada dalam lingkungan organisasi

6. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi

7. Sebagai wahana yang digunakan untuk membangun makna bersama

8. Menggugah inspirasi bagi setiap anggota untuk berperilaku kreatif, inovatif , tangguh, ulet dan terus belajar.

Bagi organisasi sektor publik (pemerintah), visi merupakan penggambaran tentang tujuan organisasi yag diinginkan di masa mendatang. Penggambaran ke masa depan akan selalu diwarnai oleh adanya peluang dan ancaman yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu dalam menentukan visi tersebut, organisasi sektor publik harus memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkugan serta tantangan masa depan.

Kriteria Sebuah Visi

Banyak organisasi ataupun perusahaan yang mempunyai dan menyatakan visi organisasinya dengan sebuah kalimat yang sangat bagus. Namun, seringkali pernyataan visi tersebut tidak mampu memberikan makna bagi pegawai karena para pegawai tidak mengerti esensi yang terkandung dalam visi dan implikasinya bagi pekerjaan mereka.

Solihin (2005) menyatakan bahwa pernyataan visi yang baik adalah sebagai berikut : a) Jelas, mudah di ingat dan menarik perhatian, b) dapat memberikan inspirasi dan tantangan untuk mewujudkan prestasi di masa mendatang, c) Konsisten dan dapat dipercaya, d) Memiliki fungsi sebagai titik temu dengan seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder, e) Memungkinkan kreativitas dan fleksibel dalam implentasinya.

Senada dengan pendapat diatas, Wibisono dalam Isniati dan Fajriansyah (2019) menyatakan bahwa terdapat beberapa kriteria sebuah visi yang baik, yang meliputi:

1. Menyatakan keinginan atau cita-cita organisasi di masa depan.

2. Fokus, Jelas, singkat dan merupakan sebuah standard of excelellence agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3. Realistis serta sesuai dengan core competencies organisasi atau nilai-nilai yang ada dalam organisasi

4. Atraktif dan dapat mengispirasi komitmen serta antusiasme

5. Mudah untuk diingat dan dipahami oleg seluruh pegawai serta mengesankan bagi pihak-pihak yang berkepentingan

6. Dapat dimengerti dan dapat dikomunikasikan ke seluruh jajaran di lingkungan organisasi.

Atas dasar pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan sebuah visi yang baik harus berorientasi pada masa depan , untuk jangka waktu yang lama dan memberikan gambaran keinginan di masa depan yang ingin dicapai serta memungkinkan untuk dicapai. Visi harus jelas dan mudah dipahami oleh seluruh pegawai atau karyawan yang ada dalam organisasi, sehingga hal itu akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan komitmen yang tinggi pada diri anggota organisasi untuk mewujudkannya.

Pengertian Misi

Bagi sebuah organisasi penetapan misi merupakan hal yang sangat penting, karena misi memiliki sifat yang fundamental dan membuat organisasi memiliki “jati diri” yang khas, yang berbeda dengan organisasi lainnya yang sejenis. Misi merupakan suatu rangkaian tindakan untuk mewujudkan visi, jadi misi adalah penjabaran visi yang berbentuk rumusan tugas, kewajiban serta rangkaian aktivitas yang digunakan sebagai arahan atau pedoman untuk mewujudkan visi.

Misi merupakan pedoman yang lebih konkrit dan pragmatis dan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan strategi dan aktivitas dalam organisasi. Pernyataan misi merupakan sebuah pesan yang dibuat untuk mencapai harapan atau tujuan seluruh pemangku kepentingan dalam organisasi untuk jangka waktu yang ditentukan. Berikut ini disampaikan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian misi:

Tabel 6.1. Definisi Misi

Sumber : Beberapa hasil penelitian

Dapat disimpulkan bahwa misi ialah sebuah pernyataan yang hendak dicapai oleh organsisi dan bidang kegiatan utama atau produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Misi adalah sesuatu yang konkrit atau yang nyata mengenai upaya untuk dicapai serta dapat memberikan arah cara untuk mencapai visi.

Dari definisi tersebut, terdapat karekteristik penting yang tergambar dalam sebuah misi organisasi, yaitu:

1. Misi harus jelas dan singkat, yang berisi tentang “niat” organisasi yang diwujudkan untuk jangka pendek.

2. Misi mencakup filsafat yang di akan digunakan dan dianut oleh pengambil keputusan dalam organisasi.

3. Secara implisit, misi menggambarkan citra yang hendak diproyeksikan ke masyarakat.

4. Misi merupakan cerminan jati diri organisasi yang ingin diciptakan, dipelihara dan ditumbuhkan.

5. Menunjukkan produksi jasa ataupun barang yang dihasilkan dan yang menjadi andalannya.

6. Mendeskripsikan secara jelas kebutuhan pengguna jasa atau pelanggan yang akan diupayakan untuk dipuaskan.

Menurut Solihin (2014), kriteria yang harus dipenuhi untuk merumuskan misi organisasi publik adalah sebagai berikut:

1. Misi Menggambarkan dengan jelas mengenai kondisi masa depan yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.

2. Misi harus dapat menjawab permasalahan pembangunan dan atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam jangka menengah.

3. Harus disertai dengan penjelasan yang lebih operasional sehingga dapat dengan mudah menjadi acuan dalam memformulasikan strategi, kebijakan serta program.

4. Harus disertai penjelasan mengapa misi tersebut dibutuhkan

5. Sejalan dengan visi serta arah program pembangunan jangka panjang.

Dengan demikian, kriteria dan komponen yang ada dalam rumusan misi ialah adanya tujuan, program yang jelas yang harus dapat dicapai serta mengajak partisipasi masyarakat untuk mengikuti prgram kegiatan yang telah di rencanakan.

Bagaimana Merumuskan Visi dan Misi?

Menentukan dan merumuskan visi tidak bisa dilakukan dengan cara yang sembarangan.

Dalam merumuskan dan menentukan visi organisasi diperlukan suatu strategi yang tepat. Isniati dan Fajriansyah (2019) , langkah-langkah dalam merumuskan visi adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi aktivitas organisasi berdasarkan cita-cita yang ingin di raih. Cita-cita atau impian organisasi merupakan salah satu bentuk motivasi bagi seluruh anggota organisasi untuk mewujudkannya. Berdasarkan hal itu, maka perlu dilakukan penyusunan semua aktivitas yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan cita-cita atau impian tersebut.

2. Menetapkan arah masa depan . Artinya bahwa organisasi harus menetapkan arah jangka panjang atau arah yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang, karena hal ini terkait dengan strategi yang ditetapkan perusahasan atau organisasi untuk masa depan.

Dalam dokumen Manajemen Strategi Sektor Publik (Halaman 65-74)