BAB VII IMPLEMENTASI STRATEGI
7.1. Proses Implementasi Strategi
Setelah melakukan formulasi strategi, tahap selanjutnya ialah mengimplementasikan strategi tersebut. Pada hakikatnya Implementasi strategi ialah proses keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis yang telah ditetapkan oleh organisasi. Artinya , implementasi strategi merupakan suatu perwujudan dari program kegiatan yang ditetapkan dalam perumusan strategi.
Wheelen dan Hunger, (2004) menjelaskan Strategy implementation is the process by which strategies and policies are put into action through the development programs, budgets, and procedures. Artinya, “implementasi strategi ialah proses yang dilakukan oleh manajemen dalam mewujudkan strategi dan kebijakannya ke dalam tindakan-tindakan pengembangan program, anggaran dan prosedur”. Implementasi merupakan sekumpulan aktivitas dan pilihan yang diperlukan untuk melaksanakan rencana strategis. Inti dari definisi ini adalah adanya tindakan untuk melaksanakan rencana strategis yang telah disusun sebelumnya. Implementasi strategi merupakan bagian kunci dari manajemen strategi (Wheelen dan Hunger, 2004). Tahapan implementasi strategi menurut Wheelen dan Hunger (2004) terdiri dari tiga tahapan. Ketiga tahap ini antara lain:
1. Penetapan program
Pernyataan mengenai aktivitas-aktivitas dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai.
2. Penetapan Anggaran
Yaitu program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara terperincin dalam biaya yang dapat dipergunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan
3. Prosedur
Prosedur ialah system langkah-langkah atau teknik-tekni yang berurutan yang menggambarkan secara terperintci bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan diselesaikan. Biasanya disebut juga sebagai Standard Operating Procedures (SOP).
Sampai sejauh ini belum terdapat rumusan yang dapat digunakan secara universal tentang istilah implementasi strategi. Solihin (2012) menyatakan, terdapat 3 prospektif dalam memandang definisi dari implementasi strategi. Ke 3 prospektif tersebut yaitu : 1. Process Perspective , hal ini merupakan cara pandang tentang implementasi strategi
yang dilihat dari serangkaian urutan langkah-langkah yang dilakuakn secara sadar dan direncanakan dengan hati-hati ( a secuence of carefully planned conscitive steps ).
2. Behavior Perspective , pendekatan ini memandang bahwa implementasi strategi sebagai suatu rangkaian tindakan dan menilai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pihak- pihak yang melakukan eksekusi strategi dari sudut pandang ilmu perilaku.
3. Hybrid Perspective, cara pandang ini menganggap implementasi strategi merupakan suatu kombinasi antara proses implementasi strategi dan perilaku pihak-pihak yang mengeksekusi strategi.
Dalam proses implementasi strategi, seorang manajer dituntut untuk dapat menggerakan seluruh elemen Sumber Daya Manusia yang ada di dalam organisasi.
Untuk dapat mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya, maka diperlukan keterlibatan semua SDM pada semua level, tidak hanya melibatkan level top manajemen, namun melibatkan seluruh level manajemen baik middle manajemen maupun low manajemen pada semua unit organisasi. Wheelen dan Hunger (2004) berpendapat, untuk memulai proses implementasi, seorang manajer strategi harus memperhatikan 3 pertanyaan berikut :
1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah disusun?
Dalam mengimplementasikan strategi biasanya lebih banyak pihak yang terlibat dibandingkan dengan yang memformulasikan strategi. Pada sebuah perusahaan yang berskala besar, ahli strategi adalah semua orang yang ada di dalam organisasi.
Direktur fungsional (SDM, Keuangan, pemasaran dan operasi), direktur divisi bekerja sama dengan karyawan atau anggota organisasi untuk menerapkan semua rencana yang telah dibuat dalam skala besar. Sedangkan manajer proyek dan kepala unit akan menerapkan perumusan strategi secara detai dan dalam skala yang lebih kecil. Oleh karena itu, setiap manajer operasi harus dapat mengawal pelaksanaan rencana strategi hingga ke level lini pertama. Untuk mendukung hal itu, pada berbagai proses dalam implementasi strategi harus melibatkan anggota organisasi, baik ditingkat level pertama sampai level top manajemen.
Tidak sedikit orang yang berperan penting dalam implementasi strategi justru kurang dilibatkan dalam pengembangan strategi tersebut. Akibatnya, hal ini dapat menimbulkan resistensi bagi mereka. resistensi atau perlawanan ini akan semakin terlihat jika terdapat perubahan visi, misi, strategi dan tujuan serta kebijakan penting pada organisasi atau perusahaan tidak dikomunikasikan secara jelas dan transparan kepada semua unsur yang ada dalam organisasi. Untuk menghindari kemungkinan kejadian buruk tersebut, organisasi atau perusahaan harus melibatkan semua unsur selama proses, baik dalam proses memformulasikan dan mengimplementasikan strategi.
2. Apa yang harus dilakukan?
Guna mendukung implementasi strategi yang telah dirumuskan, para manajer dalam organisasi atau perusahaan harus saling bekerja sama dan ber sinergi dalam mengembangkan program, merancang anggaran dan prosedur yang diperlukan untuk mewujudkan apa yang telah dirumuskan.
Hal ini berarti para manajer tersebut harus bekerjasama untuk mencapai sinergi diantara mereka agar mampu memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing bagi perusahaan tersebut. Pada organisasi sektor publik, pemerintah dan pegawai di pemerintahan harus berpartisipasi dalam mendukung keputusan implementasi strategi. Komitmen para penyusun strategi sangat dibutuhkan pada tahap implememtasi (Dewi, 2012)
3. Bagaimana sumber daya manusia yang berrtanggung jawab dalam implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang diperlukan?
Implementasi strategi seringkali membutuhkan prioritas baru dalam pengelolaan sumber daya manusia. Perubahan tertentu dapat mempengaruhi kebutuhan orang baru dalam kompetensi baru. Implementasi strategi juga terkait dengan mengarahkan personel untuk menggunakan kompetensinya pada tingkat yang paling optimal untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan, pegawai cenderung melakukan pekerjaan mereka seperti yang mereka lihat. Mereka dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengalaman masa lalu atau fokus pada hal- hal yang mereka paling sukai terlepas dari apakah mereka melakukan sesuai dengan arah strategis yang baru. Pengarahan dapat berupa kepemimpinan dari sisi manajemen, mengkomunikasikan standar perilaku dari budaya organisasi atau membangun kesepakatan antar pegawai dalam kelompok kerja otonom.
Untuk mengarahkan strategi baru secara efektif, manajemen puncak harus secara tapat mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawabnya kepada manajer operasionalnya. Mereka harus mampu mendorong karyawan atau pegawai untuk berperilaku dengan cara yang dinginkan oleh organisasi dan mengkoordinasikan tindakan untuk menghasilakan kinerja yang optimal.
Setelah tiga pertanyaan itu tersusun jawabannya, maka seorang manajer dapat mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam manajemen strategi, implementasi strategi merupakan elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dengan proses perumusan strategi. Hubungan antara perumusan strategi dan implementasi strategi, mari kita perhatikan gambar berikut.
Gambar 7.1. Hubungan Formulasi Strategi dan Implememntasi Strategi
Sumber: (Certo, 2010)
Berdasarkan gambar di atas, ada berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi strategi dengan implementasi strategi, yaitu:
1. Succes: Merupakan hasil yang paling diidamkan-idamkan oleh setiap perusahaan.
Situasi ini dapat terjadi jika formulasi strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam implementasinya.
2. Trouble: Merupakan situasi di mana perusahaan menyusun formulasi strateginya dengan baik namun implementasinya buruk.
3. Roulette: Merupakan situasi di mana perusahaan kurang baik dalam memformulasi strateginya, namun perusahaan melakukan implementasi yang cukup baik.
4. Failure: kondisi ini sangat tidak dinginkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena strategi perusahaan tidak diformulasikan dengan baik, demikian juga dalam implementasinya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara formulasi strategi dengan implementasi strategi. Meskipun berhubungan, secara fundamental antara formulasi strategi dengan implementasi strategi terdapat perbedaan. (David, 2012) membedakan antara formulasi strategi dan implementasi strategi sebagai berikut:
Tabel 7.1. Perbedaan Implementasi Strategi dan Formulasi Strategi
Sumber: David (2012)
Dari tabel tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan hal yang menentukan dalam implementasi strategi , karena kepemimpinan itu yang akan memastikan apakah strategi dapat dipahami dengan baik oleh seluruh pegawai atau tidak. Tugas kepemimpinan yang lain adalah memastikan semua anggota organisasi atau pegawai dari level top manajemen sampai level low manajemen mampu mengimplementasikan strategi dan mampu berkoordinasi dengan antar bagian di dalam organisasi. Hal ini mungkin akan menjawab pertanyaan siapa yang akan melaksanakan keputusan strategis tersebut. Jawabannya adalah peranan pemimpin puncak dalam organisasi. Meskipun pada kenyataannya, akan ditemukan bahwa banyak berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi strategi. Dalam organisasi pemerintahan atau organisasi sektor publik, pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi strategi, misalnya mulai dari kepala daerah, kepala dinas, camat, lurah atau kepala desa serta bidang-bidang seperti keuangan, pemerintahan, hubungan masyarakat, bidang sumber daya manusia, organisasi dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam implementasi strategi diperlukan sumberdaya yang mumpuni. Selanjutnya proses implementasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 7.2: Model Proses Implementasi Strategi
Sumber: Kholis (2014) Keterangan:
1. Menganalisis perubahan
Tahap ini merupakan tahap awal dari model proses implementasi strategi. Terdapat banyak unsur yang dapat memicu perubahan, baik yang berasal dari internal organisasi maupun eksternal organisasi. Pada tahap ini manajer atau pemimpin organisasi harus dapat melakukan analisis perubahan yang akan terjadi di saat formulasi strategi yang telah ditetapkan tersebut diimplementasikan. Melalui analisis ini, organisasi dapat memperhitungkan secara terperinci seberapa besar adanya perubahan yang terjadi dalam organisasi. Apakah perubahan yang ada tersebut sangat sederhana, di mana tidak perlu ada perubahan strategi yang signifikan, sampai adanya perubahan yang sangat kompleks misalnya terdapat perubahan pada visi dan misi organisasi. Artinya, analisis perubahan ini digunakan untuk mengetahui beberapa besar perubahan yang harus dilakukan agar implementasi dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal.
2. Analisis struktur organisasi
Perubahan strategi organisasi mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan dalam organisasi dan juga keahlian yang dibutuhkan pada posisi-posisi tertentu, berbagai perubahan yang terjadi dalam implementasi strategi akan mengarah pada perubahan struktur organisasi. Struktur organisasi akan menjelaskan tentang bagaimana suatu organisasi akan disusun dan juga menjelaskan bagaimana sumberdaya akan dialkokasikan. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang sesuai dengan strategi dengan kata lain struktur organisasi menyesuaikan dengan strategi. Oleh karena itu, penetapan struktur organisasi
merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi strategi agar semua aktivitas perusahaan atau oragnisasi yang diakibatkan oleh adanya perubahan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Struktur organisasi akan dapat membantu mempertajam aktivitas pokok organisasi atau perusahaan dan memperlihatkan pola koordinasi yang diterapkan dalam mengimplementasikan strategi. Dalam hal ini, aspek strategi, struktur dan lingkungan harus terpadu dalam satu kesatuan, jika tidak ada satu kesatuan maka kinerja perusahaan akan lemah.
3. Analisisa budaya
Budaya organisasi atau perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap kesuksesan implementasi strategi, maka pihak manajemen perlu melakukan analisis untuk menilai kesesuaian antara formulasi strategi yang ditetapkan dengan budaya organisasi atau perusahaan. Budaya organisasi mirip dengan kepribadian seseorang. Budaya organisasi atau perusahaan merupakan nilai atau norma yang dianut bersama oleh seluruh elemen yang ada dalam organisasi, serta menjadi dasar bertindak seorang individu dalam organisasi. Budaya perusahaan atau organisasi inilah yang dapat menyebabkan mengapa suatu strategi dapat diimplementasikan pada suatu perusahaan, sedangkan pada perusahaan yang lain strategi tersebut gagal diimplementasikan kendati kedua perusahaan tersebut menghadapi kondisi yang relatif sama. Makin banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti yang dianut oleh perusahaan dan merasa sangat terikat kepadanya maka akan semakin kuat budaya tersebut.
4. Analisis Gaya Kepemimpinan.
Kepemimpinan pada prinsipnya merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk membimbing, membina, mengarahkan dan menggerakkan orang lain agar dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu, diperlukan seorang pemimpin yang berkompeten dan profesional agar mampu mengarahkan dan mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan untuk mewujudkan tujuan organisasi secara optimal. Dalam mengimplementasikan strategi, analisis gaya kepemimpinan juga diperlukan karena gaya kepemimpinan tertentu dapat mengantarkan institusi pada perubahan mutu organisasi. Kepemimpinan merupakan inspirasi dan penggerakan sumber daya lain untuk melaksanakan tindakan secara bersama-sama guna mencapai nilai-nilai yang baik.
5. Implementasi dan evaluasi
Tahap implementasi dan evaluasi strategi ini merupakan tahap akhir dalam implementasi strategi. Pada tahap ini, manajemen harus sudah mempunyai ide
gagasan yang jelas mengenai tingkat perubahan yang diinginkan baik menyangkut struktur organisasi, budaya perusahaan maupun gaya kepemimpinan.
Langkah-langkah dalam proses implementasi strategi tersebut perlu dilakukan oleh organisasi sektor publik maupun sektor swasta, apabila langkah tersebut diterapkan oleh organisasi dalam proses pengimplementasian strategi maka akan dapat membantu terwujudnya tujuan secara optimal.