• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengkomunikasikan informasi pada yang lain

HIRAC & JSA

4. Mengkomunikasikan informasi pada yang lain

Setelah langkah-langkah pencegahan yang dipilih, selanjutnya hasil harus dikomunikasikan kepada semua karyawan yang sedang atau akan melakukan pekerjaan itu.

Format yang digunakan dalam lembaran JSA bukan format yang ideal untuk tujuan intruktional. Akan tetapi akan lebih baik apabila hasil dari JSA digunakan untuk mengambangkan prosedur kerja secara naratif. JSA yang lengkap berfungsi sdebagai sebuah alat untuk memastikan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Secara khusus, JSA berfungsi untuk:

a. Kesesuaian dengan peraturan K3 perusahaan

Pengusaha perlu menginformasikan kepada pekerja mengenai potensi bahaya di tempat kerja dan praktek kerja yang aman untuk mencegah bahaya tersebut. JSA berfungsi sebagai sumber informasi yang sangat baik.

b. Pelatihan pekerja

Pengawas (supervisor) bisa menggunakan JSA untuk memberikan pelatihan kerja yang spesifik. Hal ini akan memastikan bahwa pekerja mempelajari cara yang selamat untuk mengerjakan setiap tugas dan potensi bahaya yang terdapat didalamnya tidak akan mengikuti prosedur yang benar. Pekerja harus menampilkan sebuah duplikat dari JSA didekat tempat kerja mereka sebagai referensi cepat. Untuk pekerjaan yang tidak rutin, JSA harus dilihat sebagai pengingat cepat dari potensi bahaya, praktek kerja yang selamat dan alat pelindung diri yang dibutuhkan.

c. Inspeksi di tempat kerja

JSA bisa digunakan bersamaan dengan checklist inspeksi untuk memastikan bahwa praktek kerja yang direkomendasikan diikuti.

d. Pengamatan keselamatan

Pekerja bisa menggunakan JSA sebagai alat untuk mengamati praktek kerja sesama dan memberikan umpan balik positif untuk meningkatkan praktek kerja yang aman, yang akhirnya akan membangun sebuah budaya keselamatan.

e. Investigasi Kecelakaan

JSA membantu investigasi kecelakaan melalui tiga cara;

Memberikan wawasan mengenai bagaimana kecelakaan mungkin terjadi; Mengidentifikasi bahaya baru yang terabaikan pada JSA sebelumnya; Update JSA dan meningkatkan praktek kerja selamat.

5. Follow-up dan review job safety analysis

Penting untuk membangun tidak lanjut dan proses review untuk pemantauan efektifitas tindakan pencegahan dan pengendalian yang diimplementasikan oleh JSA. Hal ini dilakukan untuk:

a. Memastikan bahaya baru tidak terbentuk

b. Mencari umpan balik dari pekerja yang melaksanakan pekerjaan

c. Memastikan pekerja mengikuti prosedur dan praktek yang dibutuhkan dari JSA

d. Menilai kebutuhan untuk pengulangan JSA e. Mengimplementasikan perubahan berkelanjutan.

Review berkala sangat berguna untuk memastikan komponen JSA tetap saat ini dan fungsional, sehingga karyawan mengikuti prosedur dan praktek seperti yang direkomendasikan oleh JSA. Pengulangan pembuatan JSA dibutuhkan ketika:

a. Pekerjaan baru terbentuk

b. Pekerjaan yang sudah ada berubah c. Peralatan dan proses kerja berubah.

d. Keuntungan ekonomi dari pelaksanaan JSA termasuk diantaranya

e. Mengurangi biaya langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh kecelakaan

f. Meningkatkan kualitas dan produktivitas g. Perbaikan dari moral dan kebanggan pekerja.

Waktu dan usaha yang terlibat dalam JSA merupakan investasi untuk mengontrol cedera, kerusakan dan kerugian produksi.

Tabel 6.6 Contoh JSA Worksheet.

Beberapa tips untuk memudahkan terlaksananya program JSA:

1. Menjelaskan (explain); Jelaskan tujuan JSA untuk memastikan penuh kerjasama dan partisipasi para pekerja.

2. Yakinkan (assure) para pekerja bahwa tujuan yang JSA adalah untuk membuat pekerjaan lebih aman dengan mengidentifikasi bahaya dan menghilangkan atau mengurangi bahaya kecelakaan, cedera, dan penyakit akibat kerja.

3. Klarifikasi (clarify) bahwa JSA bukanlah upaya untuk mengungkap tindakan tidak aman yang dilakukan para pekerja.

4. Menjamin (ensure) pekerja agar memahami bahwa JSA adalah program evaluasi pekerjaan, bukan untuk menilai tugas individu.

5. Memberikan perhatian (respect) kepada karyawan yang berpengalaman dan menjadikannya sebagai masukan penting dalam membuat perbaikan.

6. Melakukan pengamatan (observasi) pekerjaan sesuai dengan waktu dan situasi dilaksanakannya pekerjaan.

Misalnya, jika sebuah pekerjaan secara rutin dilakukan di malam hari, JSA juga dilakukan di malam hari.

7. Membahas (discuss) dengan karyawan: hal yang perlu didiskusikan diantaranya:

 Tugas dari proses reguler

 Setiap kejadian yang terjadi

 Komunikasikan setiap masalah

 Kesulitan dalam melaksanakan tugas

 Pelatihan disediakan dalam penggunaan peralatan

 Prosedur keselamatan dan perlu dilakukan perbaikan.

8. Membahas (discuss) rincian tugas dengan semua peserta (termasuk karyawan).

9. Menjamin (ensure) bahwa semua tugas-tugas dasar telah dicatat dan dalam urutan yang benar.

JSA hanya efektif jika ditelaah secara periodik atau setelah kecelakaan terjadi. Merevisi JSA dapat menemukan bahaya keamanan yang terlewatkan selama analisa

sebelumnya. JSA harus ditinjau ulang segera setelah kecelakaan untuk menentukan apakah prosedur pekerjaan baru atau tindakan pengamanan yang diperlukan. Proses JSA membutuhkan waktu untuk mengembangkan dan melaksanakan. Untuk beberapa tugas, proses JSA mungkin memerlukan waktu lebih dari satu hari. Sebuah JSA harus direncanakan terlebih dahulu dan dilakukan selama periode kerja normal. Prinsip analisa keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencari penyebab dari seluruh tingkat lapisan, dari lapisan umum sampai dengan pokok penyebabnya dicari secara tuntas, hingga dapat diketahui penyebab utamanya dan melakukan perbaikan.

Ada banyak keuntungan menggunakan JSA. Salah satu kelebihan yang paling penting adalah pelatihan karyawan baru pada rekomendasi prosedur kerja yang aman dan bagaimana untuk menerapkan prosedur untuk bekerja mereka.

Keselamatan pelatihan diberikan sebelum karyawan baru melakukan tugas. Keuntungan lain dari melaksanakan JSA adalah:

a) Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.

b) Membuat kontak keselamatan pekerja.

c) Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.

d) Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.

e) Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.

f) Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.

g) Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja.

h) Mengidentifikasi usaha perlindungan ynag dibutuhkan di tempat kerja.

i) Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.

j) Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.

k) Mengurangi absen.

l) Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.

m) Meningkatkan produktivitas.

n) Adanya sikap positif terhadap keselamatan.

Job Safety Observation (JSO)

Pengusaha bertanggung jawab untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja mereka, ini termasuk memberitahu pekerja bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja, menyediakan peralatan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan, menerapkan prosedur keselamatan dan menyediakan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, pengusaha memiliki kewajiban untuk menilai resiko keselamatan dan kesehatan kerja serta untuk mengembangkan prosedur keselamatan yang dapat menghilangkan atau mengurangi potensi bahaya dalam melaksanakan pekerjaan.

Job Safety Observation (JSO) merupakan suatu metode atau alat untuk mempelajari lebih mendalam sikap kebiasaan dan tata cara bekerja dari tiap-tiap pekerja. Tujuan utama dari JSO adalah untuk mencegah pekerja dari bahaya kecelakaan akibat kerja. JSO dapat dijadikan sebagai proses umpan balik (feed back) yang dirancang untuk mempromosikan tindakan 'perilaku aman' melalui pembinaan untuk mengidentifikasi perilaku yang berisiko dan berkontribusi terhadap terjadinya insiden yang membahayakan pekerja. Pengamatan dilakukan oleh tim observasi dan hasil pengamatan diterapkan untuk mencegah cedera atau kerusakan sebelum terjadi.

Langkah-Langkah Pelaksanaan JSO 1) Memilih pekerjaan

2) Melaksanakan

3) Mencatat hasil-hasil pengamatan

4) Membahas hasil-hasil pengamatan bersama pekerja yang diamati

5) Memberikan tindak lanjut bagi sikap bekerja yang aman