• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan 1 Strategi Pelatihan

AUDIT dan INSPEKSI K3

12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan 1 Strategi Pelatihan

12.1.1 Analisis kebutuhan pelatihan K3 sesuai persyaratan peraturan perundang-undangan telah dilakukan.

12.1.2 Rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan telah disusun.

12.1.3 Jenis pelatihan K3 yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk pengendalian potensi bahaya.

12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang berkompeten dan berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.

12.1.5 Terdapat fasilitas dan sumber daya memadai untuk pelaksanaan pelatihan yang efektif.

12.1.6 Pengusaha atau pengurus mendokumentasikan dan menyimpan catatan seluruh pelatihan.

12.1.7 Program pelatihan ditinjau secara teratur untuk menjamin agar tetap relevan dan efektif.

12.2 Pelatihan Bagi Manajemen dan Penyelia

12.2.1 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus berperan serta dalam pelatihan yang mencakup penjelasan tentang kewajiban hukum dan prinsip-prinsip serta pelaksanaan K3.

12.2.2 Manajer dan pengawas/penyelia menerima pelatihan yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka.

12.3 Pelatihan Bagi Tenaga Kerja

12.3.1 Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara aman.

12.3.2 Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja apabila di tempat kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses.

12.3.3 Pengusaha atau pengurus memberikan pelatihan penyegaran kepada semua tenaga kerja.

12.4 Pelatihan Pengenalan dan Pelatihan Untuk Pengunjung dan Kontraktor

12.4.1 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan untuk memberikan taklimat (briefing) kepada pengunjung dan mitra kerja guna menjamin K3.

12.5 Pelatihan Keahlian Khusus

12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem yang menjamin kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan peraturan perundangan untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau mengoperasikan peralatan.

Tabel 4.4 Kriteria Pada Tingkat Penerapan SMK3

NO ELEMEN TINGKAT

AWAL

TINGKAT TRANSISI (Seluruh tingkat awal dan transisi)

TINGKAT LANJUTAN

(Seluruh tingkat awal,

transisi dan lanjutan)

1 2 3 4 5

1

Pembangunan dan pemeliharaan komitmen

1.1.1, 1.1.3, 1.2.2, 1.2.4, 1.2.5, 1.2.6, 1.3.3, 1.4.1, 1.4.3, 1.4.4, 1.4.5, 1.4.6, 1.4.7, 1.4.8, 1.4.9

1.1.2, 1.2.1, 1.2.3, 1.3.1, 1.4.2

1.1.4, 1.1.5, 1.2.7, 1.3.2, 1.4.10, 1.4.11

2 Strategi

pendokumentasian 2.1.1, 2.4.1 2.1.2, 2.1.3, 2.1.4, 2.2.1, 2.3.1, 2.3.2, 2.3.4

2.1.5, 2.1.6, 2.2.2, 2.2.3, 2.3.3 3 Peninjauan ulang

desain dan kontrak 3.1.1, 3.2.2 3.1.2, 3.1.3, 3.1.4,

3.2.1 3.2.3, 3.2.4

4 Pengendalian

dokumen 4.1.1 4.1.2, 4.2.1 4.1.3, 4.1.4,

4.2.2, 4.2.3

5 Pembelian 5.1.1, 5.1.2,

5..2.1 5.1.3 5.1.4, 5.1.5,

5.3.1, 5.4.1, 5.4.2

6 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3

6.1.1, 6.1.5, 6.1.6, 6.1.7, 6.2.1, 6.3.1, 6.3.2, 6.4.1, 6.4.2, 6.4.3, 6.4.4, 6.5.2, 6.5.3, 6.5.4, 6.5.7, 6.5.8,

6.1.2, 6.1.3, 6.1.4, 6.2.2, 6.2.3, 6.2.4, 6.2.5, 6.5.1, 6.5.5, 6.5.6, 6.5.10, 6.7.1, 6.7.2, 6.7.3, 6.7.5, 6.7.7

6.1.8, 6.6.1, 6.6.2, 6.9.1

NO ELEMEN TINGKAT AWAL

TINGKAT TRANSISI (Seluruh tingkat awal dan transisi)

TINGKAT LANJUTAN

(Seluruh tingkat awal,

transisi dan lanjutan) 6.5.9, 6.7.4,

6.7.6, 6.8.1, 6.8.2

7 Standar pemantauan

7.1.1, 7.2.1, 7.2.2, 7.2.3, 7.4.1, 7.4.3, 7.4.4, 7.4.5

7.1.2, 7.1.3, 7.1.4, 7.1.5, 7.1.6, 7.1.7,

7.4.2 7.3.1, 7.3.2

8 Pelaporan dan

perbaikan 8.3.1 8.1.1, 8.2.1, 8.3.2 8.3.3, 8.3.4, 8.3.5, 8.3.6, 8.4.1

9 Pengelolaan material dan perpindahannya

9.1.1, 9.1.2, 9.2.1, 9.2.3, 9.3.1, 9.3.3, 9.3.4

9.1.3, 9.1.4, 9.3.5 9.2.2, 9.3.2

10 Pengumpulan dan

penggunaan jasa 10.1.1, 10.1.2,

10.2.1, 10.2.2 10.1.3, 10.1.4

11 Audit SMK3 11.1.1, 11.1.2,

11.1.3 12 Pengembangan

keterampilan dan kemampuan

12.2.1, 12.2.2, 12.3.1, 12.5.1

12.1.2, 12.1.4, 12.1.5, 12.1.6, 12.3.2, 12.4.1

12.1.1, 12.1.3, 12.1.7, 12.3.3

Ketentuan Penilaian Hasil Audit K3

Penilaian hasil Audit SMK3 terdiri dari 3 kategori yaitu:

a. Kategori Tingkat awal

Perusahaan yang memenuhi 64 (enam puluh empat) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 pada Tabel 3.3.

b. Kategori Tingkat Transisi

Perusahaan yang memenuhi 122 (seratus dua puluh dua) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 dan kolom 4 pada Tabel 3.3.

c. Kategori Tingkat Lanjutan

Perusahaan yang memenuhi 166 (seratus enam puluh enam) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3, kolom 4, dan kolom 5 pada Tabel 3.3.

Tingkat penilaian penerapan SMK3 ditetapkan sebagai berikut:

1. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59% termasuk tingkat penilaian penerapan kurang.

2. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84% termasuk tingkat penilaian penerapan baik.

3. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100% termasuk tingkat penilaian penerapan memuaskan.

Tingkat penilaian penerapan SMK3 dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Penilaian Tingkat Penerapan SMK3

No. Kategori Perusahaan

Tingkat Pencapaian Penerapan

0-59% 60-84% 85-100%

1. Kategori tingkat awal (64 kriteria)

Tingkat Penilaian Penerapan Kurang

Tingkat Penilaian Penerapan Baik

Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan 2. Kategori tingkat

transisi (122 kriteria)

Tingkat Penilaian Penerapan Kurang

Tingkat Penilaian Penerapan Baik

Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan 3. Kategori tingkat

lanjutan (166 kriteria)

Tingkat Penilaian Penerapan Kurang

Tingkat Penilaian Penerapan Baik

Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan

Selain penilaian terhadap tingkat pencapaian penerapan SMK3, juga dilakukan penilaian terhadap perusahaan berdasarkan kriteria yang menurut sifatnya dibagi atas 3 (tiga) kategori, yaitu:

1. Kategori Kritikal

Temuan yang mengakibatkan fatality/kematian.

2. Kategori Mayor

a) Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan;

b) Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3; dan c) Terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit

di beberapa lokasi.

3. Kategori Minor

Ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan, standar, pedoman, dan acuan lainnya.

Dalam hal penilaian perusahaan termasuk kategori kritikal atau mayor, maka dinilai belum berhasil menerapkan SMK3 dan penilaian tingkat penerapan SMK3 tidak mengacu pada Tabel 3

Hasil Audit

Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, maka perlu dibuat laporan hasil audit. Bagi audit internal, draft laporan hendaknya dipresentasikan kepada manajemen. Pada kesempatan ini dapat diseleksi dan disusun kembali prioritas rencana perbaikan yang diusulkan berdasarkan hasil diskusi bersama. Isi pokok laporan suatu audit antara lain:

1) Hasil temuan ketidaksesuaian

2) Kelemahan unsur sistem yang perlu perbaikan apakah itu perangkat keras, perangkat lunak atau manusia.

3) Saran perbaikan.

Susunan laporan terdiri dari:

a. Kesimpulan, menyatakan secara ringkas hasil audit menyeluruh. Isinya singkat, jelas, obyektif dan dapat menarik minat manajemen untuk membacanya.

Orientasi pada kepentingan manajemen dan perusahaan serta segi positif diletakkan di depan sebelum mengemukakan kelemahan sistem. Perlu diingatkan bahwa tujuan audit adalah membantu pimpinan perusahaan untuk mengenali bahaya potensial dalam tempat kerja sebelum mengenali bahaya potensial dalam tempat kerja sebelum timbul gangguan operasi, kecelakaan, kebakaran, pencemaran, penghentian pabrik secara darurat dan bentuk insiden yang merugikan lainnya dan bukannya ditujukan untuk mencari kesalahan.

b. Pelaksanaan Audit, menjelaskan secara singkat tetapi cukup lengkap tentang pelaksanaan audit seperti misalnya lingkup audit dan daerah yang perlu perhatian khusus.

c. Temuan, menyajikan data tentang hasil audit secara lengkap yang berisi kekuatan dan kelemahan penerapan sistem manajemen K3.

d. Saran, berupa usulan untuk memperbaiki sistem, saran ini harus mempertimbangkan segi kepraktisan, perekonomian, kepentingan operasi dan keselamatan unit. Sedapat mungkin ditentukan juga prioritas saran untuk merumuskan rencana perbaikan yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

e. Formulir laporan sesuai dengan lampiran III Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012.

Laporan audit eksternal didistribusikan oleh lembaga audit kepada:

a. Perusahaan yang dilakukan audit;

b. Kemnakertrans c.q. Dirjen Binwasnaker;

c. Lembaga audit;

d. Gubernur/Bupati/Kadisnakertrans prov/kab/kota Menyadari akan pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan atau suatu institusi, maka harus didukung oleh manajemen dan karyawan.

Pengawasan dan kontrol terhadap sistem keselamatan dan kesehatan kerja harus dilakukan secara berkala sehingga penerapan sistem efektif dan efesien. Pengawasan dan inspeksi harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan memahami bagaimana alur pekerjaannya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proses produksi dalam suatu perusahaan. Manajemen dan seluruh karyawan bertanggungjawab atas K3 dilingkungan kerjanya.

Untuk mencapai maksud diatas, maka salah satu kegiatannya adalah Inspeksi Keselamatan Kerja. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai peranan penting di dalam program pencegahan kecelakaan.

Standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dimaksudkan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan sakit akibat pekerjaan dan dari risiko kecelakaan kerja. Agar penerapannya berjalan efektif, audit (baik internal maupun eksternal) dan tinjauan manajemen harus dilakukan secara periodik.Agar penerapan SMK3 berjalan efektif, maka secara periodik perlu dilakukan efektivitasnya melalui audit internal dan tinjauan manajemen.

Dari hasil audit SMK3 tersebut akan dapat diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang status mutu pelaksanaan SMK3 yang selanjutnya dapat digunakan untuk perbaikan yang berkelanjutan.

PENYAKIT AKIBAT KERJA