• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan

BAB II LANDASAN TEORI

2.6 Konsep Dasar Kualitatif

2.6.1 Metode Kualitatif dan Kuantitatif dalam Perbandingan

Kebutuhan akan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat dicapai hasil yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam bab ini akan memberikan ulasan singkat mengenai pengertian dasar dari kedua pendekatan tersebut.

1) Perbedaan aksioma antara kualitatif dan kuantitatif

Tabel 2.1 Perbedaan Aksioma antara Kualitatif dan Kuantitatif (Sumber: Sugiyono, 2008)

Aksioma Dasar Kualitatif Kuantitatif

Sifat realitas Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman.

Dapat diklasifikasi, konkrit, teramati, terukur.

Hubungan peneliti dengan yang diteliti

Interaktif dengan sumber data supata memperoleh makna.

Independen, supaya terbangun obyektivitas.

Hubungan variabel Timbal balik/interaktif. Sebab-akibat (kausal).

Kemungkinan generalisasi

Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu).

Cenderung membuat generalisasi.

Peranan nilai Terikat nilai-nilai yang dibawa

peneliti dan sumber data. Cenderung bebas nilai.

34 2) Perbedaan karakteristik metode kualitatif dan kuantitatif

Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Metode Kualitatif dan Kuantitatif (Sumber: Sugiyono, 2008)

No. Karakteristik Kualitatif Kuantiatif

1. Desain

a. Umum b. Fleksibel

c. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian.

a. Spesifik, jelas, rinci.

b. Ditentukan secara mantap sejak awal.

c. Menjadi pegangan langkah demi langkah.

2. Tujuan

a. Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif.

b. Menemukan teori.

c. Menggambarkan realitas yang kompleks.

d. Memperoleh

pemahaman makna.

a. Menunjukkan hubungan antar variabel.

b. Menguji teori.

c. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

3.

Teknik Pengumpulan Data

a. Participant observation.

b. In depth interview.

c. Dokumentasi.

d. Triangulasi.

a. Kuesioner.

b. Observasi dan wawancara terstruktur.

4. Instrumen Penelitian

a. Peneliti sebagai instrumen (human instrument).

b. Buku catatan, tape recorder, kamera, handycam, dll

a. Test, angket, wawancara terstruktur.

b. Instrumen yang telah terstandar.

5. Data

a. Deskriptif kualitatif.

b. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan partisipan, dokumen, dll.

a. Kuantitatif.

b. Hasil pengukuran variabel yang

dioperasikan dengan menggunakan instrumen.

6. Sampel

a. Kecil.

b. Tidak representatif.

c. Purposive, snowball.

d. Berkembang selama penelitian.

e. Besar.

f. Representatif.

g. Sedapat mungkin random.

h. Ditentukan sejak awal.

7. Analisis a. Terus-menerus sejak a. Setelah selesai

35 awal penelitian sampai

akhir penelitian.

b. Induktif.

c. Mencari pola, model, tema, teori.

pengumpulan data.

b. Deduktif.

c. Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.

8.

Hubungan dengan Responden

a. Empati, akrab, supaya memperoleh

pemahaman yang mendalam.

b. Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan.

c. Jangka lama, sampai datanya jenuh dan dapat ditemukan hipotesis atau teori.

a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif.

b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden.

c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan.

9. Usulan Desain

a. Singkat, umum dan bersifat sementara.

b. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama.

c. Prosedur bersifat umum.

d. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan.

e. Tidak dirumuskan hipotesis karena justru akan menemukan hipotesis.

f. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan.

a. Luas dan rinci.

b. Literatur yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti.

c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya.

d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas.

e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas.

f. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.

10.

Kapan penelitian dianggap selesai?

Setelah tidak ada data yang dianggap baru.

Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan.

11.

Kepercayaan terhadap Hasil Penelitian

Pengujian kredibilitas, dependabilitas, proses dan hasil penelitian

Pengujian validitas dan reabilitas instrumen.

36 3) Perbedaan kualitatif dan kuantitatif dilihat dari proses penelitian

Tabel 2.3 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif dilihat dari Proses Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2008)

Kualitatif Kuantiatif

Sirkuler, prosesnya adalah:

a. Tahap orientasi/deskripsi (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan).

b. Tahap reduksi/fokus (mereduksi informasi yang diperoleh pada tahap pertama).

c. Tahap seleksi (menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci).

Linear, langkah-langkahnya jelas, yaitu:

a. Rumusan masalah.

b. Berteori.

c. Berhipotesis.

d. Mengumpukan data.

e. Analisis data.

f. Kesimpulan dan saran.

Menurut Raco (2010) memilih topik bagi metode kualitatif dianjurkan bila: (1) masalah belum jelas; (2) untuk mengetahui lebih dalam dibalik angka- angka yang disajikan; (3) untuk mengetahui interaksi sosial yang tidak dapat diungkapkan dengan angka-angka; (4) untuk mengerti perasaan, pendapat orang lain; (5) untuk mengembangkan suatu teori. Baik metode kuantitatif maupun kualitatif harus memilih topik. Topik tersebut haruslah dipersempit.

Metode kualitatif beranggapan bahwa manusia selalu dalam proses menjadi dan berkembang, dan hal ini berlaku juga bagi setiap ilmu kemanusiaan yang selalu berada dalam proses berkembang. Itu berarti bahwa dapat terjadi teori yang pernah ada diperjelas atau dibatalkan oleh teori baru. Teori dalam tradisi kualitatif berarti mencari gagasan, ide atau pendapat yang ditulis oleh para ahli yang ada dalam buku, jurnal dan lain-lain. Jadi teori dalam tradisi kualitatif dipakai sebagai konfirmasi awal bahwa terdapat bukti tertulis ilmiah bahwa topik ini pernah dipelajari dan diteliti, tetapi pada tempat dan waktu yang berbeda,

37 orang-orang yang berbeda, situasi yang berbeda, dan konteks yang berbeda (Semiawan, 2010). Serupa dengan pendapat tersebut, Raco (2010) menyatakan bahwa keterbatasan teori dalam metode kualitatif tidak menjadi kendala dalam penentuan masalah penelitian, karena metode ini sangat mengandalkan masukkan, informasi, dan cerita dari partisipan yang menjadi acuan analisis data.

Hal ini berbeda dalam tradisi kuantitatif yang menempatkan teori sebagai unsur utama penelitian. Seorang peneliti kuantitatif harus sejak awal yakin bahwa masalah penelitiannya ada teori pendukung. Tradisi kuantitatif adalah konfirmasi atas suatu teori maksudnya bahwa harus ada kepastian adanya teori yang mendasari penelitian tersebut. Tanpa adanya pendasaran teoritis akan sulit membangun dan mengembangkan suatu penelitian kuantitatif. Permasalahannya terkadang terjadi bahwa teori yang dipakai tidak sesuai dengan konteks, tempat, waktu, dan subjek penelitian (Semiawan, 2010).

Tapi kesamaan antara tradisi kuantitatif dan kualitatif yaitu bahwa keduanya membahas tinjauan pustaka diawal penelitian. Tujuan pembahasan teori di awalnya adalah untuk memberikan peneguhan atas pentingnya rnasalah atau topik penelitian tersebut dibahas. Atau dengan kata lain hendak memberikan penegasan tentang pentingnya penelitian tersebut (Raco, 2010).

Dokumen terkait