F. Daftar Pustaka
II. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada pemikiran filsafat postpostivisme, yaitu memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh atau holistic, dinamis, kompleks, penuh dengan makna, dan saling berinteraksi pada kondisi objek yang alamiah (Amos Neolaka, 2014 : 182). Data kualitatif diperoleh dari:
1. Observasi
Menurut Bungin (2013: 142), observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya, disamping indra lainnya seperti telinga, hidung, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya (dalam Ibrahim, 2015: 81). Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya prosedur dan proses manajemen bandwidth di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga.
2. Wawancara
Metode wawancara memungkinkan penulis mengajukan pertanyaan secara terstruktur untuk mengetahui informasi detil terkait layanan internet hotspot yang disediakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga untuk masyarakat. Dengan metode ini, penulis berharap mendapatkan informasi yang tidak terputus antara yang dilihat dengan yang didengar.
3. Studi Pustaka
Metode studi pustaka penulis gunakan untuk membantu dalam pengumpulan informasi terkait dengan tema karya tulis ini. Data-data studi pustaka berasal dari sumber-sumber referensi baik buku, majalah, artikel, catatan maupun media cetak lainnya.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk memperkuat validitas hasil penelitian yang penulis kemukakan pada karya tulis ini. Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis/gambar yang tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dokumen berupa fakta dan data tersimpan dalam bebagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah bentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, symbol, artefak, foto, sketsa, dan data lainnya yang tersimpan (Rully Indrawan dan R.
Poppi Yaniawati, 2014: 139) III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perpustakaan Daerah Kota Salatiga telah menyediakan layanan internet hotspot sejak tahun 2013.
Pemustaka / masyarakat yang menggunakan layanan hotspot internet ini hanya membutuhkan perangkat / gadget yang dapat menangkap sinyal wifi pada frekuensi 2,4 Ghz dengan standar protocol IEEE 108.11 b/g/n. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga sendiri terdapat empat perangkat Access Point (AP) yang disebar ke beberapa lokasi dan memancarkan sinyal wifi dengan penyebaran lantai 1 terdapat 2
53
perangkat AP TP-Link TL-WA901ND, lantai 3 terdapat 1 perangkat AP TP-Link TL-WA901ND, serta 1 perangkat AP TP-Link TL-WR1043ND pada lantai basement. Seluruh AP tersebut terhubung melalui kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) dengan 1 perangkat switch/hub yang terhubung pula melalui kabel UTP perangkat router mikrotik. Router mikrotik yang digunakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga memiliki seri tipe RB750G. Dalam menghubungkan antar perangkat jaringan, kabel UTP ini memiliki konektor RJ 45 di setiap ujungnya dengan tipe crimping straight.
Router mikrotik mempunyai fungsi untuk mengatur, routing, mendistribusikan IP, sebagai server hotspot, autentikasi, serta memanjamen bandwidth dari ISP (Internet Service Provider) ke client (pengguna hotspot) maupun ke komputer server. Berdasarkan wawancara penulis dengan staf IT Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga, mulai 1 Oktober 2016 kecepatan bandwidth dari ISP dinaikkan dari 5 Mbps menjadi 7 Mbps.
Pengunjung yang ingin memanfaat layanan hotspot, terlebih dahulu mengkoneksikan perangkat gadget mereka dengan jaringan Wifi di lokasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga yang memiliki nama SSID (service set identifier) “Perpustakaan” ataupun “Persipda”. Seteleh terkoneksi, secara default akan ada peringatan untuk masuk ke jaringan dan menampilkan halaman login. Selain cara tersebut, untuk masuk ke jaringan hotspot pengunjung dapat membuka aplikasi search engine (Mozilla Firefox, Chrome, Internet Explorer dsb.) dan menuliskan alamat http://hotspot.persipdasalatiga.go.id/ pada address bar. Username dan password pengunjung dapat diketahui dengan cara menanyakan kepada pustakawan yang bertugas di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga. Setelah mengetahui data username dan password hotspot, pengunjung dapat mengisi data-data tersebut pada kolom login untuk data username dan kolom password untuk data password seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 1 Tampilan login hotspot (Sumber: dokumentasi penulis)
Setelah data tersebut diisi dan pengunjung meng-klik tombol “OK”, maka secara otomatis pengunjung dapat mengakses internet.
Perlu diketahui pula bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga, menerapkan sistem hotspot untuk meng-autentikasi user dan me-limit bandwidth yang diterima oleh client terbatas pada kecepatan bandwidth maksimal 384 kbps download dan 384 kbps upload per-client hotspot. Hal itu terbukti dengan
54
dokumentasi manajemen bandwidth OS Mikrotik dengan aplikasi Winbox melalui menu “Queues” hasil pengaktifan sistem hotspot yang penulis peroleh seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2
Tampilan queues dalam aplikasi Winbox (Sumber: dokumentasi penulis)
Selain itu, penulis juga mencoba untuk mengetahui kecepatan bandwidth sesungguhnya sebagai username
“tamu” dengan password “membaca” (akun hotspot untuk pemustaka) melalui percobaan bandwidth internet pada laman http://speedtest.indosatm2.net dan memperoleh hasil sebagai berikut.
Gambar 3 Tes kecepatan bandwidth (Sumber: dokumentasi penulis)
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen bandwidth melalui hotspot mikrotik sudah cukup berhasil dalam mendistribusikan bandwidth ke client meskipun dari percobaan tersebut, bandwidth yang
55
diterima oleh pengguna hotspot internet di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga terbatas pada 348 kbps download serta 201 kbps upload.