• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN

C. Implementasi Kurikulum 2013

3. Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013

interaksi ini dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R) teori ini dikembangkan berdasarkan eksperimen Thorndike.

e. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, diagram atau grafik Kegiatan ini dilakaukan agara peserta didik memiliki kemampuan mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan dan penerapannya. Peserta didik memiliki kemampuan untuk mempresentasikan hasil kerjanya, membuat laporan ataupun unjuk kerja (Kemdikbud, 2013:7). Dinamika kehidupan yang terus berubah dan berkembang menuntut kegiatan pembelajaran bukan hanya sekadar mengulangi fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau situasi baru yang tidak terduga. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan pembelajaran mampu mendorong kemampuan berpikir peserta didik sehingga menemukan situasi baru yang tidak terduga sama sekali. Membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik dapat melahirkan generasi bangsa yang mandiri dan produktif.

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Sagala (2009:175) model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: a) suatu tipe atau desain, b) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, c) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu objek atau peristiwa, d) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, e) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, f) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.

Menurut Joyce dan Weil (dalam Sagala, 2009:176) bahwa model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia dan bantuan belajar melalui program komputer”. Selanjutnya Joyce dan Weil dalam Sagala (2009:176) mengemukakan ada empat kategori

yang penting diperhatikan dalam model pembelajaran, yakni: model informasi, model personal, model interaksi dan model tingkah laku.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi metode atau prosedur, menurut Trianto (2007:6) model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur, ciri-ciri tersebut adalah: a) rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau penggemarnya, b) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), c) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan d) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan itu dapat tercapai.

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa ciri model pembelajaran sebagai berikut : (1) rasional teoretik yang logis disusun oleh para penciptanya, (2) landasan pemikiran apa dan bagaimana siswa belajar, (tingkah laku pendidik sangat diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakn berhasil, dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kurikulum 2013 merekomendasikan 3 model pembelajaran, yaitu:

Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Discovery Learning.

a. Problem Based learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Kamdi,2007:77). PBL atau pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.

b. Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara- negara maju seperti Amerika serikat. Project Based Learning

bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek, menurut The george Lucas Educational Foundation (2005) Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulum. Melalui Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan pertanyaan penuntun dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum (Nurohman 2012:7). Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar-berbagai subjek materi. Melalui jalan seperti ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman, dengan pemahaman peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. Project Based Learning, memiliki karakteristik, yaitu : (1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, (2) adanya permasalahan atau tantanganyang diajukan kepada peserta didik, (3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan, (4) peserta didik secara kolaboratif bertanggung

jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, (5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, (6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, (7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan (8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan (Global SchoolNet, 2000).

c. Discovery Learning diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.

Model discovery learning merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode pembelajaran yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Sund (dalam Suyitno, 2012:2) menyebutkan discovery learning sebagai proses mental di mana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

membuat simpulan, dan sebagainya. Karakteristik model pembelajaran discovery learning, sebagai berikut: (a) meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh dan memproses perolehan belajar, (b) mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup, (c) mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya sumber, (d) informasi yang diperlukan oleh para siswa, dan (e) melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungan sebagai sumber informasi yang tidak pernah tuntas digali. Syarat utama model discovery learning ada pada potensi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Potensi itu meliputi:

kemandirian siswa dalam data, keaktifan dalam memecahkan masalah, kepercayaan pada diri sendiri.