DEMOKRASI SEBAGAI PANDANGAN DAN TATA KEHIDUPAN BERSAMA
E. Nilai-Nilai Demokratis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Di samping kata demokratis, dikenal juga istilah demokratisasi. Demokratisai adalah penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan demokrasi (Winarno, 2008). Demokratisasi juga berarti proses menegakkan nilai-nilai demokrasi sehingga sistem politik demokratis dapat terbentuk secara bertahap. Nilai-nilai demokrasi dianggap baik dan positif bagi setiap warga. Nilai atau kultur demokrasi penting untuk tegaknya demokrasi di suatu negara.
Adapun nilai-nlai yang harus ada dalam demokrasi adalah : nilai kultur demokrasi. Henry B. Mayo (dalam Winarno, 2008) menyebutkan adanya delapan nilai demokrasi yaitu : a) menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan sukarela, b) menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang selalu berubah, c) pergantian penguasa secara teratur, d) penggunaan paksaan sesedikit mungkin, e) pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaragaman, f) menegakkan keadilan, g) memajukan ilmu pengetahuan, dan h) pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.
Sedangkan Zamroni (dalam Winarno, 2008) menyebutkan adanya kultur atau nilai demokasi antara lain ditandai oleh: a) toleransi, b) kebebasan mengemukakan pendapat, c) menghormati perbedaan pendapat orang lain, d) memahami keanekaragaman dalam mayarakat, e) terbuka dan komunikatif, f) menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, g) percaya diri, h) tidak menggantungkan diri pada orang lain, i) saling menghargai, j) mampu mengekang diri, k) kebersamaan, dan l) keseimbangan.
Paket 5 Demokrasi Sebagai Pandangan dan Tata Kehidupan Bersama 5 - 16 atau musik, tetapi pada prilaku, praktik dan norma-norma yang menjelaskan kemampuan rakyat untuk memerintah diri sendiri”. Lebih lanjut menurut Diane Ravitch, suatu sistem politik totaliter mendorong budaya pasif dan apatis karena rezim berusaha membentuk suatu warga negara yang patuh dan jinak.
Sebaliknya budaya warga negara suatu masyarakat demokratis dibentuk oleh aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu atau kelompok.
Kematangan budaya politik akan tercapai bila ada keserasian antara struktur dengan kultur, maka membangun masyarakat demokratis berarti usaha menciptakan keserasian antara struktur yang demokratis dengan kultur yang demokratis. Masyarakat demokratis akan terwujud bila negara tersebut terdapat institusi demokrasi dan sekaligus berjalannya prilaku demokrasi.
Institusi atau struktur demokasi menunjuk pada tersedianya lembaga-lembaga politik demokrasi yang ada di suatu negara. Suatu negara dikatakan negara demokratis bila di dalamnya terdapat lembaga-lembaga politik dan demokrasi.
Lembaga itu antara lain, pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab, parlemen, lembaga pemilu, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, dan media massa.
Perilaku atau kultur demokrasi menunjuk pada berlakunya nilai-nilai
demokrasi di masyarakat. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang perilaku hidupnya baik kesaharian dan kenegaraannya dilandasi nilai-nilai demokrasi yang meliputi : damai dan sukarela, adil, menghargai perbedaan, menghomati kebebasan, memahami keanekaragaman, teratur, paksaan yang minimal dan memajukan ilmu. Membangun kultur demokrasi berarti mengenalkan, menyosialisasikan dan menegakkan nilai-nilai
demokrasi pada masyarakat.
Jadi demokrasi tidak hanya memerlukan institusi, hukum ataupun lembaga- lembaga lainnya. Demokrasi yang sejati memerlukan sikap dan perilaku hidup demokratis masyarakatnya. Demokrasi memerlukan syarat hidupnya yaitu warga negara yang memiliki dan menegakkan nilai-nilai demokrasi.
Sikap dan perilaku demokratis masyarakat hanya bisa diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan adalah unsur vital dalam setiap masyarakat, karena sasaran pendidikan demokratis akan menghasilkan warga negara yang bebas, mau bertanya dan analitis dalam pandangan mereka tetapi juga memahami ajaran dan praktik demokrasi. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Chester E. Finn Jr (Prayitno, 2001) yang mengatakan bahwa : “orang mungkin lahir disertai selera kebebasan pribadi, tetapi mereka tidak lahir disertai pengetahuan tentang tata sosial dan politik yang membuat kebebasan itu mungkin pada saatnya bagi mereka sendiri dan anak-anak mereka.
Dari perspektif ini, dapat kita simpulkan bahwa tugas pendidikan pada suatu demokrasi tidak cukup hanya menghindari indoktrinasi rezim otoriter dan meniadakan ajaran yang netral mengenai nilai-nilai politik, tetapi semua pendidikan menyampaikan nilai-nilai, dimaksudkan ataupun tidak. Siswa jelas
dapat diajari tentang prinsip-prinsip demokrasi dalam semangat bertanya.
Semangat ini sendiri merupakan nilai demokratis.
Dalam memberikan pendidikan tentang demokrasi yang terpenting adalah tentang norma atau unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis. Menurut Nurcholis Madjid (dalam Ubaidillah, 2006), unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat demokratis diantaranya sebagai berikut. Pertama, kesadaran akan pluralisme. Kesadaran akan kemajemukan tidak sekedar pengakuan pasif akan kenyataan masyarakat yang majemuk. Kesadaran atas kemajemukan menghendaki tanggapan dan sikap positif terhadap kemejemukan itu sendiri secara aktif. Pengakuan akan kenyataan perbedaan harus diwujudkan dalam sikap dan prilaku menghargai dan mengakomodasi beragam pandangan dan sikap orang dan kelompok lain.
Kedua, musyawarah, makna dan semangat musyawarah ialah mengharuskan adanya keinsyafan dan kedewasaan warga negara untuk secara tulus
menerima kemungkinan untuk melakukan negosiasi dan kompromi-kompromi sosial dan politik secara damai dan bebas dalam setiap keputusan bersama.
Semangat musyawarah menuntut agar setiap orang menerima kemungkinan terjadinya partial fi nctioning of ideal yaitu pandangan dasar bahwa belum tentu dan tidak harus, seluruh keinginan atau pikiran seseorang atau kelompok akan diterima dan dilaksanakan sepenuhnya. Konsekuensi dari prinsip ini adalah kesediaan setiap orang maupun kelompok orang untuk menerima pandangan yang berbeda dari orang atau kelompok lain dalam bentuk-betuk kompromi melalui jalan musyawarah yang berjalan secara seimbang dan aman. Ketiga, cara haruslah sejalan dengan tujuan, artinya demokrasi pada hakikatnya tidak sebatas pelaksanaan prosedur-prosedur demokrasi (pemilu, suksesi dan aturan mainnya) tetapi harus dilakukan secara santun dan beradab yakni melalui proses demokrasi yang dilakukan tanpa paksaan, tekanan dan ancaman dari dan oleh siapapun, tetapi dilakukan secara sukarela, dialogis dan saling menguntungkan. Keempat, norma kejujuran dalam permufakatan, suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni permusyawaratan yang jujur dan sehat untuk mencapai kesepakatan yang memberi keuntngan semua pihak. Kelima, kebebasan nurani, persamaan hak dan kewajiban. Norma ini akan berkembang baik jika ditopang oleh pandangan
Paket 5 Demokrasi Sebagai Pandangan dan Tata Kehidupan Bersama 5 - 18 mungkin ada. Menurut Dahl, demokrasi, paling tidak, memiliki keunggulan dalam sepuluh hal yakni a) menghindari tirani; b) menjamin hak asasi; c) menjamin kebebasan umum; d) menentukan nasib sendiri; e) otonomi moral;
f) menjamin perkembangan manusia; g) menjaga kepentingan pribadi yang utama; h) persamaan politik; i) menjaga perdamaian; dan j) mendorong kemakmuran.
Adapun di Indonesia demokrasi yang di terapkan di negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, memiliki tiga keunggulan berikut.
1. Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam semangat kekeluargaan.
2. Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara kepentingan pribadi dan kepentingan sosial.
3. Lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Rangkuman
1. Hakikat demokrasi adalah suatu tatanan negara yang sistem
pemerintahan kedaulatannya berada ditangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan oleh rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
2. Demokrasi dipilih oleh negara sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara karena hampir semua negara di dunia telah menjadikan demokrasi sebagai asas fundamenal serta demokrasi telah
memberikan arah dan peranan yang strategis bagi masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang makna demokrasi. Pemahaman ini dapat dilakukan dengan cara memberikan atau menanamkan nilai-nilai demokrasi yang seperti toleransi, kebebasan, mengemukakan pendapat, menghormati perbedaan pendapat orang lain, memahami, keanekaragaman dalam mayarakat, terbuka dan komunikatif, menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan, percaya diri, tidak menggantungkan diri pada orang lain, saling menghargai, mampu mengekang diri, kebersamaan, dan keseimbangan.
Paket 5 Demokrasi Sebagai Pandangan dan Tata Kehidupan Bersama 5 - 20
Lembar PowerPoint 5.3
Paket 5 Demokrasi Sebagai Pandangan dan Tata Kehidupan Bersama 5 - 22
Paket 5 Demokrasi Sebagai Pandangan dan Tata Kehidupan Bersama 5 - 24