STIMULAN
Pada bagian ini, berisi contoh kasus yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Mahasiswa diminta untuk memahami kasus yang dipaparkan kemudian memberikan tanggapan. Sealin itu, mahasiswa juga diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dari kasus-kasus tersebut.
Media sosial dapat diibaratkan laksana dua sisi mata uang; dia bisa membawa pengaruh positif kepada masyarakat, pun juga bisa membawa dampak negatif dalam kehidupan. Media sosial dapat menjadi media kampanye persatuan, akan tetapi juga bisa menjadi alat propaganda kekerasan dan perpecahan.
Tagar #gejayanmemanggil pada tahun 2019 adalah bukti empiris efektivitas media sosial dalam menggerakkan massa. Gerakan ini mampu menggerakkan lebih dari 20 ribu mahasiswa Yogyakarta dan sekitarnya untuk melakukan demonstrasi mengkritisi berbagai langkah pemerintah terkait UU KPK, RUU KUHP, penanganan kebakaran hutan dan lahan, kinerja DPR, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang tak juga disahkan, masalah Papua, hingga kekerasan yang kerap timbul antara aparat negara dan rakyat.
Di sisi yang lain, saat ini marak terjadi perkelahian antarpelajar yang awalnya dipicu oleh 'konflik' yang muncul di media sosial. Saling caci, saling maki dan kemudian mengarah ke saling menantang duel terjadi di media sosial lebih dahulu sebelum akhirnya terjadi di dunia nyata.
Kasus Pertama
Pertanyaan bagi mahasiswa:
Bagaimana pendapat Anda tentang dua contoh peristiwa tersebut?
Menurut Anda, bagaimana upaya untuk
mengoptimalkan peran media sosial dalam menjaga persatuan Bangsa?
1.
2.
1.
2.
79 Kasus Kedua
Pada tahun 2019 terdapat agenda demokrasi berupa pelaksanaan pemilu eksekutif (pemilihan presiden dan wakil presiden). Serangkaian tahapan pemilu telah selesai dilaksanakan, namun ada peristiwa yang cukup disayangkan, yaitu kerusuhan. Tragedi kerusuhan ini terjadi di wilayah Jati Baru Tanah Abang. Sebanyak 6 orang meninggal dan 200 luka-luka akibat kerusahan yang terjadi. Kerusuhan terjadi karena menolak keputusan KPU yang memenangkan paslon 01. Massa berdatangan dari berbagai penjuru daerah untuk melakukan demo, namun massa bertindak anarkis sehingga timbullah korban jiwa.
Pertanyaan bagi mahasiswa Bagaimana sikap Saudara sebagai mahasiswa ketika melihat situasi seperti itu?
Bagaimana upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk meredam konflik ketika pelaksanaan pemilihan umum?
kerusuhan pemilu
Kerusuhan Pasca Pemilu sumber gambar:
Tirto.id/Andrey Gromico
80
Metode perkuliahan adalah bagian dari strategi pembelajaran yang berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Penyajian materi pada bab ini berupa:
BAHASAN
Metode pembelajaran
ceramah, brainstrorming, Focus group discussion
Alokasi waktu
100 menit
Alat, bahan dan sumber belajar
alat tulis, papan tulis, LCD, lembar kerja individu dan lembar kerja kelompok.
1.
1)
2)
3)
2.
Kasus Ketiga
Juru bicara Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) Surya Anta bersuara terkait peristiwa penyerangan dan pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Surya menjelaskan, awal mula pengepungan itu disebabkan oleh perusakan bendera Pusaka yang terletak di depan asrama. Pihak Aparat pun menduga perusakan bendera pusaka dilakukan oleh oknum mahasiswa di asrama.
Surya menyayangkan pengepunagan tersebut. Menurutnya, aparat tidak melakukan investigasi mendalam terlebih dahulu terkait perusakan Bendera pusaka. Selain itu, aparat juga “membiarkan” ormas reaksioner yang turut melakukan pengepungan.
Para pengepung juga beberapa kali melontarkan makian bernada rasis kepada mahasiswa Papua. Penembakan gas air mata berkali-kali, dan juga perusakan fiber di pagar asrama. Makian bernada rasis pun terus dilakukan.
Pertanyaan untuk mahasiswa:
Bagaimana tanggapan Saudara sebagai mahasiswa mengenai kasus tersebut?
Bagaimana upaya yang harus dilakukan pemeritah agar kasus tersebut tidak terulang kembali?
1.
2.
4
81 Konsep Persatuan Indonesia
Menurut Kaelan (2009:117) Sila Persatuan Indonesia mengandung pengertian sebagai berikut:
1.
ASUPAN
Negara Indonesia yang bersatu adalah hasil perjuangan gerakan kemerdekaan Indonesia yang telah sampai kepada saat yang berbahagia dan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, serta terlaksananya cita-cita kemerdekaan (Pembukaan UUD 1945 alinea II)
Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (Pokok pikiran I) Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD 1945)
Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan Indonesia
(Pembukaan UUD 1945 alinea IV) Warga Negara ialah orang-orang
Indonesia asli dan orang-orang asing yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara Indonesia (Pasal 26 ayat (1) UUD 1945)
Bahasa negara adalah bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia
(Pasal 36 UUD 1945)
Lambang persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia adalah
Bhinneka Tunggal Ika
Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan negara wawasan nusantara mencakup:
a) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, b) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan budaya, c) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, d) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu pertahanan dan keamanan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen bersama. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah pilihan yang tepat untuk mewadahi kemajemukan bangsa. Oleh karena itu komitmen kebangsaan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi suatu “keniscayaan” yang harus dipahami oleh seluruh komponen bangsa.
Dalam Pasal 37 ayat (5) secara tegas menyatakan bahwa khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan karena merupakan landasan hukum yang kuat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat diganggu gugat.
82
Bineka Tunggal Ika adalah semboyan negara sebagai modal untuk bersatu.
Kemajemukan bangsa merupakan kekayaan kita, kekuatan kita, yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita bangsa Indonesia, baik kini maupun yang akan datang. Oleh karena itu, kemajemukan itu harus kita hargai, kita junjung tinggi, kita terima dan kita hormati serta kita wujudkan dalam semboyan Bineka Tunggal Ika (Tim Kerja Sosialisasi MPR, 2012:7).
Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh (Muzayin, 1992: 16).
Implementasikan nilai-nilai persatuan dalam konsep dan praktik Implementasi nilai-nilai persatuan Indonesia dapat tercermin melalui sikap dan perbuatan sebagai berikut:
2.
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan
Muatan ini menghendaki warga negara Indonesia menempatkan persatuan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Oleh sebab itu, perang antarsuku, dan agama tidak perlu lagi terjadi, kita harus saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi kelompoknya seperti penjualan aset negara dan masyarakat dirugikan. Oleh sebab itu, setiap warga negara harus melakukan pengawasan yang bersifat aktif terhadap penyelamatan kepentingan negara.
a.
Persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama harus ditempatkan di atas kepentingan pribadi dan golongan. Misalnya di Indonesia ada suatu masalah, bukan sikap yang baik untuk lari dari masalah tersebut. Seyogya kita harus berbuat sesuatu yang bisa kita lakukan agar masalah tersebut dapat terselesaikan. Misalnya: untuk menyelesaikan masalah pengangguran, sebagai warga yang baik bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Dalam dunia pendidikan, contohnya dengan membuat yayasan atau sekolah, dalam dunia garmen bisa membuka pabrik kaos, baju, dsb, bisnis kuliner dengan membuka gerai atau warung makan, restoran, dsb.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan
Sanggup dan rela berkorban merupakan salah satu sikap mulia yang harus kita miliki dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap rela berkorban pada dasarnya dapat diartikan sebagai kerelaan kita untuk mendahulukan kepentingan pihak lain daripada kepentingan diri kita sendiri. Dalam hal sikap rela berkorban untuk kepentingan bangsa, maka kita harus mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan diri kita sendiri. Jika ditinjau dari manfaat dan tujuannya, sikap rela berkorban bahkan dapat dikategorikan sebagai salah satu sikap bela negara dalam bentuk yang sederhana.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Sebagai contoh:
1)Perlu ikut berpatisipasi berjuang apabila negara Indonesia terancam keamanannya.
2)Senang membantu tanpa mengharap imbalan.
3)Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi 4)Toleransi sesama umat beragama.
b.
Mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan kebangsaan kepada tanah air dan bangsa
Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu kesatuan dalam keragaman serta kebaruan dan kesilaman. Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna yang menakjubkan karena kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat menyatu dalam suatu komunitas politik kebangsaan Indonesia. Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang mewadahi warisan peradaban Nusantara dan kerajaan-kerajaan bahari terbesar di muka bumi. Jika di tanah dan air yang kurang lebih sama, nenek moyang bangsa Indonesia pernah menorehkan tinta keemasannya, maka tidak ada alasan bagi manusia baru Indonesia untuk tidak dapat mengukir kegemilangan (Latif, 2011: 377).
c.
84
Mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan kebangsaan kepada tanah air dan bangsa. Berikut contoh sikap cinta tanah air yang bisa kita lakukan:
Tokoh lintas agama sumber gambar: Kompas.com/Iqbal Fahmi
Bangga sebagai bangsa Indonesia
Kita sebagai warga negara harus merasa bangga terhadap tanah air Indonesia. Rasa bangga itu tentu saja tidak akan muncul tanpa adanya rasa memiliki. Siapa lagi yang akan merasa memiliki tanah air jika bukan rakyatnya sendiri? Sebagai wujud dari rasa bangga itu, kita harus menampilkan identitas kita sebagai rakyat Indonesia yang cinta tanah air. Tidak perlu merasa malu atau
menyembunyikan asal kita di mata dunia.
Hargailah produk-produk dalam negeri, jangan semua produk menggunakan buatan dari luar untuk mensejahterakan perekonomian nasional.
Menjaga nama baik tanah air Indonesia.
Menggunakan hak pilih dalam pemilu.
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Melestarikan kebudayaan Indonesia.
Menjaga kelestarian lingkungan.
Menciptakan kerukunan antar umat beragama.
Hidup rukun dan gotong royong.
1)
2)
3) 4) 5) 6) 7) 8)
9) PRIDE
Made in
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Tujuan Negara Indonesia terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu: Ikut mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pemerintah Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal tersebut merupakan prestasi yang sangat gemilang dan patut dibanggakan. Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan meskipun terpilihnya Indonesia bukanlah untuk pertama kalinya, tapi harus disyukuri di tengah kondisi dunia yang semakin mencemaskan. Diharapkan negara Indonesia dapat memainkan peran strategis di Dewan Keamanan PBB.
Posisi keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB harus dimanfaatkan secara optimal. Untuk perjuangan menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Serta untuk membantu perjuangan bangsa-bangsa lain yang nasibnya masih terjajah dan dirundung konflik. Indonesia harus ikut terlibat dalam isu-isu keamanan dan perdamaian global, seperti penjajahan Israel atas negara Palestina, konflik di Afghanistan, Rohingya, Suriah, Sudan Selatan dan di berbagai belahan negara lainnya. Selanjutnya d.
tidak kalah penting adalah ikut terlibat dalam mengatasi ancaman bahaya terorisme global. Sebab terorisme mengancam perdamaian dunia. Posisi Indonesia harus dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia untuk menggalang dukungan dunia, melakukan pembelaan negara, misalnya untuk Palestina.
Posisi Indonesia di DK PBB juga bisa menjadi sarana melakukan pembelaan terhadap negara Islam dan negara lain yang mengalami penindasan. Menjadi anggota tidak tetap DK PBB juga bisa menjadi kesempatan Indonesia untuk turut berkontribusi mewujudkan perdamaian dunia. Posisi strategis ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia, terutama di dunia internasional (Intan, 2018).
Kunjungan TK ABA aisyah ke TK Katholik
sumber gambar:
Bagas Bimantara/Radar Madiun
Memajukan pergaulan dan mengembangkan persatuan kesatuan bangsa Indonesia atas dasar Bineka Tunggal Eka
Akar nasionalisme Indonesia sejak awal justru didasarkan pada tekad yang menekankan pada pentingnya cita-cita bersama, di samping pengakuan sekaligus penghargaan pada perbedaan sebagaipengikat kebangsaan. Kesadaran semacam itu jelas terlihat pada semboyan Bineka Tunggal Ika yang menekankan pada pentingnya cita-cita yang sama dan sekaligus kemajemukan sebagai perekat kebangsaan. Pada prinsipnya etika ini meneguhkan pada pentingnya komitmen negara untuk memberi ruang bagi kemajemukan pada satu pihak dan pada pihak lain tercapainya cita-cita kemakmuran dan keadilan sebagai wujud dari tujuan nasionalisme Indonesia (Sparringa, 2006).
e.
86
Sejarah bangsa kita sangat jelas memberikan pelajaran bahwa bangsa Indonesia menjadi kenyataan karena dua kali ada komponen bangsa yang merelakan kedudukan dominannya demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam sumpah pemuda 1928 para pemuda Jong Djava merelakan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia. Seandainya saja bahasa jawa yang dijadikan bahasa Indonesia, maka republik Indonesia akan dipahamai sebagai republik jawa raya dengan akibat bahwa kaum sunda, minang, batak, bugis, ambon, bali, aceh dan daerah lain sangat mungkin tidak akan ikut terintegrasi. Peristiwa yang kedua adalah dalam sidang penetapan sila Pancasila sebagai dasar negara dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kesepakatan itu memastikan bahwa Indonesia menjadi milik seluruh rakyat Indonesia tanpa adanya perbedaan berdasarkan atas agama mayoritas atau minoritas, agama yang superior atau inferior. Kesediaan para wakil umat Islam dalam kepanitiaan untuk tidak menuntut kedudukan khusus dalam Undang-Undang Dasar meski mereka secara realitas adalah agama yang terbesar di Indonesia memungkinkan terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bineka Tunggal Ika. Bisa dibayangkan dalam catatan sejarah seandainya saja sila pertama dalam Pancasila itu masih mencantumkan nilai dari satu agama tertentu, maka bisa dipastikan masyarakat Indonesia di bagian timur tidak akan masuk dalam wilayah kesatuan republik Indonesia.
Indonesia dikenal oleh dunia sebagai satu negara kepulauan yang memiliki pluralitas, kemajemukan, dan heterogenitas suku bangsa. Dalam penelitian etnologi diketahui bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 1.340 suku bangsa dengan perbedaan identitasnya masing-masing dan dengan kebudayaan yang berbeda. Dari catatan sensus tahun 2020, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 101 suku bangsa dengan jumlah penduduk 270.203.917 jiwa
sebagai warga negara. Dari sisi agama, kepulauan di Indonesia yang dalam sejarahnya memanglah jalur perdagangan internasional membawa dampak langsung bagi penyebaran agama-agama besar di dunia. Sejak zaman prakemerdekaan sampai sekarang setidaknya ada 6 agama yang diakui oleh negara sebagai agama yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khonghucu. Tentunya masih banyak lagi agama agama lokal dan aliran kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Indonesia.
berbeda beda tapi tetap satu sumber gambar:
https://id.wikipedia.org/
Secara substansi, sesanti Bineka Tunggal Ika adalah sesanti yang mengingatkan kita semua untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sesanti ini lengkapnya berbunyi Bineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrva.
Yang artinya berbeda-beda atau beragam, namun tetap satu, karena tidak ada kebenaran yang mendua. Di dalam Kakawin Sutasoma Mpu Tantular secara lengkap menyinggung Bineka Tunggal Ika yang pada awalnya karena adanya perbedaan antara agama Budha dan Hindu (Siwa). Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari konflik. Kemudian dalam sejarah bangsa Indonesia dipilihnya kata-kata Bhinneka Tunggal Ika dalam pita lambang burung garuda dimaksudkan karena kata tersebut sangat bermakna dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Keberagaman yang dimiliki b a n g s a I n d o n e s i a d e n g a n m u l t i e t n i s n y a , a g a m a n y a , r a s n y a , antargolongannya adalah suatu keberagaman yang sejatinya berada dalam satu bangsa dan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila sebagai falsafah bangsa (Shofa, 2016:37-38).
3.
Pancasila adalah common platform sekaligus rasionalitas publik, keberagaman dari budaya, agama, etnis dan ras bertemu dan terbentuk suatu negara bangsa. Di dalam negara bangsa kita identitas kedaerahan, identitas keagamaan semua merasa terwakili. Tidak berlaku yang namanya mayoritas minoritas atau superior inferior karena semua diakomodasi oleh konstitusi dengan sama. Demokrasi yang berlaku bukanlah demokrasi mayoritarian tetapi demokrasi Pancasila (Oentoro, 2010). Adat istiadat yang beragam pun juga dihormati dan diabadikan dalam semangat Bhineka Tunggal Ika. Pancasila adalah suatu sistem nilai yang digali dari nilai dan identitas bangsa yang berdasarkan atas kehidupan sosial, kultural, dan religiusitas yang beragam dan majemuk. Nilai-nilai tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Kerukunan umat beragama, keberagaman etinistas, budaya dan bahasa akan terjaga apabila kita dapat menjaga konsistensi dan komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Fakta kemajemukan dan multikulturalitas dalam masyarakat harus dihormati, dilestarikan, dan dikembangkan berdasarkan atas nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila Pancasila (Shofa, 2016:39).
Ki Hajar Dewantara: Tokoh Bangsa yang Cinta Tanah Air Indonesia
Terlahir dari keluarga bangsawan, putra GPH Soerjaningrat dan cucu Pakualam III, R. Soewardi Soerjaningrat bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo lantas mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912.
Karena penanya yang tajam dan kiprah politiknya, pria yang memutuskan menanggalkan gelar kebangsawanannya dengan mengganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara pada umur 40 tahun tersebut sangat dimusuhi pemerintah kolonial Belanda. Bersama dua sahabatnya sesama pendiri Indische Partij, Ki Hadjar dijatuhi hukuman tanpa proses pengadilan. Mereka harus menjalani masa pembuangan. Atas hukuman itu, ketiganya mengajukan permohonan untuk dibuang ke Belanda, sebuah tempat terpencil di negeri sendiri. Pada 1913, pemerintah kolonial menyetujui hal itu. Selama lima tahun, Ki Hadjar menjalani masa pembuangan di Negeri Kincir Angin. Kesempatan itu digunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran hingga akhirnya Ki Hadjar mendapatkan Europeesche Akte yang memungkinkannya mendirikan lembaga pendidikan.
Itulah titik balik perjuangan Ki Hadjar. Sepulang ke tanah air, beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 1922. Perjuangan penanya pun bergeser dari masalah politik ke pendidikan. Tulisan-tulisan itulah yang lantas menjadi dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Saat Indonesia merdeka, ia pun dipercaya menjabat menteri pendidikan dan pengajaran. Berkat perjuangan dan komitmennya terhadap pendidikan, Ki Hadjar mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada pada 1957. Dua tahun berselang, tepatnya 28 April 1959, Ki Hadjar meninggal dunia dan dimakamkan di Yogyakarta.
3.
88
Ki Hajar Dewantara sumber gambar:
https://id.wikipedia.org/
Bagi seorang petinggi negeri, kenikmatan duniawi bukanlah hal yang sukar untuk dirasakan dan didapatkan. Pesta besar usai pelantikan sebagai pejabat adalah hal lumrah dengan dalih sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas kepercayaan yang diembankan. Namun, hal itu tak berlaku bagi Ki Hadjar Dewantara.
Setelah ditetapkan menjadi orang pertama yang menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ki Hadjar pulang larut malam. Tak ada pesta atau makan besar istimewa yang menyambut kedatangannya. Bahkan sekadar lauk- pauk pun tak tersedia di meja makan. Nyi Hadjar lantas menyuruh salah satu anak mereka untuk membeli mie godhok di pinggir jalan. Bagi Ki Hadjar, itu bukan masalah besar. Meski berasal dari keluarga bangsawan, kesederhanaan memang telah menjadi bagian dari sikap hidupnya. Kesederhanaan inilah yang membuat Ki Hadjar tak silau memandang dunia walaupun jabatan prestisius disandangnya.
Seperti terpampang di Museum Sumpah Pemuda, Ki Hadjar pernah berujar: “Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia, dengan cara Indonesia. Namun, yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku, lahir maupun batin aku tak pernah mengkorup kekayaan negara. Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan langkah perjuanganku.” (KPK, 2015: 39).
Tugas Individu
Mahasiswa menulis esai pada kertas bergaris mengenai salah satu tema:
Tugas Kelompok
Dosen pengampu memberikan tugas kelompok berupa pembuatan: poster, video, puisi dengan ketentuan:
TES
1.
2.
Gaya hidup masyarakat yang lebih condong menyukai produk luar negeri dibandingkan produk dalam negeri.
Masyarakat Indonesia yang mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bangsa.
Lunturnya penggunaan bahasa Indonesia, karena pengaruh globalisasi.
Tugas dikumpulkan kepada dosen pengampu 3 hari setelah tugas diberikan.
a.
b.
c.
Anggota kelompok 4-5 mahasiswa Tema “Persatuan Indonesia”
Poster dapat dibuat berwarna ataupun hitam putih
Tugas dikumpulkan paling lambat 7 hari setelah pembagian tugas di LMS Spada
a.
b.
c.
d.
90
Darmodihardjo, D. 1979. Orientasi Singkat Pancasila. Dalam Santiaji Pancasila, 9-132.
...Surabaya: Usaha Nasional.
Dewantara, AW. 2017. Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong: Indonesia dalam ...Kacamata Soekarno. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah ...Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan ...Pendidikan Tinggi RI.
Tilaar, HAR. 2004. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan dalam ...Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kaelan. 2009. Filsafat Pancasila “Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta:
...Paradigma.
Kaisiepo, Manuel. 2006. Pancasila dan Keadilan Sosial: Peran Negara. Dalam Restorasi ...Pancasila, peny. Irfan Nasution dan Ronny Agustinus, 176-194. Bogor: Brighten ...Press.
Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
KPK. 2015. Orange Juice For Integrity Belajar Integritas Kepada Tokoh Bangsa. Jakarta:
...KPK.
Latif, Y 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan aktualitas Pancasila.
...Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila: Bimbingan ke Arah Penghayatan dan Pengamalan ...bagi Remaja. Jakarta: Golden Terayon Press.
Oentoro, J. 2010, Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa: Membangun Bhineka ...Tunggal Ika di Bumi Nusantara. Jakarta: Kompas Gramedia.
Shofa, AMA. 2016. Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia Dalam Bingkai ...Pancasila. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1, Juli 2016 ...ISSN 2527-7057.