• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pangan

Dalam dokumen PERDA RPJMD KAB.WONOGIRI 2021-2026 (Halaman 172-177)

Bab IX Penutup

2. Pangan

anak korban bencana, penderita HIV-AIDS dan NAPZA, belum semua desa menjadi Desa Layak Anak dan belum semua kecamatan mejadi Kecamatan Layak Anak.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian Kabupaten Layak Anak menjadi tanggung jawab bersama baik pihak Legislatif maupun Eksekutif / Pemerintah Daerah beserta jajarannya serta Dunia Usaha dan Masyarakat pada umumnya. Optimalnya kinerja Gugus Tugas KLA sangat berperan dalam pencapaian Kabupaten Layak Anak.

Upaya pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak : 1.Sosialisasi dan Advokasi

2.Meningkatkan kesadaran dan kepedulian sosial

3.Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan bagi Perempuan 4.Optimalisasi 8 Fungsi Keluarga

5. Optimalisasi Pos Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak ( P4A ):

Jumlah P4A sebanyak 20 pos di tingkat Kecamatan dan 160 di tingkat Desa/Kelurahan.

peningkatan, lalu pada tahun 2019-2020 menunjukkan penurunan. Akan tetapi angka kebutuhan jagung selalu meningkat dari tahun 2016-2020.

Tabel 2. 108

Ketersediaan dan Kebutuhan Jagung di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2020

No Tahun Uraian

Ketersediaan (ton) Kebutuhan

1 2016 309.261 569

2 2017 221.822 569

3 2018 248.492 573

4 2019 262.207 655

5 2020 249.428 655 (sampai agustus)

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri

Ketersediaan kedelai cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2016- 2019 menunjukkan penurunan dan pada tahun 2019-2020 menunjukkan peningkatan. Akan tetapi angka kebutuhan kedelai selalu meningkat dari tahun 2016-2019.

Tabel 2. 109

Ketersediaan dan Kebutuhan Kedelai di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 2020

No Tahun Uraian

Ketersediaan (ton) Kebutuhan

1 2016 11.748 18.791

2 2017 7.662 18.791

3 2018 6.638 18.903

4 2019 2.282 21.612

5 2020 2.243 7.131 (sampai Agustus)

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri

Ketersediaan kacang tanah cenderung fluktuatif, dimana pada tahun 2016-2019 menunjukkan penurunan dan pada tahun 2019-2020 menunjukkan peningkatan. Akan tetapi angka kebutuhan kacang tanah selalu meningkat dari tahun 2016-2019 meskipun tidak signifikan.

Tabel 2. 110

Ketersediaan dan Kebutuhan Kacang Tanah di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 – 2020

No Tahun Uraian

Ketersediaan (ton) Kebutuhan

1 2016 35.855 114

2 2017 33.390 114

3 2018 30.113 115

4 2019 26.213 115

5 2020 26.614 73 (sampai Agustus)

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri

Ketersediaan ubi kayu cenderung menurun tiap tahunnya dari tahun 2016- 2020. Akan tetapi angka kebutuhan ubi kayu selalu meningkat dari tahun 2016-2020.

Tabel 2. 111

Ketersediaan dan Kebutuhan Ubi Kayu di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016 2020

No Tahun Uraian

Ketersediaan (ton) Kebutuhan

1 2016 1.031.970 5.922

2 2017 884.882 5.922

3 2018 869.402 5.957

4 2019 813.171 6.811

5 2020 122.955 7.349 (sampai Agustus)

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri

Terjadinya perubahan harga yang tidak menentu akan berpengaruh pada besaran tingkat akses pangan masyarakat Kabupaten Wonogiri.

Fluktuasi (kenaikan atau penurunan) harga dapat diukur dengan besarnya nilai koefisien variasi (CV). Semakin kecil nilai CV, maka harga semakin stabil. Perkembangan stabilitas harga pangan di Kabupaten Wonogiri selama tahun 2016-2020 dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2. 112

Perkembangan Stabilitas Harga Pangan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2020

No Komoditas KoefisienVariasi

Rata-Rata 2016 2017 2018 2019 2020

1 Tepung Terigu 6.800 6.800 6.700 6.600 6.717 6.723 2 Minyak Goreng 12.200 9.300 12.200 12.000 12.000 11.540 3 Daging Sapi 111.000 111.50

0

111.400 110.000 117.000 112.180 4 Telur Ayam Ras 21.500 20.500 20.500 25.000 23.000 22.100 5 Daging Ayam Ras 33.000 33.000 33.000 34.000 34.000 33.400 6 Cabai Merah

Keriting 29.600 29.600 26.500 35.300 28.500 29.900 7 Bawang Merah 29.500 29.500 27.600 26.900 32.600 29.220 8 Gula Pasir Lokal 12.600 12.300 12.300 12.400 15.400 13.000

9 Kedelai 7.500 7.500 7.500 8.000 7.600 7.620

10 Jagung 4.600 4.600 4.700 4.500 5.000 4.680

11 Beras Termurah 8.400 8.400 8.500 9.500 9.900 8.940 12 Beras Medium 9.200 9.300 10.500 11.000 11.300 10.260 13 Beras Premium 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000

Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, 2020

Berdasarkan tabel di atas perkembangan stabilitas harga pangan di Kabupaten Wonogiri dari tahun 2016-2020 dapat dilihat dari 13 komoditas antara lain tepung terigu, minyak goreng, daging sapi, telur

ayam ras, daging ayam ras, cabai merah keriting, bawang merah, gula pasir lokal, kedelai, jagung, beras termurah, beras medium, dan beras premium. Jika dilihat dari table tersebut, setiap komoditas memiliki nilai koefisien variasi yang berbeda di setiap tahunnya. Ada beberapa komoditas yang memiliki nilai koefisien variasi mengalami peningkatan pada tiap tahunnya, namun ada juga komoditas yang memiliki nilai koefisien variasi yang mengalami penurunan di tiap tahunnya. Terdapat rata – rata setiap komoditas dari tahun 2016 hingga bulan Agustus tahun 2020. Tabel tersebut juga menjelaskan bahwa harga sejumlah komoditas pangan strategis di Kabupaten Wonogiri selama kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami fluktuatif. Beberapa komoditas mengalami tingkat fluktuatif harga cukup tinggi antara lain pada kelompok bawang merah dan telur ayam ras.

Keberagaman pola konsumsi pangan dapat ditunjukkan dengan Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Pada tahun 2019, skor PPH lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena terdapat beberapa perbedaan sumber data dalam metode perhitungan. Berikut tabel Skor PPH Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2019.

Tabel 2. 113

Skor PPH Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2019 No Kelompok Pangan Standar

Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Padi-padian 25,0 19,6 19,0 19,0 19,6 25

2 Umbi-umbian 2,5 1,2 1,0 1,0 1,6 0,9

3 Pangan Hewani 24,0 22 21,4 22,5 22,5 18,5

4 Minyak & lemak 5,0 5,0 3,6 3,4 3,3 5,0

5 Buah/biji berminyak 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,7

6 Kacang-kacangan 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 8,5

7 Gula 2,5 2,5 2,5 2,5 2,0 2,5

8 Sayur & buah 30,0 30,0 25,5 26,8 26,9 24,7

9 Lain-lain 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, 2019

Berdasarkan tabel di atas Skor PPH Kabupaten Wonogiri tahun 2016-2020 untuk semua kelompok memiliki skor di bawah standar.

Sedangkan untuk kelompok kacang-kacangan memiliki skor PPH sama dengan standar. Standar konsumsi berdasarkan WNPG VIII Tahun 2004 ditentukan bahwa sebesar 2.000 kkal/kapita/hari. Mulai tahun 2017, standar konsumsi diubah menjadi 2.150 kkal/kapita/hari yang dihitung berdasarkan WNPG X Tahun 2012. Perkembangan capaian konsumsi per

kelompok pangan dan capaian konsumsi energi per kapita/hari dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 114

Capaian Konsumsi Kelompok Pangan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2019

No Indikator

Ideal WNPG VIII (/gram/kap

/hr)

2016 2017 2018 2019

2020

1 Beras (Kg/Kap/Th) 275 79 76 76 79

2 Umbi-umbian (Kg/Kap/Th) 100 14 12 12 19

3 Pangan hewani (Kg/Kap/Th) 150 50 49 51 51

4 Sayur dan buah (Kg/Kap/Th) 250 96 81 82 82 Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, 2020

Tabel 2. 115

Konsumsi Energi Per Kapita/Hari di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2019

No Kelompok Pangan

Ideal WNP GVIII

Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1 Padi-padian 1.000 785,6 758,5 758,6 783,9

2 Umbi-umbian 120 47,6 39,1 39,2 63,6

3 Pangan Hewani 240 219,9 214,5 224,7 225,4

4 Minyak & lemak 200 245,0 144,2 136,8 131,4 5 Buah/biji berminyak 60 71,3 51,6 54,2 38,6 6 Kacang-kacangan 100 298,5 250,6 262,3 186,9

7 Gula 100 307,9 380,1 195,8 78,6

8 Sayur & buah 120 126,0 105,9 107,2 107,6

9 Lain-lain 60 5,4 3,4 3,8 4,3

JUMLAH 2.000 2.000 2.107,1 1.875,7 1.620,3 Sumber: Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, 2020

Berdasarkan tabel capaian konsumsi kelompok pangan dan tabel konsumsi energi per kapita/hari di Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa konsumsi kacang-kacangan perlu diturunkan, selain itu kelompok pangan umbi-umbian perlu ditingkatkan sekaligus sebagai upaya diversifikasi pangan. Pada tahun 2016 jumlah konsumsi energi per kapita/hari di kabupaten Wonogiri adalah 2.107,1 Jumlah ini melebihi jumlah ideal WNPG VIII. Namun pada tahun 2016-2019 menunjukkan jumlah yang semakin menurun dan jauh dari jumlah ideal WNPG VIII yaitu 2.000. Pada tahun 2019 jumlah konsumsi energi per kapita/ hari adalah 1.620,3 yang berarti harus ditingkatkan lagi.

Masih ditemukan pangan segar yang tidak aman beredar di masyarakat, hal tersebut merupakan salah satu masalah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Pelaksanaan pengawasan keamanan

pangan dilaksanakan secara insidentil, belum secara rutin, dan tersebar di semua wilayah. Berdasarkan tabel perkembangan pengawasan pangan segar di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2020 maka perlu adanya peningkatan pengawasan pangan segar baik dari jumlah komoditas maupun waktu pelaksanaannya, mengingat persentase keamanan pangan belum mencapai 100%.

Tabel 2. 116

Perkembangan Pengawasan Pangan Segar di Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2020

Uraian

2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah sampel diuji

Jumlah sampel aman

Jumlah sampel diuji

Jumlah sampel aman

Jumlah sampel diuji

Jumlah sampel aman

Jumlah sampel diuji

Jumlah sampel aman

Jumlah sampel diuji

Jumlah sampel aman

Prima 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Prima 3 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0

PSAT 2 2 11 11 2 2 4 4 0 0

Pengawasan Pangan Segar

0 0 6 6 2 2 4 2 2 1

Total 3 3 17 16 4 4 9 7 2 1

Persentase

Aman 100 94 100 78 50

Sumber:Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, 2020

Dalam dokumen PERDA RPJMD KAB.WONOGIRI 2021-2026 (Halaman 172-177)