BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Pembahasan Temuan
tidak berani bilang kepada kyai bisa bilang ke bu nyai maupun ustadz- ustadz.75
sistem belajar sorogan, hafalan nadom, tajwid, fiqih, maupun al- Qur’an, tidak hanya itu kyai juga memberikan contoh yang tertanam di dalam kepribadian seorang pemimpin. Pemimpin tersebut ialah seorang yang mampu menstransfer ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai suatu cara mendidik para santri.
Menurut saiful Akhyar Lubis, Kyai sebagai pendidik merupakan sumber pengetahuan keagamaan dan sumber nilai-nilai yang dianut bagi santri. Dalam hal ini, Kyai mengajarkan ilmu pengetahuan keagamaan sekaligus menana mkan nilai-nilai spiritual dan akhlak mulia kepada santrinya. Selain itu, kyai berkewajiban mendidik sifat-sifat yang fadilah (utama) dan menghilangkan sifat- sifat yang mazmumah (tercela) pada diri santri, dengan menjadikan dirinya sebagai teladan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan upaya untuk membentuk kemandirian santri yang brokenhome dengan tujuan untuk menjaga kepercayaan pada diri santri.76
Tidak hanya itu Kyai sebagai inspirator, kyai sebagai seorang guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik (santri). Kyai harus memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun bisa
dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang di hadapi oleh anak didik.77
Penjelasan di atas juga di perkuat oleh Oemar Hamalik, Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dan akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang di inginkan.78
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa peran kyai sebagai pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuannya tersebut akan semakin di kembangkan oleh para santrinya. Dengan cara yang khusus dalam mendidik para santri, dan juga memberikan contoh yang tertanam dalam dirinya itu dapat menciptakan kepribadian seorang santri yang baik dan juga bisa menjadikan kemandirian dalam diri santri. Dan seorang kyai juga merupakan seorang pemimpin yang mampu menstransfer ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai suatu cara untuk mendidik para santri.
77 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif ( Jakarta: PT. Rineka Cipta,2000), 44.
78 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar ( Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2010), 79.
2. Peran Kyai Sebagai Pembimbing Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.
Keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga keagamaan, pendidikan, dakwah, serta lembaga kemasyarakatan, telah memperlihatkan dirinya sebagai pusat nilai-nilai dan pengetahuan yang secara konkrit telah mampu mewarnai kehidupan masyarakat luas. Kebutuhan santri dan masyarakat akan kepemimpinan rohaniah dapat dipenuhi oleh pondok pesantren. Demikian pula, kyai dapat berfungsi sebagai figur sentral dimana santri dan masyarakat meminta petunjuk dan bimbingan dalam upaya meningkatkan kualitas ketaqwaan mereka. Di samping itu, kyai juga menjadi tumpuan pengaduan berbagai problem kehidupan mereka para santri untuk meminta nasihat, pertimbangan dan doa bagi penyelesaiannya, juga menjadi tempat meminta bantuan dalam menangani masalah keluarga.
Dalam hal ini, kyai tamil sebagai sosok pemimipin yang dipatuhi serta dihormati kaum santri, memberikan semangat batin, ketentraman hati, dan dukungan moral, sehingga pondok pesantren dipandang sebagai alat transformasi kultural dengan keberhasilan melaksanakan fungsinya membangun kepribadian santri dan masyarakat.79
Dan dari data analisa yang ada, peneliti menemukan bahwa peran kyai sebagai pembimbing dalam mengembangkan kemandirian
belajar agama santri brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, kyai mempunyai cara tersendiri tidak hanya sekedar memberi materi tetapi seorang kyai harus meberi contoh secara langsung dengan memberikan bimbingan kepada semua santri dalam segi amaliyah, segi akhlak, dan segi muamalah antara sesama santri, santri dengan guru, santri kepada masyarakat, dan guru dan santri harus di didik oleh seorang kyai gunanya untuk menjadikan santri supaya bisa hidup mandiri. Contohnya ketika ada tamu saat menyuguhkan hidangan santri harus merunduk gunanya untuk menghormati sesama dan juga ada kegiatan pondok misalnya pembangunan kyai langsung ikut turun karena untuk memberikan contoh bagi santri saat bermasyarakat.
Temuan data tersebut, juga sesuai dengan teori tentang peran kyai sebagai pembimbing dalam masyarakat yang di nyatakan Ali Moesa Maschan yang menyebutkan bahwa peran kyai adalah sebagai tokoh agam menjadi figur penting dalam struktur masyarakat islam.
Posisi penting kyai dalam masyarakat tidak terlepas dari karakteristik pribadinya yang sarat dengan berbagai nilai lebih. Pada kepribadian kyai melekat kuat otoritas karismatik karena ketinggian ilmu agamanya, kesalehannya, dan kepemimpinannya.80
Pada teori lain, temuan data tersebut juga relevan dengan teori yang dijelaskan oleh imaduddin sukamto seperti dikutip Saiful Akhyar
80 Ali Moesa Maschan, Agama dan Demokrasi “ komitmen Moeslim Tradisional Terhadap Nilai- Nilai Kebangsaan’ ( Surabaya: Pustaka Dai Muda, 2004), 211.
Lubis, yang menyatakan peran kyai dalam memberikan layanan konseling bertujuan untuk menegakkan potensi kembali tauhidnya secara proposional melalui upaya-upaya diantaranya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah Swt, meningkatkan kemauan dan kegairahan mengamalkan ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan secara konsisten, meningkatakan kualitas amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi hamba yang selalu dekat dengan Allah Swt.81
Dari data analisa di atas dapat disimpulkan bahwa peran kyai sebagai pembimbing dalam mengembangkan kemandirian belajar agama santri brokenhome,, yaitu dengan tidak hanya memberi materi tetap memberikan contoh secara langsung yang berupa amaliyah, akhlak, muamalah yaitu antara sesama santri, santri dengan guru maupun santri dengan masyarakat supaya santri mempunyai keteguhan hidup dan juga bisa hidup bermandiri.
3. Peran Kyai Sebagai Motivator Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.
Selain peran kyai sebagai pendidik, pembimbing, Kyai juga mempunyai peran sebagai motivator, karena motivasi-motivasi yang di berikan oleh kyai kepada santri akan membuat perubahan pada diri santri, karena itu bisa membuat santri menjadi lebih bersemangat
dalam belajar dan lebih kuat usahanya untuk mencapai cita-citanya tidak ha nya itu santri juga bisa menjadi percaya diri dan tidak minder dengan yang lain.
Berdasarkan hasil temuan peneliti mengenai peran kyai sebagai motivator untuk mengembangkan kemandirian belajar agama santri brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, memang motivasi sangat berpengaruh kuat dalam meningkatkan kemandirian belajar santri, kyai juga memberikan motivasi yang berlandaskan pada kitab Ta’limul Muta’alim itu sebagai motivasi bagi semua santri untuk bidang belajar karena di dalamnya ada teknik-teknik untuk menyemangati santri dalam belajar, dan untuk selalu semangat dalam belajar antara santri maupun gurunya, dan kyai juga menggunakan kitab nasoibul ibad sebagai motivasi bagi santri untuk selalu hidup bersemangat dalam menyongsong masa depan, tidak hanya itu ketika selesai mengaji kyai memberikan waktu untuk curhat masalah pribadi dengan begitu kyai kemudian memberikan masukan-masukan dan motivasi kepada mereka yang mempunyai masalah, misalnya saat ada anak mempunyai masalah dengan orang tuanya karena orang tuanya cerai kyai selalu memberikan motivasi dan masukan sebagai anak kita harus bisa mengingatkan kepada orang tua kalau bisa jangan sampai pisah tapi kalau sudah tidak bisa di bilangi kita juga tidak boleh membenci mereka karena begitupun itu tetap orang tua kita tidak ada kata mantan orang tua bagi anak.
Temuan data tersebut, juga sesuai dengan teori tentang peran Kyai sebagai motivator yang dinyatakan oleh Saiful Akhyar Lubis.
Kyai sebagai pembangkit motivasi bukan hanya memberi gagasan, tetapi sekaligus memberi contoh berupa amal-amal nyata dan mencerminkan kesalehan beribadah. Keadaan inilah yang menjadikan para santrinya berketetapan hati untuk mematuhi dan mengamalkan setiap petunjuk, bimbingan, nasihat yang diberikan Kyai. Tentu saja hal ini akan membuahkan hasil berupa pulihnya kembali rasa percaya diri mereka, dan pada gilirannya akan membentuk semangat dan kemandirian bagi mereka.82
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran kyai sebagai motivator selain sebagai pendidik dan pembimbing dalam kegiatan pembelajaran, motivasi dari kyai sangat di butuhkan oleh santri yaitu berguna untuk membangkitkan semangat mereka dalam belajar dan juga akan membangkitkan kepercayaan diri pada diri santri sehingga santri bisa hidup mandiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan mengacu pada rumusan masalah, dengan menggunakan kualitatif, maka dapat disajikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran Kyai sebagai pendidik dalam mengembangkan kemandirian belajar agama santri brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, sebagai seorang pendidik kyai senantiasa menyampaikan ilmu pengetahuan yang di milikinya untuk bisa di serap oleh muridya sehingga nantinya ilmu pengetahuan tersebut akan semakin dikembangkan oleh peserta didik, dengan menggunakan sistem khusus yaitu dengan mengajak santri dialog secara langsung dan juga dengan menggunakan ilmu- ilmu agama yang diajarkan di pondok Queen Assalam. Tidak hanya itu kyai juga memberikan contoh yang tertanam di dalam kepribadian seorang pemimpin. Pemimpin tersebut ialah seorang yang mampu menstransfer ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai suatu cara mendidik para santri.
2. Peran Kyai sebagai pembimbing dalam mengembangkan kemandirian belajar agama santri brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, sebagai pembimbing
kyai memberikan contoh secara langsung kepada santri dalam segi amaliyah, akhlak, dan muamalah semua itu sangat penting untuk membentuk kepribadian santri supaya santri bisa hidup mandiri, misalnya memberikan bimbingan kepada santri ketika ada seorang tamu santri ketika memberikan suguhan harus merunduk karena itu termasuk sifat menghargai sesama dan juga ketika ada kegiatan pembangunan kyai langsung terjun guna untuk memberi contoh cara hidup bermasyarakat.
3. Peran Kyai sebagai motivator dalam mengembangkan kemandirian belajar agama santri brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, sebagai motivator, motivasi yang di berikan oleh kyai sangat berpengaruh kuat dalam meningkatkan kemandirian belajar santri, kyai memberikan motivasi yang berlandaskan pada kitab Ta’limul Muta’alim dan juga kitab nasoibul ibad, dan juga setelah mengaji kyai memberikan waktu untuk curhat agai bagi anak yang mempunyai masalah tidak hanya itu kyai juga memberi motivasi bagi anak yang mempunyai masalah dengan keluarganya dengan cara memberi masukan sebagai anak kita tidak boleh benci kepada orang tua kalau bisa kita doakan semoga orang tua kita bisa kembali bersama jika tidak bisa kita tidak boleh membencinya walaupun gimana itu tetep orang tua kita tidak ada kata mantan.
B. Saran
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, ada beberapa hal yang mendorong peneliti untuk memberi masukan terkait dengan peran Kyai, Ustadz serta orang tua dalam mendidik kemandirian santri yaitu:
1. Kepada lembaga pendidikan secara umum dan khususnya “ Pondok Pesantren Queen Assalam”, peneliti berharap agar bersama-sama meningkatkan aktifitas belajar santri yang brokenhome dalam pendidikan kemandirian supaya santri bisa lebih baik lagi dan bisa merubah kepribadiannya.
2. Kepada orang tua santri, peneliti mengaharap agar tetap menjaga keharmonisan rumah tangganya karena itu sangat berpengaruh dalam membentuk jati diri seorang anak, dan juga motivasi dari orang tua sangat di butuhkan anak untuk selalu giat dalam belajar untuk menyongsong masa depan.
3. Kepada setiap santri harus terus-menerus menumbuhkan minat belajarnya supaya memperoleh hasil yang lebih baik, hal ini tentunya harus di dukung pula oleh motivasi atau dorongan baik dari orang tua, kyai, ustadz, maupun temannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ali, Muhammad dan Asrori. 2006. Psikologi Remaja (perkembangan peserta didik). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Amal, Ahmad Syaiful. 2018. “Pola Komunikasi Kyai dan Santri dalam Membentuk Sikap Tawadhu di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang” dalam INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Azizah, Siti Nur. 2014. “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis Ekoproteksi” dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Bukhari Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
Desmita, M.Si. 2016. Psikologi Perkembangan ( Perkembangan Peserta Didik).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. 2014. Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No.20 Th.2003). Jakarta:
Sinar Grafika.
Dhofier, Zamkhsyari. 2011. Tradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Djaramah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Faris, Ahmad. 2015. “Kepemimpinan Kiai dalam Mengembangkan Pendidikan
Hafidh, Zaini. 2017. “ Peran Kepemimpinan Kiai dalam Peningkatan Kualitas Pondok Pesantren di Kabupaten Ciamis”dalam Jurnal Administrasi Pendidikan. 2. Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah B. Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayatullah, Agus dkk, 2011. AT-Thayyib, Al-Qur’an Transliterasi per kata dan terjemah per kata. Bekasi: Cipta Bagus segara.
Ihsan, Fuad. 2003. Dasar- Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta..
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ( 10 Februari 2019).
Khozin.2001. Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Malang: UMM Press.
Lubis, Saiful Akhyar. 2007. Konseling Islami “Kyai dan Pesantren”. Yogyakarta:
Elsaq Press.
Maschan, Ali Moesa. 2004. Agama dan Demokrasi “Komitmen Moeslim Tradisional Terhadap Nilai-Nilai Kebangsaan”. Surabaya: Pustaka Dai Muda.
Masrur, Mohammad. 2017. “Figur Kyai dan Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren” dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan. Lampung: IAIN Raden Intan Lampung.
M. Taufiq Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Miles dan Huberman. 2014. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Miles, Huberman dan Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis. Amerika: Sagem.
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jember: STAIN Jember Press.
Mursidi, Agus. 2016. “Dominasi Kiai dalam Pendidikan di Pondok Pesantren Ihya’ Ulumiddin” dalam Jurnal Historia. Banyuwangi: Universitas PGRI Banyuwangi.
Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal (Pondok Pesantren di Tengah A rus Perubahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Oemar Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara
Rafika, dkk. 2019. “Upaya Guru dalam Menumbuhkan Kemandirian Belajar Siswa di SD Negeri 22 Banda Aceh”, jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Satori, Djam’an. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudarsono. 1993. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhendar dkk. 2017. “Analisis Pengaruh Kepemimpinan Kyai, Budaya Pesantren, dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Mutu Pendidikan Pesantren di Provinsi
Banten” dalam Jurnal Penelitian Pendidikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Syaiful Bahri Djaramah & Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Tim Penyusun. 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.
Peran Kyai Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok
Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.
1. Peran Kyai
2. kemandirian belajar agama santri
brokenhome
1.1 Pendidik
1.2 Pembimbing
1.3 Motivator
2.1 Tidak
tergantung pada orang lain 2.2 Percaya diri 2.3 Mengkontrol
diri 2.4 Motivasi 2.5 Tanggung
jawab
1. Menguasai bidang di siplin ilmu
2. Menguasai metode mengajar
3. Memiliki wawasan 1. Membimbing
pengetahuan agama 2. Menanamkan nilai-
nilai spiritual dan akhlak mulia.
1. Membangkitkan semangat pada ranah keagamaan.
2. Membangkitkan semangat pada ranah sosial.
1. Membaca 2. Menghafal 3. Diskusi
1. Berani mengutarakan pendapat
1. Dapat menyelesaikan masalah
1. Memperbaiki diri 1. Menyelesaikan tugas
tepat waktu.
1. Informan : a. Kyai b. Ustad c. Santri 2. Dokumentasi 3. Buku
1. Pendekatan Kualitatif Deskriptif.
2. Jenis Penelitian Field Research (Penelitian Lapangan) 3. Lokasi penelitian:
Pondok Pesantren Queen Assalam 4. Subyek Penelitian:
Purposive Sampling 5. Metode
pengumpulan data : a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi 6. Analisis Data Model
Miles and Hubermen a. Pengumpulan
data
b. Kondensasi data c. Penyajian data d. Penarikan
kesimpulan 7. Keabsahan Data:
a. Triangulasi sumber b. Triangulasi
1. Bagaimana peran kyai sebagai pendidik dalam mengembangkan kemandirian belajar agama santri
brokenhome di pondok pesantren queen assalam sumber beras banyuwangi.?
2. bagaimana peran kyai sebagai pembimbing dalam mengembangkan kemandirian belajar agama santri
brokenhome di pondok pesantren queen assalam sumber beras banyuwangi.?
3. bagaimana peran kyai sebagai motivator dalam mengembangkan kemandirian belajar agama santri
brokenhome di pondok pesantren queen assalam sumber beras banyuwangi.?
Wawancara dengan pengasuh
Wawancara dengan ustad
Wawancara dengan santri
Kegiatan sebelum sholat subuh pembacaan surah yasin bersama.
Pengajaran kitab Ta’lim pada malam hari
Jalan KH. Misbahuul Munir, dsn. Sumberayu, Sumbeberas, Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68472
1. Observasi Tentang Peran Kyai di Pondok Pesantren Queen Assalam.
2. Observasi Kegiatan Pondok Pesantren Queen Assalam.
B. WAWANCARA
1. Bagaimana Peran Kyai Sebagai Pendidik Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.?
2. Bagaimana Peran Kyai Sebagai Pembimbing Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.?
3. Bagaimana Peran Kyai Sebagai Motivator Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.?
C. DOKUMENTASI
1. Sejarah Pondok Pesantren Queen Assalam.
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Queen Assalam.
3. Biodata Pengasuh Pondok Pesantren Queen Assalam.
4. Lokasi Pondok Pesantren Queen Assalam.
5. Daftar Ustadz Pondok Pesantren Queen Assalam.
6. Daftar Santri Pondok Pesantren Queen Assalam.
7. Daftar Santri Brokenhome Pondok Pesantren Queen Assalam.
8. Foto Kegiatan Pondok Pesantren Queen Assalam.