BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data dan Analisis
Kyai di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan kepada santri-santri nya, karena banyak santri yang hampir setengah dari jumlah santri semuanya merupakan santri brokenhome karena di ting gal orang tua pisah dan kebanyakan orang tuanya itu sehabis pisah pergi keluar negeri, maka di butuhkan pendidikan, bimbingan, motivasi yang layak bagi santri-santri yang brokenhome supaya mereka tidak pantang menyerah dan bisa hidup mandiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kyai M. Lauhin Mahfud sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi mengatakan,
“Untuk mendidik anak-anak yang bermasalah atau anak yang Brokenhome yaitu menggunakan sistem khusus karena kita sadar bahwasanya anak korban dari perpisahan ini bahkan pisahnnya karena dengan keadaan tidak baik, dan adanya indikasi permusuhan antara bapak dan ibuk, permusuhan itu sudah tentu mempengaruhi pemikiran anak, karena itu perlu metode khusus, yaitu dengan mengajak dialog khusus dan kalau dengan pembelajaran agama itui sudah ada pendidikan pesanten yaitu dengan belajar sorogan, dengan teknik hafalan nadom-nadom, baik nadom masalah tajwid, fiqih, al-Quran, maupun Tauhid”.59
Kyai M. Lauhin Mahfud merupakan komponen yang terpenting di dalam dunia pendidikan pesantren Queen Assalam, beliau menjadi figur di lingkungan pondok dalam mengantarkan santri-santrinya pada ranah kehidupan masa depan yang lebih cerah. Pendidik sebagai ujung
59 Kyai M. Lauhin Mahfud, Wawancara, Banyuwangi 5 Januari 2019.
tombak dalam memberangus kebodohan dan kemaksiatan, tentunya harus memiliki karakteristik Qur’ani dengan jalan yang persuasif dan konstruktif. Peranan kyai sebagai pendidik merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi kepribadian peserta didik.
Bapak Sunar selaku ustadz juga mengungkapkan bahwa;
“ selain mengajar kyai memberi bimbingan dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Di dalam pengajarannya kyai selalu mengutamakan kualitas anak didiknya. Sebagai pendidik, kyai memberikan contoh yang baik sebagai suri tauladan bagi santri dan keluarganya. Pendidikan yang diberikan oleh kyai mudah dicontoh oleh santri diikuti dengan kewibawaan dari kyai”.60
Penjelasan di atas dibenarkan oleh santri putri yaitu Fira yang mengungkapkan bahwa:
“Pendidikan kyai sangat berperan dalam membentuk kepribadian santri yang lebih baik dan maju, kyai lauhin tidak hanya mendidik kita dalam perbuatan dan tingkah laku namun juga mendidik kita untuk menjadi jati diri kita sendiri apa lagi kita di sini sudah tidak mempunyai orang tua lengkap dan kyai bisa meyakinkan kita untuk selalu berusaha dan bertawakal.
Kepribadian kyai merupakan cara kyai dalam mendidik para santri, karena banyak santri yang meniru sikap, sifat yang ada pada diri kyai sebagai panutan dan guru untuk masa depan.”61
Berikut penjelasan dari Riski Santri Putra Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi:
“ kyai tidak hanya sebagai pengasuh Pondok Pesantren saja, tetapi terlibat langsung memberi contoh yang baik penuh kharismatik kepada santrinya. Pa lagi di sini banyak santri- santri yang kurang kasih sayang dari orang tuanya, oleh
karena itu pendidikan dari seorang kyai sangat di butuhkan, kyai disini memantau langsung ke lapangan untuk memberikan dukungan agar segala kegiatan bisa bejalan dengan baik.”62
Dari beberapa interview di atas dapat di simpulkan bahwa seorang pendidik akan senantiasa menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk bisa diserap oleh muridnya sehingga nantinya ilmu pengetahuan tersebut akan semakin dikembangkan oleh santri.
Kyai Lauhin mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal pendidikan dan kepemimpinan di Pondok Pesantren. Karena pemimipin harus bisa menstransfer ilmu pengetahuan dan pengalaman nya sebagai suatau cara mendidik para santri sehingga santri bisa hidup mandiri.
Berdasarkan pengamatan, peneliti juga melihat peran kyai sebagai pendidik yaitu dengan cara memberikan pelajaran-pelajaran agama berupa akhlak, aqidah, fiqih, dan juga Al-Qur’an, beliau juga memberikan pendidikan yang lebih kepada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, yaitu kepada anak-anak brokenhome karena mereka kurang mendapat kasih sayang dan pendidikan dari orang tuanya sehingga masukan dari seorang kyai sangat di butuhkan untuk membangkitkan semangat belajar mereka.63
62 Riski, Wawancara, Banyuwangi 29 Maret 2019.
63 Observasi, 29 Maret 2019.
2. Peran Kyai Sebagai Pembimbing Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.
Dalam realitas sosial Pondok Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang terus bergerak bersama ruang dan waktu dalam merespon dan melayani kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dengan berbagai macam persoalan sosial masyarakat yang ada. Dan dalam pondok pesantren ada seorang kyai yang selalu menjadi panutan, dan selain sebagai pendidik seorang kyai juga bertugas sebagai pembimbing bagi santri-santrinya, salah satunya di pondok pesantren Queen Assalam di pondok ini banyak santri-santri yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya atau yang disebut sebagai santri brokenhome karena kurang mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari orang tuanya maka peran kyai sangat di butuhkan bagi santri-santri tersebut. Seperti yang di ungkapkan oleh kyai M. Lauhin Mahfud beliau mengatakan bahwa:
“Untuk sebagai pembimbing sudah tentu tidak hanya sekedar memberikan sebuah materi tetapi seorang kyai harus jelas memberikan contoh secara langsung yaitu dengan memberikan bimbingan kepada semua santri dan memberikan contoh secara langsung dalam segi amaliyah, segi akhlak, dan muamalah yaitu antara santri dengan santri, santri dengan kyai atau guru, santri dengan masyarakat, dan secara khusus di bimbing oleh seorang kyai.64
Pondok Pesantren Queen Assalam merupakan pondok yang sebagian besar di huni oleh anak-anak korban dari keluarga yang
brokenhome sehingga anak-anak tersebut masih harus banyak mendapatkan kasih sayang yang lebih dari orang yang ada di sekitarnya gunanya untuk meningkatkan kembali mental dan semangat anak tersebut, oleh sebab itu peran yang utama kyai adalah membimbing santri-santri yang bermasalah dengan memberikan pelajaran-pelajaran agama seperti akhlak, aqidah, supaya anak tersebut bisa menjadi diri yang baik.
Terkait dengan peran kyai sebagai pembimbing bapak Ainur selaku ustadz menambahkan:
“ kyai sebagai pembimbing yaitu dengan cara memberikan contoh secara langsung kepada santri-santrinya misalkan ada kegiatan kyak pembangunan itu kyai langsung terjun langsung gunanya untuk memberikan contoh kepada santri-santrinya tidak hanya itu di pondok pesantren Queen Assalam setiap satu bulan sekali ada dikzrul safaah nah ketika itu menyembelih kambing itu yang turun kyai sendiri gunanya untuk memberikan contoh kepada santri-santri nya gimana cara nya bermasyarakat dan mengaplikasikannya, karena di pondok pesantren ini anak-anak nya masih dalam taraf pendidikan semua sehingga masih belum ada anak yang bisa di kasih kepercayaan.65
Dari data wawancara di atas dapat diketahui, bahwasanya Kyai sebagai pembimbing selain menuntun santri-santri sesuai dengan ajaran agam islam, peran kyai yang tidak kalah pentingnya yaitu membimbing perilaku santri-santri supaya memiliki sikap akhlakul karimah dengan kata lain kyai merupakan tokoh panutan bagi kehidupan di pondok pesantren dan masyarakat sekitar
65 Bapak Ainur, Wawancara, 29 Maret 2019.
pondok pesantren. Dari status sosial tersebut, maka kyai dituntut untuk bisa memberi contoh yang baik bagi santri-santri yang bermasalah baik dari aspek lisan maupun perbuatanya. Hal ini penting untuk dilakukan dalam rangka membimbing para santri agar mempunyai kesalehan yang sosial yang sesuai dengan ajaran islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada berbagai sisi kehidupannya, serta menjadikan sebagai seseorang yang bermanfaat bagi sesama.
Keterangan wawancara di atas juga di perkuat oleh bapak sunar selaku ustadz di Pondok Pesantren Queen Assalam mengatakan:
“Menangani anak-anak yang mepunyai masalah keluarga itu tidk gampang, di butuhkan kesabaran yang penuh untuk mengerti kemauan anak tersebut, yaitu dengan memberikan pengertian selain kita berusaha untuk menyatukan keluarga nya kembali dan kita harus sering memberikan masukan dan harus sering di bimbing masalah taat kepada orang tua walaupun orang tua sudah pisah kit a berusaha bagaiman orang tua itu bisa kembali lagi, yaitu dengan di ajari ilmu Ta’lim, dan bagaimana caranya andap asor kepada orang tua walaupun or ang tua pisah kita tidak boleh benci jadi orang tua itu tidak ada kata mantan jadi tetap dia anggapmorang tua.66
Laila sebagai santri putri Pondok Pesantren Queen Assalam juga menambahkan:
“Saya sekarang kelas 2 Mts Mas, saya di sini sudah 3 tahun orang tua pisah sejak 3 tahun yang lalu, saya di sini ingin
belajar mandiri mas dengan belajar ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum di sekolah, kyai lauhin selalu memberikan masukan dan arahan kepada kami dengan cara memberikan wejangan-wejangan ilmu agama, saya di sini ingin menjadi yang lebih baik lagi mas walaupun orang tua sudah pisah tapi semangat saya untuk merubah hidup sangat tinggi.67
Sebagai figur sentral di pondok pesantren, peran Kyai menjadi sumber pengetahuan dan sumber nilai yang di anut bagi para santri. Dalam hal ini, peran Kyai membimbing pengetahuan agama sekaligus menanamkan nilai-nilai spiritual dan akhlak mulia. Dengan menjelaskan pentingnya membina sifat-sifat yang utama dan menghilangkan sikap yang tercela pada diri santri, kyai berusaha pula mempraktikkannya dalam sikap hidup sehari-hari sebagai teladan yang nyata. Hal ini dimaknai sebagai upaya untuk membentuk kemandirian para santri.
Hal serupa di katakan oleh Nada santri perempuan Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi Mengatakan:
“ Dia mengatakan mondok sudah 7 tahun, orang tua pisah ketika umur 3 tahun, dan sekarang orang tua sudah menikah semua, ketika mondok disini saya mengalami perubahan karena sering di beri masukan dan bimbingan dari kyai maupun dari bu nyai dan juga dari guru-guru yang ada, dan kyai sudah saya anggap sebagai orang tua saya sendiri.68
Dari keterangan yang di peroleh dari data wawancara diatas juga sesuai dengan hasil observasi peneliti ketika di lapangan,
67 Laila, Wawancara, 29 Maret 2019.
68 Nada, Wawancara, 29 Maret 2019.
dimana di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi seorang kyai memberikan bimbingan kepada santri- santri melalui lisan maupun perbuatan secara langsung, dan kyai memberikan bimbingan secara agama dengan memberikan pelajaran-pelajaran akhlak yaitu yang menggunakan kitab ta’lim dan juga kyai memberikan bimbingan secara langsung yaitu ketika ada kegiatan pondok kyai langsung turun tangan, dan juga memberikan bimbingan kepada santri ketika menyuguhkan hidangan kepada tamu harus tunduk karena itu termasuk bimbingan akhlak kepada sesama.69
3. Peran Kyai Sebagai Motivator Dalam Mengembangkan Kemandirian Belajar Agama Santri Brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi.
Dalam rangka mengembangkan kemandirian belajar agama santri brokenhome di Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi di butuhkan penanganan khusus diantaranya dengan melibatkan peran seorang kyai yang tidak hanya mampu mempunyai peran sebagai seorang pendidik untuk mendidik anak dengan memberkan pelajaran agama, maupun sebagai pembimbing dengan membimbing anak secara langsung guna untuk bisa saling bermasyarakat, tetapi kyai harus mampu memiliki peran sebagai
motivator yang sanggup memberi kekuatan baru bagi anak-anak yang mempunyai masalah keluarga.
Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, dalam hal ini telah mampu menjalankan ketiga peran tersebut.
Kemampuan peran kyai sebagai seorang motivator terlihat dari efektivitas kinerjanya yang sanggup membangkitkan minat dan mampu membangkitkan semangat bagi anak-anak yang mempunyai masalah keluarga guna untuk bisa hidup secara mandiri. Hal ini menjadi penting karena motivasi yang di berikan dari seorang kyai bisa memberikan dampak yang positif bagi seorang anak yang mempunyai masalah keluarga sehingga anak tidak minder dan tetap semangat untuk mengejar masa depan.
Sesuai dengan hasil wawancara yang di nyatakan oleh Kyai M.
Lauhin Mahfud menjelaskan:
“Sebagai motivator sudah jelas yaitu berlandaskan pada kitab yaitu kitab ta’lim itu sebagai motivator bagi setiap santri untuk bidang belajar karena di situ ada teknis-teknis atau tata cara untuk menyemangatkan santri dalam belajar untuk selalu semangat dalam proses belajar mengajar baik untuk santri maupun untuk gurunya dan untuk kehidupan selanjutnya ini di landasi oleh sebuah kitab sufi yaitu nasoibul ibad adalah sebagai motivator untuk menyongsong masa depan yang bahagia di dunia dan akhirat dengan mempunyai bekal ilmu yang lengkap antara ilmu agama dan ilmu masalah dunia, karena dalam kitab ta’lim sudah jelas bahwasanya ketika kita taat dan patuh kepada seorang guru, dan rajin ketika menuntut ilmu maka janjinya adalah hidup bahagia di dunia dan akhirat, tidak hanya itu ketika setelah selesai mengaji pagi anak-anak kita berikan sistem curhat bagi anak yang mempunyai masalah gunanya supaya kita sebagai pengganti orang tua mereka kita
bisa tau permasalahan yang dialami anak tersebut dan kita bisa membantu permasalahan yang dialami anak tersebut dengan memberikan masukan-masukan dan motivasi-motivasi pada anak tersebut supaya anak tidak mengalami patah semangat dalam belajar.70
Dari pernyataan di atas, terlihat jelas, jika peran kyai sebagai motivator adalah selalu meningkatkan ilmu agama melalui kitab-kitab dan juga memberikan motivasi melalui wejangan-wejangan sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak yang mempunyai masalah keluarga ketika berinteraksi dengan teman- temannya maupun orang lain.
Penjelasan yang diperoleh dari Kyai M. Lauhin Mahfud di atas juga di perkuat oleh keterangan yang di berikan oleh Isa Bela selaku santri putri, Mengatakan;
“ Saya di sini sudah lama mas, saya di sini sudah mulai kecil saya tidak tau orang tua saya, dan saya di sini mulai kecil di didik dan di besarkan oleh kyai dan bu nyai hingga sekarang ini, saya di sini juga sudah betah karena banyak teman yang senasib dengan saya, walaupun awalnya menyedihkan, karena sering mendapatkan motivasi dari kyai dan bu nyai yang tidak ada henti-hentinya memberikan semangat kepada saya sehingga saya bisa tegar dan kuat saya menganggap mereka adalah orang tua saya sendiri, beliau juga bilang untuk hidup yang besungguh-sungguh dan tidak bosan- bosannya mengingatkan untuk selalu rajin beribadah kepada allah.71
Lingkungan fisik merupakan salah satu dari sekian faktor yang ikut membangkitkan kemandirian dalam belajar, lingkungan fisik yang
di tempati oleh mereka yang mempunyai permasalahan yang sama akan mempunyai ikatan emosional yang kuat, di tambah lagi dengan dukungan yang di berikan oleh Kyai. Tentunya hal ini akan membuat para santri yang mempunyai masalah akan semakin semangat untuk bisa hidup secara mandiri.
Hal serupa juga di katakan oleh nasri selaku santri putra Pondok Pesantren Queen Assalam Sumber Beras Banyuwangi, mengatakan:
“ Di sini saya sudah 2 tahun mas, saya di sini sama 3 saudara sama kakak dan adik saya, orang tua saya sudah pisah dan sudah nikah lagi, ketika ada masalah keluarga orang tua saya menitipkan saya di sini, saya beruntung bisa berada di sini karena saya bisa belajar banyak hal di sini salah satunya adalah belajar ilmu agama dan di sini juga banyak teman- teman yang nasibnya sama dengan saya, saya juga beruntung bisa bertemu dengan kyai di sini karena beliau sangat baik kepada kami dan saya sudah menganggap beliau sebagai orang tua kami, kami di sini sering di beri bimbingan dan motivasi supaya kami bisa tetap semangat untuk mengejar masa depan.72
Bapak Ainur sebagai Ustadz Pondok Pesantren Queen Assalam juga mengatakan:
“Karena di Pondok Pesantren Queen Assalam ini banyak santri yang brokenhome dan anak para tki biyasanya kyai itu memberikan mootivasi-motivasi kepada anak yang bermasalah, ketika permasalahan satu sudah selesai nanti bisa untuk memecahkan masalah yang berikutnya, dan rata-rata di pondok itu santri nya yang mempunyai masalah itu di ajak ngobrol atau yang disebut juga dengan sistem curhat gunanya anak itu supaya tetap tegar dan tidak minder dengan teman
72 Nasri, Wawancara, 29 Maret 2019.
yang lain, tetapi kebanyakan teman-teman din sana juga sudah saling tau satu sama lain jadi teman yang lain itu juga bisa membantu.73
Pernyataan dari Bapak Ainur juga di benarkan oleh Bapak sunar sealku Ustadz mengatakan:
“ untuk sebagai motivator itu santri di berikan motivasi- motivasi pada saat kegiatan mengaji, ketika mengaji nanti di berikan waktu sebentar untuk memberikan motivasi kepada anak-anak, supaya anak itu merasa di perhatikan. Dan di sini juga sudah di ajarkan kitab ta’lim itu sebagai pedoman sebagai motivasi anak-anak, tetapi anak-anak di sini mereka itu tidak melihatkan ketika mempunyai masalah mereka pandai-pandai ketika belajar.74
Dari beberapa wawancara di atas itu sudah sesuai dengan hasil observasi yang di lakukan peneliti di Pondok Pesantren Queen Assalam, dari hasil observasi seorang kyai sudah menunjukkan sebagai motivator bagi santri-santrinya yang mempunyai masalah keluarga, yaitu dengan mengajarkan kitab ta’lim karena di dalam nya terdapat beberapa tata cara atau perilaku yang mencermikan kehidupan sehari-hari tidakn hanya itu kyai sesudah mengajar kitab ketika pagi hari itu santri-santri di berikan kesempatan untuk saling sering atau curhat kepada kyai tentang masalah yang di hadapinya, ketika santri sudah mengutarakan permasalahan kemudian seorang kyai memberikan motivasi kepada santrinya supaya anak tersebut tetap tegar, dan kyaijuga memberikan kesempatan kepada santri kalau
tidak berani bilang kepada kyai bisa bilang ke bu nyai maupun ustadz- ustadz.75