BAB II KAJIAN PUSTAKA KAJIAN PUSTAKA
B. Paparan Data
3) Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas
Dalam penguatan karakter juga melalui kegiatan kokulikuler yaitu Event OLA ( Out Door Learning Ativity), MGT ( Musasi Got Talent), M2F ( Musasi Muharam Festifal), BBM ( Bulan Bahasa Musasi), Class metting ( perlombaan khusus olahraga), Sinergy Building, LDKS, Peringatan HUT RI, Remidial dan pengayaan, Literasi.159
Dari keterangan Ibu Enny, ada 10 kegiatan kokulikuler yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo terdiri dari 1) Event OLA (Out Door Learning Ativity), 2) MGT (Musasi Got Talent), 3) M2F (Musasi Muharam Festifal), 4) BBM (Bulan Bahasa Musasi), 5) Class metting (perlombaan khusus olahraga),6) Sinergy Building, 7) LDKS, 8) Peringatan HUT RI, 9) Remidial dan 10) pengayaan, Literasi.
terhubung dan tersambung dengan orang tua peserta didik.
Dalam meningkatkan hubungan dengan pihak luar sekolah atau masyarakat Bapak Imam menjelaskan:
Untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat sekolah membuat program kegiatan yang meliputi fortawa dan parenthing, family gatring, pemeran pendidikan, pengadaan kegiatan PHBN dan PHBI, program sosial kemasyarakatan. Karena sekolah ini secara langsung di bawah naungan yayasan Muhammadiyah maka kita membina hubungan baik dengan Ormas Muhammadiyah.161
Dari penjelasan Bapak Imam dapat diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dalam menjalin kerjasama dengan komunitas masyarakat terdiri dari kegiatan forum taaruf wali murid (fortawa) dan parenthing, family gatring, pemeran pendidikan, pengadaan kegiatan PHBN dan PHBI, program sosial kemasyarakatan. Dan juga membina hubungan baik dengan Ormas Muhammadiyah sebagai yayasan yang menaungi.
b. MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo 1) Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
a) Integrasi Dalam Mata Pelajaran
Dalam kegiatan akademik atau disebut juga dengan pendidikan karakter berbasis kelas yang diterapkan di Mts Bilingual Pucang Sidoarjo yaitu berupa pengintegrasian dalam mata pelajaran, manajemen kelas dan pengoptimalan muatan lokal. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh waka kurikulum Ibu Ike sebagai berikut:
Dalam kegiatan akademik ini penguatan karakter yang dilakukan melalui pengintegrasian kurikulum perpaduan antara Kurikulum Nasional, Kementrian Agama dan kurikulum Cambridge. Dalam
161 Imam Humas, wawancara (Sidoarjo, 6 juni 2020)
kurikulum Nasional K-13 di dalamnya sudah termuat nilai-nilai karakter.162
Di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo seluruh mata pelajaran sudah terintegrasi dengan nilai-nilai Islam ahli sunnah wal jamaah. Seperti yang dijelaskan Ibu Ike selaku waka kurikulum sebagai berikut:
Semua mata pelajaran yang ada tidak lepas dari nilai-nilai Islam, begini ketika guru mengajar contoh pelajaran matematika disitu tidak hanya membahas bilangan saja, pada tahap penguatannya kita kaitkan dengan karakter religius. Jadi anak merasakan pada pelajaran matematika ada materi agama yang berdasarkan ahli sunnah wal jamaah dan itu tertuang dalam RPP.163
Ini menunjukan tidak ada dikotomi antara mata pelajaran umum dan agama.
Justru keduannya terintegrasi sehingga dalam materi umum di dalamnya ada muatan nilai agama yang berdasarkan ajaran ahli sunnah wal jamaah.
Di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo, langkah-langkah penguatan karakter melalui pembelajaran tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Nur Hayati Mariayana berikut:
Pada RPP kami telah tertuang penguatan karakter dalam proses pembelajarannya yang meliputi kegiatan pendahuluan didalamnya ada memotivasi siswa dengan menyayikan lagu kebangsaan, dalam kegiatan inti kita menekankan pada sikap kemandirian, kerjasama, tangung jawab dan yang lainnya, sementara kegiatan penutup disitu kita perkuat dengan pendidikan karakter.164
Ibu Ike menambahkan :
Penguatan karakter tertuang dalam RPP, sebagai contoh dalam pembukaan disitu ada salam, doa, didalam penguatan terdapat pengaitan lima karakter yang sesuai.165
162 Ike Waka kurikulum, wawancara (Sidoarjo, 9 Juni 2020)
163 Ike Waka kurikulum, wawancara (Sidoarjo, 9 Juni 2020)
164 Nur Hayati, wawancara (Sidoarjo, 13 Juni 2020)
165 Ike Waka kurikulum, wawancara (Sidoarjo, 9 Juni 2020)
Dari keterangan di atas, langkah-langkah pembelajaran yang tertuang dalam RPP terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan bentuk kegiatan penguatan karakter dilakukan dengan salam, doa, dan menyayikan lagu kebangsaan. Untuk kegiatan inti yaitu penyampaian materi, dimana dalam materi selain memuat kompetensi juga terdapat nilai karakter. Dan pada kegiatan penutup disitu ada penguatan pendidikan karakter dengan pengaitan lima karakter pokok yang sesuai dan pembelajaran ditutup dengan doa.
b) Optimalisasi Muatan Lokal
Dalam menunjang penguatan katakter yang ada di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo ibu Ike menjelaskan, dengan program full day, madrasah mengoptimalkan muatan lokal sekolah yang terdiri dari Inggris, Tartil Al-Quran, ICT atau TIK, Aswaja dan Perform Praying. Dengan tujuan seperti yang diutarakan oleh ibu Ike selaku waka kurikulum, berikut:
Saat ini kita telah berada di era digital maka menuntut siswa untuk mengetahui dan bisa terkait teknologi agar tidak gagap teknologi.
Mampu memberikan dasar anak untuk membuat program. Hal inilah salah satu tujuan dari muatan lokal TIK. Kalau muatan lokal Aswaja memiliki tujuan, kita tahu madrasah ini di bawah naungan Muslimat NU yang berfaham Ahlisunnah wal jamaah. Maka seyogyanya pendidik dan peserta didik mengetahui tentang keaswajaan agar tidak menyimpang, tahu tentang amalan dari Ahlisunnah wal jamaah, materi kita ajarkan dan amalkan dalam keseharian di madrasah. Terlepas apabila ada orang tua yang memilki prinsip lain kita tidak melarang.
Dan muatan lokal yang ketiga Tartil tujuan muatan lokal ini, sekolah ini merupakan madrasah harus membekali peserta didik tidak hanya ilmu eksakta saja atau ilmu dunia saja, tetapi juga kita bekali dengan ilmu Agama selain dalam mata pelajaran PAI yang terdiri dari fiqih, Al-quran Hadist, aqidah Ahklak dan Sejarah Islam maka mejadi penting juga yaitu ilmu Al-Quran. Kita seimbangkan antara ilmu dunia dengan Ilmu akhirat. Dalam materi tartil di ajarkan bagaimana cara membaca
Al-quran yang benar dan mengkaji makna yang terkandung. Dalam muatan lokal Tartil juga kita motivasi anak untuk gemar membaca Al-Quran. Dan tartil ini dilaksanakan setiap hari senin- kamis dengan alokasi waktu 2 jpl.166
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa pemilihan muatan lokal TIK, ASWAJA dan Tartil masing-masing memiliki tujuan. Tujuan muatan lokal TIK adalah memberikan dasar peserta didik mengenal teknologi dan mampu membuat program aplikasi dasar. Sedangkan muatan lokal ASWAJA bertujuan memberikan pemahaman tentang faham dan amalan yang dilakukan Ahli Sunnah Wal Jamaah sebagaimana dianut oleh organisasi masyarakat Nahdhatul Ulama (NU).
Adapun muatan lokal Tartil memiliki tujuan mengajarkan peserta didik cara membaca Al-quran yang benar dan mengkaji makna yang terkandung sekaligus gemar membaca Al-Quran. Muatan lokal Tartil merupakan muatan lokal yang sangat ditekankan di Madrasah maka diberikan alokasi waktu 2 JPL dengan pelakasanaan setiap hari senin-kamis.
Menambahi tujuan dari muatan lokal Tartil Ustad Maulana selaku guru tartil menjelaskan:
Karena sekolah Madrasah maka peserta didik harus mampu membaca Al-quran dengan baik dan benar, sekaligus rajin membaca Al-Quran.
Dengan sering membaca Al-quran hati yang keras akan dapat terkikis dan mudah menerima nasehat.167
Dalam pelaksanaan pembelajaran Tartil Ustad Maulana menjelaskan sebagai berikut:
Pada tartil ini siswa kita kelompokan berdasarkan kemampuan membaca low, medium dan height melalui tes pada saat anak masuk sekolah sebagai peserta didik baru. Pada saat jam tartil maka peserta
166 Ike Waka kurikulum, wawancara (Sidoarjo, 9 Juni 2020)
167 Maulana, wawncara (Sidoarjo, 3 Juli 2020)
didik akan keluar mengambil wudhu dan kemudian masuk kelas sesuai pengelompokan yang telah ditetapkan berdasar tes. Pembelajaran Tartil di MTsB mengunakan metode Tahsin. Bentuk kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca Asmaul husna sebagai pembuka, kemudian surat-surat pendek juz 30. Misalnya hari ini surat Annaba sehari kita baca 3 ayat untuk hafalan anak-anak.168
Jadi dalam pelaksanaan Tartil terlebih dahulu peserta didik dikelompokan berdasar kemampuan dalam kelas low, medium dan height dari hasil tes. Metode yang digunaka adalah metode Tahsin. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung diawali dengan membaca Asmaul Husnah, kemudian membaca surat-surat pendek juz 30 dan setelah itu penambahan bacaan Al-Quran tiga ayat yang dilakukan berulang-ulang.
Untuk materi yang diberikan Ustad Maulana menjabarkan:
Untuk materi kelas 7 dan 8 tetap kita tekankan untuk banyak membaca dan kita berikan materi tajwid. Sedangkan pada kelas 9 itu rata-rata sudah bisa membaca Al-Quran maka kita tambahi tahfid, jadi ada segmen membaca setelah itu hafalan atau setoran.169
Keterangan di atas menyatakan hal utama pembelajaran tartil di MTsB adalah dengan memotivasi anak untuk banyak membaca Al-Quran agar lancar dan pada kelas 7 dan 8 diberikan materi tajwid. Sementara pada kelas 9 yang rata-rata sudah bisa membaca Al-Quran, selain terus membiasakan membaca Al-Quran juga diberikan segmen untuk menghafal dengan bentuk setoran.
Adapun dalam evaluasi pembelajaran muatan lokal Tartil Ustad Maulana mengungkapkan:
Setiap sebelum menghadapi ujian AH kita lakukan ujian tartil meliputi tajwidnya, ujian membaca dan hafalan doa-doa.170
168 Maulana, wawncara (Sidoarjo, 3 Juli 2020)
169 Maulana, wawncara (Sidoarjo, 3 Juli 2020)
170 Maulana, wawncara (Sidoarjo, 3 Juli 2020)
Evaluasi muatan lokal Tartil dilakukan sebelum kegiatan Asisment Holistic (AH) madrasah dengan bentuk ujian tulis tentang materi tajwid, ujian membaca dan hafalan doa-doa.
2) Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah a) Pembiasaan Nilai-Nilai Dalam Keseharian Sekolah
Penguatan pendidikan karakter hendaknya dibiasakan melalui serangkaian kegiatan sekolah yang dilaksanakan secara rutin dan terprogram. Dalam kegiatan pembiasaan pagi, kepala sekolah Bapak Syamsuhari memaparkan:
Pembiasaan pagi diawali dengan peserta didik datang ke Madrasah harus dalam keadaan suci (memiliki wudhu) apabila batal maka harus berwudhu kembali dan langsung masuk ke tempat ibadah untuk melakukan pembiasaan melafadkan asmaul husna, diteruskan hafalan surat-surat pendek dilanjutkan dengan istighosah dan shalat dhuha berjamaah. Dilanjut dengan pembiasaan penekanan adab dalam bentuk kultum, kemudian disusul dengan kegiatan Inggris competen improfment (ECI). Kemudian program tartil dan Tahfid Al-Quran.
Setelah serangakian program tersebut selesai baru dilakukan pembelajaran di kelas seperti biasa.171
Dari pemaparan di atas dapat kita ketahui bahwa program kegiatan pembiasaan pagi yang di dalamnya terdiri dari kegiatan melafadkan Asmaul Husnah, hafalan surat-surat pendek, istighosah, shalat dhuha berjamaah, kultum, kegiatan Inggris Competen Imprufmen (ECI), dan program tartil dan tahfid Al-Quran. Pada kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan nilai karater religius.
Ibu Nur Hayati Mariayana menembahkan mengenai penguatan karakter melalui kegiatan pembiasaan, sebagai berikut:
171 Syamsuhari, wawancara (Sidoarjo, 2 Juni 2020)
Mulai dari masuk budaya salam, senyum, sapa di depan, pembiasan pagi, breack time (istirahat) dimana peserta didik membiasakan untuk sopan dalam bertingkah laku, berbicara baik dengan teman ataupun dengan guru dengan tetap memakai bahasa inggris sampai nanti pulang, saat pulang pun tidak boleh gaduh.172
Adapun pendekatan yang dilakukan untuk membentuk karakter peserta didik di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo yaitu dengan pendekatan adab (Akhlak) seperti yang dijelaskan Bapak Syamsuhari yaitu:
Strategi pendekatan yang kita tekankan ada pada Adab, yang menjadi acuan tumpuan setiap insan untuk hidup lebih baik. Pada intinya orang yang memiliki adab baik akan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding orang yang hanya berilmu. Adab disini tidak hanya sebatas terhadap sesama manusia saja, tapi lebih utama lagi adab kepada Allah.
Sebagai contoh bagaimana tatacara shalat yang baik yang tidak hanya sebatas dhohirnya namun harus mampu sampai batin (hati). Melalui shalatlah anak mendapat pencerahan. Maka melalui kegiatan shalat jamaah dari pagi sholat dhuha, siang shalat dhuhur dan sore shalat ashar setiap selesai jamaah anak akan mendapat pencerahan. Dari itu kegiatan shalat berjamaah ini terus kita lakukan serentak semua jenjang tanpa ada pengiliran, dengan kita fasilitasi masjid yang luas. Karena shalat menjadi tumpuan utama memperbaiki prilaku umat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran (QS. Al-Ankabut: 45) yang berarti "sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" perbuatan keji dan mungkar itu tidak akan muncul apabila shalatnya baik, itulah strategi utama penanaman karakter.173
Dari penjelasan Bapak Syamsuhari tersebut dapat kita ketahui bahwa strategi utama dalam penanaman karakter peserta didik adalah melalui program adab. Di dalam program adab kegiatan yang sangat diperhatikan yaitu shalat berjamaah dhuha, dhuhur (jumat) dan ashar pada semua jenjang karena dengan shalat yang baik akan mencegah dari perbuatan tercela sebagaimana dijelaskan dalam QS.
Al-Ankabut: 45.
172 Nur Hayati, wawncara (Sidoarjo, 19 Juni 2020)
173 Syamsuhari, wawancara (Sidoarjo, 2 Juni 2020)
Selain shalat jamaah yang dilaksanakan di sekolah, dirumah shalat peserta didik juga diperhatikan baik shalat wajibnya maupun shalat sunnahnya yaitu melalui program telefon berantai dimana walikelas punya beberapa pion untuk membawahi beberapa teman yang membagunkan shalat tahajud di hari kamis, jumah, sabtu dan minggu. Sebagaimana penuturan Bapak Syamsuhari:
Selain shalat jamaah di sekolah anak juga kita perhatikan shalatnya di rumah. Selain shalat wajib kita juga perhatikan shalat sunnahnya melalui program telefon berantai dimana walikelas punya beberapa pion untuk membawahi bebrapa teman untuk membagunkan shalat tahajud di hari kamis, jumah, sabtu dan minggu.174
Selain pada kegiatan pembiasaan yang sifatnya rutin, penguatan karakter juga dilakukan pada kegiatan tahunan seperti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra' Mi'raj, Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) antara lain peringatan HUT RI dan kegiatan Outdoor Learning. Sebagaimana dijelaskan ibu Ike melalui penuturannya:
Penguatan karakter juga dilakukan pada kegiatan tahunan seperti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra' Mi'raj, Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) antara lain peringatan HUT RI dan kegiatan Outdoor Learning.175
Dalam kegiatan MPLS Bapak Syamsuhari menjelaskan bahwa:
Pada awal peserta didik masuk ajaran baru kita berikan kegiatan MPLS yang tidak hanya untuk kelas 7 tapi semua termasuk kelas 8 dan 9.
Dengan tujuan meng Upgrade karakter peserta didik. Dalam kegiatan memperkuat karakter kami juga telah membuat slogan yang kami kemas dalam lagu agar mudah diingat, ada dua belas lagu karya saya sendiri didalamnya termuat nilai-nilai karakter. Pada kegiatan MPLS lagu tersebut akan sering dinyayikan bersama peserta didik.176
174 Syamsuhari, wawancara (Sidoarjo, 2 Juni 2020)
175 Ike, wawncara (Sidoarjo, 9 Juni 2020)
176 Syamsuhari, wawancara (Sidoarjo, 2 Juni 2020)
Dalam dokumen kegiatan pembiasaanm di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo, disitu tertulis kegiatan pembiasaan yang dilakukan meliputi 3 pokok kegiatan yaitu kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan kegiatan terprogram.
Kegiatan rutin mencakup: 1) Pembiasaan pagi didalamnya dilakukan mulai dari, Hafalan asmaul husnah, Hafalan surat pendek dan pilihan, Sholat dhuha, Kultum, Berdoa sebelum belajar, 2) Hormat bendera dipimpin oleh ketua kelas sebelum memulai pembelajaran, 3) Shalat Fardhu berjamaah, 4) Berdoa di akhir pembelajaran, 5) Hormat bendera saat keluar kelas, 6) Menjalankan adab yang berlaku di madrasah, 7) Imtaq, 8) Kebersihan kelas dan lingkungan madrasah.
Sedangkan kegiatan spontan antara lain: 1) Lakukan 3 S (senyum, sapa, salam) ketika bertemu dengan guru atau wali murid, 2) Selalu menjaga adab dalam lingkungan madrasah, 3) Memungut sampah dan membuang sampah pada tempatnya, 3) Budaya antri, 4) Menghargai pendapat , 5) Meminta izin kalau meninggalkan kelas/tugas, 6) Membantu orang lain, 7) Menyalurkan aspirasi melalui media yang disediakan oleh madrasah/kota BK, 8) Membangkitkan budaya konsultasi.
Adapun Kegiatan terprogram yaitu 1) Class meeting, 2) PTHBN/PTHBI, 3) Karya wisata, 4) English camp, 5) Kegiatan rutin pembiasaan.
b) Keteladanan Pendidik
Dalam pelaksanaan program full day school untuk pembentukan karakter peserta didik dibutuhkan keterlibatan semua warga sekolah. Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Syamsuhari berikut:
Semua pendidik terlibat dalam kegiatan sekolah dengan tangung jawabnya masing-masing, sebagai contoh dalam bidang peribadatan ada yang sebagai penangung jawab tapi semua terutama wali kelas terlibat, dan disini semua pendidik kami jadikan wali kelas guna menjadi pendamping peserta didik disetiap proses baik peribadatan maupun pembelajaran. Sebagai pelaksana kami tugaskan OSIS, dimana sebelumnya OSIS ini telah kita beribekal dengan pelatihan kemandirian untuk bisa memimpin teman-temannya dengan baik. Jadi disini pendidik hanya sebagai fasilitator semua kegiatan yang memimpin adalah OSIS.177
Hal senada juga di utarakan oleh ibu Ike:
Strategi yang paling ampuh dalam program full day school sebagai penguatan karakter adalah kerjasama guru, walimurid dan sekolah.178
Dari keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa untuk menyukseskan program full day school dalam pemebentukan karakter peserta didik maka perlu adanya kerja sama semua pihak baik pendidik, kependidikan, peserta didik dan wali murid.
Pendidik sebagai garda terdepan dalam pembentukan karakter harus mampu menghadirkan nilai-nilai karakter yang ditampilkan sebagai teladan peserta didik.
hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Bapak Syamsuhari:
Guru harus memiliki sikap dan prilaku yang baik di dalam maupun di luar Madrasah, disiplin dan bertangung jawab. Demikian juga dalam segi penampilan cara berpakaian harus sesuai syariat, berbicara dengan sopan, karena apa yang ada dalam diri guru sebagai contoh pada peserta didik. sebagaimana semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan), ing madyo mbagun karso (ditengah memberikan motivasi), tut wuri handayani (dibelakang memberikan dorongan).179
Memperkuat tentang peran guru sebagai teladan peserta didik Ibu Nur Hayati Mariayana menjelaskan :
177 Syamsuhari, wawancara (Sidoarjo, 2 Juni 2020)
178 Ike, wawncara (Sidoarjo, 9 Juni 2020)
179 Syamsuhari, wawancara (Sidoarjo, 2 Juni 2020)
Pendidik disini harus memiliki attitud yang baik, mampu bekerja sama dengan yang lain, disiplin, bertangung jawab apa yang menjadi tugasnya, ikut serta dalam program sekolah seperti memberi contoh dalam ibadah.180
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa ketaladan guru dapat diwujudkan dalam sikap disiplin, bertangung jawab, berakhlak baik, sopan, berpenampilan sesuai syariat, rapi, ikut serta menjadi pendamping dalam kegiatan sekolah.
Dalam pengembangan profisional dan penguatan katakter pendidik di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo maka diadakan pelatihan setiap hari sabtu untuk mengupdate dan mengupgrade pelaksanaan kegiatan belajar. Hal ini dijelaskan oleh kepala sekolah Bapak Syamsuhari sebagai berikut:
Guru sebagai pelaksana. Guru kita berikan pelatihan setiap hari sabtu untuk mengupdate dan mengupgrade pelaksanaan kegiatan, kalau disekolah lain mungkin hanya pada momen-momen tertentu saja, sedangkan disini secara terus menerus. Disamping itu gurunya juga kita berikan kuliah adab yang dilaksanakan oleh Madrasah, hasilnya bisa langsung diimplementasikan kepada anak-anak sehingga berimplikasi terhadap peserta didik. Tidak hanya sebatas teori Peserta didik juga diberikan keteladan yang baik oleh pendidik. Dari sini kita menyiapkan generasi yang kaffah tidak hanya pandai secara inteleqtual tetapi spritual dan sikap emosionalnya juga seimbang. Itulah yang kita lakukan di MTsB secara terus menerus.181
Ibu Ike selalaku Waka kurikulum juga menyatakan:
Pembimbingan guru itu kita lakukan tiap hari sabtu di dalamnya kegiatan yang dilakukan berupa update dan upgarde guru, kuliyah Adab, KKG, pembelajaran bahasa Inggris, standarisasi tartil. Dan apabila ada pelatihan atau workshop diluar yang sekiranya perlu diikuti maka sekolah akan mendelegasikan.182
180 Nur Hayati, wawncara (Sidoarjo, 13 Juni 2020)
181 Syamsuhari, wawancara (Sidoarjo, 2 Juni 2020)
182 Ike, wawncara (Sidoarjo, 9 Juni 2020)
Hal senada di utarakan oleh Ibu Nur Hayati Mariayana:
Setiap sabtu diadakan KKG Madrasah, pembimbingan toufel, pembuatan aplikasi, kuliyah adab yang diberikan oleh kepsek.183
Dari sini dapat kita ketahui dalam pengembangan dan penguatan karakter pendidik di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo dilakukan kegiatan rutin pada hari sabtu di dalamnya meliputi kegiatan update dan upgarde guru, kuliyah Adab, KKG, pembelajaran bahasa Inggris (toefel), standarisasi tartil ada juga pelatihan pembuatan aplikasi. Selain itu mengikut sertakan dalam pelatihan atau workshop diluar yang sekiranya perlu diikuti
c) Peraturan Sekolah
Integrasi nilai-nilai karakter perlu dituangkan dalam tata tertib sekolah yang harus dipatuhi oleh seluruh warga sekolah. Adapun Peraturan di MTs Bilingual Pucang Sidoarjo ini ada yang dihasilkan melalui musyawarah bersama ada juga aturan yang langsung dari pimpinan. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Nur Hayati Mariayana selaku Badan Konseling (BK) berikut:
Peraturan di Madrasah ini ada yang kita buat bersama ada juga yang langsung dari pimpinan. Peraturan kita buat dari analisa realnya atau bisa juga dari banyaknya laporan. Selanjutnya peraturan disusun dan telah menjadi kesepakatan bersama maka disahkan oleh kepala sekolah untuk kemudian diterapkan.184
Sebelum penerapannya maka peraturan kita sosialisasikan terlebih dahulu, dalam sosialisasinya seperti yang dijelaskan oleh Ibu Nur Hayati Mariayana:
Peraturan yang telah disahkan selanjutnya kita copy bersama untuk kita bagikan, melalui kegiatan MPLS yang dilakukan setiap awal tahun ajaran yang diikuti semua jenjang dari kelas 7,8 dan 9. Kemudian ada forum singkronisasi antara wali murid, peserta didik dan guru pada saat
183 Nur Hayati, wawncara (Sidoarjo, 13 Juni 2020)
184 Nur Hayati, wawncara (Sidoarjo, 13 Juni 2020)