i
MTS BILINGUAL NU PUCANG SIDOARJO)
TESIS
Oleh : M MUDLOFIR
NIM 16710019
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2024
ii
MTS BILINGUAL NU PUCANG SIDOARJO)
Tesis Diajukan kepada
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaiakan
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam
Oleh : M MUDLOFIR
NIM 16710019
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2024
iii
Istri saya yang selalu mendukung saya dalam proses penyelesaian gelar magester ini Anak saya yang tersayang
iv
Assalamu’alaikum W.W
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Yang Maha Agung atas limpahan nikmat kasih sayang-Nya kepada kami, sehingga kami masih mampu menimba sedikit ilmu dan penulis mampu menyelesaikan tesis yang berjudul “MANAJEMEN PROGRAM FULL DAY SCHOOL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK (STUDI MULTIKASUS DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SIDOARJO DAN MTS BILINGUAL NU PUCANG SIDOARJO)”.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni agama islam. Semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah.
Dalam penyusunan tesis ini, tentunya penulis menyelesaikannya dengan bantuan semua pihak, oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati perkenankan penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Khususnya untuk Orang tua dan keluarga saya, yang telah mendukung saya baik dari segi materil maupun imateril.
2. Prof. Dr. H. Mulyadi M.Pd selaku Direktur Pascasarjana UIN Maliki Malang.
3. DR. Wahidmurni, M.Pd, Ak selaku Ketua Prodi Magister Manajemen Pendidikan Islam Uin Maliki Malang.
v
5. Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo beserta segenap guru dan staf yang telah berpartisipasi dan bekerjasama dalam penelitian ini, yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini.
6. Kepala MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo beserta segenap guru dan staf yang telah berpartisipasi dan bekerjasama dalam penelitian ini, yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini.
7. Dan segenap teman-teman MPI angkatan 2016 seperjuangan yang telah berjuang bersama.
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tesis ini baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda dan meridhai amal baik kita semua.
Selanjutnya sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharap saran dan kritik pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Besar harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya. Semoga atas jasa amal bantuan yang telah disumbangkan kepada penulis mendapat imbalan berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Wassalamu’alaikum W.W
vi
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSEMBAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
MOTTO... viii
ABSTRAK (Bahasa Indonesia) ... ix
ABSTRAK (Bahasa Inggris) ... x
ABSTRAK (Bahasa Arab) ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Focus Penelitian ... 11
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Orisinalitas Penelitian ... 13
F. Definisi Istilah ... 23
G. Sistematika Penulisan ... 23
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...25
A. Program Full Day School... 25
1. Konsep Full Day School... 25
2. Tujuan Full Day School ... 27
3. Keunggulan Dan Kelemahan Full Day School ... 28
B. Pendidikan Karakter ... 32
1. Konsep Pendidikan Karakter ... 32
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ... 39
3. Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter ... 40
4. Penguatan Pendidikan Karakter Di Sekolah ... 43
vii
C. Kehadiran Peneliti ... 64
D. Data dan Sumber Data ... 65
E. Teknik Pengumpulan Data ...67
F. Teknik Analisis Data ... 71
G. Pengecekan Keabsahan Data... 76
BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 80
A. Diskripsi Lokasi Penelitian. ... 80
1. SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. ... 80
2. MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo. ...85
B. Paparan Data ... 90
1. Perencanaan Program Full Day School... 90
2. Pelaksanaan Program Full Day School ... 106
3. Pengendalian Program Full Day School ... 143
C. Hasil Penelitiaan ... 155
1. Perencanaan Program Full Day School... 155
2. Pelaksanaan Program Full Day School ... 164
3. Pengendalian Program Full Day School ... 180
BAB V PEMBAHASAN ... 187
A. Perencanaan Program Full Day School ... 187
B. Pelaksanaan Program Full Day School ... 193
C. Pengendalian Program Full Day School ... 213
BAB VI PENUTUP ...219
A. Kesimpulan... 219
B. Saran ... 223
DAFTAR PUSTAKA ... 224
viii
3. Wawancara ... 70
4. Data Dokumen ... 71
5. Pedoman Wawancara ... 78
6. Pedoman Observasi ... 79
7. Pedomana Dokumentasi ... 79
8. Struktur Kurikukulum SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo ... 83
9. Alokasi Waktu Kegiatan Pembelajaran SMP Muhammadiyah 1 ... 84
10. Struktur Kurikukulum MTs Bilingual NU Pucang Sidoarjo ... 88
11. Jadwal Pembelajaran MTs Bilingual NU Pucang Sidoarjo ... 89
12. Perencanaan Program Full Day School...192
13. Penguatan Karakter Melalui Integrasi Mata Pelajaran...196
14. Optimalisasi Muatan Lokal...200
15. Pembiasaan Nilai-Nilai Dalam Keseharian Sekolah. ... 202
16. Pengembangan Profisional dan penguatan Karaktert Guru...205
17. Ketentuan Jumlah Poin Dan Sanksi SMP Muhammadiyah 1... 208
18. Ketentuan Jumlah Poin Dan Sanksi MTsB ... 208
19. Ekstrakulikuler ... 210
20. Kokulikuler...211
21. Pendidikan Karakter Berbasis Komunitas ... 212
22. Supervisi Program...214
23. Remidi Dan Pengayaan. ... 216
ix
3. Gambar 2. 3 Konsep Dasar PPK ...53 4. Gambar 2. 4 Kerangka Berfikir ... 60 5. Gambar 3.1. Model Analisis Interaktif Miles dan Hiberman...75
x
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (Q.S AnNisa’ ayat 58)
xi
Pucang Sidoarjo) Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Pembimbing: (I) Dr. H. M.
Walid M. A (II) Dr. H. Triyo Supriyatno, M. Ag.
Kata kunci : Manajemen, Full Day school, Pembentukan Karakter
Pendidikan merupakan tulang pungung pembentukan karakter bangsa. Salah satu pendekatan penting dalam pendidikan karakter adalah bottomup, yang menempatkan inisiatif lebih banyak datang dari satuan pendidikan. Strategi implementasi PPK di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui kegiatan intrakulikuler, kokulikuler dan ekstrakulikuler, dengan tiga basis utama pendidikan karakter di sekolah yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Untuk mendukung implementasi pendidikan karakter pada tiga basis utama PPK secara maksimal maka solusi efektif adalah dengan implementasi program full dayschool.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui bagaimana perencanaan program full dayschool dalam pembentuk karakter peserta didik. 2) Bagaimana pelaksanaan program full dayschool dalam pembentuk karakter peserta didik. 3) Bagaimana pengendalian program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitiannya deskriptif dengan menggunakan rancangan Studi Multiskasus. Kemudian teknik pengumpulan datanya diperoleh dari Wawancara, dokumentasi, dan observasi penulis secara mendalam.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan dengan implementasi program full dayschool penguatan pendidikan karakter melelui kegiatan intrakulikuler, kokulikuler dan ekstrakulikuler pada tiga basis utama PPK lebih maksimal. Perencanaan dalam sekolah full day tetuang dalam dokumen RKS/M melalui musyawarah pimpinan dan staff.sebagai acuan dalam pelaksanaan. program-program yang telah ditetapkan untuk membentuk karakter peserta didik. Pelaksanaan penguatan karakter dengan program fullday memiliki kesempatan luas dengan beragam kegiatan dengan berbasis kelas dalam bentuk tematic dan non- tematik yang tertuang dalam RPP, pengelolaan kelas yang baik, dan memaksimalkan muatan lokal ciri kekhasan sekolah. Berbasis budaya sekolah dengan keteladanan pendidik, aturan yang mengikat dan memaksimalkan waktu ekstrakulikuler dan kokkulikuler. Berbasis masayarakat dengan kerjasama dalam kontribusi dan partisipasi orang tua, komite dan organisasi keagamaan. Pengendalian dilakukan melalui pengawasan funsional oleh internal sekolah secara terjadwal dan sidak oleh eksternal. dan evaluasi pembelajaran melalui UH, PTS dan PAS/PAT.
xii
Malang, Advisor: (I) Dr. H. M. Walid M. A (II) Dr. H. Triyo Supriyatno, M. Ag.
Keywords: Implementation, Full Day school, Character Building
Education is the backbone of the formation of national character. One important approach in character education is bottom up, which places more initiative coming from the education unit. The strategy of implementing PPK in education units can be carried out through intraculicular, ko-culicular and extracurricular activities, with three main bases of character education in schools namely class-based, school-based culture, and community- based. To optimally support the implementation of character education on the three main PPK bases, an effective solution is to implement a full day school program.
The purpose of this study is 1) to find out how to plan a full day school program in forming students' character. 2) How is the implementation of the full day school program in forming students' character. 3) How to control full day school programs in shaping the character of students. This research uses a qualitative approach, the type of research is descriptive by using a Multiscasus Study design. Then the data collection techniques obtained from interviews, documentation, and in-depth observation of the author.
The results of this study reveal that with the implementation of the full day school program the strengthening of character education through intraculicular, cocculicular and extracurricular activities on the three main bases of PPK is more maximal. Planning in a full day school is contained in the RKS / M document through leadership and staff deliberations as a reference in implementation. programs that have been determined to shape the character of students. The implementation of character strengthening with a full day program has wide opportunities with a variety of class-based activities in the form of thematic and non-thematic as outlined in the lesson plan, good classroom management, and maximizing the local content of the school's specific characteristics. Based on school culture with teacher educators, rules that bind and maximize extracurricular and ko-curricular time. Community based with cooperation in the contribution and participation of parents, religious committees and organizations. Control is done through functional supervision by the school's internal schedule and external inspection. and evaluation of learning through UH, PTS and PAS / PAT.
xiii
د(1) ا. ﺎﺤﻟ ج ﺪﻤﺤﻣ و ﺪﻟ م ا. زد(2) ا ﺎﺤﻟ ج ﺮﺗ ي ﻂﻨﯾﺮﻔﺳ ا ﺮﯿﺘﺴﺟﺎﻤﻟ .
ا ﺎﻤﻠﻜﻟ ا ت ﺔﯿﺣﺎﺘﻔﻤﻟ ا: ﺬﯿﻔﻨﺘﻟ ، ﺪﻣ ر ﻮﯾ ﺔﺳ م ﻞﻣﺎﻛ ، ﺎﻨﺑ ا ء ﺔﯿﺼﺨﺸﻟ
ا ﻢﯿﻠﻌﺘﻟ ھ ﻮ ا ﻮﻤﻌﻟ د ا ﺮﻘﻔﻟ ي ﻦﯾﻮﻜﺘﻟ ا ﺔﯿﺼﺨﺸﻟ ا ﻮﻟ ط ﺔﯿﻨ أ. ﺪﺣ ا ﺐﯿﻟﺎﺳﻷ ا ﺔﻣﺎﮭﻟ ﻲﻓ ﻢﯿﻠﻌﺗ ا ﺔﯿﺼﺨﺸﻟ ھ ﻮ ﻦﻣ ا ﻞﻔﺳﻷ
إ ﻰﻟ ا ﻰﻠﻋﻷ
، ﺎﻤﻣ ﻊﻀﯾ ا ﺪﯾﺰﻤﻟ ﻦﻣ ا ﺎﺒﻤﻟ تارد ا ﺎﻘﻟ د ﺔﻣ ﻦﻣ و ﺪﺣ ة ا ﻢﯿﻠﻌﺘﻟ ﻦﻜﻤﯾ . ﺬﯿﻔﻨﺗ ا ﺮﺘﺳ ا ﺔﯿﺠﯿﺗ ﻔﻨﺗ ﺬﯿ ﻲﻓPPK ا ﺪﺣﻮﻟ تا
ا ﺔﯿﻤﯿﻠﻌﺘﻟ ﻦﻣ ﻼﺧ ل ا ﺔﻄﺸﻧﻷ اد ﻞﺧ ا ﺎﻨﻤﻟ ھ ﺞ ا ﺪﻟ ار ﺔﯿﺳ
، و kokulikuler و
ا ﺔﯿﺠﮭﻨﻣﻼﻟ
، ﻊﻣ ﻼﺛ ث ﻮﻗ ا ﺪﻋ ر ﺔﯿﺴﯿﺋ ﻢﯿﻠﻌﺘﻟ
ا ﺔﯿﺼﺨﺸﻟ ﻲﻓ ا ﺪﻤﻟ سرا ھو ﻲ ا ﻮﻔﺼﻟ ف او ﺔﻓﺎﻘﺜﻟ ا ﺔﻤﺋﺎﻘﻟ ﻰﻠﻋ ا ﺪﻤﻟ ر ﺔﺳ او ﻊﻤﺘﺠﻤﻟ ا ﻲﻠﺤﻤﻟ ﻢﻋﺪﻟ . ﺬﯿﻔﻨﺗ ﯿﻠﻌﺗ ﻢ ا ﺔﯿﺼﺨﺸﻟ ﻰﻠﻋ
ا ﻮﺤﻨﻟ ا ﻼﺛ ﻰﻠﻋ ﻞﺜﻣﻷ ث
ﻮﻗ ا ﺪﻋ اPPK ﺔﯿﺴﯿﺋﺮﻟ ا ، ﻞﺤﻟ ا ﺎﻌﻔﻟ ھ ل ﺞﻣﺎﻧﺮﺑ ﺬﯿﻔﻨﺗ ﻮ ا
ﺪﻤﻟ ر ﺔﺳ ﻮﯿﻟ م ﻞﻣﺎﻛ .
ا ﺮﻐﻟ ض ﻦﻣ ھ ﺬ ه ا ﺪﻟ ار ﺔﺳ ھ ﻮ ﺔﻓﺮﻌﻤﻟ (1 ﺔﯿﻔﯿﻛ ا ﻂﯿﻄﺨﺘﻟ ﺞﻣﺎﻧﺮﺒﻟ ا ﺪﻤﻟ ر ﺔﺳ ﻮﯿﻟ م ﻞﻣﺎﻛ ﻲﻓ ﻞﯿﻜﺸﺗ ﺔﯿﺼﺨﺷ
ا ﻼﻄﻟ ب . ﺞﻣﺎﻧﺮﺑ ﺬﯿﻔﻨﺗ ﻢﺘﯾ ﻒﯿﻛ(2 ا
ﺪﻤﻟ ر ﻮﯿﻟ ﺔﺳ م ﺔﯿﺼﺨﺷ ﻞﯿﻜﺸﺗ ﻲﻓ ﻞﻣﺎﻛ ا
ﻼﻄﻟ ب . ﺔﯿﻔﯿﻛ(3 ا ﺮﺑ ﻲﻓ ﻢﻜﺤﺘﻟ ا
ﺞﻣ ا ﺪﻤﻟ ر ﻮﯿﻟ ﺔﺳ م
ﻞﻣﺎﻛ ﻲﻓ ﻞﯿﻜﺸﺗ ﺔﯿﺼﺨﺷ ا ﻼﻄﻟ ب ﺪﺨﺘﺴﯾ. م ھ ﺬا ا ﺚﺤﺒﻟ ﺎًﺠﮭﻧ ﺎًﯿﻋﻮﻧ
، و ﻮﻧ ع ا ﺚﺤﺒﻟ و ﻲﻔﺻ ﺪﺨﺘﺳﺎﺑ ما ﻢﯿﻤﺼﺗ د ار ﺔﺳ ﺪﻌﺘﻣ د
ا ﺎﺼﺼﺨﺘﻟ ت ﻢﺗ ﻢﺛ. ا ﻮﺼﺤﻟ ل ﺎﯿﻨﻘﺗ ﻰﻠﻋ ت ﻊﻤﺟ ا ﺎﻧﺎﯿﺒﻟ ت ﻦﻣ ا ﻼﺑﺎﻘﻤﻟ او ت ﻖﯿﺛﻮﺘﻟ او ﺔﻈﺣﻼﻤﻟ ا ﻌﺘﻤﻟ ﻒﻟﺆﻤﻠﻟ ﺔﻘﻤ .
ﻒﺸﻜﺗ ﺞﺋﺎﺘﻧ ھ ﺬ ه ا ﺪﻟ ار ﺔﺳ أ ﮫﻧ ﻊﻣ ﺬﯿﻔﻨﺗ ﺞﻣﺎﻧﺮﺑ ا ﺪﻤﻟ ر ﺔﺳ ﻮﯿﻟ م ﻞﻣﺎﻛ
، ﺈﻓ ن ﺰﯾﺰﻌﺗ ﻢﯿﻠﻌﺗ ا ﺔﯿﺼﺨﺸﻟ ﻦﻣ ﺧ ﻼ ل
ا ﺔﻄﺸﻧﻷ اد ﻞﺧ ا ﺎﻨﻤﻟ ھ ﺞ ا ﺪﻟ ار ﺔﯿﺳ
، kokulikuler او
ﺔﻄﺸﻧﻷ ا ﺔﯿﺠﮭﻨﻣﻼﻟ ﻰﻠﻋ
ا ﺲﺳﻷ ا ﺔﯿﺴﯿﺋﺮﻟ ا ﻼﺜﻟ ث ﻟ ـ ھPPK ﻮ أ ﻰﺼﻗ
ﺪﺣ ﻦﯿﻤﻀﺗ ﻢﺘﯾ. ا
ﺪﻣ ﻲﻓ ﻂﯿﻄﺨﺘﻟ ر
ﻮﯿﻟ ﺔﺳ م ﻲﻓ ﻞﻣﺎﻛ و ﺔﻘﯿﺛ /M ﻼﺧ ﻦﻣ RKS
ل ﺎﺸﻗﺎﻨﻣ ا ت ﺎﯿﻘﻟ او ةد ﻮﻤﻟ ظ ﻤﻛ ﻦﯿﻔ ﻲﻓ ﻊﺟﺮ
ا ﺬﯿﻔﻨﺘﻟ ا. ﺮﺒﻟ ا ﺞﻣ ا ﺪﯾﺪﺤﺗ ﻢﺗ ﻲﺘﻟ ھ
ﺔﯿﺼﺨﺷ ﻞﯿﻜﺸﺘﻟ ﺎ ا
ﻼﻄﻟ ب ﺰﯾﺰﻌﺗ ﺬﯿﻔﻨﺗ ﻊﺘﻤﺘﯾ. ا
ﻼﺧ ﻦﻣ ﺔﯿﺼﺨﺸﻟ ل
ﺞﻣﺎﻧﺮﺑ ا ﻮﯿﻟ ا م ﺮﻔﺑ ﻞﻣﺎﻜﻟ ص
او ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﻊﻣ ﺔﻌﺳ ﻦﻣ ﺔﻋﻮﻨﺘﻣ
ا ﺔﻄﺸﻧﻷ ا ﻰﻠﻋ ﺔﻤﺋﺎﻘﻟ ا
ﻮﻣ ﻞﻜﺷ ﻲﻓ ﻞﺼﻔﻟ ا
ﻲﻌﯿﺿ و ﻮﻣ ﺮﯿﻏ ا ﺎﻤﻛ ﻲﻌﯿﺿ ھ
ﻲﻓ ﺢﺿﻮﻣ ﻮ ﺔﻄﺧ
ا ﺪﻟ سر
، او ﻹ ةراد ا ﺪﯿﺠﻟ ة ﻮﺼﻔﻠﻟ ل ا ﺪﻟ ار ﺔﯿﺳ ، و ﻢﯿﻈﻌﺗ ا ﻮﺘﺤﻤﻟ ى ا ﻲﻠﺤﻤﻟ ﺺﺋﺎﺼﺨﻠﻟ ا
ﺪﺤﻤﻟ ةد ﺪﻤﻠﻟ ر ﺔﺳ ا. ﺘﺳ ﺎﻨ اًد إ ﻰﻟ ا ﺔﻓﺎﻘﺜﻟ
ا ﺪﻤﻟ ر ﻊﻣ ﺔﯿﺳ ا ﻦﯿﻤﻠﻌﻤﻟ ا ﻦﯿﻤﻠﻌﻤﻟ ا ، ﻮﻘﻟ ا ﺪﻋ ا ﻂﺑﺮﺗ ﻲﺘﻟ و
ﺰﻌﺗ ا ز ﺖﻗﻮﻟ ا ﻲﺠﮭﻨﻣﻼﻟ او
ﺎﺸﻤﻟ كر ﻋ ﻢﺋﺎﻗ ﻊﻤﺘﺠﻣ . ﻰﻠ
ا ﺎﻌﺘﻟ نو ﻲﻓ
ﺎﺴﻣ ھ ﺔﻤ و ﺎﺸﻣ ر ﺔﻛ ا ﺎﺑﻵ ء او ﺎﺠﻠﻟ ن او ﺎﻤﻈﻨﻤﻟ ت ا ﺔﯿﻨﯾﺪﻟ ﻢﺘﯾ . ا ﻢﻜﺤﺘﻟ ﻦﻣ ﻼﺧ ل ا ﺮﺷﻹ فا ا ﻮﻟ ظ ﻲﻔﯿ ﻦﻣ ﻼﺧ ل ا ﻟ ﺪﺠ لو ا ﺪﻟ ا ﻲﻠﺧ
ﺪﻤﻠﻟ ر ﺔﺳ او ﺶﯿﺘﻔﺘﻟ ا ﺎﺨﻟ ر ﻲﺟ و. ﻢﯿﯿﻘﺗ ا ﻢﻠﻌﺘﻟ ﻦﻣ ﻼﺧ ل وUH وPTS /PAT .PAS
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Fakta-fakta sejarah telah cukup banyak memberikan bukti bahwa kekuatan dan kebesaran suatu bangsa pada hakikatnya berpangkal pada kekuatan karakternya.
Sebagai contoh negara Jepang yang merupakan negara dengan kemajuan sangat pesat, salah satu kunci suksesnya adalah pembagunan karakter masyarakatnya.1
Sebaliknya kehancuran suatu bangsa diawali dengan kemerosotan karakternya.
Hal ini dapat kita pahami, bahwa ketika dalam masyarakat suatu bangsa terdapat sedikit orang yang dapat dipercaya, kedustaan, kecurangan merajalela, prilaku KKN tumbuh subur dimana-mana, yang kuat menzalimi yang lemah. Maka dalam kondisi ini sulit sekali untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dan apabila hal ini dibiyarkan maka tinggal menunggu kehancuran dari sebuah bangsa.
Dalam kenyataannya bangsa-bangsa yang maju bukan ditentukan karena telah lamanya merdeka, bukan juga karena jumlah penduduk yang banyak atau kekayaan alam yang melimpah, tetapi lebih disebabkan karakter kuat yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Hanya dengan karakter yang kuat yang dibarengi dengan kompetensi tinggi maka jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21.
Salah satu upaya untuk menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas serta memiliki karakter yang kuat adalah melalui sistem pendidikan yang baik.
Pendidikan yang baik tidak hanya mendidik peserta didik untuk menjadi cerdas
1 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan Dalam Pengembangan Ilmu Dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Arr-Ruzz Media,2012)hal 36.
saja, namun juga membangun kepribadiannya agar menjadi insan yang memiliki akhlak mulia.
Hal yang paling mendasar dari pendidikan adalah membangun karakter.
Pendidikan karakter merupakan jiwa atau ruh dari sebuah pendidikan.
Sebagaimana tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yaitu tujuan dari pada pendidikan meliputi beberapa aspek yang perlu dikembangkan antara lain segi relegiositas, spritualitas, kognitif, sosialitas, kepribadian, kreativitas, kemandirian, sopan santun dan tangung jawab.
Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini senantiasa selalu dievaluasi dan diperbaiki. Kritik oleh pakar mengenai pendidikan sekarang yang cenderung memprioritaskan intelektual dan kurang dalam membagun kepribadian merupakan problem pendidikan yang menjadi sebab generasi muda bangsa kita dirasa berangsur-angsur telah mulai kehilangan karakternya.
Disisi yang lain pengaruh globalisasi dengan kemajuan teknologi informasi seolah tidak ada batas maupun jarak antar Negara di dunia, menjadikan pengaruh budaya global yang seringkali kontradiksi dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat kita memberikan dampak negatif terutama bagi anak-anak.
Maka upaya pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan dan menangulangi pengaruh globalisasi adalah mengalakkan kembali pentingnya pendidikan karakter di dunia pendidikan, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik.
Kita dapat lihat fenomena kenakalan remaja yang terjadi saat ini. Diantaranya fakta peristiwa pembunuhan sekaligus perampokan driver Grab yang dilakukan oleh dua pelajar.2 Kasus lain, seorang siswa kelas XI SMA menganiaya seorang guru kesenian hingga tewas dikarenakan Handphonenya (HP) disita saat pelajaran berlangsung.3 Data Kabid Pengembangan Kapasitas Satpol PP Surabaya, Deny C.
Tupamahu menuturkan, Mayoritas mereka yang terjaring sedang kedapatan pacaran saat malam hari, pengkonsumsi minuman keras (miras) dan narkoba adalah anak-anak yang masih bertatus sebagai pelajar.4
Selain itu tindakan bullying di sekolah yang ada di Indonesia sudah memasuki tahap memprihatinkan. Hasil riset yang dilakukan LSM International Center for Research on Women (ICRW) pada Maret 2015 menunjukkan terdapat 84% anak di Indonesia mengalami kekerasan di sekolah.5
Peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai indikasi bahwa moralitas generasi muda bangsa mengalami keterpurukan sebagai tanda-tanda merosotnya karakter bangsa. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Thomas lickona, merosotnya karakter bangsa ditandai dengan diantaranya, meningkatnya kekerasan dan meningkatnya prilaku merusak diri dikalangan pelajar.6
2 Radlis, Tindak Kriminal Anak Di Bawah Umur Seberat Apapun Perbuatannya, Anak Tak Boleh Kehilangan Hak,
http://jateng.tribunnews.com/2018/01/29/tindak-kriminal-anak-di-bawah-umur-seberat apapun-perbuatannya-anak-tak-boleh-kehilangan-hak. Diakses, Sabtu 2 Februari 2019
3 2019Musthofa Bisri, Siswa SMA Di Sampang Menganiaya Guru Hingga Tewas, https://nasional.tempo.co/read/1056561/siswa-sma-di-sampang-menganiaya-guru
hingga-tewas. Diakses, Sabtu 2Februari 2019
4 Antara, Kenakalan Remaja Surabaya Meningkat Menjadi 793 Kasus, http://www.surabayanewsweek.com/2016/11/kenakalan-remaja-surabaya-meningkat.html. Diakses, Sabtu 2 Februari 2019
5 Nafisul Qodar, Suvei ICRW: 84% Anak Indonesia Alami Kekerasan Di Sekolah, http://news.liputan6.com/read/2191106/survei-icrw-84-anak-indonesia-alami-kekerasan-d i-sekolah. Diakses, Sabtu 2 Februari 2019
6 Barnawi. M. Arifin. Strategi Dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Problem seperti diatas, kian hari bukanlah semakin berkurang justru sebaliknya malah makin berkembang. Tingginya angka kenakalan maupun kriminalitas dan kurangnya sikap sopan, jujur, rasa hormat peserta didik terhadap guru maupun orang tua dipandang oleh banyak kalangan menunjukan pelaksanaan pendidikan yang belum mampu menyiapkan generasi muda bangsa yang berkarakter kuat sebagaimana tujuan dari pendidikan.
Belum lagi di era modernisasi saat ini, kesibukan kedua orang tua dalam bekerja memberikan sedikit waktu untuk menanamkan karakter pada anak, faktor lain banyaknya keluarga bermasalah yang tidak harmonis, terjadi kekerasan dalam rumah tangga, bahkan perceraian. Sehingga banyak keluarga yang tidak bisa berfungsi sebagai tempat terbaik bagi anak untuk mendapatkan pendidikan karakter.7
Dari problem yang ada amat baik bila pemerintah melakukan penataan kembali atau transformasi pendidikan nasional Indonesia dengan menempatkan kembali karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi. Dengan karakter yang kuat-tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan yang baik, maka krisis moral, tantangan, dan tuntutan di era baru dapat teratasi.
Dalam mendukung pelaksanaan penguatan pendidikan karakter, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam Perpres ini disebutkan, Penguatan Pendidikan
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2016)cet.2 hal.13
7 Saptono. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, Dan Langkah Praktis.(Jakarta: Erlangga, 2011)hal.24
Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tangung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga, dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat.
Ada 18 nilai-nilai karakter yang akan dibangun melalui pelaksanaan PPK dengan lima nilai karakter utama yang menjadi prioritas yaitu religious, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan kegotongroyongan. Masing-masing nilai ini saling berinteraksi satu sama lain, berkembang secara dinamis, dan membentuk keutuhan pribadi.8
Sejak digulirkannya program PPK pada 2016, kegiatan sosialisasi dan pelatihan PPK sudah menjangkau banyak sekolah sasaran (piloting). Data kemendikbud menyebutkan, pada 2016 sasaran program PPK mencapai 538 sekolah (270 SD dan 268 SMP). Pada 2017, sasaran program PPK mencapai 9.830 sekolah (6.199 SD dan 3.631 SMP). Di tahun 2018 penerapan PPK telak dilakukan di 188.646 sekolah. Di Tahun 2019 Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ditargetkan untuk diterapkan di 218.989 sekolah.9
Sasaran utama dari PPK adalah pendidikan dasar sembilan tahun. Maka pemerintah memberikan porsi jenjang SD sebesar 70 persen karakter dan 30 persen umum. Sedangkan jenjang SMP 60 persen karakter dan 40 persen umum.10
8 Siaran Pers Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional, https://ristekdikti.go.id/siaran-pers-kemendikbud-penguatan-pendidikan-karakter-pintu-m
asuk-pembenahan-pendidikan-nasional/#Uh74G1Zps9LD80xk.99. Diakses, Ahad 3 Februari 2019
9 Citra Larasati, Kemendikbud Perkuat Pendidikan Karakter di 218.989 Sekolah, https://siedoo.com/berita-17684-tahun-2019-ini-kemendikbud-perkuat-pendidikan-karakt
er-di-218-989-sekolah/ Diakses, Diakses, Ahad 3 Februari 2019
10 Siaran Pers Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional,
Melalui prioritas pendidikan karakter pada pendidikan dasar maka sejak dini peserta didik akan tertanam kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.11
Dalam pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), pemerintah menyarankan penerapan program Lima hari, delapan jam hari sekolah, yang dikenal dengan istilah Full Day school (FDS). Full day school bukanlah barang baru, secara mandiri beberapa sekolah disejumlah kota besar di Indonesia sudah mempraktekkannya. Diberbagai Negara maju seperti Singapura, AS, Australia dan Jepang, system Full Day school juga sudah lazim dipraktekkan.12
Full Day School merupakan sekolah dengan proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 07.00-16.00 dengan waktu istirahat setiap dua jam sekali.13 Penerapan full day school dilatarbelakangi oleh beberapa hal yaitu 1) Kesibukan orang tua dalam berkerja berakibat pada kurangnya perhatian untuk anak terutama sepulang dari sekolah, dikhawatirkan anak akan melakukan pergaulan negatif. 2) Perlunya pengawasan terhadap segala kebutuhan dan keselamatan anak, selama orang tua bekerja. 3) Kemajuan teknologi dan komunikasi tanpa pengawasan , akan membawa dampak negatif bagi anak.
https://ristekdikti.go.id/siaran-pers-kemendikbud-penguatan-pendidikan-karakter-pintu-m
asuk-pembenahan-pendidikan-nasional/#Uh74G1Zps9LD80xk.99. Diakses, Ahad 3 Februari 2019.
11 H.E.Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter. (Jakarta: Bumi Aksara, 2016)cet.5.hal.3
12 Ade Riyani HMK, 10 Negara Yang Menerapkan Sistem Full Day school, https://nova.grid.id/read/07652122/10-negara-di-dunia-yang-menerapkan-sistem-full-day-school?p age=all. Diakses, Ahad 3 Februari 2019
13 Baharuddin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009) hal.227
Full day school sebagai salah satu program gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tujuan yaitu, 1) pemberian jam tambahan, yang digunakan untuk ekstrakurikuler yang bermuatan nilai karakter seperti religiousitas, nasionalisme, integritas, mandiri dan gotong royong, 2) pentingnya pengawasan terhadap anak, dengan program FDS kegiatan anak dibawah pengawasan sekolah sampai orang tuanya menjemput sepulang kerja, 3) penerapan lima hari sekolah, jatah libur dua hari dapat dioptimalkan untuk mengasuh karakter anak dirumah.
Dengan demikian pelaksanaan full day school sebagai salah satu gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bisa menjadi salah satu alternative yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter peserta didik serta meminimalkan terpaan negatif yang berasal dari lingkungan luar sekolah. Sehingga Anak-anak kegiatannya menjadi lebih terarah saat di sekolah, mendapat pendidikan serta penguatan karakter dengan bimbingan dan pengawasan guru.
Melelui Peraturan Presiden (Perpres), No. 87 Tahun 2017 Pasal 9 ayat (2) memberikan kebebasan bahwa penyelenggaraan PPK pada jalur Pendidikan Formal boleh dilaksanakan dengan menerapkan hari dan waktu sekolah selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) minggu.
Penerapan full day school pada lembaga sekolah harus memenuhi standar manajemen pengelolaan, dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan evaluasi. Serta kesiapan dari segi sumber daya pendidikannya, kelengkapan sarana dan prasarana yang ada sebagai fasilitas penunjang, dalam pelaksanaan
setiap program sekolah. Kesemuanya itu harus terpenuhi pada lembaga pendidikan agar tidak memberikan dampak negatif pada peserta didik.
Pelaksanaan FDS yang hanya menonjolkan lamanya siswa belajar di sekolah tanpa mengukur kesiapan sekolah dari sumber daya manusianya dalam hal ini guru sebagai ujung tombak pendidikan, dengan pembelajaran 8 jam di sekolah ditangan guru yang belum memiliki kompetensi pedagogic yang baik justru akan membunuh karakter anak.
Selain itu juga perlu adanya dukungan fasilitas pembelajaran yang representative. Di sekolah yang belum memenuhi standart pendidikan minimum sebagaimana diatur dalam undang-undang, apabila memaksakan diri untuk mengikuti tren sistem FDS, besar kemungkinan berdampak pada kualitas aktifitas belajar dengan fasilitas kurang memadai.
Maka dari itu orang tua haruslah cermat dalam memilih lembaga pendidikan full day school. Jangan hanya berfikir pragmatis bahwa full day school sebagai tempat penitipan anak, tapi perlu sekali mempertimbangkan manajamen pengelolaannya, sarana prasarana yang ada, serta bagaimana mendesain kurikulum dan kesiapan guru untuk menerapkan FDS. Jangan sampai alih-alih sebagai sekolah full day school yang hanya menghabiskan waktu siswa selama 8 jam sehari tetapi tidak mengkaji aktivitas pembelajaran yang perlu diberikan kepada anak didik yang benar-benar dapat memperkuat karakter.
Demikian juga penerapan FDS jangan sampai hanya untuk kepentingan lembaga sekolah demi memikat pasar. Tetapi FDS harus sunguh-sunguh dan benar-benar dikelola dalam rangka implementasi penguatan karakter yang akan
mampu menghasilkan kualitas peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual dibarengi dengan akhlak mulia
Implementasi full day school di wilayah Sidoarjo masih belum merata.
Kebanyakan yang telah menerapkan program full day school merupakan sekolah swasta diantaranya Sekolah Menengah Pertama (selanjutnya ditulis SMP) Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan Madrasah Tsanawiyah (selanjutnya ditulis Mts) Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo.
Kedua sekolah tersebut sama-sama sebagai sekolah dasar swasta unggulan terbaik di kota Sidoarjo yang telah menerapkan program full day school. namun keduanya memiliki karakter yang berbeda dalam mengimplementasikan program full day school dalam mendukung penguatan karakter. Kedua sekolah tersebutlah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian oleh peneliti.
SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo terletak di jln. K.H. Saman Hudi No. 81, Desa Bulusidokare, kec. Sidoarjo, kab. Sidoarjo. Selama peneliti melakukan pengamatan dan wawancara dengan humas SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dalam menyusun proposal ini, penulis menemukan fenomena menarik, bahwa SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo merupakan sekolah unggulan yang telah lama menerapkan program full day school. SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo ini sebagai sekolah yang sangat mengedapankan pembentukan intlektual dan kepribadian mulia pada peserta didiknya, sebagaimana tertuang dalam visi sekolah yaitu mewujudkan generasi muslim yang berprestasi, berilmu pengetahuan dan teknologi, berketrampilan serta berakhlak mulia.
Dalam mendukung penguatan karakter, SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo menerapan program pendidikan holistic, dengan penjabaran kegiatan antaralain, pembiasaan mengucapkan salam dan bersalaman saat masuk sekolah, pelaksanaan program diniyah, kegiatan sholat dhuha, sholat dhuhur dan ashar berjamaah dengan didahului kultum oleh siswa, kegiatan Out Door Lierning Activity (OLA), kegiatan mabit di sore hari dari pukul 16.00-20.00, dan banyak lagi kegiatan yang lainnya.
Sementara kegiatan untuk guru dan karyawan yaitu adanya bimbingan BTQ, pengajian rutin setiap bulan. Adapun kegiatan belajar mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo menekankan pada penerapan keterampilan abad 21 yaitu 4C yang meliputi, creative and innovative, critical thinking and problem solving, communication, dan collaboration.14
Sedangkan Madrasah Tsanawiyah (Mts) Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam swasta dibawah naungan Nahdatul Ulama (NU). Fenomena yang menarik pada saat penulis mengadakan pengamatan awal dan mengiringi kepala sekolah menuju sebuah ruangan terdapat beberapa anak peserta didik laki-laki berpapasan dengan kami dan langsung mengucapkan salam sekaligus bersalaman dengan mencium tangan. Hal ini salah satu indicator bahwa ada penanaman nilai-nilai luhur yang telah menjadi karakter siswa untuk takdim terhadap para guru.
Selain itu keunikan dari sekolah milik NU ini menggunakan kurikulum terpadu atau integrated curriculum sebagai acuannya. Dengan mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum Kementrian Agama (Kemenag), Kementrian Pendidikan
14 Imam. Wawancara (Sidoarjo, 6 juli 2020)
dan Kebudayaan (Kemendikbud), Cambridge University dan International Baccalaureate Program (IB), diharapkan dapat mewujudkan dan menciptakan sumber daya manusia berkualitas, kompetitif di bidang ilmu pengetahuan serta memiliki keagungan akhlak.
Selain menyiapkan para peserta didik untuk memiliki kualifikasi akademik yang baik, secara khusus juga membekali pengetahuan agama Islam sekaligus pembiasaan seperti sholat dhuhur dan ashar berjamaah, sholat dhuha, program tahfid, terbiasa membaca tahlil, gemar membaca shalawat Nabi, dzikir dan istighosah yang terus menjadi amaliyah tiyap hari di sekolah dalam bingkai program full day school.15
Dari permasalahan dan keunikan yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan mengkaji secara seksama tentang manajemen program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan Mts Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada manajemen program full day school dalam mendukung penguatan pendidikan karakter. Dari focus penelitian tersebut, maka peneliti membagi beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan program full day school dalam membentuk karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo?
2. Bagaimana pelaksanaan program full day school dalam pembentukan karakter
15 Ike. Wawancara (Sidoarjo, 6 juni 2020 )
peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo?
3. Bagaimana pengendalian program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari focus penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mendiskripsikan perencanaan program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo.
2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo.
3. Untuk mendiskripsikan evaluasi program full day school di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual Muslimat NU Pucang Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan kegunaan terkait dengan manajemen program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan teori tentang perencanaan program full day school dalam
pembentukan karakter peserta didik terlebih pada jenjang sekolah dasar.
b. Menambah khazanah pengetahuan dari pelaksanaan program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
c. Memperkaya pengetahuan mengenai evaluasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian serta masukan bagi pengambil kebijakan dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementrian Agama dalam mengembangkan program full day school untuk membentuk karakter peserta didik.
b. Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat dijadikan pegangan yang relevan untuk implementasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik bagi pengelola pendidikan.
c. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah dan mengembangkan wawasan serta menggali lebih terkait program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik yang belum terungkap pada penelitian ini, karena keterbatasan peneliti.
E. Orisinalitas Penelitian
Dalam orisinalitas ini, peneliti akan menyajikan perbedaan dan persamaan bidang kajian yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya.
Dengan demikian, akan diketahui sisi-sisi apa yang membedakan peneliti dengan peneliti-peneliti terdahulu. Sehingga tidak terjadi pengulangan kajian terhadap hal-hal yang sama.
Berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan terhadap penelitian-penelitian yang sudah ada, penelitian tentang full day school sebelumnya telah banyak dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Peneliti menemukan 5 Tesis yang membahas mengenai full day school. Namun penulis belum menemukan adanya penelitian yang secara khusus berkaitan dengan implementasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
Dari 5 tesis yang berhasil peneliti temukan, yang secara umum berkaitan dengan pembahasan penulis mengenai full day school, berikut akan dipaparkan persamaan dan perbedaan dari data yang ada dengan uraian yang disertai dengan table agar lebih mudah mengidentifikasinya.
Tesis pertama oleh Siti Mujayanah16. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perkembangan pembentukan karakter siswa yang sudah mengikuti sistem ful day school. Dengan mengunakan metode kualitatif.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil. Pertama, proses pembentukan karakter siswa dilakukan melalui program sekolah yang meliputi kegiatan rutinitas, kegiatan ketertiban, piket kelas, dan kegiatan pembelajaran. Kedua, keberhasilan pemebentukan karakter melalui program full day school ditunjukan melalui sikap religius, jujur, mandiri, disiplin, bersahabat, peduli lingkungan dan tangung jawab.
Ketiga, faktor pendukung yaitu fasilitas, peran guru, wali kelas serta orang tua.
Adapun faktor pengahambatnya keadaan orang tua, kebiasaan lupa, dan kurang menghargai waktu.
16 Siti Mujayanah. Tesis, System full day school dalam pembentukkan karakter siswa kelas IV SD Muh Pakel Yogyakarta. (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2016)
Sama-sama mengangkat tema tentang system full day school, penelitian terdahulu ini focus pada aspek pelaksanaan dan keberhasilan pembentukan karakter khusus pada siswa kelas IV dalam system full day school. Perbedaan pada penelitian yang sekarang memfokuskan pada konsep dan implementasi nilai-nilai karakter yang dikembangkan melalui program full day school dengan cakupan yang lebih luas di lembaga sekolah dalam pembentukan karakter peserta didik.
Dengan mengunakan metode penelitian kualitatif studi multikasus.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nurul Huda17. Tujuan dari peneliti untuk menganalisis manajemen perencanaan dan pelaksanaan serta keberhasilan pembentukan karakter disiplin shalat siswa kelas IV dalam sistem full day school.
Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan studi multikasus.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil. Pertama, Bahwa perencanaan pembentukan karakter disiplin salat siswa di SDI Raudlatul Jannah dengan membentuk tim TPDS, membuat tata tertib pelaksanaan dan jadwal imam salat tertuang dalam SOP, adanya jobdis setiap penanggung jawab, memberikan fasilitas pelaksanaan salat di sekolah, dan buku penghubung sebagai bentuk monitoring wali kelas terhadap salat siswa di sekolah maupun di rumah serta pemberian sanksi dengan sistem Pulsa (pengurangan point).
Sedangkan di MINU Pucang Sidoarjo perencanaannya dilakukan dengan membuat tim ketertiban salat (ISNUTA), menyiapkan materi salat, membuat prosedur dan jadwal pelaksanaan salat serta jobdis masing-masing pendamping.
17 Nurul Huda. Tesis, Sistem Pembelajaran Fullday School dalam Pembentukan Karakter Disiplin Salat Siswa Kelas IV (Studi Multi Kasus di SDI Raudlatul Jannah Waru dan MI Ma’arif NU Pucang Sidoarjo). (Surabaya: Pascasarjana UIN Sunan Ampel, 2017)
Kedua, Proses pelaksanaan pembentukan karakter disiplin salat siswa di dua lembaga tersebut hampir sama hanya waktu pelaksanaan yang berbeda. Yaitu dilakukan dengan kegiatan rutinitas siswa menjalankan salat wajib maupun sunah dan diberikan pendampingan, pengawasan, dan monitoring terhadap siswa melalui buku penghubung dan kring hallo sebagai bentuk mengingatkan siswa untuk melaksanakan salat tahajud. Ketiga, kedua lembaga tersebut dalam pembentukan karakter disiplin shalat siswa sangat sukses, karena siswa dari kedua lembaga tersebut pelaksanaan salat wajib maupun sunahnya sangat disiplin baik di sekolah maupun di rumah.
Persamaan dari penelitian ini, sama-sama meneliti tentang full day school dalam pembentukan karakter, akan tetapi penelitian ini menekankan pada pembentukan karakter disiplin shalat siswa kelas IV, dengan meneliti tetang perencanaan, pelaksanaan, dan keberhasilannya. Sedangkan dalam penelitian sekarang menekankan pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi lembaga terhadap implementasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
Penelitian yang ke tiga oleh Dian Rohmawati18. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis upaya-upaya yang dilakukan oleh MI Nurul Huda Krenceng dan MI Mitahus Salimin Tawangsari dalam pembelajaran full day school sekaligus mengetahui hasil dari pembelajaran tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
18 Dian Rohmawati. Tesis, Full Day School Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di MI Nurul Huda Krenceng dan MI Miftahus Salimin Tawangsari? (Tulungagung: Pascasarjana IAIN Tulungagung, 2017)
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Konsep full day school adalah penggunaan metode yang tepat, pembelajaran yang berpusat indoor maupun outdoor. (2) Bentuk full day school meliputi a) waktu pelaksanaan pembelajaran mulai pukul 06.45 sampai 15.30 untuk kelas kecil dan pukul 06.45 sampai 13.30 untuk kelas besar. b) Pembelajaran Penanaman nilai-nilai agama dan pembelajaran umum di sekolah ini tidak terpaku pada ruang kelas dan tidak selalu di dalam mata pelajaran. Bisa dalam bentuk program morning greating dan program keagamaan yang di terapkan melalui pembiasaan.
Di MI Nurul Huda Krenceng dan MI Miftahus Salimin Tawangsari pembiasaan keagamaan dilakukan melaui kegiatan bermufasahah dengan bapak ibu guru, shalat dhuha, shalat dhuhur berjamaah, KBBS, melafalkan asmaul husna dan surat pendek serta membaca al-Qur’an sekaligus mewajibkan semua siswa untuk hafal Jus 30. (3) Hasil pendidikan full day school ini menghasilkan peserta didik yang memiliki pemahaman agama dan umum seimbang, yang ditunjukan dalam sikap dan prestasi.
Persamaan penelitian terdahulu dan sekarang adalah sama-sama meneliti mengenai konsep program full day school. Perbedaannya terletak pada focus penelitian, dimana penelitian terdahulu focus penelitiannya pada pembelajaran dan hasil dari lembaga pendidikan yang telah menerapkan full day school dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sedangkan penelitian sekarang focus pada perencanaan, pelaksaaan dan evaluasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
Berikutnya penelitian yang ditulis oleh Ficky Dewi Ixfina19. Dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep, implementasi, dan implikasi pengembangan kurikulum full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam di SD Islam Bayanul Azhar Sumbergempol Tulungagung dan SD Islam Al-Azhaar Kedungwaru Tulungagung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Konsep full day school di dua sekolah tersebut yang dilaksanakan adalah, interelasi, kesiapan lembaga, pengembangan tugas.
2) Implementasi pengembangan kurikulum full day school di SD Islam Bayanul Azhar Sumbergempol Tulungagung dan SD Islam Al-Azhaar Kedungwaru Tulungagung yang dilaksanakan adalah diagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan pendidikan, seleksi dan organisasi, seleksi dan organisasi pengalaman belajar, serta evaluasi dan cara untuk melakukanya. 3) Dampak pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di dua lembaga yang diteliti berimplikasi baik terhadap prestasi siswa, baik prestasi akademik maupun non akademik.
Sama-sama meneliti tentang full day school, akan tetapi peneliti terdahulu ini menekankan pada konsep pengembangan, implementasi, dan implikasi kurikulum full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam. Sedangkan pada penelitian yang sekarang ini, titik tekannya pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
19 Ficky Dewi Ixfina Tesis, Pengembangan kurikulum full day school dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam (studi multisitus SD Islam Bayanul Azhar sumbergempol Tulungagung dan SD Islam Al-Azhar kedungwaru Tulungagung) (Tulungagung: Pascasarjana IAIN Tulungagung, 2017)
Dan terakhir penelitian oleh Mohammad Ridwan20. Meneliti tentang model pembelajaran Al-Quran Hadits, faktor pendukung, kendala, dan solusi terhadap pembelajaran Al-Quran Hadits agar pembelajaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan kualitatif mengunakan metode deskriptif analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Al-Quran Hadits guru melakukan persiapan sebelum mengajar. Guru menggunakan model pembelajaran langsung, kontekstual, dan kooperatif. Metode yang digunakan ialah ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Strategi mengajar yang digunakan ialah presentasi, demonstrasi, dan game. Evaluasi yang digunakan ialah penilaian harian, UTS, dan UAS.
Adapun faktor pendukung terhadap pembelajaran Al-Quran Hadits yaitu Minat siswa, metode pembelajaran yang digunakan guru, materi, dan SDM guru.
Adapun faktor kendala ialah: Raw input, kurang optimalnya guru dalam membimbing belajar Al-Quran karena terbatasnya jam pelajaran, dan rendahnya kemampuan siswa yang berlatar belakang dari TK umum. Sedangkan solusi terhadap kendala pembelajaran Al-Quran Hadits: Menyelenggarakan bimbingan baca tulis Al-Quran, baik di luar jam sekolah dan memberikan tambahan mata pelajaran Al-Quran Hadits.
Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama meneliti pada lembaga yang telah menerapkan program full day school dengan metode penelitian kualitatif studi kasus. Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan sekarang, penelitian terdahulu melakukan penelitian tentang model pembelajaran Al-Quran Hadist, faktor
20 Mohammad Ridwan. Tesis, Model Pembelajaran Al-Quran Hadist di Fullday School (Studi Multi Kasus pada MINU Pucang dan MI Tarbiyatul Islamiyah Sidoarjo). (Surabaya: Pascasarjana UIN Sunan Ampel, 2018)
pendukung dan kendala, serta solusi dari kendala pembelajaran Al-Quran Hadits agar pembelajaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Sedangkan pada penelitian yang sekarang menitik beratkan manajemen program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
Table. 1 Orisinilitas Penelitian No Nama Peneliti, dan
tahun penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas penelitian 1. Siti Mujayanah,
Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2016
Pembahasan pada aspek full day school
Penelitian sekarang fokus pada
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik. Metode penelitian kualitatif studi kasus
Penelitian ini lebih
menekankan pelaksanaan dan
keberhasilan pembentukan karakter khusus siswa kelas IV dalam sistem full day school 2. Nurul Huda, Tesis
Pascasarjana UIN Sunan Ampel, 2017.
Pembahasan pada ranah full day school dengan metode kualitatif studi kasus.
Sedangkan penelitian sekarang menekankan pada
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik
Penekanan penelitin ini lebih pada implementasi pembelajaran FDS dalam membentuk siswa disiplin shalat pada siswa kelas IV
3. Dian Rohmawati, Tesis Pascasarjana IAIN Tulungagung, 2017.
Pembahasan pada aspek full day school
Perbedaannya terletak pada focus penelitian, penelitian terdahulu focus pembelajaran
Penekanan penelitian ini pada
pembelajaran dan hasil penerapan full
dan hasil penerapan full day school dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, sedangkan penelitian sekarang focus perencanaan, pelaksaaan dan evaluasi
program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
day school dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.
4. Ficky Dewi Ixfina, Tesis Pascasarjana IAIN Tulungagung, 2017
Pembahasan pada aspek full day school
peneliti terdahulu ini menekankan pada konsep pengembangan, implementasi, dan implikasi kurikulum full day school dalam
meningkatkan mutu pendidikan Islam.
Sedangkan pada penelitian yang sekarang ini, titik tekannya pada
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
Penelitian ini fokus pada konsep pengembanga n,
implementasi, dan implikasi kurikulum full day dalam meningkatkan mutu
pendidikan Islam
Memperhatikan perkembangan penelitian yang telah dilakukan sebagaimana terdapat pada kajian terdahulu, disini peneliti mencari celah untuk melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti memfokuskan pada kajian implementasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
5. Mohammad
Ridwan, tesis Pascasarjana UIN Sunan Ampel, 2018.
Sama-sama meneliti pada lembaga yang telah menerapkan program full day school dengan metode penelitian kualitatif studi kasus.
Penelitian terdahulu melakukan penelitian tentang model pembelajaran Al-Quran Hadist, faktor pendukung dan kendala, serta solusi dari kendala pembelajaran Al-Quran Hadits agar
pembelajaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Sedangkan pada penelitian yang sekarang
menitik beratkan manajemen program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik.
Penelitian ini lebih
menekankan tentang model pembelajran Al-Quran Hadist pada lembaga pendidikan full day.
F. Definisi Istilah
Definisi istilah merupakan penjelasan atas konsep penelitian yang ada pada judul penelitian.21 Definisi istilah sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan batasan yang jelas agar peneliti ini tetap terfokus pada kajian yang diinginkan peneliti. Adapun istilah yang perlu didefinisikan dalam penelitian ini adalah:
1. Manajemen adalah suatu proses pengelolaan suatu lembaga yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Full Day School adalah sekolah sehari penuh atau proses belajar mengajar yang dilakukan selama 8 jam sehari, sejak pagi hari sampai sore hari dari pukul 07.00-15.30 dengan istirahat 30 menit, selama lima hari dengan penerapan libur sekolah 2 hari (sabtu dan minggu).
3. Pembentukan karakter adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan prilaku peserta didik secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh isi pembahasan tesis tentang Manajemen Program Full Day School Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik, maka dapat dilihat pada sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Pada bab ini berisikan pendahuluan yang menguraikan tentang konteks penelitian, focus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, orisinalitas penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan sebagai kerangka dalam menyusun dan mengkaji tesis.
21 Wahidmurni, Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Skripsi, Tesis, dan Disertasi),(Malang: PPs UIN Malang,2008),hal.17
BAB II : Merupakan kajian teori yang berfungsi sebagai acuan teoritik dalam melakukan penelitian ini. Pada bab ini dijelaskan tentang konsep program full day school, pendidikan karakter, manajemen program full day school dalam penguatan pendidikan karakter peserta didik dan kerangka berfikir.
BAB III : Mengemukakan metode penelitian, yang berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, data dan sumber data, pengumpulan data, analisa data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV : Berisikan paparan data dan temuan penelitian. Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi objek penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual NU Pucang Sidoarjo.
BAB V : Pada bab ini berisikan diskusi hasil penelitian tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program full day school dalam pembentukan karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan MTs Bilingual NU Pucang Sidoarjo.
BAB VI : Merupakan bab terakhir, yaitu penutup. Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan, saran-saran dari hasil penelitian dan implikasi teoritis dan praktis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Program Full Day School
1. Konsep Full Day School
Sebagai upaya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) salah satu program yang dicanangkan oleh Kemendikbud adalah program Lima hari, delapan jam hari sekolah atau disebut juga dengan istilah Full Day school. Dari aspek sejarah menurut Ahmed El-Hisyam yang dikutip Asmani, sejarah munculnya program full day school lahir pada awal tahun 1980-an di Amerika Serikat yang diterapkan untuk sekolah Taman Kanak-Kanak, yang akhirnya melebar ke jenjang sekolah dasar hingga menegah atas.22
Secara etimologi kata full day school berasal dari bahasa Inggris. Full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Jika digabung, akan mengandung arti sehari penuh. Sedang