BAB 6 | Peran Akal dan Pengaruh Pemikiran Tasawuf Al-Ghazālī Peran Akal dalam Tasawuf: Menurut Pemikiran Al-Ghazali
172
BAB 6 | Peran Akal dan Pengaruh Pemikiran Tasawuf Al-Ghazālī 173 dari Islam. Kecuali itu, dia juga pembaharu tasawuf pertama yang terbesar.
Antara lain dia mengarahkan tasawuf ke dalam konsep al-Qur’an tentang Tuhan sebagaimana dirumuskan dalam dasar-dasar ilmu kalam Asy’arīyah.
Bahkan atas pengaruhnya pula tasawuf diterima oleh orang banyak secara ijma, sehingga Islam pun mendapat semangat kehidupan baru dan daya tarik populernya di kawasan Afrika, Asia tengah dan India.85
Apa yang dikatakan oleh Fazlur Rahman di atas memperjelas bahwa, pengaruh al-Ghazālī demikian besar, karena ia mampu memperbaharui tasawuf yang tentu saja dianggap telah keluar dari ajaran al-Qur’an dan hadis, dengan mengembalikannya kepada kedua dasar tersebut. Dengan demikian, jelaslah bahwa al-Ghazālī adalah seorang sosok intelektual yang jarang tandingannya, karena dapat menembus lapisan masyarakat terutama karyanya yang paling monumental Ihyā Ulūm al-Dīn (menghidupkan ilmu- ilmu agama). Di sini tampak sekali jasa al-Ghazālī, yakni mampu menyusun bangunan yang dapat menggairahkan kegairahan umat Islam mempelajari ilmu-ilmu agama dan mengajarkan dengan penuh ketekunan. Karena apa yang dicita-citakan al-Ghazālī, yakni menghidupkan dan mendalamkan kualitas keimanan umat Islam dan memantapkan serta mengamalkannya telah tercapai.
3. Duncan MacDonal
Sehubungan dengan itu Duncan MacDonal mengatakan bahwa luas dan kuatnya pengaruh (tasawuf) al-Ghazālī di dunia Islam, disebabkan karena beberapa hal, pertama; al-Ghazālī dapat membawa orang Islam kembali dari kegiatan-kegiatan skolastik mengenai dogma-dogma teologisnya kepada pengkajian, penafsiran dan penghayatan kalam Allah dan sunnah Nabi.
Kedua, dalam nasihat-nasihat dan pengajaran moralnya, ia memperkenalkan lagi elemen-elemen al-khauf (takut) terutama pada api neraka. Ketiga, karena kekuatan dan pengaruhnyalah tasawuf memperoleh kedudukan kuat dan terhormat serta terjamin dalam Islam. Keempat, ia membawa filsafat dan teologi filosofis yang semula bersifat elitis ke dalam dataran pemikiran orang awam yang pada mulanya hanya bisa dipahami orang-orang tertentu, mengingat istilah dan bahasa yang dipakai bukan bahasa awam, sehingga
85Amin Syukr, Intelektualisme, op. cit., h. 214-215.
DUMMY
BAB 6 | Peran Akal dan Pengaruh Pemikiran Tasawuf Al-Ghazālī Peran Akal dalam Tasawuf: Menurut Pemikiran Al-Ghazali
174
merupakan misteri bagi mereka. Al-Ghazālī telah mengubah atau paling tidak telah berusaha merubah istilah-istilah yang sulit menjadi mudah bagi pemahaman orang awam.86
Pemikiran tasawuf al-Ghazālī yang bercorak ganda yaitu corak muamalah yang lebih menekankan pada peningkatan moralitas melalui bentuk-bentuk amalan praktis dan corak mukasyāfah yang lebih intelektual – filosofis telah menimbulkan pengaruh ke arah dua jurusan yang mempunyai corak berbeda pula.
Corak pertama (muamalah) dalam perkembangannya secara konkret membentuk lembaga-lembaga persaudaraan dan keagamaan yang kemudian dikenal tarekat. Semua tarekat ini merupakan kelompok kecil yang terdiri dari seorang guru dan murid-murid yang pada gilirannya melahirkan suatu komunitas tasawuf di dunia Islam.
Corak kedua (mukasyāfah) diakui mempunyai pengaruh terhadap munculnya tasawuf model hikmah Ilahiah Ibnu Arabi maupun hikmah Isyraqiah yang dikembangkan oleh Syuhrawardi bahkan diakui pula bahwa pembahasan mistisisme al-Nūr (cahaya) merupakan paparan yang paling jelas dari tasawuf teoretis filosofis al-Ghazālī.87
Tasawuf corak kedua mengalami perkembangan yang pesat sekitar abad VI H., lebih dikenal sebagai tasawuf falsafi, hal ini disebabkan karena ajarannya berusaha memadukan visi intuitif dan visi rasional.
4. Norman Said
Sejalan dengan itu Norman Said juga mengemukakan hal yang sama bahwa, keitimewaan al-Ghazālī terletak pada penguasaannya yang mendalam tentang berbagai aspek ajaran Islam, di samping kemampuannya melahirkan karya-karya tulis yang menyentuh kebutuhan umat Islam dalam memenuhi harapan untuk memperoleh pengetahuan yang memadai.88
86Lihat Ibid, h. 214.
87Lihat Anne Marie Schimmel, Mystic Dimension in Islam diterjemahkan oleh Sapardi Djokodamono, “Dimensi Mistik Dalam Islam”, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), Lihat juga ibid, h. 217.
88Nūman Said, Signifikansi Karya-Karya al-Ghazālī terhadap Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia dan Dody S. Truna Ismtu Rofi, “Pranata Islam di Indonesia”, (Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), h. 13-14.
DUMMY
BAB 6 | Peran Akal dan Pengaruh Pemikiran Tasawuf Al-Ghazālī 175 Lebih lanjut dikatakan bahwa meskipun telah berhasil meraih tempat yang begitu istimewa sehingga mendapat gelar Hujjah al-Islām, sebagai manusia biasa ia tidak terbebas dari kritikan. Di antaranya ia dianggap sebagai penyebab kemunduran dunia Islam, lantaran pemikiran- pemikirannya lebih bernuansa teosentris daripada anthroposentris. Artinya, lebih banyak mengarah untuk menjalani kesucian hidup dibanding memposisikan dirinya sebagai khalifah Allah untuk memakmurkan alam sesuai dengan kemampuan ilmu yang dimilikinya.89
Terlepas dari kritikan-kritikan yang dialamatkan kepadanya, al-Ghazālī telah menempati posisi yang sangat istimewa dalam sejarah Islam melalui karya-karyanya. Bukan hanya dunia Islam, di dunia Barat pun ia sangat dikenal. Misalnya, dalam teologi Yahudi banyak bersandar kepada al- Ghazālī. Mereka banyak menukil paragraph-paragraf dalam buku-buku al-Ghazālī seperti Maqāṣid al-Falāsifah, Ṭahāfut al-Falāsifah, al-Munqiż min al-Ḍalāl, Mizān al-Amal dan sebagainya. Penukilan itu terjadi sekitar abad XIII M. guna membantah para filosof saat itu.
Demikian pula pemikir Nasrani di Eropa menggunakan buku-buku al-Ghazālī seperti Thomas Aquinas. Pascal dan sebagainya. Bahkan filosof Barat terbesar di abad modern yakni Descartes mendapat pengaruh dari al-Ghazālī tentang metode skeptis (skeptisme yang dipergunakan untuk mencapai keyakinan).
Demikian pula orientalis Renan, Munich berkebangsaan Jerman semuanya mentransfer metode skeptis al-Ghazālī ke dalam metodologi mereka.90
Apa yang dikemukakan oleh para pakar di atas, semuanya benar. Akan tetapi dibalik daripada itu semua terdapat rahasia lain yakni keikhlasannya kepada Allah swt. Ucapan-ucapan yang keluar dari hati akan langsung menembus ke dalam hati, beda yang keluar dari puncak lidah akan menembus gendang telinga.
Keikhlasan adalah prioritas utama al-Ghazālī ia rela menghabiskan umurnya, mengesampingkan hak-hak dirinya untuk mencari tujuan ini, sampai dapat meraihnya. Inilah yang tampak dalam sejarah hidupnya.
89Ibid.
90Yūsuf Qarḍāwy, op. cit., h. 109-111.
DUMMY
BAB 6 | Peran Akal dan Pengaruh Pemikiran Tasawuf Al-Ghazālī Peran Akal dalam Tasawuf: Menurut Pemikiran Al-Ghazali
176
Demikian keistimewaan al-Ghazālī, yang membuat ia begitu berpengaruh mulai dari orang awam di dunia Islam hingga filosof modern di dunia Barat, melebihi popularitas gurunya (Imām al-Haramāin, Abū Hāsan al-Asy-āri dan lain-lain) yang pengaruhnya, hanya terbatas di kalangan orang-orang pandai saja, tidak menyentuh umat Islam secara umum.
DUMMY
177