• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Model Pembelajaran

Dalam dokumen MODEL PEMBELAJARAN - Repository UNP (Halaman 39-44)

BAB II TEORI PENDUKUNG MODEL

C. Pengembangan Model Pembelajaran

Menurut penulis dan juga sudah menjadi pengetahuan yang umum, jika antara taktik pembelajaran, teknik, metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran, sudah dirangkai menjadi satu kesatuan

26

yang utuh, maka terbentuklah apa yang sering disebut dengan model pembelajaran.

Model pembelajaran pada dasarnya adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khusus oleh dosen. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah bingkai atau bungkus dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, taktik dan teknik pembelajaran. Ciri-ciri yang spesifik dari model pembelajaran adalah:

1. Rasional dengan teoritis logis, yaitu bentuk pembelajaran yang dirancang berdasarkan teori berpikir yang masuk akal.

2. Bentuk pembelajaran yang memiliki tujuan yang jelas tentang apa yang harus dicapai, dan bagaimana mahasiswa belajar, dan memecahkan suatu masalah pembelajaran.

3. Bentuk pembelajaran dan perilaku proses pembelajaran yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan saat mengajar dan hasil pelaksanaannya.

4. Bentuk pembelajaran dan suasana belajar yang cocok, nyaman, sehingga suasana belajar dapat menunjang tujuan pembelajaran.

Sejalan dengan hal itu, Eggen & Kauchack (2012) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah pola pendekatan pembelajaran yang khusus mempunyai 3 (tiga) karakteristik yaitu:

1. Tujuan (goals), yang dirancang untuk membantu mahasiswa mengembangkan metakognisi seperti kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, terampil mengambil keputusan, dan menguasai pemahaman yang mendalam tentang isi materi yang dipelajari.

2. Phase atau sering disebut dengan sintak atau

27

prosedur yaitu serangkaian sintak yang membantu mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Prosedur ini diikuti dengan prinsip reaksi dan respon dalam pembelajaran.

3. Pondasi (foundation) sebagai landasan teori penunjang dan riset untuk pembelajaran dan motivasi.

Joyce & Calhoun (2011), menjelaskan 6 (enam) wilayah (area) penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan model pembelajaran yaitu:

1. Fokus, adalah titik pusat pengembangan model adalah tujuan utama model pembelajaran dikembangkan. Fokus belajar apakah itu mengajak belajar untuk memanipulasi berpikir, merangsang proses berbagai jenis berpikir, menumbuhkan pembelajaran melalui stimuli penghargaan, sosial learning, atau tumbuhnya sosial dan emosional melalui interaksi.

2. Sintak, menjelaskan struktur model atau susunan urutan langkah yang termasuk untuk organisasi model, termasuk komponen utama model dan fase yang menggambarkan bagaimana model berproses.

3. Prinsip reaksi, adalah menjabarkan interaksi antara dosen dengan mahasiswa, bagaimana dosen memberikan respon pada apa yang dikerjakan mahasiswa pada saat model diterapkan atau bagaimana pendidik bereaksi pada respon mahasiswanya. Pendidik mengamati apakah mahasiswanya sudah terlibat aktif untuk setiap langkah proses model pembelajaran.

4. Sistem sosial, adalah menguraikan interaksi antara dosen dengan mahasiswa atau antara mahasiswa dengan mahasiswa. Kelas dan semua unsur yang ada didalamnya dipandang sebagai sebuah

28

komunitas mini. Setiap model akan mempunyai sistem sosial tersendiri dan aturan keterikatan sosial sendiri.

5. Sistem penunjang, yaitu kondisi yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan implementasi model. Dukungan adalah semua tambahan persyaratan kebutuhan agar implementasi model berhasil dilaksanakan. Keperluan yang dimaksud dapat berupa keahlian, keterampilan, ataupun pengetahuan yang dibutuhkan, mungkin juga peralatan khusus, media, sumber belajar, termasuk laboratorium, bengkel, peralatan, mesin, bahan, buku dan sumber belajar lainnya.

6. Aplikasi dan dampak pembelajaran. Aplikasi adalah pemanfaatan model, setiap model berusaha untuk melakukan perubahan pada mahasiswa dan mempengaruhi cara berpikirnya, perasaan, dan interaksi sosial. Dampak pada hasil belajar, maupun dampak yang lebih jauh lagi untuk jangka

panjang.

Untuk memperoleh model pembelajaran baru perlu dilakukannya penelitian dan pengembangan model pembelajaran. Dosen yang aktif, inovatif dan kreatif akan selalu menciptakan ide-ide dalam merancang model pembelajaran baru yang mampu membuat mahasiswa dapat mencapai tujuan pembelajarnya dengan penuh rasa puas. Metode untuk pengembangan model pembelajaran menghasilkan produk yang tidak terlalu beresiko terhadap mahasiswa yang menjadi sasaran.

Oleh sebab itu, merencanakan pengembangan model pembelajaran sangat penting dilaksanakan, karena perencanaan merupakan proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan (Wina Sanjaya, 2008).

29

Pengembangan model pembelajaran diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Rusman, 2012). Pengembangan model dapat diartikan sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik.

Pengembangan diarahkan pada suatu program yang telah atau sedang dilaksanakan menjadi program pembelajaran yang lebih baik. Pengembangan model pembelajaran meliputi kegiatan mengaktifkan sumber belajar, memperluas kesempatan belajar, mengakui keberhasilan, dan mengintergrasikan kemajuan belajar. Pengembangan model baru disusun berdasarkan pengalaman pelaksanaan program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau kelompok, dan disesuaiakan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan belajar.

Rancangan pengembangan model pembelajaran dapat dianalisis dari serangkaian fungsi staf pengajar dalam menjalankan tugas pokoknya dalam pembelajaran yaitu dimulai dari kegiatan merancang, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Model pembelajaran yang dikembangkan selalu bermakna luas, karena model terdiri dari komponen masukan, proses dan luaran. Komponen masukan pembelajaran terdiri dari karakteristik mahasiswa dengan segala karakteristiknya, staf pengajar, sarana prasarana dan perangkat pendukung pembelajaran. Komponen proses selalu menekankan kepada metode pembelajaran, model, dan strategi pembelajaran.

Komponen luaran berupa hasil dan dampak dari penerapan model pembelajaran.

Maribe (2009:8), mendifinisikan bahwa rancangan model pembelajaran merupakan “Instructional design is an iterative

30

process of planning performance objectives, selecting instructional strategis, choosing media and selecting or creating materials, and evaluation” Rancangan model pembelajaran adalah proses diawali dengan perumusan tujuan pembelajaran, penyusunan strategi, memilih media pembelajaran yang tepat dengan isi materi dan evaluasi, termasuk pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk membantu terjadi proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Proses pembelajaran ini berisi penetapan status awal dari pemahaman mahasiswa, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang Model Pendidikan Vokasi Otomotif (PVO) untuk membantu terjadinya proses pembelajaran yang bermutu. Idealnya proses pembelajaran ini berdasar pada teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada mahasiswa, dipandu oleh pendidiknya.

D. Pendidikan Vokasi (Kejuruan)

Dalam dokumen MODEL PEMBELAJARAN - Repository UNP (Halaman 39-44)