BAB II TAFSIR DAN ANALISIS SEMANTIK
B. Semantik
1. Pengertian Semantik
dan arti dalam suatu bahasa pada umumnya. Semantik juga banyak membahas sejarah makna, ilmu makna, mengapa terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa dan bagaimana perkembangannya.
Semantik mencakup dua bagian, pertama bagian yang menerjemahkan berupa bentuk bunyi bahasa. Kedua bagian yang diterjemahkan atau substansi pada bagian pertama tersebut. Kedua bagian ini merupakan tanda, sementara itu yang dilambangkan atau ditandai ialah objek yang berada diluar bahasa yang konvensional dinamakan hal yang ditunjuk dan referen.20 Signifikansi bahasa beragam sesuai situasi penggunaannya pada kalimat. Oleh karenanya, pada analisis semantik harus disadari bahwa bahasa itu bersifat unik atau mempunyai hubungan erat dengan masalah budaya. Alhasil, analisis suatu bahasa dapat berlaku untuk bahasa itu saja dan tidak dapat digunakan untuk mengkaji bahasa lain. Dalam upaya mencari signifikansi pada bahasa, semantik mempunyai tiga bentuk. Pertama memberikan definisi hakikat makna kata. Kedua mendefinisikan hakikat makna kalimat. Ketiga menjelaskan proses komunikasi. Pada cara yang pertama, makna kata diambil sebagai bentuk, yang dalam bentuk itu makna komunikasi dan kalimat dapat dijelaskan. Pada cara kedua, makna kalimat dipetik sebagai dasar, sedangkan kata-kata dipahami sebagai pemberi yang sistematik terhadap makna kalimat.
Pada cara yang ketiga, baik makna kata ataupun makna kalimat dijelaskan dalam batas penggunaannya pada langkah komunikasi.21 Semantik memiliki hubungan dengan ilmu lain, baik ilmu bahasa
20 Abdul Chair, Pengantar Semantik, h. 2.
21 Mansur Pateda, Semantik Leksikal, (Flores: Nusa Indah, 2001), h. 9.
maupun nonbahasa. Ilmu yang berhubungan antara lain ialah morfologi, fonologi, sintaksis, dan sastra.22
Pertama Morfologi mempunyai hubungan erat dengan semantik. Perihal ini dikarenakan pembentukan kata yang salah akan mengakibatkan makna kata tersebut berbeda atau bahkan tidak bermakna. Kedua Fonologi yakni ilmu tentang bunyi (fonem) yang merupakan unsur paling kecil dari bahasa. Fonem sebuah kata yang memiliki perbedaan akan membuat perbedaan makna. Keterkaitan semantik dengan fonologi yaitu sabagai ilmu yang mempelajari kaidah bentuk dan pembentukan kata.
Ketiga Sintaksis yaitu cabang linguistik yang mempelajari kalimat serta bagian-bagiannya. Sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa yang mengulas kalimat, asal-usul wacana, frasa dan klausa. Akan mudah dipahami maknanya kalimat yang tersusun secara teratur dibanding kalimat yang susunannya tidak teratur. Fungsi sintaksis tersebut harus tersusun secara valid agar makna kalimat mudah dipahami. Sebuah kalimat tersusun dari beberapa fungsi sintaksis seperti subjek, objek, predikat, serta keterangan. Keempat Sastra yakni karya fiksi yang mengambil bahasa sebagai media penyampaian menggunakan semantik. Akan tetapi, berbeda dengan bahasa sehari-hari dan bahasa ilmiah, bahasa sastra ialah salah satu bentuk idiosyncratic, yakni kata-kata yang diambil ialah hasil kreasi ekspresi penulisnya. Implementasi gaya bahasa yang tidak alamiah dalam bahasa sehari-hari ataupun bahasa ilmiah yang ditemui dalam
22 Mohamad Jazeri, Semantik: Teori Memahami Makna Bahasa, (Tulungagung:
Tulungagung Pres, 2012), h. 8.
karya sastra. Bahasa alegoris dan metaforis menjadi komponen yang membuat sebuah karya sastra menarik dimaknai serta dibaca.23
Adapun keterkaitan semantik pada non-linguistik mencakup psikologi, sosiologi, antropologi, dan filsafat. keterkaitan semantik dengan psikologi terlihat dalam sejumlah aliran pada psikologi yaitu kognitivism dan behaviorisme. Psikologi kognitivisme berpendapat bahwa makna bahasa berkaitan dengan aspek kejiwaan dalam kaitannya dengan konteks pemakaiannya dan referen yang diacu.
Psikologi behavioris memahami makna berdasarkan respon dan relasi stimulus sesuai dengan hasil belajar yang dimiliki dan asosiasi Sebuah kata bisa mempunyai makna yang berbeda sesuai konteks penggunaannya.24 keterkaitan pada sosiologi sebagaimana ada ungkapan bahasa yang menunjukkan bangsa yang menggambarkan hubungan antara semantik dengan sosiologi. Kalimat atau kata yang digunakan masyarakat tertentu dapat mengandung makna yang berbeda pada masyarakat lainnya. maka dari itu, kata tertentu bisa menandai pengucapnya.
Keterkaitan antara semantik dan ilmu antropologi kajian wilayahnya relative hamper mirip dengan sosiologi, yaitu permasalahan manusia di dalam masyarakat. Berarti, antropologi dan sosiologi sama-sama mempelajari fenomena kulturan dan sosial kemasyarakatan. Suatu budaya berbeda akan menghasilkan pernyataan bahasa berbeda meski validitas hendak diungkapkan sama. Keterkaitan filsafat dengan semantik terlihat pada aktivitas
23 Mohamad Jazeri, Semantik: Teori Memahami Makna Bahasa, (Tulungagung:
Tulungagung Pres, 2012), h. 9-11.
24 Mohamad Jazeri, Semantik: Teori Memahami Makna Bahasa, (Tulungagung:
Tulungagung Pres, 2012), h. 12.
berfilsafat membutuhkan bahasa sebagai media proses menyampaikan hasil berpikir tersebut. Apabila berfilsafat ialah kegiatan berpikir, maka pikiran juga bahasa pasti mempunyai hubungan berbalasan. Bahasa mempengaruhi pikiran dan pikiran mempengaruhi bahasa. Tanpa bahasa, manusia tidak akan memahami apa yang dilihat, apa yang dibaca, da nap ayang diamati. Manusia juga tidak dapat menangkap kesan atau berpikir dan membentuk sebuah gagasan tanpa bahasa. Maka dari itu, validitas hanya bisa terungkap ketika validitas tersebut terekspresikan dalam bahasa.25 Sedangkan seamantik menurut Toshihiko Izutsu ialah kajian tentang sifat dan struktur pandangan dunia sebuah bangsa saat sekarang dan pada perioe sejarahnya, dengan menganalisis konsep-konsep pokok yang telah dihasilkan untuk dirinya sendiri dan telah terkonsep padakata-kata kunci yang telah terdapat pada Al-Qur‟an. Izutsu beropini bahwa tidak ada seorangpun yang memiliki kesatuan bentuk ilmu semantic yang rapid an teratur. Yang dimiliki oleh sebagian orang ialah sejumlah teori tentang makna yang beragam. Setiap orang yang berbicara mengenai semantic cenderung menganggap dirinya paling berhak mendefinisikan dan memahami kata-kata tersebut sebagaimana yang disukainya.26
Jadi, yang dimaksud semantik oleh Toshihiko Izutsu ialah kajian analitik terhadap istlah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu tidak
25 Mohamad Jazeri, Semantik: Teori Memahami Makna Bahasa, (Tulungagung:
Tulungagung Pres, 2012), h. 13-14.
26 http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214113440026.pdf diakses pada 25 juni 2022 h. 14.
hanya sebagai alat bicara dan berfikir. Akantetapi yang lebih penting lagi yakni penafsiran dan pengkonsepan dunia yang melingkupinya.27 Dalam menganalisis Al-Qur‟an secara semantik, Izutsu memberikan tahapan seperti:
a. Memilih tema
b. Menghimpun ayat yang mempunyai kata dasar kata yang sama
c. Mengklasifikasi ayat berbanding dengan kata dasarnya d. Menguraikan makna secara kamus
e. Menguraikan makna secara kontekstual, dengan cara seperti apa Al-Qur‟an menggunakan kosa kata tersebut f. Mengaitkan semua kosa kata satu dan lainnya
g. Mencari lawan kata kata tersebut h. Menyimpulkannya28