• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA ṢADR DALAM AL-QUR’AN ( Analisis Semantik Toshihiko Izutsu (W.1993) )

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MAKNA ṢADR DALAM AL-QUR’AN ( Analisis Semantik Toshihiko Izutsu (W.1993) )"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

2 Mohammad Natsir Mahmud, orientalis; Al-Qur'an di Mata Barat (Evaluasi), (Dina Utama: Semarang, 1997), h. 3 Toshihiko Izutsu, Hubungan Tuhan dan Manusia, Pendekatan Semantis terhadap Al-Qur'an, (Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta, 1997), hlm. 4 Ahmad Sahida Rahem, Tuhan Manusia dan Alam dalam Al-Qur'an; Pemandangan Toshihiko Izutsu, (Universiti Sains Malaysia Press: Pulau Pinang, 2014).

Permasalahan

  • Identifikasi Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Rumusan Masalah

Kemudian jelas pula bahwa perbedaan antara pendekatan Izutsu dengan pendekatan tematik (mauḍu'i) yang banyak digunakan oleh umat Islam adalah upaya tematik untuk membenahi konsep al-Qur'an pada tema tertentu. Sedangkan pendekatan Izutsu mencoba untuk mengenal pandangan dunia Al-Qur'an melalui analisis terhadap istilah-istilah kunci yang digunakan dalam kitab suci ini. Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam dengan petunjuk yang sempurna juga terkait dengan pelebaran dada.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ini menjadi informasi bagi semua orang tentang arti sadr dalam Al-Qur'an dan perbedaannya dari kata sinonim lainnya.

Kajian Pustaka

Sementara itu, penulis akan meneliti analisis semantik Toshihiko Izutsu lafadz ṣadr dalam al-Quran. Sementara itu, penulis akan mengkaji analisis semantik perkataan ṣadr dalam al-Quran oleh Toshihiko Izutsu. 18 Sa‟adatul Lailah, “Perspektif Qalb Dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Al-Azhar)”, (Tesis Ushuluddin Fakulti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021).

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data
  • Pendekatan Penelitian
  • Teknik dan Sistematika Penulisan

Namun yang akan penulis telaah adalah analisis semantik kata Toshihiko Izutsu ṣadr dalam Al-Qur'an. Teori semantik Toshihiko Izutsu merupakan pilihan yang tepat untuk upaya menjelaskan dan meneliti istilah ṣadr dalam al-Qur'an. Kata kuncinya ketika menyebut bahtera dalam kehidupan dunia ini, Al-Qur'an menggunakan istilah ṣadr.

TAFSIR DAN ANALISIS SEMANTIK

Tafsir dan Metode Tafsir

  • Pengertian Tafsir
  • Metod
  • Metode Tafsir Mauḍu‟i

Jalal al-Din al-Suyuṭi dalam al-Itqan fi ulum Al-Qur'an menyebut bahawa perkataan tafsir merupakan bentuk maṣdar daripada perkataan tafsura iaitu al-bayanwa al-kasyfu (penjelasan dan wahyu). Dari segi istilah, tafsir ialah tafsiran kalamullah atau penjelasan lafaz al-Quran dan pemahamannya.4 Pendapat yang sama dikemukakan oleh Al-Qaṭṭan bahawa tafsir ialah ilmu memahami kitab Allah yang diturunkan. kepada Nabi Muhammad, menerangkan maksudnya dan mengeluarkan hukum dan hikmah. Menurut al Kilabi dalam at-Tashil, Tafsir menjelaskan Al-Qur’an, menjelaskan maknanya dan menjelaskan apa yang diinginkan, diisyaratkan atau diniatkan oleh nash.

Menurut Abu Hayyan, tafsir adalah ilmu tentang cara melafalkan kata-kata Al-Qur'an dan cara mengungkapkan petunjuk, isi hukum dan makna-makna di dalamnya. 8 Abdul Mustaqim, Metode Kajian dan Tafsir Al-Quran, (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2019), cetakan 1, hal. Bentuk pertama ini mengumpulkan pesan-pesan yang tidak hanya terdapat dalam satu huruf.11 Tafsir dengan metode mauḍū'i adalah menjelaskan konsep Al-Qur'an pada suatu topik/tema tertentu dengan cara mengumpulkan semua ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara. dari tema.

10 Abdul Mustaqim, Metode Kajian dan Tafsir Al-Qur'an, (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2019), cetakan 1, hal. Posdakarya Remaja, 2011), h kesatuan tanpa kontradiksi dan perbedaan atau upaya mengklaim beberapa ayat untuk makna yang salah 13 Contoh kitab tafsir mauḍū'i seperti Al-Riba fi Al-Qur'an. Abu al-A'la al-Maududi, Al-Mar'ah fi Al-Qur'an karya Abbas Mahmud al-'Aqqad, buku Min Haża Al-Qur'an karya Mahmud Syaltut. 14 b) Berdasarkan surat tersebut.

14 Said Agil Husin al-Munawar en Masykur Hakim, I'jaz Al-Qur'an and Interpretation Methodology, (Semarang: Dina Utama Semarang (Dimas), 1994), p.

Semantik

  • Pengertian Semantik
  • Sejarah Semantik
  • Semantik Al-Qur‟an
  • Biografi Toshihko Izutsu
  • Semantik Toshihiko Izutsu

Daarom is de analyse van de taal in de koran een basisstap in de semantiek. 39 Saiful Fajar, "The Concept of Shaytan in the Qur'an (Toshihiko Izutsu's Semantic Study)", (Undergraduate Thesis, Ushuluddin Faculty, UIN Syarif Hidayatullah, 2018), h. 51 Saiful Fajar, "The Concept of Shaytan in the Qur'an (Toshihiko Izutsu's Semantic Study)", (Undergraduate Thesis, Ushuluddin Faculty, UIN Syarif Hidayatullah, 2018), h.

Kosakata dalam Al-Qur'an mengandung kosakata sejarah dalam kaitannya dengan bahasa masyarakat pada saat itu.

GAMBARAN UMUM KATA ṢADR

Term Ṣadr dalam Al-Qur‟an

Pencarian ayat ṣadr diawali dengan pencarian Mu'jam Li Alfaẓ Al-Qur'an al-Karim untuk mengetahui letak dan jumlah ayat tersebut. Selain itu, membahas ayat-ayat terkait yang tidak lepas dari kategorisasi ayat-ayat yang diwahyukan dengan makki madani. Pembahasan makki madani ini bertujuan untuk mengklasifikasikan berbagai riwayat dan menelusuri jejak sejumlah fase dakwah Islam.

Di dalam Al-Qur'an, kata ṣadr dengan berbagai bentuknya secara keseluruhan ditemukan hingga 45, membentuk beberapa. Selain itu, dari analisis beberapa ayat sadr menurut kategori (Makkiyya dan Medaniyyah) menghasilkan 21 surah dalam 29 ayat (dalam QS. Ḥūd [11]: 5 memiliki 2 kata ṣadr) dalam kategori Makkiyya dan 10 surah dalam kategori 15. dalam kategori madaniyah. Agar lebih sistematis, pembahasan mengenai ayat-ayat Sadr dapat dikelompokkan menurut riwayat makki medan Ibnu Abbas menurut tabel di bawah ini.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa ayat-ayat yang berbicara tentang istilah ṣadr lebih menonjol pada periode Mekkah dibandingkan periode Madinah yang hanya memiliki 10 surah.

Tabel 3.1 Ayat-ayat  ṣadr
Tabel 3.1 Ayat-ayat ṣadr

Klasifikasi Ayat-ayat Ṣadr

Pada hari itu manusia akan keluar (dari kuburnya) dalam keadaan bercerai-berai, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) segala amal mereka." Penjelasan Al-Misbah menjelaskan bahawa yaṣdur dalam ayat ini bermaksud meninggalkan tempat berkumpul, sama ada untuk kembali ke tempat asal atau pergi ke tempat lain.Menurut Al-Qurthubi, manusia keluar dari kubur dalam keadaan berbeza selepas hari kiamat.

-orang yang beramal tidak akan sama dengan orang yang banyak melakukan kejahatan; atau orang yang mentaati Allah tidak akan berkongsi jalan dengan orang yang durhaka, supaya Allah memperlihatkan kepada mereka balasan terhadap apa yang mereka kerjakan semasa mereka hidup. Sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu dalam jumlah yang banyak, tentulah kamu takut dan tentu kamu akan berbantah-bantahan.

Tabel 3.3 Ṣadr yang memiliki arti dada,hati,akal/pikiran
Tabel 3.3 Ṣadr yang memiliki arti dada,hati,akal/pikiran

Pengertian

Makna Dasar dan Makna Relasional

  • Makna Dasar
  • Makna Relasional

17 Winda Sri Handayani, "Hart in die Koran volgens Quraish Shihab in Tafsir al-Misbah", (Meesterthesis, Faculteit van Ushuluddin, Adab en Dakwah IAIN Batusangkar, 2018). Proefskrif deur Sa'adatul Lailah, UIN Jakarta 2021 bertemu die title Qalb dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Azhar). 'n Article geskryf deur Nurotun Mumtahanah, met die title Tafsir Al-Qur'an About Qalb (Tasir Maudhu'i-studie).

Artikel yang ditulis oleh Isramin berjudul Mendidik Hati untuk Membangun Karakter: Wawasan dari Al-Qur'an. Gambaran kontekstual tentang makna bagaimana Al-Qur'an menggunakan kosakata f. Al-Qur'an sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tentu dapat menggunakan bahasa.

Menelaah Al-Qur'an melalui pendekatan semantik berarti menempatkan Al-Qur'an dari segi bahasa. Konsep yang menjelaskan ketergantungan atau hubungan suatu kata dengan kata lain dalam al-Qur'an merupakan kata kunci. Dengan demikian, kata-kata dalam Al-Qur'an harus dipahami bersama dengan kata-kata lain yang mengelilinginya.

Dalam Al-Qur'an, berpikir dengan penalaran logis saja tidak cukup, tetapi harus disertai tuntunan wahyu. Al-Qur'an memerintahkan manusia untuk berpikir dengan hati-hati dan juga memiliki sifat keterbukaan untuk menemukan kebenaran. Tugas berpikir dalam al-qur an harus dilakukan secara komprehensif, mulai dari proses hingga dampak yang dihasilkan.

Kata ṣadr disebutkan sebanyak 45 kali dalam Al-Qur'an 1 2 kata dalam bentuk fi'ilردصي (yaṣdiru-yaṣdira), 43 dalam bentuk isim, yaitu ṣadran (اردص), ṣadrahu (هردص), ṣadruka (كردص), ṣadri (ىردص), al-ṣudur. رودصلا), ṣuduruhum (مورودص), ṣudurukum (مكرودص). Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keharmonisan Al-Qur'an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm.

Analisis Sinkronik dan Diakronik

  • Periode Pra-Qur‟anik
  • Periode Qur‟anik
  • Periode Pasca Qur‟anik

Setelah penulis melakukan analisis terhadap kamus-kamus dan literatur lainnya tidak ditemukan lawan istilah ṣadr ini di dalam Al-Quran. Periode pra-Qur'an adalah periode sebelum wahyu Al-Qur'an, ketika Islam belum datang. Metode penelusuran kosa kata pada periode pra-Qur'an adalah dengan melihat kosa kata orang Badui yang memiliki pandangan dunia Arab kuno, kelompok pedagang (kafilah), dan kosa kata yang mewakili sistem istilah agama Yahudi-Kristen. adalah. yang tinggal di negara-negara Arab.

Oleh itu, kedua-dua kota tersebut telah disepakati oleh ulama al-Quran dan tafsir dalam pengkategorian ayat-ayat al-Quran iaitu Mekah dan Madinah. Dalam zaman al-Quran, perkataan Sadr merujuk kepada orang yang dibukakan hatinya oleh Allah. untuk menerima Islam. Maka siapakah orang yang Allah bukakan (menerima) Islam hatinya, lalu mendapat cahaya dari Tuhannya (seperti orang yang keras hatinya).

Kata ṣadr dalam Al-Qur'an berbicara tentang kondisi spiritual dan hubungan timbal balik antara orang-orang saleh di surga. Kata ṣadr dalam Al-Qur'an menggambarkan keadaan seseorang yang mengaku beriman kepada Allah dan bersumpah dengan lidahnya demi keesaan-Nya. Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, ayat Alquran yang mengandung kata ṣadr menunjukkan arti hati dan dada.

Pada masa itu, kosakata al-Qur'an banyak digunakan dalam sistem pemikiran Islam, termasuk teologi, filsafat, tasawuf, dan hukum.

Weltanschaung Ṣadr

Seseorang itu akan berlapang dada apabila pertama-tama dia mentauhidkan Allah SWT dan mengabdikan agamanya kepada-Nya dan mengarahkan ibadah hanya kepada-Nya dan menjauhi pengelakan, baik kecil mahupun besar, kedua, cahaya keimanan yang Allah berikan kepada hati seorang hamba, ketiga, ia menimba ilmu yang bermanfaat yang bersumberkan Al-Quran dan Sunnah Nabi, keempat inabah (kembali) kepada Allah SWT dan cinta kepada-Nya serta mengutamakan cinta kepada Allah daripada cinta kepada sesama, yang kelima sentiasa berzikir. dan ingatlah kepada Allah, keenam berbuat baik kepada semua makhluk menurut kesanggupan berbuat kebaikan (harta benda, pertolongan, kedudukan dan lain-lain), ketujuh keberanian dan kekuatan hati, kelapan menghapuskan kedengkian, kesembilan meninggalkan keborosan ( ucapan, makanan atau makanan), zakatnya adalah baik dalam ittiba' (mengikuti Nabi). Istilah ṣadr pada zaman pra-Quran tercatat dalam syair Jahiliyah dengan makna yang semuanya menunjukkan permulaan atau permulaan segala-galanya. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahawa istilah ṣadr dalam zaman al-Quran bermaksud hati. Daripada huraian tersebut dapat diketahui bahawa makna perkataan ṣadr telah dikekalkan pada zaman sebelum al-Quran.

Dan dalam zaman al-Quran maknanya beralih, dan kemudian ia dikekalkan lagi pada zaman pasca-Quran. Machasin in Introduction to the Relationship between God and Man, A Semantic Approach to Al-Qur'an, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1997. The Words Shadr, Qalb, Fu`âd and Lubb in Al-Qur'an (A Comparative Study Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Misbah)," tesis sarjana.

Makna Ulū Al-Albāb dalam Al-Qur'an: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu,” Journal of Theologia, Vol.

PENUTUP

Kesimpulan

Mengenai kemungkinan makna kosa kata dalam Al-Qur'an, Muqatil menekankan bahwa seseorang. Kata fuad dan berbagai bentuk perubahannya di dalam Al-Qur'an diulang sebanyak 16 kali.22 Semua ayat menyebutkan.

Saran

Gambar

Tabel 3.1 Ayat-ayat  ṣadr
Tabel 3.2 : Surah terdapat kata ṣadr
Tabel 3.3 Ṣadr yang memiliki arti dada,hati,akal/pikiran

Referensi

Dokumen terkait

Membaca Al-Qur‟an secara langsung maksudnya adalah: dalam pembacaan jilid ataupun Al- Qur‟an tidak dengan cara mengejah akan tetapi dalam membacanya harus langsung.92 Dari uraian