• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA HILĀL DALAM AL-QUR’AN (Studi Pendekatan dengan Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MAKNA HILĀL DALAM AL-QUR’AN (Studi Pendekatan dengan Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Namun, Allah menggambarkan bulan dalam al-Quran dengan sifat munir (sesuatu yang bersinar atau memantulkan cahaya). Salah satu mukjizat yang terdapat dalam al-Quran adalah pada sasteranya yang indah.

Fokus Penelitian

Kajian ini akan membahas secara analitis bagaimana sebenarnya Al-Qur'an memandang makna kata hilāl, dengan menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Permasalahan kronologi sejarah kebahasaan akan dibahas pada periode pra-Qur'an, Al-Qur'an, dan pasca-Qur'an sehingga Anda dapat memperoleh pemahaman yang utuh dan utuh mengenai makna hilāl dalam Al-Qur'an.

Tujuan Penelitian

Dipilihnya semantik Izutsu sebagai pendekatan karena ruang kerja semantiknya mencakup bahasa dalam setiap pengertian dasar dan pengertian relasional melalui analisis sintagmatik dan paradigmatik. Untuk mengetahui makna dasar dan makna relasional kata hilāl yang terdapat dalam Al-Qur'an.

Manfaat Penelitian

Kajian terhadap ilmu Al-Qur’an dan tafsir yang nantinya dapat dijadikan landasan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sama.

Definisi Istilah

Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril untuk dibaca, yang menjadi mukjizat dan tertulis dalam beberapa kitab, diriwayatkan secara mutawatir, yang dianggap ibadah bagi yang membacanya, dan kafir bagi mereka yang mengingkarinya. Maka berdasarkan kefahaman tersebut dapatlah difahami bahawa Al-Qur'an adalah kitab yang menjadi panduan atau panduan hidup bagi umat manusia dan sesuai untuk dilaksanakan di mana-mana sahaja tanpa batasan masa, serta mengandungi perkara-perkara umum dan khusus. 11.

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Terdahulu

Kajian Teori

  • Fase Bulan
  • Teori Semantik Toshihiko Izutsu

12 Diki Ilham, “Kontekstualisasi Makna Bulan dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik)”. Skenario, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2020). Melalui pemikirannya, Izutsu menawarkan langkah strategis dalam menggali makna kata-kata kunci dalam Al-Quran, yaitu; Menurut Izutsu, setiap kata secara individual mempunyai makna dasar atau kandungan kontekstual tersendiri, yang selalu melekat pada kata tersebut dimanapun berada, bahkan di luar konteks Al-Qur'an.

Dalam aspek ini Izutsu membaginya menjadi tiga fase, yaitu Pra-Kuranik, Al-Qur'an, dan pasca-Quran.19. 18 Fikri Mustofa, “Istiqomah dalam Al-Qur’an (kajian semantik Toshihiko Izutsu)” (Skripsi, Profesor UIN Haji Saifuddin Zuhri, 2022) 17. 19 Fikri Mustofa, “Istiqomah dalam Al-Qur’an (kajian semantik Toshihiko Izutsu) (Skripsi, Profesor UIN Haji Saifuddin Zuhri, 2022).

Kemudian dilanjutkan dengan menelusuri aspek sinkronis dan diakronis untuk melihat bagaimana makna hilāl berkembang dari masa pra-Qur'an hingga pasca-Qur'an. Menganalisis makna mengikuti konteks sejarah akan menjadi informasi penting yang akan mengantarkan penulis memahami konsep yang disebut welthanshauung dari kata hilāl dalam Al-Qur'an.20. 20 Fikri Mustofa, “Istiqomah dalam Al-Qur'an (kajian semantik oleh Toshihiko Izutsu)” (Skripsi, Profesor UIN Haji Saifuddin Zuhri, 2022).

METODE PENELITIAN

Teknik Analisis Data

Dengan demikian, data yang terdokumentasi akan dianalisis sesuai dengan prosedur semantik Al-Qur'an karya Toshihiko Izutsu. Jadi, dalam hal ini penafsiran Al-Qur’an dapat diteliti dari sudut pandang kebahasaan atau linguistik. Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW mempunyai otoritas yang dominan dalam membentuk konsepsi Al-Qur’an.

Welthanschauung kata hilāl dalam Al-Qur'an membentuk suatu sistem kosa kata yang berkaitan secara utuh dengan fenomena alam semesta. Dalam beberapa ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa peredaran bulan dan matahari dapat dijadikan pedoman untuk menentukan awal bulan Qamariyah. Oleh karena itu, kedua pandangan tersebut sama-sama relevan dalam memahami semantik Al-Qur'an.

Welthanschauung hilāl dalam Al-Qur'an membentuk sistem kosa kata yang berhubungan sepenuhnya dengan fenomena alam semesta. Keikhlasan dalam Al-Qur'an: Perspektif Semantik Naskah Toshihiko Izutsu”, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuallah Jakarta. Hilāl dalam Perspektif Tafsir Al-Qur'an", Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu Pengetahuan Terkait.

ANALISIS SEMANTIK KATA HILĀL

Sejarah Perkembangan Semantik

Istilah semantik berasal dari bahasa Inggris semantik, yang dalam bahasa Yunani disebut sema (kata benda) yang berarti “tanda”, atau dari kata kerja samaino yang berarti “menandai”, “makna”. Ahli bahasa menggunakan beberapa istilah ini untuk menggambarkan bagian linguistik yang mempelajari makna. Segala sesuatu yang berkaitan dengan makna, mulai dari apa yang dimaksud dengan makna, bagaimana makna itu terwujud, apa saja jenis-jenis makna, hal-hal apa saja yang berkaitan dengan makna, apa saja komponen-komponen makna, apakah makna berubah, mengapa makna berubah, atau setiap kata hanya mempunyai satu makna atau lebih, cara memahami makna suatu kata dan berbagai pertanyaan serupa dapat diselidiki melalui disiplin ilmu yang disebut semantik.21.

Secara historis, semantik sudah ada sejak abad ke-17, ketika istilah filsafat semantik digunakan. Fase pertama, yang berlangsung selama setengah abad, merupakan periode studi yang dilakukan oleh Reisig dan disebut semantik Periode Bawah Tanah atau Periode Bawah Tanah. Fase kedua ditandai dengan lahirnya karya klasik Breal (1883) yang berbicara tentang pandangannya tentang semantik sebagai ilmu sejarah murni (historis semantik).

Dalam karya keduanya "Le Lois Intellectuelles du Langage", Breal mengungkap semantik sebagai bidang baru dalam disiplin ilmu. Fase ketiga merupakan masa perkembangan semantik yang ditandai dengan munculnya karya berjudul Makna dan Perubahan Makna dengan Referensi Khusus Bahasa Inggris. Karya ini ditulis oleh filolog Swedia Gustaf Stern (1931), yang melakukan studi empiris makna berdasarkan satu bahasa, yaitu bahasa Inggris.22.

Semantik Toshihiko Izutsu

Secara metodologis, ia mencoba menawarkan perspektif baru dalam mencoba mengkaji Al-Qur’an dari sudut pandang semantik.26. 26 Fikri Mustofa, “Istiqomah dalam Al-Qur'an (kajian semantik Toshihiko Izutsu)” (Skripsi, Profesor UIN Haji Saifuddin Zuhri, 2022). Jadi semantik Al-Qur'an masuk ke dalam makna weltanschauung Al-Qur'an, atau pandangan dunia Al-Qur'an, yaitu visi Al-Qur'an tentang alam semesta.

Ketika kita berbicara tentang Al-Qur'an, di dalamnya terkandung istilah-istilah kunci yang memberikan kontribusi signifikan dalam mengkarakterisasi sifat dasar pandangan Al-Qur'an tentang alam semesta. Kata 'buku' bisa dijadikan contoh; Penggunaan kata 'kitab' di dalam dan di luar Al-Qur'an mempunyai arti yang sama. Masa Al-Qur’an merupakan suatu masa yang merupakan suatu sistem yang muncul pada masa turunnya Al-Qur’an dan terbagi menjadi dua masa, yaitu: masa Mekkah (610-622 M) dan masa Madinah (622-622 M). M) 622 M). 632 M).

Selanjutnya, zaman Pasca-Qur'an adalah masa pasca-Qur'an di mana makna kata-kata dalam Al-Qur'an dialami. 32 Rifqatul Husna, "Menelusuri Makna Nusyuz dalam Al-Quran: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu", Jurnal Sains Nusantara, Jil.05 Bil. 33 Rifqatul Husna, "Menelusuri Makna Nusyuz dalam Al-Quran: Analisis Semantik Toshihiko Izutsu", Jurnal Sains Nusantara, Vol.05 No.1 (2021).

Gambaran Umum Hilāl

Nadiah Thayyarah, Ilmu dalam Al-Qur'an Memahami Keajaiban Ilmiah Firman Tuhan, (Jakarta: Masa kalendar Islam berkaitan dengan ketentuan ibadah. Ada tiga jenis ayat Al-Qur'an, yaitu ayat-ayat yang secara eksplisit menyebutkan. perkataan hilāl atau derivasinya, ayat-ayat yang berkaitan dengan 56 Siti Marwani, “Analisis Semantik Kata Zalim dalam Al-Qur’an: Disertasi (Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur’an, 2020), hlm.

58 Badrun Taman, Hilal dalam Perspektif Tafsir Al-Qur'an, Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu Pengetahuan Terkait. Model analisis semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu berorientasi pada pengungkapan al-Qur'an's weltanschauung atau visi Al-Qur'an tentang alam semesta.70. Masa Al-Qur’an membedakan antara kata hilāl dalam kajian ulama Salaf dan hilāl dalam kajian ulama Khalaf.

Masa pasca Al-Qur'an merupakan salah satu perkembangan dan perluasan makna hilāl yang dilakukan oleh para mufassir Indonesia. Saat ini definisi hilal sangat beragam, meskipun definisi tersebut digunakan untuk menentukan awal bulan baru Hijriyah, baik dari sudut pandang Al-Qur'an, fikih astronomi, atau gabungan semuanya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk mengkonfirmasi penggunaan kata hilāl pada masa pra-Qur'an.

Pandangan Al-Qur'an Terhadap Makna Semantik Jahiliyah" Jurnal Mutawatir, Jurnal Ilmiah Tafsir Hadits 4 No.1. Program Studi : Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas : Ushuluddin, Adab dan Humaniora Lembaga : UIN Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember.

Pemaknaan Hilāl Menurut Semantik Toshihiko Izutsu

Analisis Semantik Toshihiko Izutsu: Beberapa catatan kritis

Analisis sejarah mengkaji signifikansi historis istilah-istilah kunci yang terkait dengan tiga permukaan semantik (1) periode pra-Qur'an, (2) periode Al-Qur'an, dan (3) periode pasca-Qur'an. Sedangkan menurut tokoh semantik era klasik yaitu Ibnu Juraij, ia mengembangkan metode analisis gramatikal, yang lebih fokus pada analisis morfologi dan sintaksis kata-kata dalam Al-Qur'an. Ibnu Juraij berpendapat bahwa makna kata dalam bahasa Arab dapat dipahami dengan menganalisis akar kata, kata (mabadi'), bentuk kata (sighah) dan sintaksis kalimat (nahw). Secara keseluruhan, perbedaan pandangan antara Izutsu dan Ibnu Juray menjadi inti analisis mereka dalam memahami makna kata dalam bahasa Arab.

Izutsu lebih menekankan pada hubungan semantik antar kata, sedangkan Ibnu Jurayj lebih menekankan pada analisis morfologi dan sintaksis kata. Pendekatan Izutsu dapat membantu kita memahami bagaimana makna kata-kata dalam Al-Quran terbentuk, sedangkan pendekatan Ibnu Jurayj dapat membantu kita memahami struktur kata secara detail dan mendalam. Menurut Al-Tabari, dalam tafsirnya ia menjelaskan bahwa kata hilāl dalam Al-Quran mengacu pada bulan sabit yang terlihat pada awal bulan Hijriyah.

Secara umum analisis semantik Izutsu dan para ahli tafsir kata hilāl lainnya mempunyai kesamaan dalam hal menjelaskan makna kata hilāl sebagai bulan sabit yang terlihat pada awal bulan Hijriyah. Hilāl pada masa pra-Quran adalah adanya empat ayat yang menyebutkan turunnya Surat Al-Baqarah: 189, Surat Yasin: 39, Surat Yunus: 5 dan terakhir Surat Al-An'am: 96. Oleh karena itu, sangat diharapkan agar para pembaca dan peneliti dapat mengkaji makna dasar dan relasional dari istilah hilāl serta mengkaji secara mendalam khususnya mengenai hilāl pada masa pra-Qur’an yang tidak diberi ruang karena kurangnya data penggunaan. kata pada masa sebelum Al-Qur'an.

PENUTUP

Simpulan

Saran-Saran

Al-Faraj Ibnu al-Juzi. Nuzhatu al-A'yun al-Nawazir fi 'Ilm al-Wujuh wa al-Nazair. Analisis Semantisk Achmad Chodjims dalam Pembicaraan Surah Yasin” yang ditangani oleh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017.

Dinamika Rukyatul Hilāl di Condrodipo “Studi Analisis Rukyatul Hilāl di Balai Rukyah Condrodipo Gresik” Skripsi. Kajian Analisis Metode Rukyat Al-Hilāl Berbasis Rukyat Ketilem (Studi Analisis Rukyat Ketilem Pada Masyarakat Pesisir, Desa Blimbing, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan)" Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang. Data ephemeris Matahari dan Bulan pemrograman berdasarkan perhitungan Jean Meeus dengan menggunakan bahasa pemrograman Php (Personal Homepage Hypertext Preprocessor) dan MySQL (My Structure Query Language) Skripsi Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Fathurahman, Al- Qur’an dan Tafsirnya dalam Perspektif Toshihiko Izutsu, Tesis, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010. Al-Ghazali, Muhammad, Berdialog dengan al- Qur’an,

BAB V PERBANDINGAN PENAFSIRAN TOSHIHIKO IZUTSU DENGAN MUFASSIR MUSLIM …………..……….. Penerimaan Penafsiran Sema ntik Toshihiko Izutsu

Adapun prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut: a) mengidentifikasi pembahasan-pembahasan yang mengandung pandangan dan pendekatan Toshihiko Izutsu terhadap

Kata rizqi yang berarti nafkah diungkapkan dalam bentuk kata razaqnahum. Nafkah yang dimaksud disini adalah menafkahkan sebagian rizqinya baik berupa zakat ataupun sedekah. 107

Dalam penelitian ini, Aida Nahar menggunakan teori semantik Toshihiko Izutsu untuk mengetahui konsep Ḥubb dalam al-Qur’an dilihat dari makna dasar dan

Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis menyajikan uraian ṣadr dalam Al-Qur‟an ataupun dalam kamus., adapun langkah

Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis menyajikan uraian ṣadr dalam Al-Qur‟an ataupun dalam kamus., adapun langkah

Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan teori semantik Toshihiko Izutsu dengan permulaan mencari makna dasar dan makna relasional sebagai dasar menemukan welthansauung atau