• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian kinerja oleh Komite di tingkat Direksi Di akhir tahun 2014, Direksi dengan persetujuan Dewan

ASEAN Corporate Governance Scorecard

V. Tanggung Jawab Pengurus

29. Penilaian kinerja oleh Komite di tingkat Direksi Di akhir tahun 2014, Direksi dengan persetujuan Dewan

Komisaris melakukan restrukturisasi Komite di tingkat Direksi ke dalam 2 komite yaitu Komite Eksekutif (Executive Committee) yaitu komite yang dibentuk berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan yaitu Komite Asset & Liability (Asset & Liability Committee /”ALCO”), Komite Manajemen Risiko (Risk Management Committee/”RMC”), Information & Technology Steering Committee (“ITSC”), dan Credit Policy Committee (“CPC”), serta komite eksekutif lainnya yang dibentuk Direksi sesuai kebutuhan bisnis dan kegiatan Perusahaan yaitu Operation Risk Committee (“ORC”).

Selain Komite Eksekutif, Perusahaan membentuk Komite Bisnis yaitu suatu komite khusus yang dibentuk Direktur yang membidangi (terkait aspek tertentu yang merupakan tugas Direktur tersebut) atau Direktur tertentu yang ditunjuk (“Designated Director”). Penilaian terhadap masing-masing komite diungkapkan dalam Laporan Tata Kelola Perusahaan.

458 Laporan Tahunan CIMB NIAGA 2014

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2014 (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 27 Maret 2014, bertempat di Soehanna Hall - The Energy Building lantai 2 Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-53, SCBD Lot 11 A, Jakarta Selatan 12190 (“Rapat”) dihadiri oleh para pemegang saham dan atau kuasanya yang diwakili sejumlah 24.627.215.392 saham atau 97,99% dari sejumlah 25.131.606.843 saham yang telah dikeluarkan Perusahaan, telah menyetujui hal-hal yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:

1. Menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan Perusahaan tahun buku 2013, termasuk laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perusahaan, dan mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan dan Anak Perusahaan tahun buku 2013.

2. a. Menyetujui penetapan penggunaan Laba Bersih Perusahaan tahun buku 2013 yang seluruhnya berjumlah kurang lebih Rp4.282.417.000.000,- dengan perincian sebagai berikut:

i. Perusahaan tidak menyisihkan laba bersih sebagai cadangan wajib, oleh karena jumlah cadangan wajib Perusahaan telah memenuhi ketentuan jumlah minimum cadangan wajib sesuai Pasal 70 Undang-undang tentang Perusahaan Terbatas;

ii. Tidak dilakukan pembagian dividen untuk tahun buku 2013.

Seluruh laba bersih Perusahaan tahun buku 2013 dicatat sebagai laba yang ditahan, dan akan dipergunakan untuk memperkuat modal Perusahaan dalam rangka membiayai kegiatan usaha Perusahaan.

3. Menyetujui penunjukan kembali Kantor Akuntan Publik

“TANUDIREDJA, WIBISANA & REKAN” (a member firm of PricewaterhouseCoopers International Limited) sebagai Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan untuk Tahun Buku 2014.

4. Menyetujui penetapan gaji/honorarium dan tunjangan lain Dewan Komisaris dan Direksi serta Dewan Pengawas Syariah untuk tahun buku 2014 sebagai berikut:

b. Besarnya gaji/honorarium dan tunjangan bagi seluruh anggota Dewan Komisaris maksimal sebesar Rp16.110.789.072,- gross per tahun

c. Menyetujui pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya:

- gaji/honorarium dan tunjangan bagi seluruh anggota Dewan Pengawas Syariah untuk tahun buku 2014.

- gaji/honorarium dan tunjangan lain serta besarnya bonus/tantiem yang dianggarkan bagi seluruh anggota Direksi untuk tahun buku 2014.

dengan mempertimbangkan saran/pendapat yang diberikan oleh Komite Nominasi dan Remunerasi.

5. Menyetujui perubahan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu Pasal 3 ayat 3.2, Pasal 14 ayat 14.2, Pasal 14 ayat 14.4, Pasal 17 ayat 17.3 dan Pasal 17 ayat 17.5 dan selanjutnya menyusun kembali seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan;

6. a. Menyetujui pengunduran diri:

- Bapak HANDOYO SOEBALI dari jabatannya selaku Direktur

- Ibu HAMIDAH NAZIADIN dari jabatannya selaku Komisaris, efektif sejak efektifnya pengangkatan David Richard Thomas selaku Komisaris

- Bapak JOSEPH DOMINIC SILVA dari jabatannya selaku Komisaris, efektif sejak efektifnya pengangkatan AHMAD ZULQARNAIN ONN selaku Komisaris

b. Menyetujui pemberhentian dengan hormat Bapak MOHAMED FADZIL SULAIMAN selaku Direktur c. Menyetujui pengangkatan:

i. Bapak DAVID RICHARD THOMAS selaku Komisaris

ii. Bapak AHMAD ZULQARNAIN ONN selaku Komisaris

iii. Bapak JOHN SIMON selaku Direktur

Dengan diterimanya laporan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas perubahan ketentuan Pasal 14 ayat 14.2 dan ayat 14.4, serta Pasal 17 ayat 17.3 dan ayat 17.5 Anggaran Dasar Perusahaan, maka masa jabatan Bapak DAVID RICHARD THOMAS dan Bapak AHMAD ZULQARNAIN ONN serta Bapak JOHN SIMON adalah sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang keempat setelah tanggal efektif pengangkatan mereka masing-masing.

7. Lain-lain:

a. Laporan penunjukan anggota Direksi Perusahaan sebagai Direktur Independen

b. Laporan pertanggung jawaban penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap (“PUB Tahap II“)

459 Laporan Tahunan CIMB NIAGA 2014

Kepatuhan Terhadap Penyelenggaraan RUPS

Laporan kepada regulator : 18 Februari 2014

Laporan tentang akan diadakannya RUPS termasuk tempat, waktu dan agenda

RUPS

Pemberitahuan di 2 koran : 25 Februari 2014

Pemberitahuan kepada pemegang saham tentang:

- Akan diadakannya RUPS dan pemanggilan RUPS,

- Pencatatan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS,

- Pengungkapan kepada pemegang saham baik sendiri maupun bersama- sama memiliki sekurang-kurangnya 1/10 saham untuk mengusulkan agenda

RUPS.

Pencatatan pemegang saham : 11 Maret 2014 yang berhak hadir

Pemanggilan di 2 koran : 12 Maret 2014

Pemanggilan RUPS kepada pemegang saham dengan mengungkapkan:

- Waktu, tempat, dan agenda RUPS

- Ketentuan umum mengenai peryaratan kehadiran dalam RUPS

- Penjelasan masing-masing agenda (diungkapkan dan diunggah dalam Laman

Perusahaan).

Tata tertib : Secara ringkas dibacakan oleh Sekretaris Perusahaan pada saat RUPS akan dimulai, dan secara terperinci diunggah dalam laman, dan dibagikan kepada

para pemegang saham sebelum memasuki ruang RUPS.

Materi/bahan RUPS : - Laporan Tahunan 2013

- Daftar Riwayat Hidup Direksi dan Komisaris baru

- Draft perubahan Anggaran Dasar

- Penjelasan Agenda RUPS

Tempat RUPS : Akses yang mudah dicapai oleh pemegang saham, yaitu di tempat yang lokasinya bersebelahan dengan kantor pusat Perusahaan yaitu di:

Soehanna Hall,

The Energy Building 2nd Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53 SCBD LOT 11A, Jakarta – 12190

Korum Kehadiran : RUPS dihadiri oleh para pemegang saham dan atau kuasanya yang diwakili sejumlah 24.627.215.392 saham atau 97,99% dari sejumlah 25.131.606.843 saham, atau lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian atau 50% dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan.

Pimpinan RUPS : Dato’ Sri Nazir Razak, selaku Presiden Komisaris

Kehadiran Presiden Komisaris : Dato’ Sri Nazir Razak, selaku Presiden Komisaris hadir dalam RUPS

Kehadiran Komisaris Independen : Seluruh Komisaris Independen hadir dalam RUPS, yaitu:

- Ibu Sri Hartina Urip Simeon

- Bapak Roy Edu Tirtadji

- Bapak Zulkifli M. Ali

- Bapak Pri Notowidigdo

460 Laporan Tahunan CIMB NIAGA 2014

Kehadiran Ketua Komite Audit : Bapak Roy Edu Tirtadji, Komisaris Independen sekaligus selaku Ketua Komite

Audit hadir dalam RUPS

Kehadiran Ketua Komite : Bapak Pri Notowidigdo, Komisaris Independen sekaligus selaku Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi Nominasi dan Remunerasi hadir dalam RUPS

Kehadiran Ketua Komite : Bapak Zulkifli M. Ali, Komisaris Independen sekaligus selaku Ketua Pemantau Pemantau Risiko Risiko hadir dalam RUPS

Kehadiran Presiden Direktur : Bapak Arwin Rasyid, selaku Presiden Direktur hadir dalam RUPS

Kehadiran Direktur Independen : Seluruh Direksi Perusahaan merupakan Direktur Independen. Dari 12 orang Direksi Perusahaan terdapat 1 orang Direksi yang berhalangan hadir dalam RUPS, sehingga kehadiran Direktur Independen dalam RUPS ini adalah 91,67%

Kehadiran Direktur Kepatuhan : Ibu Lydia Wulan Tumbelaka, hadir dalam RUPS

Kepatuhan terhadap pembahasan masing-masing agenda RUPS:

AGENDA 1 AGENDA 2 AGENDA 3 AGENDA 4 AGENDA 5 AGENDA 6 AGENDA 7

- Persetujuan atas

Laporan Tahunan Perusahaan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013

Penetapan penggunaan laba Perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013

Penunjukan Akuntan Publik Perusahaan untuk tahun buku 2014 dan penetapan honorarium serta persyaratan lain berkenaan dengan penunjukan tersebut

Penetapan besarnya gaji/honorarium dan tunjangan lain bagi anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah Perusahaan

Persetujuan perubahan beberapa ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan

Perubahan susunan Pengurus Perusahaan

Lain-lain:

l. Laporan Penunjukan anggota Direksi Perusahaan sebagai Direktur Independen.

m. Laporan pertanggung jawaban penggunaan dana hasil PUB I Tahap II Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap.

Penjelasan agenda Diunggah pada website tanggal 12 Maret 2014 (bersamaan dengan Pemanggilan RUPS), dan dijelaskan kepada para pemegang saham oleh Ketua RUPS pada saat pembahasan agenda 1

Diunggah pada website tanggal 12 Maret 2014 (bersamaan dengan Pemanggilan RUPS), dan dijelaskan kepada para pemegang saham oleh Ketua RUPS pada saat pembahasan agenda 2

Diunggah pada website tanggal 12 Maret 2014 (bersamaan dengan Pemanggilan RUPS), dan dijelaskan kepada para pemegang saham oleh Ketua RUPS pada saat pembahasan agenda 3

Diunggah pada website tanggal 12 Maret 2014 (bersamaan dengan Pemanggilan RUPS), dan dijelaskan kepada para pemegang saham oleh Ketua RUPS pada saat pembahasan agenda 4

Diunggah pada website tanggal 12 Maret 2014 (bersamaan dengan Pemanggilan RUPS), dan dijelaskan kepada para pemegang saham oleh Ketua RUPS pada saat pembahasan agenda 5

Diunggah pada website tanggal 12 Maret 2014 (bersamaan dengan Pemanggilan RUPS), dan dijelaskan kepada para pemegang saham oleh Ketua RUPS pada saat pembahasan agenda 6

Diunggah pada website tanggal 12 Maret 2014 (bersamaan dengan Pemanggilan RUPS), dan dijelaskan kepada para pemegang saham oleh Ketua RUPS pada saat pembahasan agenda 7 Kesempatan

bertanya kepada pemegang saham:

- Pertanyaan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada karena

bersifat laporan

- Jawaban Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada karena

bersifat laporan Pemungutan suara Dilakukan dengan

mengangkat/

mengacungkan tangan

Dilakukan dengan mengangkat/

mengacungkan tangan

Dilakukan dengan mengangkat/

mengacungkan tangan

Dilakukan dengan mengangkat/

mengacungkan tangan

Dilakukan dengan mengangkat/

mengacungkan tangan

Dilakukan dengan mengangkat/

mengacungkan tangan

Dilakukan dengan mengangkat/

mengacungkan tangan

Tidak setuju Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada karena

bersifat laporan

Abstain Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Tidak ada karena

bersifat laporan Perhitungan suara Dilakukan dengan

elektronik tabulasi (barcode)

Dilakukan dengan elektronik tabulasi (barcode)

Dilakukan dengan elektronik tabulasi (barcode)

Dilakukan dengan elektronik tabulasi (barcode)

Dilakukan dengan elektronik tabulasi (barcode)

Dilakukan dengan elektronik tabulasi (barcode)

Tidak ada karena bersifat laporan Pihak Independen

yang melakukan perhitungan suara

Persetujuan secara musyawarah mufakat, sehingga tidak ada perhitungan suara

Persetujuan secara musyawarah mufakat, sehingga tidak ada perhitungan suara

Persetujuan secara musyawarah mufakat, sehingga tidak ada perhitungan suara

Persetujuan secara musyawarah mufakat, sehingga tidak ada perhitungan suara

Terdapat 0,05%

saham menyatakan

“abstain” sehingga perhitungan suara dilakukan oleh Notaris, dan Biro Administrasi Efek (pihak Independen)

Terdapat 0,05%

saham menyatakan

“abstain” sehingga perhitungan suara dilakukan oleh Notaris, dan Biro Administrasi Efek (pihak Independen)

Tidak ada karena bersifat laporan

Isu lain dalam

aganda RUPS Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

461 Laporan Tahunan CIMB NIAGA 2014

Peraturan Pemerintah yang Memiliki Dampak Signifikan terhadap CIMB Niaga Tahun 2014

PENGAWASAN & PRUDENTIAL BANKING

• PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN Pada awal Februari 2014, Pemerintah menerbitkan

PP No.11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang juga disertai dengan POJK No.3/

POJK.02/2014 dan SEOJK Bo.4/SEOJK.02/2014 mengenai Tata Cara Pelaksanaan Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Dalam ketentuan tersebut, jenis pungutan OJK adalah meliputi biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, dan penelaahan atas rencana aksi korporasi; dan biaya tahunan dalam rangka pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penelitian.

Besarnya biaya tahunan yang wajib dibayar dihitung secara mandiri dengan mengacu pada laporan keuangan tahunan tahun sebelumnya yang telah diaudit dan memenuhi ketentuan:

a. Pembayaran Tahap I paling lambat tanggal 15 April tahun berjalan sebesar 25%.

b. Pembayaran Tahap II paling lambat tanggal 15 Juli tahun berjalan sebesar 25%.

c. Pembayaran Tahap III paling lambat tanggal 15 Oktober tahun berjalan sebesar 25%.

d. Pembayaran Tahap IV paling lambat tanggal 31 Desember tahun berjalan sebesar 25%.

• MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Sehubungan dengan fungsi pengaturan dan pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang dilakukan secara terintegrasi terhadap seluruh kegiatan dalam sektor jasa keuangan, pada pertengahan November 2014 OJK menerbitkan 2 ketentuan bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang termasuk dalam Konglomerasi Keuangan yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko dan tata kelola bagi Konglomerasi Keuangan. Definisi Konglomerasi Keuangan sesuai dengan POJK adalah LJK yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau pengendalian. Struktur Konglomerasi Keuangan terdiri dari: Entitas Utama, Perusahaan Anak dan/atau Perusahaan Terelasi beserta Perusahaan Anaknya. Jenis LJK yang termasuk dalam Konglomerasi Keuangan adalah :

a. Bank;

b. Perusahaan Asuransi dan Reasuransi;

c. Perusahaan Efek; dan/atau d. Perusahaan Pembiayaan.

➤ Manajemen Risiko Terintegrasi

Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi mencakup paling sedikit:

1. pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama;

2. kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit Manajemen Risiko Terintegrasi;

3. kecukupan proses indentifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian Risiko secara terintegrasi dan sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi; dan

4. sistem pengendalian internal yang menyeluruh terhadap penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi.

Risiko yang wajib dikelola dalam Manajemen Risiko Terintegrasi mencakup:

1. Risiko kredit;

2. Risiko pasar;

3. Risiko likuiditas;

4. Risiko operasional;

5. Risiko hukum;

6. Risiko reputasi;

7. Risiko stratejik;

8. Risiko kepatuhan;

9. Risiko transaksi intra-grup;

10. Risiko asuransi.

➤ Tata Kelola Terintegrasi

Tata Kelola Terintegrasi adalah suatu tata kelola yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung-jawaban (responsibility), independensi (independency) atau profesional (professional), dan kewajaran (fairness) secara terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan. Untuk mengintegrasikan Tata Kelola pada Konglomerasi Keuangan, Entitas Utama paling kurang memiliki:

1. Direksi yang membawahi:

a. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi; dan b. Satuan Kerja Audit Internal Terintegrasi.

2. Dewan Komisaris yang membawahi Komite Tata Kelola Terintegrasi.

3. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK dalam Konglomerasi Keuangan.

Cakupan Kerangka Tata Kelola Terintegrasi Bagi Entitas Utama, adalah:

a) Persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama;

b) Tugas & Tanggung Jawab Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama;

462 Laporan Tahunan CIMB NIAGA 2014

c) Tugas & Tanggung Jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi;

d) Tugas & Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan terintegrasi;

e) Tugas & Tanggung Jawab SKAI Terintegrasi;

f) Manajemen Risiko Terintegrasi.

Cakupan Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK dalam Konglomerasi Keuangan, adalah :

a) Persyaratan calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris;

b) Persyaratan calon anggota Dewan Pengawas Syariah (jika LJK melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah);

c) Struktur Direksi dan Dewan Komisaris;

d) Struktur DPS (jika LJK melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah);

e) Independensi tindakan Dewan Komisaris;

f) Pelaksanaan fungsi pengurusan LJK oleh Direksi;

g) Pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris;

h) Pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah (jika LJK melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah);

i) Pelaksanaan fungsi kepatuhan, fungsi audit internal, dan pelaksanaan audit eskternal;

j) Pelaksanaan fungsi manajemen risiko;

k) Kebijakan remunerasi;

l) Pengelolaan benturan kepentingan.

• PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Pada pertengahan Juni 2014, OJK menerbitkan ketentuan mengenai penilaian Tingkat Kesehatan bagi UUS yang mencabut ketentuan BI sebelumnya. Pokok- pokok ketentuan tersebut antara lain :

1. Perusahaan wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan atas kegiatan usaha Syariah (UUS).

Khusus untuk UUS penilaian tingkat kesehatan meliputi penilaian atas profil risiko UUS yang meliputi jenis risiko sebagai berikut :

a) Risiko kredit;

b) Risiko pasar;

c) Risiko likuiditas;

d) Risiko operasional;

e) Risiko hukum;

f) Risiko stratejik;

g) Risiko kepatuhan;

h) Risiko reputasi;

i) Risiko imbal hasil; dan j) Risiko investasi

2. Laporan penilaian tingkat kesehatan disampaikan secara semesteran, dengan batas waktu paling lambat 1 bulan sejak semester laporan berakhir.

KETENTUAN BERBASIS PRODUK/LAYANAN KEUANGAN

• PEMBERIAN MAKSIMUM SUKU BUNGA DANA Sejak Oktober 2014, Bank-bank pada BUKU 3 dan BUKU 4 menerapkan ketentuan OJK mengenai pemberian maksimum suku bunga dana. Dalam ketentuan tersebut diatur agar Bank-bank di BUKU 3 untuk :

1. Memberikan suku bunga simpanan maksimum sebesar suku bunga penjaminan LPS untuk nominal simpanan sampai dengan Rp2 miliar dengan telah memperhitungkan seluruh insentif yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana;

2. Memberikan suku bunga simpanan maksimum 225 bps di atas BI rate) dengan telah memperhitungkan seluruh insentif yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana untuk nominal simpanan di atas Rp2 miliar;

3. Melakukan penurunan suku bunga kredit segera setelah pengenaan pemberian maksimum suku bunga DPK tersebut dan melaporkan komitmen tersebut melalui RBB dan realisasinya kepada OJK.

4. Melakukan ekspansi kredit sesuai target rencana bisnis dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber dana dan penerapan prinsip-prinsip kehati- hatian.

• UANG ELEKTRONIK

1. Izin sebagai Penerbit uang elektronik (e-money) diberikan oleh BI dan berlaku untuk jangka waktu selama 5 tahun dan dapat diperpanjang oleh BI.

2. Penerbit dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Uang Elektronik, dimana kerja sama dengan pihak lain yang dilakukan dalam rangka penyediaan layanan umum, dilarang dilakukan secara eksklusif.

3. Pihak lain yang bekerja sama dengan Penerbit dalam rangka penyediaan fasilitas Uang Elektronik berupa:

a. Penyelenggara transfer dana; atau b. Badan usaha berbadan hukum Indonesia.

4. Penyelenggara transfer dana wajib memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut:

a. Telah memperoleh izin dari Bank Indonesia;

b. Menempatkan deposit pada Penerbit dengan jumlah sesuai yang ditetapkan Penerbit; dan c. Lulus proses uji tuntas (due diligence) oleh

Penerbit.

5. Penerbit dapat mengenakan biaya layanan fasilitas Uang Elektronik kepada Pemegang, yaitu berupa : a. Biaya penggantian media Uang Elektronik untuk

penggunaan pertama kali atau penggantian media Uang Elektronik yang rusak atau hilang;

463 Laporan Tahunan CIMB NIAGA 2014

b. Biaya Pengisian Ulang (top up) melalui pihak lain yang bekerja sama dengan Penerbit atau menggunakan delivery channel pihak lain;

b. Biaya Tarik Tunai melalui pihak lain yang bekerja sama dengan Penerbit atau menggunakan delivery channel pihak lain; dan/atau

c. Biaya administrasi untuk Uang Elektronik yang tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu.

6. Penerbit Uang Elektronik dilarang:

a. Menetapkan minimum Nilai Uang Elektronik sebagai: persyaratan penggunaan Uang Elektronik; dan/atau persyaratan pengakhiran penggunaan Uang Elektronik (redeem);

b. Menahan atau memblokir Nilai Uang Elektronik secara sepihak; dan/atau

c. Mengenakan biaya pengakhiran penggunaan Uang Elektronik (redeem).

7. Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga serta menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis mobile maupun berbasis web dalam rangka keuangan inklusif.

8. Agen LKD adalah pihak ketiga yang bekerja sama dengan Penerbit dan bertindak untuk dan atas nama Penerbit dalam memberikan LKD. Agen LKD dapat berupa:

a. Penyelenggara transfer dana atau badan usaha berbadan hukum Indonesia

b. Individu

9. Penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD individu hanya dapat dilakukan oleh Penerbit berupa Bank dengan kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 4. Penerbit yang akan menyelenggarakan LKD melalui Agen LKD harus menyampaikan kepada Bank Indonesia rencana penyelenggaraan kegiatan LKD melalui Agen LKD.

• TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH Pada November 2014, BI menerbitkan ketentuan terkait transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik dan asing. Pokok ketentuan tersebut antara lain:

➤ Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah Antara Bank Dengan Pihak Domestik

1. Perusahaan wajib memiliki pedoman internal tertulis dalam melakukan Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah.

2. Perusahaan wajib menggunakan kuotasi harga (kurs) yang ditetapkan oleh Perusahaan dalam melakukan Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah dengan Nasabah.

3. Perusahaan wajib memiliki Transaksi Underlying untuk Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah di atas jumlah tertentu (threshold).

4. Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah dilarang melebihi nilai nominal Transaksi Underlying.

5. Jangka waktu Transaksi Derivatif dilarang melebihi jangka waktu Transaksi Underlying.

➤ Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah Antara Bank Dengan Pihak Asing

1. Perusahaan wajib memiliki pedoman internal tertulis dalam melakukan Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah.

2. Perusahaan wajib memiliki Transaksi Underlying untuk Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah di atas jumlah tertentu.

3. Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah dilarang melebihi nilai nominal Transaksi Underlying.

4. Jangka waktu Transaksi Derivatif dilarang melebihi jangka waktu Transaksi Underlying.

5. Larangan Transaksi Bagi Bank dengan Pihak Asing, adalah untuk:

a. Pemberian Kredit atau Pembiayaan (Rupiah/

Valas);

b. Penempatan dalam Rupiah;

c. Pembelian Surat Berharga dalam Rupiah yang diterbitkan Pihak Asing, kecuali berkaitan dengan ekspor impor atau pembelian bank draft oleh TKI untuk pengiriman ke dalam negeri yang diterima oleh bukan Pihak Asing;

d. Tagihan antar kantor dalam Rupiah;

e. Tagihan antar kantor dalam Valas dalam rangka pemberian Kredit atau Pembiayaan di luar negeri;

f. Penyertaan modal dalam Rupiah;

g. Transaksi Valas terhadap Rupiah apabila transaksi atau potensi transaksi terkait dengan structured product (baik Bank sebagai penerbit maupun sebagai penjual/selling agent structured product).

464 Laporan Tahunan CIMB NIAGA 2014

SEKRETARIS PERUSAHAAN

Rudy Hutagalung

Sekretaris Perusahaan merangkap Head of Corporate Affairs & Legal

Warga Negara Indonesia, 47 tahun, Sekretaris Perusahaan CIMB Niaga sejak 1 Oktober 2013 juga merangkap sebagai Head of Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga.

Sebelumnya beliau adalah Head of Legal and Litigation CIMB Niaga 2012 -2013. Beliau pernah menjabat sebagai Relationship Director-Corporate Banking, Clydesdale Bank (Australian Banking Corp. Group) London, United Kingdom, 2010-2012 dan General Manager Bank Mandiri Europe Limited (BMEL) London, UK, 2004-2010. Beliau juga pernah menjabat sebagai Business Analyst Head di Investor Relations Group Bank Mandiri, Jakarta, 2001-2004. Beliau mengawali karir di perbankan sejak tahun 1992 dengan berbagai penugasan di Treasury, International Banking dan Perbankan Korporat.

Beliau meraih gelar PhD di bidang Hukum (M&A) dari American University, London, UK pada tahun 2009, gelar Master of Law di bidang Hukum Bisnis dan Komersial dari University of Minnesota, Law of School, USA pada tahun 1999 dan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1990.

Struktur Organisasi Corporate Affairs & Legal/Corporate Secretary

Corporate Affairs & Legal / Corporate Secretary

Business Unit Business

Unit Business

Unit Business

Unit

Board Office Economist &

Media Relations

Corporate Secretary Office

Corporate Banking Legal Small Medium & Micro

Enterprise Legal

Commercial Banking Legal

Consumer Banking Legal Litigation

CEO Office & Community Relations

Legal Management