• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Karangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Karangan

keadaan ini memberikan makna bahwa tindakan pembelajaran untuk siklus berikutnya tidak diperlukan lagi.

Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran CIRC. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Asma (2009:57- 59), bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran CIRC terdiri atas: (1) mengidentifikasi topik pembelajaran dan mengorganisasikan siswa ke dalam masing-masing kelompok kerja, (2) merencanakan kegiatan kelompok, (3) melaksanakan pembelajaran, (4) mempersiapkan tugas atau laporan akhir, dan (5) menyajikan tugas atau laporan akhir yang telah disusun. Penerapan langkah- langkah pembelajaran tersebut, telah membantu kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Proses peningkatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dalam penelitian ini, diperoleh dari lembar observasi tindakan guru dan lembar aktivitas siswa dalam pembelajaran.

a. Peningkatan Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II

Aktivitas guru dalam pembelajaran pada setiap siklus mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran CIRC.

Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan pada saat tindakan berlangsung.

Guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur pembelajaran kooperatif. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rusman (2013:212-213), bahwa prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap. Pertama, penjelasan materi, tahapan ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Kedua, belajar dalam kelompok, tahap ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Ketiga, penilaian, dapat dilakukan melalui tes atau

kuis, dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian kemampuan kelompoknya. Keempat, pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberi penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.

Berdasarkan hasil observasi tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, guru telah memilih materi sesuai dengan kompetensi dasar. Pada siklus I pertemuan satu, guru telah membuka pembelajaran dengan baik. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa tentang menulis karangan eksposisi. Guru telah menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yan g harus dicapai siswa. Pada kegiatan inti, guru telah mempersiapkan dan menyajikan materi sesuai dengan kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok. Kelompok dibagi secara heterogen, berdasarkan prestasi belajar siswa. Setelah siswa dikelompokkan guru meminta siswa membaca dan mendiskusikan bahan bacaan yang telah diberikan.

Selanjutnya guru membimbing siswa mendiskusikan tentang materi menulis karangan eksposisi. Kegiatan dilanjutkan dengan tugas kelompok, yaitu membuat contoh karangan eksposisi. Guru meminta siswa membacakan hasil kerja kelompok secara bergantian ke depan kelas. Pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan meminta siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

Selanjutnya pada pertemuan dua siklus I pembelajaran berjalan lebih baik dibandingkan pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inti guru tetap meminta siswa belajar secara kelompok, dan meminta siswa mendiskusikan contoh karangan yang mengenai suatu peristiwa. Setelah melakukan diskusi, guru memberikan tes menulis karangan eksposisi mengenai suatu peristiwa. Tes menulis karangan eksposisi berjalan dengan baik. Pada akhir kegiatan guru menanyakan kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis karangan eksposisi.

Selanjutnya guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran.

Berdasarkan analisis data aktivitas tindakan guru pada siklus I, pembelajaran berlangsung cukup baik. Akan tetapi, perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. Guru perlu mempersiapkan bahan ajar yang mudah dipahami siswa, menggunakan media pembelajaran, dan mempersiapkan contoh-contoh teks eksposisi. Selain itu, guru harus memotivasi siswa untuk belajar lebih bersemangat dan bertanggung jawab.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I. Pelaksanaan pembelajaran siklus II berjalan dengan baik.

Guru telah melakukan berbagai pendekatan untuk memotivasi siswa belajar secara kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada siswa menggali informasi dari bahan bacaan dan contoh yang telah tampilkan. Tes menulis karangan eksposisi dilaksanakan oleh guru pada akhir siklus II. Berdasarkan analisis data observasi tindakan guru, kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan sangat baik.

Guru secara maksimal menerapkan model pembelajaran CIRC. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada siklus II.

b. Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran diperoleh berdasarkan data observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aktivitas siswa pada siklus I berjalan cukup baik dibandingkan sebelum diterapkannya model pembelajaran CIRC. Pembelajaran secara berkelompok membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Trianto (2011:56) bahwa tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

Kegiatan aktivitas siswa dibagi atas tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan siswa memberikan respon yang baik terhadap penjelasan guru. Kegiatan pembelajaran pada siklus I masih terdapat kekurangan. Belum semua siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan inti siswa belum belajar dengan maksimal, siswa belum mampu membangun kerja sama dengan kelompoknya. Peningkatan dalam proses pembelajaran terlihat pada siklus II. Siswa lebih termotivasi dengan adanya contoh-contoh yang ditampilkan guru. Siswa juga telah berani mengemukakan pendapat dan bertanya kepada guru. Pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi pembelajaran pun meningkat. Siswa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok. Materi ajar yang diberikan guru dipelajari dengan baik. Pada akhir siklus II, siswa mengikuti tes menulis karangan eksposisi dengan baik. Analisis terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa pembelajaran berjalan dengan sangat baik.

2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

Berdasarkan hasil tes awal, nilai keterampilan menulis karangan eksposisi siswa masih rendah. Pada tahap prasiklus terlihat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran menulis karangan eksposisi masih kurang. Keterampilan siswa menyusun sebuah karangan, belum memenuhi syarat sebuah karangan yang baik. Siswa masih mengalami kesulitan menyusun kalimat untuk menyampaikan gagasan. Pengetahuan siswa tentang penggunaan EYD dan tanda baca dalam menulis pun masih rendah. Hal ini menyebabkan hasil tes menulis karangan eksposisi siswa pada tahap prasiklus masih rendah. Nilai yang diperoleh siswa pada tahap prasiklus masih rendah. Nilai rata-rata yang diperoleh dari tes awal adalah 61, sementara KKM yang ditetapkan sekolah adalah 72. Siswa yang tuntas berdasarkan KKM hanya 4 orang siswa dari 20 orang siswa.

Agar menghasilkan sebuah karangan yang baik siswa harus memiliki pengetahuan tentang menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nursisto (1999:5), bahwa menulis merupakan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi. Kemampuan menulis membutuhkan penguasaan materi-materi pendukung sebagai modal dasar, seperti penguasaan kosakata, diksi, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, pemahaman secara aplikatif tentang ejaan dan tanda baca, logika, serta struktur berpikir yang runtut.

Hasil tes keterampilan menulis karangan eksposisi siswa ditemukan adanya peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

Model pembelajaran CIRC membantu siswa dalam belajar, karena dapat saling

berbagi informasi. Menurut Slavin (2008: 4), pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya. Hasil tes menulis karangan eksposisi siswa pada siklus I telah mencapai nilai rata-rata 75.

Siswa yang belum tuntas pada siklus I sebanyak 5 orang. Secara klasikal, ketuntasan yang dicapai siswa adalah 75 %. Nilai tertinggi yang dicapai siswa pada siklus I adalah 81, sedangkan yang terendah adalah 67. Nilai yang diperoleh siswa pada siklus I cukup baik. Namun, masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil tes keterampilan menulis karangan eksposisi siswa pada siklus II, menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan dibandingkan hasil pada siklus I. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 82. Nilai tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 89, sedangkan nilai terendah adalah 77.

Semua siswa pada siklus II telah mencapai nilai tuntas atau telah melewati batas KKM. Terdapat 15 orang siswa yang telah mencapai nilai di atas 80. Peningkatan hasil tes keterampilan menulis karangan eksposisi dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 14.

Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Tahap Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Kode Siswa Nilai

Prasiklus Siklus I Siklus II

1. AR 59 70 77

2. AF 54 72 79

3. AB 54 70 80

4. AF 56 67 80

5. AH 67 76 79

6. AT 43 74 79

7. ARL 59 72 79

8. FI 69 77 82

9. HH 51 68 81

10. I S 60 77 85

11. LH 49 74 83

12. MH 74 81 87

13. MRI 61 71 81

14. PH 73 81 84

15. RH 67 79 87

16. RIE 73 77 86

17. RF 61 76 86

18. RWR 63 75 84

19. SA 60 80 83

20. TSP 73 81 89

Nilai Rata-rata 61 75 82

Peningkatan hasil tes menulis karangan eksposisi siswa dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II memberikan makna bahwa penelitian yang telah dilaksanakan dianggap berhasil dan siklus berikutnya tidak perlu dilanjutkan.

Namun, untuk memperoleh nilai yang maksimal dalam menulis karangan eksposisi, siswa perlu meningkatkan pengetahuannya tentang masalah atau tema yang dikemukakan. Karangan eksposisi merupakan karangan yang bersifat informatif atau memberi pengetahuan bagi pembacanya, oleh sebab itu untuk mencapai hasil maksimal dalam menulis karangan eksposisi, diperlukan pengetahuan dan wawasan yang luas tentang tema karangan.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas XI TKR 1 SMK Karya Padang Panjang dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Pembelajaran keterampilan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran CIRC meningkatkan proses pembelajaran. Keberhasilan ini dapat dilihat dari tindakan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Peningkatan tidak terlepas dari langkah-langkah tindakan perencanaan dan pelaksaanaan yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CIRC juga menumbuhkan respons positif terhadap siswa dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Hal ini terlihat dari partisipasi siswa yang terus meningkat dari siklus I sampai siklus II. Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada pembelajaran menulis karangan eksposisi menjadikan proses pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan mampu menjalin komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Model pembelajaran koopertif tipe CIRC terbukti memberikan makna bagi siswa. Siswa mampu bekerja sama, memberikan motivasi, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

2. Pembelajaran keterampilan menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai dari 110

tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tahap prasiklus adalah 61, setelah dilaksanakan tindakan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 75, dan pada siklus II adalah 82.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi dari penelitian ini.

1. Pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC memberikan informasi dan masukan bagi guru. Informasi ini sangat bermanfaat terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Guru dapat memperbaiki suasana belajar dan menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif.

2. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC mengembangkan sikap kritis dan peduli terhadap kegiatan pembelajaran.

Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe CIRC menumbuhkan sikap bertanggung jawab dan akan membawa dampak positif bagi kehidupan siswa.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC membantu siswa mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya di sekolah dalam kehidupan sehari-hari.

4. Model pembelajaran CIRC dapat digunakan terhadap kompetensi lain, seperti kompetensi membaca dan memahami karya sastra, sebagai salah satu model pembelajaran yang bervariasi bagi guru bahasa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang dikemukakan di atas, maka diuraikan beberapa saran berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, yaitu sebagai berikut.

1. Disarankan kepada kepala sekolah agar memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis dan menyediakan sarana dan prasrana untuk menerapkan model pembelajaran CIRC.

2. Guru disarankan untuk memperdalam penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model pembelajaran CIRC dengan langkah-langkah yang benar, serta menyesuaikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan materi pembelajaran, kondisi kelas dan keadaan peserta didik.

3. Sekolah diharapkan memberikan dukungan bagi guru yang melakukan penelitian demi meningkatkan proses pembelajaran. Meningkatnya proses pembelajaran akan membawa dampak terhadap hasil belajar siswa, dan akan meningkatkan kualitas belajar mengajar di sekolah.

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, E. Zaenal, dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Akademika Pressindo.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis:

Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asma, Nur. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Atmazaki. 2009. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press.

Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarat: PT Raja Grafindo Persada.

Farboy, Sandy. 2009. Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Sebuah Teks pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Batu.

Jurnal Artikulasi (Online), Vol.7 No.1, (http://portalgaruda.org/?q=model+

pembelajaran+circ&x=0&y=o&ref=search&mod=all, diakses 5 Juni 2014).

Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamidi. 2009. “Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi Melalui Teknik Pengelompokkan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kinali”. Tesis.

Padang: Kosentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Hartini, Titik Tri. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Media Artikel pada Siswa Kelas XI Logam A SMK N 5 Yogyakarta. Riset Pendidikan (Online), Vol. 2, No. 4, (smkn5jogja.sch.

id/wp-content/uploads/2011/11/jurnal–juli-2012-protectet. pdf, diakses 6 Juni 2014).

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

__________. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kunandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Khairunnas. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi Siswa Kelas X.I MAN/MAKN Padang Panjang dengan Menggunakan Model Pembelajaran Generatif”. Tesis. Padang: Kosentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Lubis, Nasarudin. 2009. “Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi Melalui Metode Quantum Learning Siswa Kelas XI Boga SMK Negeri 3 Padang Sidimpuan”. Tesis. Padang: Kosentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Manulang, Lili Feranti. 2012. Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Eksposisi dengan Model Pembelajaran Konstruktif. Sasindo, (Online), Vol.

2, No. 2, (http://portalgaruda.org/?q=menulis+eksposisi&x=27&y=7&ref=

search &mod=all, diakses 5 Juni 2014).

Marahimin, Ismail. 1993. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Miles, Mattew B., dan A. Micheal Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods (Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru). Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi.

1992. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong, L.J. 1995. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Jakarta: Aditia Karya Nusa.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPEE Yogyakarta.

Nofiarti. 2009. “Peningkatan keterampilan menulis eksposisi siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan 1 sekolah menengah kejuruan (SMK) Taman Siswa Padang Melalui Strategi Komponen Refleksi”. Tesis. Kosentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Rindawati. 2012. “Peningkatan Keterampilan Menulis Rangkuman Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Siswa Kelas VIII 4 SMPN 13 Padang”.

Tesis. Padang: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Samsudin, Asep. 2012. Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi Berita dan Menulis Eksposisi Ilustrasi Siswa Kelas V Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis. Jurnal Penelitian Pendidikan, (Online), Vol. 13, No. 2, (jurnal.upi.edu/file/Asep_Samsudin.pdf, diakses 5 Juni 2014).

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik).

Terjemahan oleh Lita. 2008. Bandung: Nusa Media.

Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Sharan, Shlomo. 2009. Handbook of Cooperative Learning (Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas).

Terjemahan oleh Sigit Prawoto. 2009. Yogyakarta: Imperium.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Sukaryantini, Ni Made Mas. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Memahami Nilai-nilai Edukatif dalam Cerpen Melalui Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Saraswati Seririt. Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (Online),Vol. 1, No. 6, (http://portalgaruda.org/?q=MODEL+CIRC +&x = 18&y= &ref=search&mod=all, diakses % Juni 2014).

Syafi’ie, Imam. 1998. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukidin, dkk. 2009. Menejemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendikia.

Sudijono, Anas. 1997. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya Offset.

Riduan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Hendri Guntur. 2005. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tarigan, Hendri Guntur. 2011. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wiriaatmaja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Yosefa, Lista. 2009. “Peningkatan Minat dan Keterampilan Menulis Eksposisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas X SMAN 1 Bukit Sundi Kabupaten Solok”. Tesis. Padang: Kosentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Zainurrahman. 2001. Menulis Dari Teori Hingga Paktik: Penawar Racun Plagiarisme. Bandung: Alfabeta.

LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1) Satuan Pendidikan : SMK Karya Padang Panjang

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/semester : XI/ IV (empat) Alokasi Waktu : 4x45 menit

A. Standar Kompetensi

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia setara tingkat madya.

B. Kompetensi Dasar

Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif.

C. Indikator

1. Menjelaskan pengertian karangan eksposisi.

2. Menyebutkan ciri-ciri karangan eksposisi.

3. Menyebutkan langkah-langkah menulis karangan eksposisi.

4. Menjelaskan metode penulisan karangan eksposisi.

5. Menulis karangan eksposisi dari suatu peristiwa.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menyimak penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengertian karangan eksposisi dengan baik.

2. Setelah memahami bahan ajar, siswa dapat menyebutkan ciri-ciri karangan eksposisi dengan tepat.

3. Setelah memahami bahan ajar, siswa dapat menyebutkan langkah-langkah menulis karangan eksposisi dengan tepat.

4. Setelah memahami bahan ajar, siswa dapat menjelaskan metode penulisan karangan eksposisi dengan baik.

5. Setelah melaksanakan diskusi, siswa dapat menulis karangan eksposisi dari suatu peristiwa dengan baik.

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian karangan eksposisi 2. Ciri-ciri karangan eksposisi

3. Langkah-langkah membuat karangan eksposisi 4. Jenis atau metode karangan ekspsosisi

F. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : ceramah, tanya jawab, diskusi, inkuiri 2. Model : kooperatif tipe CIRC

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

No. Kegiatan Waktu I

Pertemuan 1

10 menit Kegiatan Awal (Pendahuluan)

1. Guru mengecek kehadiran siswa

2. Guru menggali pengetahuan siswa tentang jenis karangan.

3. Guru memberikan motivasi tentang pentingnya pembelajaran menulis karangan eksposisi.

4. Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.

5. Siswa menyimak penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

II Kegiatan Inti 70 menit 1. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

2. Guru menyajikan informasi mengenai karangan eksposisi melalui materi ajar.

3. Siswa membaca dan memahami bahan ajar yang telah diberikan.

4. Guru membantu dan mengarahkan siswa untuk memahami pengertian karangan eksposisi, ciri-ciri, dan cara penyajian karangan eksposisi.

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan tentang materi pembelajaran

6. Siswa mendiskusikan tentang materi menulis karangan eksposisi.

7. Siswa mendiskusikan contoh-contoh karangan eksposisi.

8. Siswa mendiskusikan tema-tema yang dapat dikembangkan dalam bentuk karangan eksposisi.

9. Siswa membuat contoh karangan eksposisi berkaitan teknologi.

10. Siswa membacakan contoh karangan eksposisi.

11. Guru memberi penguatan terhadap contoh yang telah bacakan oleh siswa.

12. Guru memberikan motivasi terhadap siswa yang belum berpartisipasi aktif.

III Kegiatan Penutup 10 menit

1. Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung

2. Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan pelajaran.

I

Pertemuan 2

10 menit Kegiatan Awal (Pendahuluan)

1. Guru mengecek kehadiran siswa

2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya.

3. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.

II Kegiatan Inti 70 menit

1. Guru meminta siswa duduk berdasarkan kelompoknya.

2. Guru menyajikan informasi mengenai karangan eksposisi melalui materi ajar.

3. Siswa secara berkelompok membaca dan mendiskusikan pengertian, ciri-ciri, dan langkah-langkah menulis karangan eksposisi.

4. Siswa membaca dan memahami contoh karangan eksposisi tentang suatu peristiwa.

5. Siswa memberi tanggapan dan pertanyaan berkaitan dengan karangan eksposisi.

6. Guru meminta siswa membuat karangan eksposisi dengan tema yang berkaitan dengan suatu peristiwa.

7. Siswa membuat karangan eksposisi dengan tema

“peristiwa”

8. Siswa di bawah bimbingan guru mengerjakan tugas menulis karangan eksposisi.

9. Guru memberikan penghargaan berupa umpan balik dan penguatan.

III Kegiatan Penutup 10 menit

1. Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

2. Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.

Dokumen terkait