• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data Dan Analisis

Dalam dokumen PENERAPAN KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK (Halaman 73-106)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data Dan Analisis

peneliti langsung menuju kepada ketua musyrifah asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember yakni ustadzah Putri Kusuma yang merupakan musyrifah yang memiliki ide awal penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning dalam menangani berbagai masalah santri asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Peneliti diberi fasilitas ruangan tempat istirahat musyrifah untuk melakukan wawancara kepada seluruh narasumber yang dituju.

Wawancara pertama yang dilakukan mengarah pada bagaimana langkah-langkah penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning oleh para musyrifah.

Wawancara dilakukan dimalam hari, kurang lebih sekitar pukul 20.00 WIB setelah seluruh kegiatan asrama selesai. Peneliti melakukan wawancara individu, satu persatu kepada para narasumber. Suasana asrama yang cukup tenang dan kondusif dimalam hari membuat wawancara berjalan santai dan tenang.

Peneliti menanyakan beberapa poin pertanyaan kepada narasumber pertama terkait langkah awal dan langkah-langkah lanjutan dalam menerapkan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning. Berikut jawaban dari Ustadzah Putri Kusuma:

“Gini mbak, di asrama ini kan intinya para musyrifah jadi pendamping sekaligus pembimbing santri disini. Jadi apa yang terjadi disini, tingkah laku mereka setiap hari itu kita harus paham dan kalau ada apa-apa kita juga yang ngontrol. Ya karena kita yang sama mereka 24 jam bisa dibilang. Kalau ditanya langkah-langkah yang kita lakukan bisa dibilang ada tiga langkah. Pertama pasti kita

liat dulu, di asrama mereka ini ada masalah apa, kendala apa atau apa yang perlu ditingkatin. Nanti kalau sudah ketemu, misalnya santri sekarang perlu dikasih pendorong biar semangat ngafalin naah disitu baru nanti kita mulai nyusun goal yang pingin dicapai sekaligus solusi dari kendala santri yang kita temui. Kalau sudah nemu solusi, kendalanya bisa dikendalikan pake treatment apa langsung diterapin mbak. Tiap sebulan sekali nanti musyrifah ada agenda evaluasi mbak, jadi treatment-treatment yang kita kasih ke para santri pasti dievaluasi yang perlu ada tambahan ditambah kalau sudah ada yang kelihatan perubahannya, signifikan lah dibilang itu bisa nanti kita kurangi penekanannya. Jadi kalau menurut saya, langkahnya gamblangnya ada tiga itu mbak. Dicari tau dulu perilaku yang perlu di treatment atau gampangnya nyari masalah dulu, terus menentukan apa yang mau dicapai, menerapkan hasil rapat itu solusinya apa yang terakhir nanti evaluasi”59

Dari penjelasan ustadzah Putri Kusuma, langkah-langkah yang dilakukan musyrifah dalam menerapkan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning meliputi tiga langkah. Langkah awal yakni melakukan assessment atau tahap penganalisisan tingkah laku dari konseli yakni para santri asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember, menggali tingkah laku bermasalah yang dialami konseli. Kemudian, pada tahap kedua bisa dikatakan sebagai tahap goal setting dimana pada tahap ini musyrifah mulai menentukan goal apa yang ingin dan perlu dicapai para santri sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Terakhir, tahap pengimplementasian dari goal yang ingin dituju sesuai dengan teknik yang cocok dengan permasalahan yang dialami konseli.

59 Ustadzah Putri Kusuma, Langkah-langkah konseling behavioral, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 19 maret 2022

Pada kesempatan selanjutnya, peneliti mewawancarai ustadzah Sindy Afkarina mengenai langkah-langkah penerepan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning di asrama tahfidz MAN2 Jember. Wawancara ini juga dilakukan dalam ruang istirahat musyrifah dengan waktu dan suasana yang tidak beda dari sebelumnya. Berikut pemaparan beliau:

“Gimana ya mbak, kalau ngomong masalah langkah- langkah ya umumnya kan sebelum menentukan layanan atau apa yang mau diberi ke santri kita liat dulu mereka masalahnya apa, butuhnya diberi apa nanti baru kita bisa nentuin bimbingan apa yang mereka butuhkan terus tingkah laku yang mana yang perlu dirubah. Istilahnya kayak orang sakit, kita liat dulu sakitnya apa baru ngasih obat kan. Baru setelahnya kita cari layanan yang cocok diterapkan disini ke santri. Karena disini santrinya anak MA jadi kita ngasih layanan yang sesuai sama umur mereka. Anak-anak umuran segini kan nggak bisa dikekang mbak, mereka udah bisa protes udah kritis mereka, jadi selain kita ngasih perintah kasarannya kita juga ikut turun tangan andil jadi contoh buat mereka. Makanya, kita disini nerapin pemberian contoh ke santri, ngasih suport ke mereka supaya semangat kegiatan asramanya pake hadiah-hadiah meskipun gak terlalu besar tapi itu cukup signifikan ngaruhnya ke mereka. Nanti diakhir biasanya sebulan sekali kita ada evaluasi tatib mbak, tata tertib yang sudah disiplin bisa aja dihapuskan atau malah nambah tatib baru kalau banyak yang kendor.”60

Pemaparan dari ustadzah Sindy Afkarina diatas memperkuat jawaban dari ustadzah Putri Kusuma sebelumnya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapakn konseling behavioral dengan teknik operant conditioning memang melalui tahapan analisis masalah, kemudian penentuan treatment atau goal yang diinginkan yang kemudian dilanjut dengan penerapan teknik

60 Ustadzah Sindy Afkarina, Langkah-langkah konseling behavioral dengan teknik operant conditioning, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 20 maret 2022

yang sesuai. Ustadzah Sindy Afkarina menyebutkan bahwa teknik berupa pemberian contoh dan beberapa teknik lain yang terdapat dalam teknik operant conditioning cocok diterapkan kepada santri asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember sesuai dengan kebutuhan dan keadaan mereka. Tidak lupa pada tahap akhir terdapat evaluasi dari penerapan konseling yang sudah berjalan.

Peneliti selain melakukan wawancara kepada ustadzah Putri Kusuma selaku ketua musyrifah dan ustadzah Sindy Afkarina selaku penanggungjawab keamanan juga melakukan wawancara kepada ibu Lina Pahalawati S.Pd. M.Pd. selaku wali asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember yang mana beliau berwenang dalam hal pengawasan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Wawancara kepada ibu Lina Pahalawati S.Pd. M.Pd dilakukan pada siang hari, tepatnya jam istirahat sekolah sesuai dengan permintaan beliau.

Wawancara ini juga dilakukan di ruang istirahat musyrifah.

“Iya mbak, alhamdulillah musyrifah disini koordinasinya bagus. Jadi kegiatan, tata tertib dan semua urusan controling santri asrama berjalan lancar. Saya disini kan cuMansebagai wali asrama jadi tidak 100% ikutserta kegiatan anak-anak, ya musyrifah- musyrifah ini agen perubahan kita di asrama karena mereka yang punya kendali. Saya sih tipe yang suka rembuk jadi untuk peraturan dan lain sebagainya selama itu baik buat anak-anak pasti saya ACC, termasuk penerapan konseling yang seperti panjenengan jelaskan. Saya disini lihatnya ya memang diterapkan dan langkah-langkahnya seperti yang sudah disampaikan mbak Putri dan mbak Sindy. Bareng-bareng nyusun apa saja masalahnya anak-anak, kadang ya terkait perilaku kadang juga terkait motivasi belajarnya mereka kadang juga terkait interaksinya mereka satu sama lain, hampir meliputi keseluruhan tingkah laku anak-anak.

Saya tiap rapat dan evaluasi pasti ikut, nanti juga di forum kita bahas sepakati perlu tindakan apa untuk menanggulangi masalahnya anak-anak. Sejauh ini yang paling jadi pusat atau paling urgen ya ubudiyahnya anak-anak, makanya musyrifah ini gencar bikin tata tertib, ngasih contoh, jadi teladan nyata buat mereka. Ngaji, jamaah, ibadah sunnah lain juga mbak seperti puasa senin kamis gitu. Karena ya, kembali ke visi misi asrama. Kita punya tujuan membentuk karakternya anak-anak jadi religius sesuai sama apa yang mereka hafalkan ya kan, jadi menanamkan rasa religius ke diri anak-anak butuh waktu dan proses yang tidak sebentar. Nemu masalah, dicari treatment yang cocok, nanti diterapkan. Beberapa waktu sudah berjalan dilihat perkembangannya nanti dievalusi, nggeh ngoten seterusnya.”61

Berdasarkan informasi dari ibu Lina Pahalawati S.Pd. M.Pd selaku wali asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning oleh musyrifah kepada para santri meliputi tiga tahapan, penganalisisan masalah perilaku, penentuan treatment atau goal yang ingin dituju, penerapan teknik yang sesuai dengan masalah dan terakhir evaluasi. Ibu Lina Pahalawati S.Pd. M.Pd juga menegaskan bahwa memang religiusitas santri asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember menjadi salah satu masalah yang sedang urgen sehingga membutuhkan treatment atau layanan yang cukup intens oleh musyrifah, penerapan teknik operant conditioning yang dipilih musyrifah dalam menanganinya.

b. Penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning

61 Ibu Lina Pahalawati, Langkah-langkah konseling behavioral, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 14 April 2022

Sebelum menanyakan lebih lanjut kepada ustadzah Putri Kusuma terkait penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning, terlebih dahulu peneliti memaparkan konsep dari konseling behavioral dengan teknik operant conditioning.

Kemudian, ustadzah Putri Kusuma mulai memaparkan bagaimana proses penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember : “Sebetulnya saya sendiri bukan orang yang ahli dibidang konseling ya mbak, tapi saya sering konsultasi ke beberapa teMansaya yang anak BK dan orang-orang yang ahli dibidang itu.

Saya sendiri basicnya di pendidikan. Latar belakang anak asrama yang macem-macem jadi sebisa mungkin saya memberi treatment yang tidak terlalu memukul rata semua kesalahan mereka. Saya juga termasuk musyrifah yang sudah sejak masa awal bergabung disini. Jadi kalau ditanya kenapa saya milih menggunakan teknik pembiasaan sesuai teori konseling operant conditioning karena saya rasa treament yang cocok buat para santri ya itu. Mulanya gitu mbak, selebihnya karena santri semakin banyak dan kasus-kasus yang timbul semakin kompleks jadi mau tidak mau saya sebagai...

apa ya istilahnya pengusung treatment ini saya mencari sumber- sumber dan semakin banyak tanya ke temen saya yang ahli. Kalau teknik-teknik yang diambil insyallah sesuai dengan teori konseling behavioral ya pake teknik operant conditioning. Kita yang jadi konselornya mereka, kita jadi model teladan mereka. Kita disini lebih menekankan ke kegiatan ubudiyahnya mbak, soalnya jam asrama kan mulai sore sampe malem to selain itu mereka di bawah kontrol peraturan sekolah. Biasanya kita ngasih treatmentnya ke para santri pake contoh-contoh, saya sebagai ketua musyrifah juga harus mengkoordinir musyrifah lain supaya bisa memberi percontohan yang baik terutama tentang ubudiyah mereka. Ada juga mbak yang kita lakukan setiap satu minggu sekali ke mereka biar mereka semangat menghafal dan murojaah, kegiatan tasmi’

bersama dan nanti yang berani maju dapet voucher jajan nantinya bisa dituker di koperasi asrama. Kalau teknik lain ada juga yang kita beri ke santri, biasa santri yang punya kasus-kasus agak susah tertib peraturan itu kita pake treatment yang penghapusan. Itu ada kan ya di tekniknya operant conditioning behavioral.(tertawa kecil) saya memang bukan ahli konseling mbak, tapi ya sedikit banyak taulah ya. Kita juga kadang pake teknik memperkuat tingkah laku

ubudiyah mereka biar tambah rajin. Kita biasanya lebih ramah, murah senyum ke santri yang rajin jadi mereka bisa langsung nangkep seumpama kita gak senyum ke mereka dan kurang ramah.

Biar cepet introspeksi salahnya dimana. Kalau santri-santri yang emang dasarannya rajin ya sering kita kasih kepercayaan buat bantuin jadi ketua kelompok halaqoh kalau gak gitu sering kita kasih reward pribadi supaya mereka tambah rajin ubudiyahnya dan jaga perilaku baik mereka yang udah kebentuk mbak ”62

Dari pemaparan ustadzah Putri Kusuma diatas, penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning yang ada di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember meliputi teknik pemberian contoh, pemberian perkuatan perilaku dan juga token economy berupa voucher setiap seminggu sekali untuk meningkatkan semangat para santri. Teknik-teknik yang dipaparkan ustadzah Putri Kusuma diatas sama dan lebih diperinci oleh pemaparan dari ustadzah Sindy Afkarina sebagai berikut :

“kalau teknik-teknik yang dilakukan disini saya pribadi lebih ke hasil musyawaroh mbak, biasanya kita para musyrifah kalau mau membentuk peraturan atau treatment ke santri rapat dulu, evaluasi apa yang butuh ditambah atau diubah. Saya sendiri disini musyrifah bagian keamanan jadi ya kalau terkait pemberian contoh, pemberian sanksi dan lain-lain itu saya ikut andil banyak.

Ya dibantu juga sih, kolaborasi sama musyfirah lainnya. Saya biasanya dibantu musyrifah bagian ubudiyah untuk nertibin kegiatan santri, termasuk takziran. Takziran ini masuk ke teknik- teknik konseling behavioral kan mbak, kita biasanya nakzir santri yang telat kegiatan, telat jamaah dan lain-lain. saya sendiri orangnya teges mbak, jadi ya sekali saya bikin peraturan dan disetujui ketua musyrifah langsung deh diterapkan dan musyrifah lain juga ikut bantu ngasih contoh ke para santri. Semisal, berangkat jamaah lebih awal ke masjid, karena kan kalau telat atau masbukpun ditakzir nantinya. Ngaji sambil berdiri di depan asrama. Tapi ya saya juga bisa lemah lembut mbak ke santri-santri

62 Ustadzah Putri Kusuma, penerapan teknik operant conditioning,, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 19 maret 2022

yang emang sudah tertib dan rajin, menurut saya itu juga bisa dijadikan pembelajaran dan motifasi buat mereka gak bandel gitu.

Yang ngajinya enak, bangun sholatnya gak telat, sering sholat malam itu saya recruet jadi seksi keamanan bantuin saya dan alhamdulilah mereka seneng gak merasa terbebani. Kalau untuk menghapus atau ngerubah santri-santri yang istilahnya nakal itu seringnya tergantung pelanggaran mereka. Disini kan santri putri saja ya mbak, jadi kalau malem itu biasanya ruwame dan banyak yang belum tidur meski sudah larut malam nanti paginya waktu ngambil alat sekolah kayak HP, laptop itu ada sanksinya mereka di kasih waktu lebih sedikit megang HP atau laptopnya.”63

Dari pemaparan ustdzah Sindy Afkarina terkait teknik-teknik penerapan konseling behavioral dengan teknik operat conditioning di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember tidak jauh beda dengan pemaparan oleh Ustadzah Putri Kusuma. Penerapan konseling behavioral dengan teknik operat conditioing di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember menggunakan teknik percontohan oleh para musyrifah, teknik pemberian sanksi sebagai penghapusan tingkah laku yang tidak diinginkan dan juga perkuatan positif. Pemaparan ustadzah Sindy Afkarina ini lebih rinci dengan menyebutkan bentuk-bentuk dari teknik yang dilakukan para musyrifah dalam menerapakan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning. Selain melakukan wawancara kepada ustadzah Sindy Afkarina selaku penanggungjawab keamanan asrama, peneliti juga mewawancarai ustadzah Nilam Rizky selaku penangungjawab bendahara asrama. Berikut

63 Ustadzah Sindy Afkarina, penerapan teknik operant conditioning, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 20 maret 2022

pemaparan ustadzah Nilam Rizky mengenai teknik-teknik konseling behavioral dengan teknik operant conditioning.

“Ohh jadi begitu mbak, ya kalau teknik-teknik yang sudah diterapkan mungkin pemberian contoh kepada para santri karena kami memang selama jadi musyrifah disini selain mendampingi mereka kami juga ikut serta selama kegiatan asrama berlangsung.

Ya kayak, sholat jamaah dimasjid, yasinan dan tahlil tiap malem jumat, al kahfi tiap jumat pagi. Ya kadang juga kita ngasih contoh waktu kegiatan halaqoh kalau ada yang bertanya terkait apapun, tapi seringnya sih mereka nanya terkait hukum-hukum agama sih mbak. Kalau pelajaran formal kan mereka sudah dapet dari sekolah. Kalau saya kan bagian penangungjawab bendahra asrama jadi kalau terkait sanksi, hukuManatau hadiah-hadiah buat mereka kurang ikut andil sih, itu sudah jobdisk nya keamanan, ustadzah Sindy jadi musyrifah lain cukup bantu menjalankan tata tertib yang sudah disepakai bersama. Kalau saya ada sih yang bersangkutan sama reward ke santri, voucher mingguan. Jadi mereka selama seminggu disuruh siap-siap hafalan untuk diuji di masjid, nanti disema’ sama seluruh santri pake pengeras suara minimal sih seperempat juz baru boleh maju. Yang siap nanti mendaftarkan diri dan dapet voucher kalau sudah maju. Antusias sih mereka, tiap minggu pasti ada yang maju rebutan malah daftarnya. Pesertanya kita batasi 10 orang jadi biar yang gak kebagian minggu ini bisa tetep semangat murojaah hafalannya buat daftar tasmi’ minggu depannya.”64

Dikesempatan lain peneliti juga mewawancarai ustadzah Atiya Arifiana selaku penanggungjawab kebersihan asrama. Berikut penjelasan dari ustadzah Atiya Arifiana terkait penerapan konseling behavioral degan teknik operant conditioning di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.

“Kalau terkait ubudiyah ya teknik-tekniknya yang sudah dilakuin di asrama ini sih gotong royong mbak, maksudnya semua musyrifah ikut menerapkan jadi contoh buat adek-adek santri disini. Disini kan ketuanya ustadzah Putri ya untungnya beliau mengayominya gak cuman ke adek-adek tapi kesemua musyrifah

64 Ustadzah Nilam Rizky, penerapan teknik operant conditioning,, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 22 April 2022

jadi kalau kurang koordinasi entah terkait kegiatan atau peraturan nanti kami di evaluasi rapat internal bareng. Paling menonjol sih menurut saya tekniknya ya itu percontohan sama perkuatan positif mbak, soalnya kami emang kalau ke adek-adek yang tertib dan rajin terutama ubudiyahnya lebih sering senyum, lebih ngedengerin mereka jadi mereka merasa apa yang mereka perbuat dirasa baik biar dipertahankan dan kalau mereka ada yang salah ya sanksi sosial ya kasarannya, hihihi.. kita kelihatan kalau gak setuju sama apa yang mereka kerjakan. Jadi kita gak pake bentak-bentak itu, kasarannya ngode lewat raut muka kayak gitu-gitu. Tapi kalau terkait peraturan dan pelanggaran semisal kan gak boleh telat mudarosah, maksurot, jamaah naah itu beda lagi, udah ada aturan takzirnya sendiri. Itu urusannya bagian ubudiyah sih tapi sering juga kolaborasi sama saya bagian kebersihan, apalagi kalau yang ngelanggar lagi banyak nanti bentuk takzirnya diserahin ke saya.

Kadang cabut rumbut, bersih-bersih asrama ya pokoknya seperlunya keadaan. Namanya juga adek-adek mbak meski udah di kasih contoh, sanksi, semangatnya harus di push terus biar gak kendor gitu aja masih sering naik turun.”

Dari yang disampaikan ustadzah Atiya Arifiana, teknik dari penerapan konseling behavioral dengan teknik operant condidtioning di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember adalah percontohan oleh para musyrifah dalam beragai kegiatan terutama ubudiyah serta pemberian perkuatan positif yang mana juga dijelaskan secara terperinci oleh ustadzah Atiya Arifiana diatas.

Pada kesempatan selanjutnya peneliti mewawancarai ustadzah Shefrila Nowarita yang merupakan musyrifah terakhir yang belum diwawancarai. Ustadzah Shefrila Nowarita adalah ustadzah yang baru saja di rekrut menjadi musyrifah di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Berikut paparan dari

ustadzah Shefrila Nowarita terkait penerapakan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning.

“sepemahaman saya teknik yang sudah dijalankan disini lumayan mbak, tapi saya sendiri kalau mengenai konsep konseling behavioral itu kurang paham karena saya masih baru disini jadi saya mengikuti intruksi dari ketua musyrifah, ustadzah Putri Kusuma. Ya kalau seperti yang mbak paparkan tadi, penjelasan konsep konseling behavioral dengan teknik operant conditioning disini lumayan. Ada pemberian contoh ke anak asrama, ada pemberian hadiah, ada juga sanksi buat mereka yang melakukan perilaku kurang baik atau tidak ikut tata tertib jadi biar perilaku itu terhapus dikasih sanksi. Kalau yang hadiah itu nanti di akhir semester ada ujian sertifikasi mbak, kalau anak kelas XII wajib ikut, tapi yang kelas X dan XI juga boleh nanti mereka dapet sertifikat dari asrama. Kalau yang mingguan juga ada tapi rewardnya nggak terlalu besar, mereka dapet voucher jajan kalau mau ditasmi’, didengerin satu asrama di masjid bareng-bareng.

Nanti vouchernya bisa dituker di koperasi.”65

Melalui pemaparan ustadzah Shefril Nowarita diatas yang tidak jauh beda dari pemaparan musyrifah-musyrifah sebelumnya menjadi pemerkuat bahwa konseling behavioral dengan teknik operant conditioning yang ada di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember sudah diterapkan melalui beberapa teknik antaranya perkuatan positif, percontohan, penghapusan perilaku yang tidak diinginkan, token economy, perkuatan intermiten dengan pujian-pujian serta pembentukan respon. Selain melakukan wawancara kepada para musyrifah selaku penerap dari konseling behavioral ini, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa santri. Wawancara ini juga kami lakukan diruangan yang

65 Ustadzah Shefrila, penerapan teknik operant conditioning,, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 25 April 2022

disediakan oleh pihak musyrifah guna lebih nyaman dan kondusif.

Wawancara ini dilakukan dimalam hari sewaktu jam istrahat kegiatan asrama. Santri pertama yang kami wawancarai adalah Arini dari kelas X IPA 1. Berikut pemaparan dari Arini mengenai penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.

“Kalau selama ini sih yang saya rasakan diasrama musyrifahnya enak-enak mbak, terus sering ngasih contoh yang baik-baik juga. Kalau kita sopan musyrifah juga sayang ke kita, ndak di takzir. Musyrifahnya juga ikut tiap ada kegiatan mbak, maksudnya selain kegiatan halaqoh jadi kitanya malu kalau telat atau keduluan musyrifah. Biasanya kalau yang suka ngelanggar itu gak terlalu akrab sama musyrifah, mungkin sungkan y mbak.

Kalau saya dulu sebelum diasrama udah pernah di pondok mbak, daerah Ambulu. Pondok tahfidz juga selama Mts jadi masuk sini gak kaget kegiatannya padet, udah biasa. CuMansekarang kan ada HP mbak jadi saya sering ditegurnya masalah pegang HP biar gak terlalu sering, biar banyak ngaji sama belajarnya. Kalau yang dapet voucher itu tiap minggu mbak, saya dapet dua kali sudah, tapi udah gak boleh daftar lagi gantian katanya hihi, saya seneng mbak kalau yang dapet-dapet hadiah gitu terus juga bikin jadi semangat murojaah.”66

Santri selanjutnya yang peneliti wawancara adalah Yulita kelas X IPA 1 juga. Berikut pemaparan dari Yulita mengenai penerapan konseling behavioral dengan teknik operant conditioning di asrama tahfidz Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.

“saya ngerasanya sih dapet mbak, ada musyrifah yang emang telaten mbak, ada yang sering ngasih wejangan sama ngasih contoh juga mbak jadi nggak cuMannegur. Misalnya kayak tatib gak boleh telat jamaah di masjid itu musyrifah juga ngasih contoh gak telat. Kalau ngaji juga gitu, yasin tahlil itu awal-awal kita di

66Arini, penerapan teknik operant conditioning,, diwawancarai oleh Siti Masruroh, Jember 7 April 2022

Dalam dokumen PENERAPAN KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK (Halaman 73-106)

Dokumen terkait