• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membina Kedisiplinan

Dalam dokumen SKRIPSI SURYANI - etheses UIN Mataram (Halaman 42-47)

BAB I PENDAHULUAN

F. KerangkaTeori

3. Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membina Kedisiplinan

27

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin itu penting karena alasan yang muncul, karena kesadaran diri, peserta didik didik berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya peserta didik yang kerap kali melanggar peraturan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya, tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran, orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin, disiplin merupakan jalan bagi peserta didik untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.

28

peranan penting baik itu dalam proses pembelajaran maupun di luar pembelajaran.Guru harus mampu menumbuhkan kedisiplinan peserta didik, terutamadisiplin diri. Untuk kepentingan tersebut guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membantu mengembangkan pola perilaku dalam dirinya.

b. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.

c. Menggunakan pelaksanaan tata tertib kelas sebagai media untuk menegakkan disiplin.

d. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami oleh siswa, sederhana, dan tidak bertele-tele.

e. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.

f. Adanya tindakan yang seragam dari para guru. Hal ini dimaksudkan agar disiplin menjadi budaya sekolah yang mendarah daging karena tindakan atau perilaku disiplin tidak akan ditoleri oleh siapapun.83

Dengan kedisiplinan, peserta didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti tata tertib sekolah baik di dalam maupun di kelas dan menjauhi berbagai larangan di dalam kelas maupun di luar kelas. Hanya dengan menghormati tata tertib kelas peserta didik dapat belajar menghormati aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan kebiasaan, dan mengendalikan diri.

Guru Akidah Akhlak adalah guru yang mengajar salah satu pelajaran agama dimana tugas guru disini mewujudkan peserta didik secara islami. Dan dalam pelajaran Akidah Akhlak itu sendiri membahas tentang ilmu tingkah laku dan keyakinan iman.

Di lingkungan sekolah seorang guru Agama Islam terutama guru Akidah Akhlak memiliki peran cukup besar untuk menanamkan nilai-nilai

83 Rusman,Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru: (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2010), h, 161.

29

Islami kedalam diri peserta didik. Hal ini bertujuan agar terbentuk perilaku atau karakter yang dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik dalam menghadapi pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan luar. Sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak sangat mempengaruhi perubahan perilaku siswa. Sebagaimana terdapat dalam Q.S An-Nisa:58

*

¨βÎ)

©!$#

öΝä.ããΒù'tƒ βr&

(#ρ–Šxσè?

ÏM≈uΖ≈tΒF{$#

#’n<Î)

$yγÎ=÷δr&

#sŒÎ)uρ ΟçFôϑs3ym t÷t/

Ĩ$¨Ζ9$#

βr&

(#θßϑä3øtrB ÉΑô‰yèø9$$Î/

4

¨βÎ)

©!$#

$−ΚÏèÏΡ

/ ä3ÝàÏètƒ

ÿϵÎ/

3

¨βÎ)

©!$#

tβ%x.

$Jè‹Ïÿxœ

#ZŽÅÁt/

∩∈∇∪

Artinya: “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”.(Q.S. An-Nisa:

58)84

G. Kerangka Berpikir

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Seorang guru dikatakan profesional apabila ia mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya.

Sebagai seorang pendidik, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup berat karena harus mendidik, dan membentuk watak peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya sehingga menjadi anak didik yang

84Depertemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan…ibid, h.88.

30

berpotensi, berilmu, kreatif, berakhlak mulia, disiplin dan bertanggung jawab tinggi. Sedangkan untuk mencapainya adalah dibutuhkan guru-guru andalan yang memiliki disiplin ilmu khusus di bidang tertentu.

Disiplin merupakan salah satu kunci yang menghantarkan seseorang kepada kesuksesan. Terkait masalah disiplin, lembaga pendidikan seperti madrasah yang merupakan lingkungan kedua bagi siswa setelah lingkungan keluarga harus lebih memperhatikan dan meningkatkan disiplin anak didik dalam proses pembelajaran agar menjadi anak-anak yang mandiri dan mereka dapat tumbuh dewasa menjadi generasi yang memiliki kepribadian dan jiwa disiplin tinggi. Oleh karena itu, setiap madrasah hendaknya lebih memperhatikan dan mendepankan kedisiplinan anak didik guna untuk menjadikannnya sebagai generasi andalan yang siap guna.

Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen system pengajaran. Yang dimana arti evaluasi adalah suatu tndakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan.

Adapun jenis-jenis evaluasi yaitu sebagai berikut:a) Evaluasi Formatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai dipelajari

suatu unit pelajaran tertentu b) evaluasi Sumatif, yakni evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pengajaran suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu., c) evaluasi Diagnostik, yakni evaluasi yang dilaksnanakan sebagai sarana diagnose. danevaluasi Penempatan, yakni evaluasi yang dilaksnakan untuk menempatkan siswa pada suatu program pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan mnatnya.

31

Adapun jenis alat evaluasi yaitu:1) Tes: yaitu digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar. Tes terdiri dari Test baku, yaitu test yang dapat dijadikan alat pengukuran secara tepat dan tetap, b) test tidak baku(buatan guru), yaitu alat test yang tidak diketahui kesahihannya dalam

mengukur kemapuan tertentu secara tetap, dan tidak dipercaya ketepatannya.

2) Nontes, yaitu digunakan untuk menilai tigkah laku dan jenis nontes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi.

Berdasarkan paparan di atas peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang peran guru Akidah Akhlak dalam membina kedisiplinan siswa di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dalam suatu penulisan, dengan kata lain dapat dikatakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam penulisan skripsi ini guna memperoleh data dan informasi yang faktual dan relavan, metode yang digunakan penulis sebagai sarana dan pedoman adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan suatu upaya penyaluran hasrat ingin tahu manusia (human curiosity) dan ingin mencari sebab dari suatu serentetan akibat. Karena, manusia memiliki hasrat ingin tahu, maka kemudian mereka mencoba mengabstraksikan dan membahasakan lewat sebuah

32

penelitian. Hal inilah yang tidak pernah luntur pada manusia pada gilirannya turut mendorong perkembangan ilmu pengetahuan.

Penelitian kualitatif menurut Bondan dan Taylor dalam bukunya Lexy J Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.85

Penelitian kualitatif itu berakar pada latar ilmiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan penelitian kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarah sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dan subyek peneliti.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang akan diperoleh di lapangan lebih banyak bersifat informasi dan keterangan bukan dalam bentuk simbol atau angka.Penelitian ini diupayakan mendasar, mendalam, berorientasi pada proses, serta didasarkan pada asumsi adanya realitas dinamik sehingga peneliti ini menggunakan penelitian rancangan deskriptif. Peneliti menitik beratkan pada kegiatan observasi dimana peneliti bertindak sebagai observer dengan mengamati gejala, perilaku yang timbul tanpa harus

85 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001), hal. 4.

33

memanipulasi variabel yang ada. Data observasi tersebut nantinya akan dianalisis untuk diambil kesimpulan berdasarkan konteks permasalahan yang diteliti. Tujuan dari penelitian Deskriptif ini adalah membuat gambaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat- sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

2. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan skenarionya. Disini peneliti bertindak aktif tidak hanya mengamati saja tetapi juga menafsirkan data yang diperoleh.

Menurut Lexy J Moleong, “kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya”.86

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah untuk memperoleh data yang valid, dari beberapa sumber data, seperti guru-guru, Kepala Sekolah MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan karena itu, peneliti tidak akan melakukan sesuatu yang sekiranya dapat mempengaruhi responden sehingga akan memberikan informasi yang kurang valid. Untuk mendapatkan informasi atau data yang valid dan aktual, maka peneliti mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan yaituguru

86Ibid, h. 168.

34

Akidah Akhlak. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian sampai memperoleh data yang jelas mengenai permasalahan penelitian.

Dengan demikian maka penelitian dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian yang didukung dengan interview terpimpin, yakni dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman interview yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang akan dijadikan tempat penelitian adalah di MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan kabupaten Lombok Barat.

Alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi tersebutadalah, pertama:madrasah tersebut adalah madrasah tertua di wilayah tersebut dan cukup terkenal di wilayah tersebut.Kedua, bahwa di madrasah ini sudah menerapkan kedisiplinan dan cukup bagus akan tetapi belum maksimal. Karena kondisi dan letak geografis madrasah yang berada di tengah-tengah pemukiman warga dan keadaan lingkungan sekitar madrasah yang ramai dan bising serta merupakan jalur kendaraan bermotorsehingga menghambat pelaksanaan kedisiplinan yang sudah di terapkan oleh sekolah. Itulah mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di madrasah tersebut.

35

4. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

“subyek dari mana data dapat diperoleh.”87 Jadi data secara umum merupakan suatu informasi yang diperoleh atau dicari oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukannya, semua itu dapat dijadikan sebagai data rujukan untuk memecahkan suatu masalah yang ingin diteliti berdasarkan permasalahan yang dihadapi.

Sumber data adalah subyek atau sumber tempat mendapatkan data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian yang diduga memiliki pemahaman dan pengetahuan secara langusung maupun tidak langsung tentang apa yang diteliti.

Menurut Lofland dalam Lexy J. Meleong bahwa “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain.”88 Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan judul yang peneliti gunakan maka sebagai sumber data utama pada penelitian ini peneliti menetapkan guru Akidah Akhlak kelas VIII di MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Kepala Sekolah MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan dansiswa kelas VIII,

Oleh karena itu peneliti menggunakan sumber data berupa orang, maka sumber data tersebut disebut sebagai responden. Responden adalah orang yang memberikan jawaban atau keterangan tentang variabel.

87Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.172.

88Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014) h.157.

36

Dengan kata lain, responden adalah “orang yang merespon atau memberi jawaban kepada peneliti untuk medapatkan data penelitian dalam proses penelitian langsung.”89

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data sehubungan dengan penelitian ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

a. Metode observasi

Observasi adalah “melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik itu pengamatan yang dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan yang sengaja diadakan”.90 Observasi ada dua macam: “(1) observasi partisipatif (langsung) yaitu peneliti terlibat langsung dan mengambil bagian dalam situasi dari orang-orang yang di observasi, (2) observasi non partisipatif (tidak langsung) yaitu peneliti tidak terlibat langsung dalam situasi yang di observasi, tetapi hanya sebagai penonton”.91

Dari dua jenis data observasi di atas, peneliti mengadopsi jenis yang kedua, yakni observasi non partisipan, yakni peneliti hadir di lokasi penelitian hanya sebatas untuk memperoleh data yang terkait dengan peran guru akidah akhlak dalam membina kedisiplinan siswa, kendala dan tingkat keberhasilan guru Akidah Akhlak dalam pembinaan kedisiplinan siswa kelas VIII di MTs. Al-Ikhlashiyah

89Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ibid, h.172.

90 Ahmad Usman, Mari Belajar Meneliti,(Yogyakarta: Indonesia, 2008), h. 283.

91 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 227-228.

37

Perampuan.Di samping menerapkan teknik observasi non partisipasi untuk mendapatkan data-data seperti tersebut di atas,juga diterapkan teknik observasi non partisipan juga untuk mendapatkan data tentang letak geografis MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan.

b. Metode Interview

Sutrisno Hadi mengatakan bahwa interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis yang berlandaskan pada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik proses tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran komunikasi secara lancar dan wajar.92

Interview atau wawancara terdiri dari beberapa jenis yaitu

“wawancara terstruktur, wawancara semistruktur dan wawancara tak berstruktur”. 93Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara yang ketiga yakni wawancara tak berstruktur, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bebas kepada sumber data atau responden, dan pertanyaan yang diajukan adalah kepada guru Akidah Akhlak kelas VIII tentang peran guru Akidah Akhlak dalam membina kedisiplinan siswa kelas, kendala-kendala yang dihadapi guru Akidah Akhlak dalam membina kedisiplinan siswa tingkat keberhasilan guru akidah akhlak dalam membina kedisiplinan siswa kelas VIII di MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan.

92Ibid…, h. 19.

93Ibid..., h. 233.

38

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan melihat sumber-sumber dokumen yang ada kaitannya dengan jenis data yang diperlukan. Metode dokumentasi adalah cara yang efisien untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan metode interview dan observasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tertulis, arsip-arsip dan dokumen-dokumen. Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu mengumpulkan informasi yang benar-benar akurat, sehingga akan menambah kevalidan hasil penelitian seperti :

1) Sejarah berdirinya madrasah 2) Data guru dan tugasnya 3) Data siswa

4) Struktur Organisasinya 6. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan berbagai prosedur atau langkah-langkah dalam pengumpulan data, maka selanjutnya adalah menganalisis data-data yang telah di peroleh dari berbagai cara yang telah digunakan dalam proses pengumpulan data. Analisis dibutuhkan untuk menyusun data yang telah di peroleh secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami dan di pertanggungjawabkan.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

39

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.94

Dalam menganalisis data peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan kepada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Seduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.95

b. Penyajian data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah pemaparan atau penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, pemyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan, dan sejenisnya. Pemaparan data yang dilakukan dalam penelitian ini berupa teks naratif. Sistematika pemaparan data mengikuti urutan fokus penelitian dan dengan memperhatikan teknik analisis yang dipergunakan.

c. Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang

94Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D…, h. 244.

95Ibid.,h. 247.

40

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bikti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke palangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.96

7. Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang valid dan objektif serta dapat dijamin keabsahannya, maka peneliti menggunakan teknik pemeriksaan sebagai berikut:

a. Triangulasi adalah “teknik pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.”97Menurut Denzim dalam Meleong membedakan 4 (empat) macam triangulasi sebagai tehnik pemerikssaan yang memanfaatkan pengunaan sumber, metode, penyelidik, dan teori.

1. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan perkataan informan didepan umum dengan perkataannya secarapribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang pemerintahan.

96Ibid.,h. 252.

97Ibid, h.273.

41

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Triangulasi dengan metode, metode dapat dilakukan dengan cara : a. Pengecekan hasil penelitian dengan beberapa tekhnik

pengumpulan data

b. Pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama 3. Penyidik yaitu dengan memanfaatan peneliti atau pengamat lainya

untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

4. Triangulasi dengan teori dilakukan untuk memberikan penjelasan bidang (rival explanation) terhadap penjelasan yang manual dari hasil analisis.98

Peneliti dalam hal ini peneliti mengambil dan mengadopsi triangulasi sumber, metode dan teori.Hal ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan.

Peneliti menggunakan triangulasi sumber, maka data yang didapat bisa dicek kebenarannya dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan membandingkan data hasil wawancara dengan isi dari dokumentasi.Begitu juga dengan triangulasi teori, hal ini juga penting untuk digunakan karena didasarkan pada anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori, meski dipihak lain hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).

Triangulasi dengan teori ini juga digunakan untuk membandingkan data hasil penelitian dengan beberapa teori yang lainnya, maka akan menunjang tingkat keabsahan data yang diperoleh.

98Lexy J. Meleong, Metodologi penelitian, ibid, h. 330-331

42

Hal itu dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang bervariasi, mengeceknya dengan berbagai sumber data dan memanfaatkan berbagai teori agar pengecekan validitas data dapat dilakukan.

43

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Al-Ikhlashiyah Perampuan

Dahulu di desa Perampuan terdapat banyak anak-anak yang tidak mengenal sekolah dan kebanyakan waktunya mereka haabiskan hanya untuk bermain saja, sampai waktu adzan magribpun mereka masih saja sibuk bermain karena waktu itu belum ada tempat untuk menimba ilmu pengetahuan. Melihat keadaan itu TGB. Abdul Hafiz berinisiatif untuk mengadakan pengajian yang ditempatkan dimasjid. Seiring berjalannya waktu murid-muridnya bertambah banyak barulah kemudian didirikan SD didesa perampuan dan diniyyah yang dilakukan dimasjid Nurus shalihin kemudian seteh itu barulah MI didirikan. Setelah sekian banyak anak yang bersekolah di MI ini kemudian banyak anak yang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya dan biaya sekolah pada saat itu masih cukup mahal. Akhirnya TGH. M. Ra’is mendatangi mertuanya untuk mencari penyelesaian dari keadaan tersebut dan pada akhirnya mertua dari TGH. M. Ra’is mewaqafkan tanahnya yang kemudian menjadi tempat didirikannya MTS Al Ihklashiyah yang kita tahu sampai sa’at ini.99

99Sayadi, Kepala Sekolah MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan, Wawancara, 17 Maret 2017.

44

2. Letak Geografis MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan

Secara geografis, letak MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan kurang strategis karena letaknya yang berada di tengah-tengah pemukiman warga dan merupakan jalur kendaraan bermotor dengan suasana yang tidak tenang karena suara bising kendaraan dan hiruk pikuk aktivitas dan kehidupan pedesaan sehingga mempengaruhi suasana proses belajar mengajar di madrasah . Hal ini terbukti dengan kedisiplinan siswa yang tergolong masih banyak yang melakukan pelanggaran.

Secara khusus adapun letak geografis MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan adalah:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan pemukiman warga

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan jalan raya menuju daerah wisata gunung pengsong

Sebelah Timur : Berbatasan dengan pemukiman warga Sebelah Barat : Persawahan56

3. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Al-Iklhashiyah Perampuan Sarana dan prasarana dalam pendidikan dan pengajaran merupakanfaktor yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan dan kelancaran prosesbelajar mengajar.Sebab sarana dan prasarana juga menentukan hasil belajarsiswa disekolah.

56Dokumentasi,17 Maret, 2017.

Dalam dokumen SKRIPSI SURYANI - etheses UIN Mataram (Halaman 42-47)