• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KYAI DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI

Dalam dokumen SKRIPSI (Halaman 62-67)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. PERAN KYAI DALAM MENGINTERNALISASIKAN NILAI

1. Pengertian Kyai

Istilah kyai yang lekat dengan masalah agama Islam pada dasarnya bukan berasal dari bahasa Arab melainkan berasal dari bahasa Jawa. Zamakhsyari Dhofier.61berpendapat bahwa istilah kyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda, yaitu:

a. Kyai dipakai sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat.

Kyai Garuda Kencana dipakai untuk sebutan “kereta emas” yang abadi di Keraton Yogyakarta. Kyai dipakai sebagai gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya

b. Kyai sebagai gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik kepada para santrinya.

Pemakaian istilah Kyai yang paling banyak dipakai oleh masyarakat adalah seseorang yang menjadi pimpinan pesantren. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Dr. Manfred Ziemek (1986:131), yang mengatakan bahwa pengertian kyai yangpaling luas dalam Indonesia modern adalah pendiri dan pimpinan sebuah pesantren, yang sebagai muslim terpelajar telah membaktikan hidupnya demi Allah sertamenyebarkan dan memperdalam ajaran-ajaran dan pandangan Islam melalui kegiatan pendidikan.

Kedudukan seorang kyai sebagai pimpinan sentral yang berkuasa penuh di dalam pesantren memiliki otoritas, wewenang yang menentukan semua aspek kegiatan pendidikan dan kehidupan agama atas tanggungjawabnya sendiri.39

Kyai secara etimologi (lughotan) menurut Adaby Darban kata kyai berasal dari bahasa jawa kuno “kiya-kiya” yang artinya orang yang dihormati.13 Selain itu, ada pula yang perkataan “man balagha sinna al- arba'in”, yaitu orangorang yang sudah tua umurnya atau orang-orang yang mempunyai kelebihan. Sedangkan secara terminologi kyai menurut Manfred Ziemek adalah pendiri dan pemimpin sebuah pesantren yang sebagai muslim “terpelajar” telah membaktikan hidupnya “demi Allah” serta menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran, pandangan Islam melalui kegiatan pendidikan Islam. Kyai adalah orang yang memiliki ilmu agama(Islam) plus amal dan

39 Ziemek, Manfred. 1986. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta: P3M

akhlak yang sesuai dengan ilmunya. Kyai adalah seseorang yang mengajarkan pengetahuan agama dengan berceramah, menyampaikan fatwa agama kepada masyarakat. Menurut Saiful Akhyar Lubis, menyatakan bahwa “Kyai adalah tokoh sentral dalam suatu pondok pesantren, maju mundurnya pondokpesantren ditentukan oleh wibawa dan kharisma sang kyai. Karena itu, tidak jarang terjadi apabila sang kyai di salah satu pondok pesantren wafat, maka pamor pondokpesantren tersebut merosot karena kyai yang menggantikannya tidak sepopuler kyaiyang telah wafat itu.16 Kyai adalah pemimpin tertinggi dan sebagai kunci dalam pondok pesantren.17 Menurut Nurhayati Djamas mengatakan bahwa “Kyai adalah sebutan untuk tokoh ulama atau tokoh yang memimpin pondok pesantren. Secara umum Kyai mempunyai beberapa pengertian yaitu:

a. Kyai adalah orang yang memiliki lembaga pondok pesantren, dan menguasai pengetahuan agama serta konsisten dalam menjalankan ajaran-ajaran agama.

b. Kyai yang ditujukan kepada mereka yang mengerti ilmu agama, tanpa memiliki lembaga pondok pesantren atau tidak menetap dan mengajar di pondok pesantren.

c. Kyai adalah orang yang mengajarkan pengetahuan agama dengan cara berceramah, menyampaikan fatwa agama kepada masyarakat luas. Kyai adalah ulama Indonesia yang merujuk kepada tokoh yang alim dalam bidang keagamaan Islam,sebab kyai dari suatu pesantren disamping sebagai pengajar yang menguasai kitab kuning, sekaligus sebagai perintis, pendiri, pengasuh dan pemimpin pesantren.

Kyai memiliki otoritas dan wewenang yang bersifat mutlak. Berjalan atau tidaknya suatu pesantren bergantung pada sang kyai. Itulah sebabnya seringkali terlihat bahwa kyai yang memiliki ilmu terbatas dan bersifat konservatif, terbatas pula perkembangan pesantren yang dipimpinnya. Sebaliknya, seorang kyai yang kharismatik, berilmu tinggi, berpandangan luas, terampil dan dinamis, pesantren tersebut akan berkembang, besar dan terkenal.20 Dalam konteks pendidikan karakter,

peran guru sangat vital sebagai sosok yang diidolakan santri, serta menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi muridnya. Sikap dan perilaku seorang guru membekas dalam diri seorang murid, sehingga ucapan, karakter, dan kepribadian guru menjadi cerminan. Kehadiran kyai dalam pesantren sebagai guru karakter bagi santri- santrinya.

Pendidikan Karakter yang diberikan oleh kyai akan berupaya untuk membantu perkembangan jiwa santri baik secara lahir maupun batin, dari sifatkodratinya menuju sifat manusiawinya yang baik.

Abdurrahman Wahid mendefinisikan pengertian kyai sebagai hierarki kekuasaan satu-satunya yang ditegakkan di atas kewibawaan moral sebagai penyelamat para santri dari kemungkinan melangkah ke arah kesesatan, kekuasaan ini memiliki perwatakan absolut sehingga santri senantiasa terikat dengan kyainya seumur hidupnya, minimal sebagai sumber inspirasi dan sebagai penunjang moral dalam kehidupan pribadinya. Pada sisi lain, Horikoshi menguraikan bahwa istilah “ulama”

dan “kyai” tak dapat dipisahkan dari “ahli agama”.40

Kendati demikian, peran keduanya dapat dibedakan; ulama sebagai kepemimpinan “administratif”, sedangkan kyai sebagai kepemimpinan

“simbolik”.Eksistensi kyai dalam pesantren merupakan “lambang kewahyuan” yang selalu disegani, dipatuhi dan dihormati secara ikhlas, jauh dari hipokrit.Parasantri dan masyarakat sekitar selalu berusaha agar dapat dekat dengan para kyai/ulama untuk memperoleh “berkah” dari mereka.Tegasnya, kyai adalah tempat bertanya, sumber referensi, dan tempat meminta nasihat dan fatwa.41

2. Peranan Kyai

40 Abdurrahman.2001.Menggerakkan Tradisi, Esai-EsaiPesantren. Yogyakarta: LKIS.hal 6-7

41 Nata, Abuddin. 2001. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo. Hal 11

Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang kyai sebagai kelompok elit dalam struktur sosial, politik, ekonomi dan lebih-lebih di kalangan kelompok agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu:

a. Sebagai ulama

Kyai sebagai ulama artinya ia harus mengetahui, menguasai ilmu tentang agama Islam, kemudian menafsirkan ke dalam tatanan kehidupan masyarakat, menyampaikan dan memberi contoh dalam pengamalan dan memutuskan perkara yang dihadapi oleh masyarakat. Ulama adalah seseorang yang ahli dalam ilmu agama Islam dan ia mempunyai integritas kepribadian yang tinggidan mulia, serta berakhlakul karimah dan ia sangat berpengaruh di tengah- tengah masyarakat.

b. Sebagai pengendali sosial

Para kyai khususnya di daerah Jawa merupakan kepemimpinan Islam yangdianggap paling dominan dan selama berabad-abad telah memainkan peranan yang menentukan dalam proses perkembangan sosial, kultur, dan politik. Berkat pengaruhnya yang besar di masyarakat, seorang kyai mampu membawa masyarakat ke mana ia kehendaki. Dengan demikian, seorang kyai mampu mengendalikan keadaan sosial masyarakat yang penuh dengan perkembangan dan perubahan zaman. Kyai mengendalikan masyarakat akibatdari perubahan yang terjadi dengan cara memberikan solusi yang tidak bertentangan dengan kaidah- kaidah ajaran Islam.

c. Sebagai penggerak perjuangan

Kyai sebagai pimpinan tradisional di masyarakat sudah tidak diragukan lagi fungsinya sebagai penggerak perjuangan masyarakat setempat untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh masyarakatnya.Sejak zaman kolonial Belanda, para

kyai sudah banyak yang memimpin rakyat untuk mengusir penjajah.Islam pada zaman penjajahan Belanda merupakan faktor nomor satubagi kelompok-kelompok suku bangsa yang tinggal berpencar-pencar

d. Masyarakat

Meskipun demikian, kyai lebih banyak menghabiskan waktunyauntuk mendidik santri daripada hal-hal lainnya

e. Keberadaan

Kyai dalam lingkungan pesantren laksana jantung bagi kehidupan manusia.

Intensitas kyai memperlihatkan perannya yang otoriter, disebabkan karena kyailah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, penanggungjawab, dan bahkan sebagai pemilik tunggal. Banyak pesantren yang mengalami kemunduran karena meninggalnya sang kyai, sementara ia tidak memiliki keturunan atau penerus untuk melanjutkan kepemimpinannya. Selain peranan-peranan tersebut, kyai juga memiliki peran penting dalam menjadikan pondok pesantren yang sesuai dengan fungsi pesantren itu sendiri,yakni sebagai transfer ilmu dan nilai agama seperti yang diterapkan oleh kebanyakan pondok pesantren pada umumnya.

Dalam dokumen SKRIPSI (Halaman 62-67)

Dokumen terkait