• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan

Dalam dokumen peranan guru pendidikan agama islam dalam (Halaman 69-76)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

D. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan

guru agama tersebut dengan memberikan kesempatan kepada siswanya, yang mempunyai tingkatan yang yang lebih tinggi serta mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, untuk ikut serta dalam mengajar teman-teman mereka yang mempunyai tingkatan yang lebih rendah seperti yang telah jelaskan di atas.

Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran al-Qur’an dapat berjalan dengan lancar, karena apabila diajarkan oleh tiga orang guru saja maka waktu yang tersedia tidak mencukupi dan sekaligus untuk memberikan kesempatan pada anak didik mereka yang telah mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar untuk mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari.83Menurut Lalu Masrin, bahwa:

Kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an di SMK ada yang sudah lancar, cukup lancar dankurang lancar. Yang telah mengikuti program dalam hal membaca al-Qur’an dan sudah ada yang lancar dan cukup lancar, baik itu secara tartil dan lafalnya. Dengan kemampuan para guru yang bisa menyesuaikan diri dengan siswanya maka siswa seakan termotivasi dengan sendirinya untuk lebih giat dalam belajar terutama dalam belajar membaca al-Qur’an.84

D. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat

organisasi, maka peranan berarti perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh organisasi yang berkedudukan di dalam sebuah masyarakat.85

Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.86

Peran utama seorang guru adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sebagai manapun hebatnya teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari, mendapatkan informasi, dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran seorang guru.87

Peranan guru pendidikan Islam dalam meningkatkan minat membaca siswa di SMKN 1 Dompu maksudnya adalah sejauh mana hak dan kewajiban serta tugas yang harus dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dalam meningkatkan minat membaca siswa.Salahsatu cara untuk menumbuhkan minat adalah menekankan pengoptimalan peran yang akan dilakukan oleh guru tersebut.

85Syansu Yusuf & Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:Rajawali Pres, cet-3, 2012), h. 139.

86Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta:Rineka Cipta, 1991), h. 98.

87Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta:Kencana,cet-8, 2011), h. 21.

Mengajarkan al-Qur’an dengan cara yang baik, tidak hanya membuat siswa mencintainya, tetapi juga meningkatkan kemampuan siswa untuk mengingat dan memahaminya. Sesuai fase perkembangannya, agar seorang siswa dapat cepat memahaminya. Selain praktis, maka cara mengajarnya pun mesti dilakukan dengan cara-cara yang praktis dan mengasyikan.

1. Guru sebagai motivator

Guru sebagai motivator adalah memberikan gerakan atau dorongan kepada siswanya untuk meningkatkan kualitas dirinya baik pada aspek kognitif, afektif maupun keterampilannya.

Menurut kaur kesiswaan beliau menyatakan setiap guru dituntut ketika mengajar selalu memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kualitas dirinya dan meningkatkan kesungguhan dalam belajar.

Untuk memberikan motivasi tidak hanya dalam lingkungan sekolah ketika mengajar, melainkan juga diluar sekolah ketika berinteraksi atau bertemu dengan siswanya.

Peranan guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan minat membaca al-Qur’an adalah dengan memotivasi siswa dengan memberikan arahan bahwa orang yang mempelajari dan membaca al-Qur’an sangat dimuliakan oleh Allah SWT, al-Qur’an itu sebagai pedoman hidup dan petunjuk yang harus kita pegang dan diamalkan oleh orang yang beragama Islam, dengan belajar membaca al-Qur’an kita bisa membedakan antara hal- hal atau perbuatan yang benar dan salah, selain mendapat pahala berguna bagi diri sendiri dan orang lain, supaya nanti bisa diajarkan kepada teman-teman

dan dilingkungan masyarakat. Guru pendidikan agama memotivasi siswa supaya mengikuti kegiatan membaca al-Qur’an yang dilakukan setiap pagi pagi sebelum memulai pelajaran di jam pertama, dan kegiatan tadarrus bersama yang dilaksanakan di kegitan imtak, supaya bisa menuntun siswa/siswi harus bisa membaca al-Qur’an dan supaya siswa bisa memperlancar bacaan al-Qur’annya.88Lalu Masrin mengatakan bahwa:

Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum atau saat proses belajar-mengajar berlangsung, bahwa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar akan mendapat pahala apalagi kalau kita bisa mengajarkannya kepada orang lain, apabila siswa membaca al-Qur’an dengan makhrijul huruf yang benar akan membuat orang senang mendengar bahkan mendapatkan pahala, orang tua dan guru akan bangga apabila siswanya bisa membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

Adapun temuan yang dapat peneliti gambarkan dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap guru pendidikan agama Islam sebagai berikut:

a. Sebagai motivator guru memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan arahan bahwa orang yang bisa membaca al-Qur’an selain mendapat pahala, berguna bagi diri sendiri dan orang lain, supaya nanti bisa diajarkan kepada teman-teman dan dilingkungan masyarakat.

b. Guru memotivasi siswa supaya mengikuti kegiatan membaca al-Qur’an setiap pagi, supaya siswa bisa memperlancar bacaan al-Qur’annya dan apabila siswa membaca al-Qur’an dengan makhrijul huruf yang benar akan membuat orang senang mendengar dan mendapatkan pahala.

88Observasi, Tanggal 25 Januari 2017

2. Guru sebagai Demonstrator

Dengan peranannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya, serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam ilmu yang dimilikinya hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Dari hasil pengamatan yang penulis himpun dilapangan bahwa,dalam proses belajar mengajar berlangsung terlihat bahwa antara guru dan siswa dapat bekerja sama dalam kegiatan membaca al-Qur’an, guru mendemontrasikan cara pengucapan makharijul huruf dansifatul huruf dalam membaca al-Qur’ansupaya membaca al-Qur’an bisa tertib dan teratur sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, siswa mengamati dan mendengarkan materi yang disampikan gurunya.89Menurut Lalu Masrin menyatakan bahwa:

Guru mendemonstrasikan kepada siswa dalam membaca al-Qur’an sesuai tajwidnya. Oleh karenanya, siswa diajarkan makharijul huruf, sifatul huruf, seperti, qalqalah; hukum nun mati dan tanwin, seperti ikhfa’, idgham, izhar, iqlab; hukum mim mati, mad iwad qasshor.

Sehingga siswa dapat membaca al-Qur’an dengan tertib dan teratur.

Selain guru yang mendemonstrasikan mereka juga di tampilkan slide yang diberikan suara, yang di dalam nya berisi tentang materi ilmu tajwid.Dalam proses belajar mengajar guru menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.90

Adapun temuan yang dapat peneliti gambarkan dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap guru pendidikan agama Islam sebagai berikut:

a. Sebagai demonstrator, guru mendemontrasikan cara pengucapan makharijul huruf dan sifatul huruf dalam membaca al-Qur’an, supaya

89Observasi, Tanggal 25 Januari 2017

90Lalu Masrin, Guru Pendidikan Agama, Wawancara, 31 Januari 2017.

membaca al-Qur’an bisa tertib dan teratur sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, siswa mengamati dan mendengarkan materi yang disampikan gurunya.

b. Sebagai demonstrator, guru mendemonstrasikan kepada siswa dalam membaca al-Qur’an sesuai tajwidnya, mereka juga di tampilkan slide yang diberikan suara, yang di dalam nya berisi tentang materi ilmu tajwid, dengan harapan setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.

3. Guru sebagai penasihat

Guru adalah seorang penasehat bagi siswa, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Siswa senantiasa berharap dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasehat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.

Dari hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa dalam proses belajar membaca al-Qur’an, guru sebagai penasihat disini berupaya untuk lebih mengenal bagaimana kepribadian seorang siswa, pada saat proses pembelajaran membaca al-Qur’an berlangsung, guru melihat dan mengamati bacaan al-Qur’an setiap siswa dan terlihat bahwa ada siswa yang masih belum lancar dalam membaca al-Qur’an dari segi mad nya (panjang pendeknya huruf), disini oleh guru pendidikan agama memperbaiki sambil menjelaskan

bagaimana cara pengucapan huruf yang benar dalam membaca al-Qur’an, karena ini bisa mengetahui sejauh mana siswa itu berminat dalam membaca al-Qur’an. Siswapun mau terbuka dengan guru pada saat proses pembelajaran, hal ini dapat memperlihatkanapa yang belum dimengerti atau yang belum dipahami dari materi yang disampaikan, guru dapat memberikan penjelasan sambil menasehati agar terus belajar kepada siswanya dan guru memberikan solusi terhadap masalah yang belum dimengerti yang dihadapi oleh siswa dalam hal membaca al-Qur’an.91Menurut Syahbuddin, bahwa:

Guru memberikan nasihat kepada siswa supaya lebih giat dalam membaca al-Qur’an, guru disini tidak hanya menasehati siswa yang kurang lancar akan tetapi guru juga menasehati siswa yang tidak memperhatikan pada saat proses pembeajaran al-Qur’an. Guru memberikan nasehat terhadap siswanya agar membaca al-Qur’an, bukan hanya di lingkungan sekolah saja akan tetapi dirumah juga membacanya supaya bisa memperlancar bacaan yang dilakukan disekolah.92

Adapun temuan yang dapat peneliti gambarkan dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap guru pendidikan agama Islam sebagai berikut:

a. Sebagai seorang penasehat, guru memberikan solusi terhadap masalah yang belum dimengerti yang dihadapi oleh siswa dalam hal membaca al- Qur’an.

b. Sebagai seorang penasehat, guru menasehati siswa supaya lebih giat dalam membaca al-Qur’an, membaca al-Qur’an bukan hanya disekolah saja, akan tetapi dirumah juga membacanya supaya bisa memperlancar bacaan yang telah dilakukan disekolah.

91Observasi, Tanggal 25 Januari 2017

92Syahbuddin, Wakil Kepala Sekolah,Wawancara, 4 Februari 2017.

E. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan

Dalam dokumen peranan guru pendidikan agama islam dalam (Halaman 69-76)