• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan PDRB

Dalam dokumen DOKUMEN RI-SPAM KAB ASMAT TAHUN 2022 (Halaman 88-93)

2.7. Perkembangan Ekonomi Regional

2.7.2. Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 66

yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang menggambarkan seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijakaan pembangunan yang akan datang. Untuk mengukur besarnya laju pertumbuhan tersebut dapat dihitung dari data PDRB atas dasar harga konstan.

Selama tahun 2016-2021, PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Asmat selalu mengalami peningkatan setiap tahun dari Rp 1.842.545,30 juta pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp 2.571.952,10 juta pada tahun 2020. Hal yang sama juga terjadi pada perhitungan PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2016, PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Asmat adalah sebesar Rp 1.297.558,72 juta dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi Rp 1.531.270,72 juta. Dengan adanya peningkatan PDRB AHK setiap tahun selama periode 2016-2020, maka perekonomian di Kabupaten Asmat juga mengalami pertumbuhan setiap tahun.

Rata-rata pertumbuhan PDRB Kabupaten Asmat adalah sebesar 4,64 persen per tahun. Pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi pada tahun 2016 yang tumbuh sebesar 6,19 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 yang hanya sebesar 0,59 persen.

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 67

Gambar 2.22. Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB ADHK Kab. Asmat, 2020 Beragamnya kegiatan perekonomian yang dikembangkan oleh pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat telah memberikan warna pada struktur perekonomian suatu wilayah. Hal ini dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase sektoral.

Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase kontribusi suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Tingkat kontribusi terhadap pembentukan PDRB dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukkan besarnya peran masing- masing sektor ekonomi dalam kemampuan menciptakan nilai tambah. Hal tersebut menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-masing sektor ekonominya.

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 68

Tabel 2.31.

Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Asmat (Persen), 2016-2020

Selama periode 2016-2020, sektor ekonomi yang mendominasi perekonomian Kabupaten Asmat adalah sektor konstruksi, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, dan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial.

Selama periode tersebut rata-rata kontribusi ketiga sektor tersebut dalam perekonomian Kabupaten Asmat adalah sebesar 72,64 persen per tahun.

Sektor ekonomi yang mendominasi perekonomian Kabupaten Asmat adalah sektor konstruksi dengan kontribusi yang selalu meningkat setiap tahun dari 27,84 persen pada tahun 2016 menjadi sebesar 30,40 persen pada tahun 2019, pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi sebesar 30,16 persen. Tingginya kontribusi sektor konstruksi diakibatkan oleh gencarnya pembangunan jalan-jalan dan jembatan untuk menunjang perekonomian dan meningkatkan pembangunan. Walaupun posisinya sebagai sektor yang paling dominan digeser oleh sektor konstruksi, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap merupakan sektor yang dominan di Kabupaten Asmat.

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 69

Dengan kekayaan alam terutama sumberdaya perikanan dan kelautan, maka sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga ikut mendominasi perekonomian Kabupaten Asmat. Pada tahun 2016, sumbangan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah sebesar 23,43 persen, kemudian mengalami penurunan setiap tahun hingga hanya menjadi 20,276 persen pada tahun 2020. Sektor dominan selajutnya di Kabupaten Asmat adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian adalah sebesar 22,62 persen pada tahun 2020.

Dalam rangka melihat transformasi/perubahan struktur ekonomi, tujuh belas lapangan usaha dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:

1. Lapangan Usaha Primer

Lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha yang tidak mengolah bahan baku, melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan segala yang terkandung di dalamnya. Lapangan usaha ini meliputi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan serta lapangan usaha pertambangan dan penggalian.

2. Lapangan Usaha Sekunder

Lapangan usaha sekunder yaitu lapangan usaha yang mengolah bahan baku baik dari lapangan usaha primer maupun lapangan usaha sekunder itu sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Lapangan usaha ini meliputi lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha pengadaan listrik dan gas, lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, serta lapangan usaha konstruksi.

3. Lapangan Usaha Tersier

Lapangan usaha tersier yaitu lapangan usaha yang produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa. Dalam klasifikasi PDRB yang terbaru lapangan usaha tersier terbagi menjadi sebelas lapangan usaha. Lapangan usaha ini meliputi lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor;

lapangan usaha transportasi dan pergudangan; lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum; lapangan usaha informasi dan komunikasi; lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi; lapangan usaha real estat; lapangan usaha jasa perusahaan; lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; lapangan usaha jasa pendidikan; lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial; serta lapangan usaha jasa lainnya.

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 70

Gambar 2.23 Struktur Perekonomian Kabupaten Asmat Menurut Lapangan Usaha Primer, Sekunder dan Tersier Tahun 2016-2020 (persen) Terlihat bahwa sektor tersier merupakan sektor yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap PDRB Kabupaten Asmat selama periode 2016-2020. Pada tahun 2019, kontribusi sektor tersier adalah sebesar 46,81 persen dan pada tahun 2020 besaran kontribusinya meningkat yaitu sebesar 47,30 persen. Pada tahun 2016, kontribusi sektor primer lebih rendah dibandingkan sektor sekunder dimana kontribusi sektor primer sebesar 23,45 persen dan sektor sekunder sebesar 30,42 persen. Sampai dengan tahun 2020, kontribusi sektor sekunder tetap lebih tinggi dibandingkan sektor primer, sektor primer sebesar 20,28 persen dan sektor sekunder sebesar 32,41 persen.

Dalam dokumen DOKUMEN RI-SPAM KAB ASMAT TAHUN 2022 (Halaman 88-93)