Potensi kebencanaan di Kabupaten Asmat dapat dikaji dari kondisi fisik alamnya.
Kabupaten Asmat yang kaya akan sungai, dan muara sungai sangat berpotensi terkena bencana banjir. Sebagian besar wilayah Kabupaten Asmat termasuk dalam wilayah luapan air sungai (flood plain area). Ketinggian banjir yang sering terjadi sampai saat ini belum sampai naik ke tingkat pemukiman/perumahan, karena masyarakat/penduduk Kabupaten Asmat telah mengantisipansinya dengan membuat rumah yang tinggi. Dengan perkembangan waktu dan zaman yang menunjukkan beberapa fenomena yang dapat meningkatkan potensi banjir tersebut semakin besar.
Fenomena tersebut antara lain:
a. Fenomena pemanasan global b. Fenomena Pencairan es kutub
c. Fenomena Kenaikan permukaan air laut
d. Fenomena sedimentasi di muara dan pesisir pantai
e. Fenomena pengubahan ekosistem hutan dan ekosistem mangrove.
1. Amblesan
Di kabupaten Asmat sudah dirasakan adanya gejala amblesan tanah, yaitu adanya penurunan permukaan tanah (subsidence) yang diakibatkan oleh pelarutan batuan yang berada di bawah tanah oleh air yang ada di dalam tanah, terutama di daerah pantai dimana batuan dasarnya tersusun dari batu sejenis gamping.
2. Gempa Bumi
Indonesia bagian timur terjadi pertemuan 3 lempeng global, yaitu lempeng australia yang menunjam ke arah Indonesia secara tegak lurus ke arah utara;
lempeng Pasifik tang menunjam di Utara Irian Jaya (Papua) dan lempeng laut Filipina ke arah Halmahera. Dengan demikian Indonesia bagian timur merupakan suatu wilayah yang sangat seismik aktif dengan pusat-pusat gempa bumi pada jalur-jalur penunjaman lempeng. Gempa tektonik yang terjadi pada batas lempeng yang menunjam di bawah dasar laut akan mengakibatkan juga tsunami, gelombang pasang yang menerjang pantai-pantai yang berhadapan dengan daerah penunjaman.
Kabupaten Asmat termasuk dalam perairan Paparan Sahul. Paparan sahul ini juga dikenal Paparan Arafura diberi nama oleh Krummel (1897), yang merupakan bagian dari Tanjung Van Diemen (Australia) sampai ke Papua. Dan Paparan sahul
RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 32
diberi nama oleh Earl (1845) yang terdapat diantara Tanjung Laveque dan Tanjung Van Diemen, sedangkan paparan di sebelah baratnya disebut Paparan Rowley.
3. Tanah Longsor dan Abrasi Pantai
Tanah longsor dan abrasi pantai adalah suatu bentuk gerakan tanah yang bersifat aktif karena faktor eksternal, terutama faktor air (curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi) serta ombak atau gelombang laut.
Berdasarkan tipenya gerakan tanah di Kabupaten Asmat termasuk dalam gerakan tanah tipe aliran lambat (Slow Flowage), yang terdiri atas a) Rayapan (Creep); b) Rayapan Tanah (Soil Creep); yaitu perpindahan material tanah ke arah pantai dengan pergerakan yang lambat. Hal ini dapat dilihat di daerah penampakan pohon-pohon rawa yang akarnya terlihat atau batangnya menggantung.
Sedangkan abrasi pantai belum menunjukkan adanya bahaya karena selain tinggi ombak dan gelombang yang relatif rendah juga karena kawasan pantai yang datar.
4. Sedimentasi dan Pencemaran Bahan Organik
Proses sedimentasi di kawasan pesisir sangat erat hubungannya dengan aktivitas di bagian hulu, terutama kegiatan penebangan hutan dan pembukaan lahan di dataran atas. Hasil pemotretan melalui wahana udara menunjukkan bahwa bahan- bahan sedimen telah diangkut oleh sungai-sungai yang berada di sepanjang pantai Kabupaten Asmat. Akibat tingginya bahan suspensi tersebut, telah terjadi peningkatan kekeruhan dan gradasi warna pada daerah muara sungai menuju ke arah laut.
Selain sedimentasi, pencemaran bahan organik juga menyebabkan kekeruhan perairan. Tingginya bahan organik di perairan Kabupaten Asmat dapat dipahami, karena sebagian besar penutupan lahan di daratan adalah vegetasi. Di lahan atas didominasi oleh tanaman hutan, sedangkan pada daerah pesisir didominasi oleh hutan mangrove.
5. Kerusakan Hutan Mangrove
Kerusakan hutan mangrove di Kabupaten Asmat banyak disebabkan oleh faktor alam. Arus dan gelombang laut yang besar, terutama pada musim barat, menghantam vegetasi pantai, sehingga beberapa hutan mangrove di wilayah ini mengalami kerusakan. Kerusakan yang tampak seperti tegakan pohon yang miring sampai pohon yang mengalami kekeringan, karena akarnya tercabut oleh hempasan gelombang yang besar, sehingga pada beberapa pantai terlihat hamparan daratan dengan vegetasi mangrove yang jarang.
RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 33
Kerusakan pada skala lokal terjadi pada hutan mangrove yang dekat dengan daerah pemukiman. Kebutuhan lahan untuk kepentingan perumahan yang semakin mendesak, terutama di kawasan yang dekat dengan penduduk dan pusat-pusat pemerintahan, menyebabkan hutan mangrove terpaksa dikonversi ke peruntukan lain. Kebutuhan lahan untuk kegiatan manusia terutama di pusat-pusat pemerintahan memang tidak dapat dihindari, seiring dengan berkembangnya manusia. Namun, ke depan perlu dipikirkan langkah perencanaan dan penataan ruang, dimana tetap memberikan area yang cukup bagi upaya pelestarian hutan mangrove, dengan tetap menyediakan lahan-lahan alami bagi mangrove untuk tumbuh.
6. Abrasi Pantai
Abrasi pantai dapat diakibatkan oleh proses alami, aktivitas manusia atau kombinasi keduanya. Abrasi kawasan pesisir oleh faktor alam terutama disebabkan oleh gerakan gelombang pantai terbuka, arus dan angin kencang. Di samping itu, terjadinya abrasi juga didukung oleh adanya keterkaitan ekosistem pantai dan struktur batuan di darat. Keadaan ini terjadi di Kabupaten Asmat dimana struktur batuan/tanah di kawasan pantai merupakan hasil pengangkutan dan pengendapan sedimen dari lahan atas. Terpaan gelombang, arus dan angin yang kuat juga menjadi penyebab utama abrasi di Kabupaten Asmat, mengingat letak pantainya yang berhadapan langsung dengan laut lepas (Laut Arafura).
Berdasarkan Indeks Risko Bencana Indonesia (IRBI) yang diterbitkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2018, Kabupaten Asmat termasuk kabupaten yang memiliki kelas risiko bencana multi ancaman dalam kategori sedang dengan skor secara keseluruhan sebesar 123 (Tahun 2015-2018). Jika dirinci menurut jenis bencana, kelas risiko bencana yang tinggi di Kabupaten Asmat adalah untuk bencana banjir, kebakaran lahan dan hutan, dan kekeringan. Untuk risiko bencana banjir, Kabupaten Asmat termasuk ke dalam kelas risiko tinggi dengan nilai sebesar 36.
Ancaman bencana banjir yang tinggi di Kabupaten Asmat disebabkan oleh wilayahnya yang berupa dataran rendah bahkan berada di bawah permukaan laut. Jenis bencana banjir yang ada di Kabupaten Asmat dapat berupa banjir yang berasal dari daratan karena banyaknya sungai besar dan banjir rob yang berasal dari aliran pasang air laut.
RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 34
Tabel 2.8.
Indeks Resiko Bencana di Kabupaten Asmat No Jenis Bencana Indeks Risiko Penduduk
Rendah Sedang Tinggi
1 Banjir 26.33 39.590 20.176
2 Gempa Bumi 61.863 19.810 6.747
3 Tsunami 425 - -
4 Tanah Longsor - 23 -
5 Banjir Bandang 32 177 583
Sumber: BNPB, 2018
Berdasarkan data mengenai indeks risiko kebencanaan bagi penduduk di Kabupaten Asmat, bencana yang akan memberikan dampak terbesar bagi Kabupaten Asmat adalah Gempa Bumi. Hal tersebut merupakan dampak dari lokasi geografis Asmat yang berada di sekitar patahan di pantai selatan Pulau Papua. Selain itu, potensi banjir juga terjadi pada hampir seluruh daerah kabupaten Asmat. Berdasarkan kondisi geografis, geologi, hidrologis dan demografi di Kabuapten Asmat, terlihat bahwa bahwa kondisi wilayah rawan bencana yang memungkinkan terjadinya bencana alam yang dapat berakibat timbulnya korban jiwa, barang dan dapat menyebabkan timbulnya kerusakan lingkungan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Kabupaten Asmat juga memiliki potensi bencana berupa kebakaran hutan (Lahan dan Gambut). Kondisi ini terjadi disebabkan oleh kondisi penggunaan lahan Kabupaten Asmat yang masih didominasi oleh hutan. Oleh karena itu, regulasi tentang rehabilitasi hutan harus dapat dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, mengingat ketergantungan yang masih tinggi dari masyarakat Asmat dengan sumberdaya hutan. Berikut ini adalah data korban bencana alam yang terjadi di Kabupaten Asmat periode tahun 2018 – 2020.
RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 35
Gambar 2.14 Peta Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Asmat Sumber. KLHS RPJMD Kab. Asmat (2021)
RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022
BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 36
Tabel 2.9.
Korban Bencana Di Wilayah Kabupaten Asmat Tahun 2018 - 2020