• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN RI-SPAM KAB ASMAT TAHUN 2022

N/A
N/A
Wawan Kuncoro

Academic year: 2024

Membagikan " DOKUMEN RI-SPAM KAB ASMAT TAHUN 2022"

Copied!
251
0
0

Teks penuh

(1)

CV. TENGKONINDO TEKNIK GEOSPASIAL

(2)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

PRAKATA i - 1

PRAKATA

LAPORAN PENDAHULUAN ini merupakan laporan awal pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Asmat tahun anggaran 2022 yang dilaksanakan oleh CV. TENGKONINDO TEKNIK GEOSPASIAL dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asmat.

Laporan ini memuat kajian kondisi awal (eksisting) terkait rencana kegiatan penyediaan air bersih di beberapa Distrik Kabupaten Asmat yang perlu diketahui oleh Tim Teknis dan pihak terkait lainnya.

Diharapkan laporan ini akan dikoreksi dan dilengkapi sekiranya ada berbagai kekurangan data ataupun informasi yang berhubungan dengan rencana desain pengelolaan air minum yang telah ada dan atau harus diperbaharui sebagai langkah awal untuk mewujudkan penanggulangan kebutuhan air bersih, sanitasi lingkungan dan akses air minum di wilayah kota dan distrik sehingga dapat menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah Kabupaten Asmat.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Tim Teknis dan semua pihak yang membantu proses pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Asmat Provinsi Papua Selatan.

Asmat, September 2022.

Tim Penyusun,

(3)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR ISI i - 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... VI DAFTAR GAMBAR... X BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.1.1 Maksud, Tujuan dan Sasaran ... I-4 1.1.2 Luaran Pelaksanaan Pekerjaan ... I-5 1.1.3 Otorisasi ... I-5 1.1.4 Landasan Hukum Penyusunan RISPAM ... I-6 1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ... I-8 1.2.1 Lingkup Wilayah... I-8 1.2.2 Lingkup Kegiatan ... I-8 1.3 Sistematika Laporan ... I-10 BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT ... II-1

2.1 Administrasi dan Geofisik Wilayah ... II-1 2.1.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah ... II-1 2.1.2 Kondisi Topografi dan Kelerengan ……... II-4 2.1.3 Kondisi Struktur Geologi ... II-7 2.1.4 Hidrologi, Klimatologi dan Hidrogeologi ... II-12 2.2 Lahan dan Penggunaan Lahan …………... II-19 2.2.1 Penggunaan Lahan ... II-19 2.2.2 Tutupan Lahan ... II-23 2.3 Potensi Kebencanaan ... II-31 2.4 Demografi Wilayah ... II-36 2.4.1 Sebaran dan Tingkat Kepadatan Penduduk ... II-36 2.4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... II-38 2.4.3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... II-36

(4)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR ISI i - 2

2.4.3. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin …... II-38 2.4.4. Komposisi Penduduk Menurut Pemeluk Agama ... II-39 2.4.5. Gambaran Indeks Pembangunan Manusia ... II-41 2.5. Sarana Prasarana ………... II-42 2.5.1. Pendidikan ………... II-42 2.5.2. Sarana Kesehatan ………... II-48 2.5.3. Gambaran Indeks Pembangunan Manusia ... II-52 2.5.4. Fasilitas Perdagangan dan Jasa …………... II-54 2.6. Potensi Sumberdaya Alam ……… II-54 2.6.1. Pertanian Tanaman Pangan ………... II-42 2.6.2. Hortikulrura ……….…………... II-48 2.6.3. Perkebunan ………... II-57 2.6.4. Kehutanan ……….………... II-58 2.6.5. Peternakan ……….………... II-59 2.6.6. Perikanan ……….………... II-60 2.7. Perkembangan Ekonomi Regional ……… II-62 2.7.1. Struktur Ekonomi Wilayah …...………... II-62 2.7.2. Pertumbuhan PDRB ………....………... II-65 2.7.3. Pertumbuhan Ekonomi ………....……….... II-70 2.7.4. Peranan Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi ………….…....………... II-72 2.7.5. PDRB Per Kapita ………….…....………... II-75 2.7.6. Peranan dan Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan

Usaha ……….………... II-75 BAB III KONDISI EKSISTING SPAM ... III-1

3.1 Aspek Teknis ……... III-1 3.1.1 Gambaran SPAM Kabupaten Asmat ... III-1 3.1.2 Profil SPAM Kabupaten Asmat dan Sistem Perpipaan III-4 3.2 Aspek Non Teknis ……... III-18

3.2.1 Kelembagaan ………... III-18 3.2.2 Pengaturan ………... III-19 3.2.3 Pengaturan ………... III-20

(5)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR ISI i - 3

3.3 Permasalahan SPAM Kabupaten Asmat ... III-21

BAB IV METODE DAN STANDAR BAKU ... VI-1 4.1 Umum ... VI-1 4.1.1 Periode Perencanaan ... VI-2 4.1.2 Standar Kebutuhan Air ... VI-2 4.1.3 Kebutuhan Air ... VI-6 4.1.4 Kehilangan Air ... VI-7 4.1.5 Sistem Penyediaan Air Minum ... VI-7 4.2 Metode Proyeksi Penduduk ... VI-32 4.3 Perhitungan Kebutuhan Air Yang Diproduksi ... VI-34 4.4 Perhitungan Kebutuhan Air Pada Masa Mendatang ... VI-35 4.4.1 Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk ... VI-35 35 4.4.2 Proyeksi Kebutuhan Air Minum ... IV-40 4.5 Perhitungan Kebutuhan Air Minum ... VI-42

BAB V POTENSI AIR BAKU ... V-1 5.1 Rencana Pemanfaatan Ruang ... V-1 5.1.1 Tujuan Penataan Ruang ... V-1 5.1.2 Kebijakan Penataan Ruang ... V-3 5.1.3 Strategi Penataan Ruang ... V-4 5.1.4 Rencana Struktur Ruang ... V-8 5.1.5 Rencana Pola Ruang Wilayah ... V-17 6.1.5 Kawasan Strategis Kabupaten ... V-24 5.2 Potensi Air Baku ... V-29 5.2.1 Parameter Kualitas Air ... V-30 5.2.2 Potensi Air Permukaan ……... V-36 5.2.3 Potensi Air Tanah ………... V-51 5.3 Alternatif Sumber Air Baku ... V-54 5.4 Sumber Air Baku Terpilih …... V-54 LAMPIRAN ... L-1

(6)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR TABEL i - 1

DAFTAR TABEL

2.1. Luas Wilayah Kabupaten Asmat Berdasarkan Distrik (km²) ... II - 1 2.2. Tingkat Kelerengan Lahan Kabupaten Asmat ... II - 4 2.3. Kondisi Geologi Papua ... II - 8 2.4. Nama Sungai, Panjang, Lebar Muara, Kedalaman, dan Panjang Alur

dari Muara ke Ibukota Kabupaten ……… II - 14 2.5. Rencana Struktur Pelayanan Kabupaten Asmat ... II - 20 2.6. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung ... II - 21 2.7. Perbandingan Penggunaan Lahan Tahun 2012 dan Tahun 2016 di

Kabupaten Asmat ... II - 23 2.8. Indeks Resiko Bencana di Kabupaten Asmat ... II - 34 2.9. Korban Bencana di Wilayah Kabupaten Asmat Tahun 2018 – 2020 ...II - 36 2.10. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Asmat ... II - 37 2.11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Asmat ... II - 38 2.12. Jumlah Penduduk Kabupaten Asmat Menurut Jenis Kelamin ... II - 41 2.13. Komponen IPM Kabupaten Asmat dan Provinsi Papua Tahun 2020 ... II - 42 2.14. Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Asmat ... II - 44 2.15. Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan dan Distrik Tahun 2020 ... II - 46 2.16. Jumlah Murid Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2020 …... II - 47 2.17. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi di Kabupaten

Asmat... II - 48

2.18. Jumlah dan Jenis Fasilitas Kesehatan Menurut Distrik, Tahun 2020 ... II - 49 2.19. Perkembangan Indikator Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Asmat

Tahun 2016 - 2020 ... II - 50 2.20. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Distrik Tahun 2020 ... II - 52 2.21. Luas Panen, Luas Tanam Produksi dan Prodiktivitas Padi

di Kabupaten Asmat, Tahun 2017-2020 ………... II - 55

(7)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR TABEL i - 2

2.22. Luas Panen, Luas Tanam dan Produksi Tanaman Palawilja di

Kabupaten Asmat, Tahun 2020 ………... II - 55 2.23. Luas Panen, Luas Tanam dan Produksi Sayuran di Kabupaten Asmat,

Tahun 2020 ………... II - 56 2.24. Luas Panen, Luas Tanam dan Produksi Buah di Kabupaten Asmat,

Tahun 2020 ………... II - 57 2.25. Luas Tanam dan Produksi Tanaman Perkebunana di Kabupaten

Asmat, Tahun 2020 ………... II - 58 2.26. Luas Kawasan Hutan Menurut Paduserasi di Kabupaten Asmat, Tahun

2020 ………... II - 59 2.27. Perkembangan Jumlah Ternak di Kabupaten Asmat Berdasarkan Tahun

2016 - 2020 ………... II - 59 2.28. Perkembangan Jumlah Ternak Unggas di Kabupaten Asmat Tahun

2016 - 2020 ………... II – 60 2.29. Produksi dan Nilai Produksi Sektor Perikanan di Kabupaten Asmat

Tahun 2016 - 2020 ………... II – 61 2.30. Perkembangan Jumlah Armada Penangkapan, Tahun 2016 - 2020 … II – 62 2.31. Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Asmat 2016 - 2020 ………... II – 68 2.32. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 -

2016 ………... II – 72 3.1. Identitas Data SPAM Terbangun Kabupaten Asmat ………. III – 2 3.2. Profil SPAM Kabupaten Asmat Tahun 2012 – 2020 …………... III – 4 3.3. Kapasitas Sumber dan Kapasitas Terpasang Sumber Air Baku ... III – 6 3.4. Kondisi Jaringan Pipa Transmisi Unit Air Baku ………... III – 10 3.5. Data Teknis Unit Produksi SPAM KAbupaten Asmat ... III – 13 3.6. Data Unit Distribusi SPAM Di Kabupaten Asmat …... III – 16 3.7. Tingkat Pelayanan SPAM Di Kabupaten Asmat ………... III – 17 4.1. Kriteria Perencanaan Air Bersih ………... IV – 3 4.2. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV …... IV – 4 4.3. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori 5 Kampung ……… IV – 4 4.4. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori Lain ... IV – 4 4.5. Kriteria Dasar Penentuan Faktor Jam Puncak ………. IV - 6 4.6. Kriteria Dasar Perhitungan Kebocoran ………. IV - 7

(8)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR TABEL i - 3

4.5. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Asmat Tahun 2015 -

2021………... IV – 6 4.6. Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Kabupaten Asmat ... IV – 19 4.7. Pilihan Jenis Bangunan Untuk Pengambilan Air Permukaan ... IV – 13 4.8. Kriteria Pipa Transmisi ………. IV – 15 4.9. Besar Debit dan Jumlah Pompa ………. IV – 16 4.10. Ketentuan Teknis Pipa Transmisi ………. IV – 17 4.11. Kegiatan Penyusunan Rencana Teknis unit Produksi ……… IV – 19 4.12. Kriteria Pipa Distribusi ………. IV – 22 4.13. Kriteria Diameter Pipa Distribusi ………. IV – 24 4.14. Kriteria Utama penyusunan RISPAM ………. IV – 29 4.15. Kategori Wilayah ………...…. IV – 30 4.16. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Asmat Tahun 2015 s/d

Tahun 2021 …….………...…. IV – 35

4.17. Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Kabupaten Asmat ………...…. IV – 36 4.18. Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk Kabupaten Asmat ...…. IV – 36 4.19. Hasil Perhitungan Standar Deviasi Dengan Metode Aritmetik ... IV – 37 4.20. Hasil Perhitungan Standar Deviasi Dengan Metode Geometrik ...IV – 37 4.21. Hasil Perhitungan Standar Deviasi Dengan Metode Least Square ... IV – 38 4.22. Proyeksi Penduduk Kabupaten Asmat Dirinci Menurut Distrik ...IV – 39 4.23. Standar Kebutuhan Air Minum ………... IV – 41 4.24. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Agats, Kabupaten Asmat Tahun

2022 s/d 2041 ………... IV – 43 4.25. Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Distrik Agats, Kabupaten Asmat

Tahun 2022 s/d 2041 ……….……… IV – 45 4.26. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Atsj, Kabupaten Asmat Tahun

2022 s/d 2041 ………... IV – 46 4.27. Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Distrik Atsj, Kabupaten Asmat Tahun

2022 s/d 2041 ……….……… IV – 48

4.28. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat

Tahun 2022 s/d 2041 ………... IV – 49 4.29. Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Distrik sawa Erma, Kabupaten Asmat

Tahun 2022 s/d 2041 ……….……… IV – 51 5.1. Hasil Pengukuran Debit Aliran Sungai Ayib Sebagai Sumber Air

Permukaan ……….……… V – 9

(9)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR TABEL i - 4

5.2. Hasil Pengukuran Debit Aliran Sungai Bets Sebagai Sumber Air

Permukaan ……….……… V – 11

5.3. Hasil Pengukuran Debit Aliran Sungai Admi Sebagai Sumber Air

Permukaan ……….……… V – 13

5.4. Hasil Pengukuran Debit Aliran Sungai Pee Sebagai Sumber Air

Permukaan ……….……… V – 15

5.5. Hasil Pengukuran Debit Aliran Sungai Sireet Sebagai Sumber Air

Permukaan ……….……… V – 17

5.6. Hasil Pengukuran Debit Aliran Sungai Rawa Yapem Sebagai Sumber

Air Permukaan ……….……… V – 19

5.7. Proyeksi Kebutuhan dan Potensi Air Tersedia dari Sumber Air

Permukaan (Debit m3/tahun) ……….……… V – 21 5.8. Standar dan parameter Sampel Air Dari Hasil Uji Laboratorium BTKL –

Ambon ……….……….……… V – 23

5.9. Hasil Uji Kualitas Air Tanah di Kabupaten Asmat …….……… V – 24 5.10. Standar Baku Mutu Air Sungai dan Air Sejenisnya ……….……… V – 27

(10)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR GAMBAR i - 1

DAFTAR GAMBAR

2.1. Peta Administrasi Kabupaten Asmat ... II - 3 2.2. Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Asmat ... II - 5 2.3. Peta Kontur Kabupaten Asmat ... II - 6

2.4. Peta Geologi Papua ……… II - 10

2.5. Peta Bentang Lahan Kabupaten Asmat ... II - 10 2.6. Peta Geologi Kabupaten Asmat ... II - 11 2.7. Peta Jenis Tanah Kabupaten Asmat ... II - 12 2.8. Sungai-Sungai di Kabupaten Asmat ... II - 15 2.9. Peta Morfologi Kabupaten Asmat ... II - 16 2.10. Peta Curah Hujan Kabupaten Asmat ... II - 17 2.11. Peta Kondisi DAS di Kabupaten Asmat ... II - 18 2.12. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Asmat Tahun 2012 ... II - 29 2.13. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Asmat Tahun 2016 ... II - 30 2.14. Peta Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Asmat ... II - 35 2.15. Presentase Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dianut... II - 40 2.16. Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Asmat Tahun 2016 - 2020 …... II - 44 2.17. Jumlah Sekolah dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2020 .... II - 45 2.18. Jumlah Penduduk Berakses Air Minum di Kabupaten Asmat, Tahun

2020 ... II - 45 2.19. Persentase Penduduk dengan Perumahan Layak di Kabupaten Asmat

Tahun 2018 – 2020 ……… II - 54 2.20. Diagram Struktur Perekonomian Kabupaten Asmat Tahun 2016 ... II - 64 2.21. Perkembangan Panjang Jalan di Kabupaten Asmat, Tahun 2017-2020 II - 65 2.22. Perkembangan dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asmat, Tahun

2020 ………... II - 67 2.23. Struktur Perekonomian Kabupaten Asmat Menurut Lapangan Usaha

Primer, Sekunder dan Tertier, Tahun 2016 - 2020 …………... II – 70 3.1. Peta Lokasi RISPAM di Kabupaten Asmat, Tahun 2020 ………. III - 57

(11)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR GAMBAR i - 2

3.2. Skematik Jaringan Perpipaan (JP) ………. III – 5 3.3. Skema SPAM Jaringan Perpipaan (JP) di Ibukota Agats Kabupaten

Asmat, Tahun 2020 ………... III – 5 3.4. Hilir Rawa Yang Mengalir ke Arah Laut ………... III – 7 3.5. Badan Air (Rawa) Yapem ………. III – 7 3.6. Dua Unit Pompa Submersible di Intek Rawa Yapem …... III – 8 3.7. Pipa Transmisi Berbahan Logam dan HDPE ……… III – 8 3.8. Lokasi SPAM di Ibukota Agats, Kabupaten Asmat Tahun 2020 ……… III – 12 3.9. Lokasi SPAM di Kampung Omor, Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat III – 14 3.10. Lokasi SPAM di Kampung Atcj, Distrik Atcj Kabupaten Asmat ………. III – 15 3.11. Desain Struktur Organisasi UPT SPAM Kabupaten Asmat ………. III – 19 4.1. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Agats Tahun 2022 – 2029 ... IV – 44 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Agats Tahun 2030 – 2035 ... IV – 44 4.3. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Agats Tahun 2036 – 2041 ... IV – 44 4.4. Perbandingan Kapasitas Produksi & Kebutuhan Air Maksimum Distrik

Agats, Kabupaten Asmat Tahun 2022 – 2041 …………... IV – 44 4.5. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Atsj Tahun 2022 – 2029 ... IV – 47 4.6. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Atsj Tahun 2030 – 2035 ... IV – 47 4.7. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Atsj Tahun 2036 – 2041 ... IV – 47 4.8. Perbandingan Kapasitas Produksi & Kebutuhan Air Maksimum Distrik

Atsj, Kabupaten Asmat Tahun 2022 – 2041 …………... IV – 47 4.9. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Sawa Erma Tahun 2022 – 2029 IV – 50 4.10. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Sawa Erma Tahun 2030 – 2035 IV – 50 4.11, Proyeksi Kebutuhan Air Minum Distrik Sawa Erma Tahun 2036 – 2041 IV – 50 4.12. Perbandingan Kapasitas Produksi & Kebutuhan Air Maksimum Distrik

Sawa Erma, Kabupaten Asmat Tahun 2022 – 2041 ………... IV – 50

5.1 Struktur Ruang Kabupaten Asmat V – 26

5.2 Pola Ruang Kabupaten Asmat V – 27

5.3 Kawasan Strategis Kabupaten Asmat V – 28

5.4. Dimensi Sungai Ayib, Distrik Awyu ……... V – 38 5.5. Dimensi Sungai Atsj, Distrik Atsj ……… V – 40 5.6. Dimensi Sungai Pee, Kampung Admi Distrik Unir Sirau ……… V – 42 5.7. Dimensi Sungai Pee, Kampung Sauti Distrik Sawa Erma ……… V – 44 5.8. Dimensi Sungai Sireet Kampung Burbis Distrik Suator ………. V – 46 5.9. Dimensi Sungai Rawa Yapem Kampung Yapem Distrik Suator ……… V – 48 5.10. Cekungan Air Tanah (CAT) Wilayah Papua ………. V – 53

(12)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

DAFTAR GAMBAR i - 3

(13)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan Air bersih merupakan kebutuhan dasar kehidupan manusia. Oleh nya itu air minum mutlak harus tersedia dalam kualitas yang memenuhi baku mutu dan dan kuantitas yang memadai. Salah satu faktor penyebab penyakit diare yang membawa kematian bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia adalah karena air minum yang tidak higienis. Kondisi ini membawa implikasi serius terhadap kualitas sumberdaya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan datang.

Pemerintah Indonesia memandang, penyediaan air minum dan sanitasi sebagai hak asasi manusia. Untuk itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 mengamanatkan terwujudnya 100 persen akses air minum layak, termasuk 15 persen akses air minum aman dan 30 persen akses air minum perpipaan, serta 90 persen akses sanitasi layak, meliputi 15 persen akses sanitasi aman, serta penurunan tingkat Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka menjadi 0 persen. Target ini juga menjadi bentuk komitmen Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan disingkat TPB (Sustainable Development Goals, SDGs), yakni TPB nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik mencatat bahwa, Indonesia telah mencapai 90,78 persen akses air minum layak, 80,29 persen capaian untuk akses sanitasi layak, serta penurunan angka BABS di tempat terbuka sebesar 5,69 persen. Namun, dari total rumah tangga yang memiliki akses sanitasi layak, hanya 7 persen rumah tangga yang memiliki akses aman, sedangkan dari total rumah tangga yang memiliki akses air minum layak, hanya 12 persen yang dinilai aman dan 19 persen yang memiliki akses air minum perpipaan.

Berdasarkan pertimbangan dan kebijakan pemerintah di atas, peningkatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi menjadi salah satu Prioritas Nasional dan juga

(14)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 2

Prioritas Daerah sampai dengan tahun 2024 mendatang. Dalam rangka memenuhi tanggungjawab tersebut Pemerintah Kabupaten Asmat sejak Tahun 2015 melalui Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) 2018 – 2023 telah meletakan bagaimana strategi komprehensif yang dilakukan untuk mencapai akses 100 % air minum layak, sanitasi layak dan 0 % hunian kumuh tidak layak. Artinya sampai akhir tahun tersebut setiap masyarakat Kabupaten Asmat baik yang tinggal di wilayah perkotaan maupun di perdesaan atau kampung, sudah memiliki akses terhadap sumber air minum aman dan fasilitas sanitasi layak serta memiliki kawasan permukiman dan rumah yang tidak kumuh.

Penyediaan air minum sangat berhubungan dengan jumlah air baku yang tersedia yang untuk selanjutnya diolah menjadi air minum dan didistribusikan kepada masyarakat.

Mencermati kondisi geografis, topografis dan geologis serta aspek sumber daya manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia termasuk Kabupaten Asmat, akan memberikan pengaruh dan dampak langsung terhadap penyediaan air baku di wilayah tersebut. Belum lagi sumber air minum yang tersedia dan bagaimana tingkat pelayanan air minum yang berbeda juga akan berdampak pada penyelenggaran SPAM yang berbeda pula untuk masing-masing wilayah. Di samping itu adanya permasalahan tumpang tindih program pengembangan sarana dan prasarana air minum yang terjadi di masa lampau perlu diselesaikan secara tersistem dan terintegrasi.

Berdasarkan target Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Asmat serta mencermati kondisi wilayah, maka dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat dan strategis guna menjamin ketersediaan sarana dan prasarana air minum layak bagi masyarakat wilayah kota, distrik dan kampung sesuai dengan tipologi dan kondisi wilayah masing-masing. Untuk itulah Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) merupakan jawaban bagi dasar pengembangan air minum pada suatu wilayah. RISPAM dapat menjadi dasar tersusunnya program pengembangan sistem penyediaan air minum pada wilayah yang tepat sasaran, terarah dan berkelanjutan.

Rencana Induk Pengembangan SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20) tahun yang didahului dengan kajian dan studi kelayakan mulai dari tahap awal, perencanaan air minum, maupun instalasi jaringan perpipaan dan non perpipaan

(15)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 3

sebagai layanan air bersih berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum suatu priode memuat komponen utama system, beserta dimensinya yang dibagi dalam beberapa tahapan. Penyusunan rencana induk SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan yang diwujudkan dalam bentuk gambar rencana induk yang memuat antara lain lokasi sarana dan prasarana SPAM, sarana prasarana sanitasi dan rencana perlindungan dan pelestarian sumber air minum tersebut.

Amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 yaitu terciptanya pengelolaan sumberdaya air untuk memenuhi hak asasi manusia terhadap air bersih yang berkualitas, tercapainya kepentingan yang seimbang antara hak dan kewajiban pemerintah maupun masyarakat serta meningkatnya efisiensi pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya air. Oleh karena itu penyediaan dan penyelenggaraan air minum yang layak merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah sesuai kebijakan otonomi daerah yang diterapkan, dimana Pemerintah Pusat akan memberikan dukungan penuh sehingga target dan tujuan penyediaan air minum layak akan tersedia di masyarakat sesuai kebutuhan.

Implikasi dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan pemerintah yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak terkait lainnya dalam penyelenggaraan pengelolaan hingga konservasi sumberdaya air bagi kepentingan masyarakat maupun suatu usaha dalam pendayaggunaan air termasuk air minum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). SPAM diselenggarakan untuk memberikan pelayanan Air Minum kepada masyarakat untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum. SPAM diselenggarakan dengan tujuan untuk: a. tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum; b. terwujudnya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau; c. tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD, UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha; dan d. tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untuk memperluas cakupan pelayanan Air Minum.

(16)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 4

Sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Papua (Sekarang Papua Selatan) yang memiliki kondisi wilayah dengan 80 persen nya dikelilingi oleh air payau, maka Pemerintah Kabupaten Asmat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) berupaya mewujudkan tanggungjawab dan amanah dalam melaksanakan mandatnya untuk pengelolaan pembangunan air minum dan sanitasi yang layak kepada masyarakat kota, distrik dan kampung menunuju akses 100 % dengan tersedianya sarana dan parasarana air bersih yang memadai melalui Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah berdasarkan amanat Undang-undang.

Untuk menjawab akses layanan air bersih yang memenuhi standar kelayakan teknis, maka Pemerintah Kabupaten Asmat melalui Dinas PUPR akan melaksanakan Kegiatan Penyusunan RISPAM dalam membantu pengembangan sektor air minum yang layak sesuai amanat perundang-undangan dan menjawab target SDG’s di wilayah Kabupaten Asmat pada tahun anggaran 2022.

1.1.1 Maksud, Tujuan Dan Sasaran a. Maksud

Kegiatan penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum ini dimaksudkan untuk:

1 Mengidentifikasi potensi sumber air baku dan kebutuhan air minum wilayah Kabupaten Asmat;

2 Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan SPAM di Kabupaten Asmat;

3 Memberikan masukan bagi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam upaya mengembangkan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Asmat melalui program yang terpadu dan berkelanjutan;

(17)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 5

b. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah tersedianya dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Asmat Periode 2022-2041.

c. Sasaran

Sasaran pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Asmat adalah:

1 Teridentifikasi permasalahan pengembangan SPAM di Kabupaten Asmat.

2 Teridentifikasi kebutuhan pengembangan SPAM (Unit air baku, produksi, transmisi dan distribusi, cakupan pelayanan).

3 Tersusunnya strategi dan program pengembangan SPAM (pola investasi dan pembiayaan, dan tahapan rencana pembangunan SPAM).

1.1.2 Luaran Pelaksanaan Pekerjaan

Keluaran dari kegiatan ini adalah Dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) di Kabupaten Asmat yang akan ditindaklanjuti oleh penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum oleh Pemerintah Kabupaten Asmat.

1.1.3 Otorisasi

Lokasi pelaksanaan kegiatan studi berada di Kabupaten Asmat Provinsi Papua Selatan untuk mengkaji seluruh tahapan kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang dilaksanakan dalam waktu 5 (lima) bulan terhitung sejak ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Adapun pengguna jasa dalam pekerjaan RISPAM ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Asmat dengan Nomor Kontrak; 01/SPP/JKK-CK.DAU/JKK/PUPR/V/2022 tanggal 24 Mei 2022.

(18)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 6

1.1.4 Landasan Hukum Penyusunan RISPAM

Pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Asmat mengacu pada peraturan perundang-undangan, norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang dikeluarkan oleh Pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum antara lain sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah keduakalinya dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

5. Peraturan Pemerintah N0. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum

6. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

8. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

9. Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 tentang Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

13. Permen PU No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan SPAM.

(19)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 7

14. Permen PU 20/PRT/M/2007 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM.

15. Permen PUPR No. 25/PRT/M/2016 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri Oleh Badan Usaha.

16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 15/PRT/M/2018 Tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum

17. Permen PU dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2020 tentang Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.02 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum;

21. SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air;

22. SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air;

23. SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka;

24. SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air;

25. SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu;

26. Perda Kabupaten Asmat Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Asmat Tahun 2012-2032.

27. SK SNI M-03-1989-F atau SNI 06-2413-2002 tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air;

28. SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing

(20)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 8

1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan

Mengacu pada penjelasan yang disebutkan dalam KAK, bahwa Ruang lingkup kegiatan

“Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Asmat Tahun Anggaran 2022 ini terdiri atas ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup kegiatan”.

1.2.1 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Asmat adalah meliputi seluruh wilayah administrasi Kabupaten Asmat yang terdiri dari 23 Distrik.

1.2.2 Lingkup Kegiatan

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Asmat paling sedikitnya memuat:

1. Rencana umum, meliputi:

a. Evaluasi kondisi kota/distrik, yang bertujuan untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan konteks regional nasional kota/distrik yang bersangkutan

b. Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting

2. Rencana jaringan

Merencanakan sistem transmisi dan distribusi. Sistem transmisi adalah salah satu komponen sistem penyediaan air minum yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir air dan instalasi pengolahan air, serta dari reservoir ke reservoir air lainnya. Sedangkan sistem distribusi meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata letak, baik untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan perpipaan.

3. Program dan kegiatan pengembangan

Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan untuk 20 (dua puluh) tahun ke depan, perkiraan kebutuhan air dan identifikasi air baku.

(21)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 9

4. Kriteria dan standar pelayanan

Menentukan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan dalam perencanaan yang sudah umum digunakan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.

5. Rencana sumber dan alokasi air baku

Menentukan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air baku yang sudah mendapatkan izin tertulis (SIPA/surat izin pemakaian air) dari instansi terkait. Kebutuhan kapasitas air baku yang dibutuhkan SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air.

6. Rencana keterpaduan dengan sarana dan prasarana (PS) sanitasi. Meliputi:

a. Menyusun identifikasi potensi pencemaran air baku, Identifikasi area perlindungan air baku;

b. Proses pengolahan buangan dari IPA;

c. Menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan persampahan) yang berada di sekitas air baku potensial;

7. Rencana pembiayaan dan pola investasi

Berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan dan pola pembiayaan, perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak pembebasan tanah dan perizinan.

8. Rencana pengembangan kelembagaan

a. Menyusun rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggaraan SPAM meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga ahli sesuai dengan latar belakang pendidikan yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

b. Melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder terkait untuk mendukung subtansi dokumen RISPAM yang sedang disusun.

(22)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 10

1.3 Sistematika Laporan

Sistimatika laporan akhir pada pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Asmat Provinsi Papua adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Berisikan hal-hal umum yang terdiri dari latar belakang pekerjaan, maksud tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan, keluaran/output pekerjaan, landasan hukum serta sistimatika penyajian laporan.

BAB II. Gambaran Umum Kabupaten Asmat

Menguraikan tentang letak, luas, batasan, kondisi fisik dan lingkungan, topografi, geologi, hidrologi, jenis tanah, klimatologi, vegetasi, keanekaragaman ekosistem, sumberdaya alam dan hayati, flora fauna, kegiatan budidaya, kependudukan, sosial ekonomi, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kondisi karakteristik Kabupaten Asmat.

BAB III. Kondisi Eksisting SPAM Kabupaten Asmat

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai kondisi SPAM di Kabupaten Asmat saat ini ditinjau dari aspek teknis dan non teknis serta kendala dan permasalahannya.

BAB IV. Standar dan Kriteria Perencanaan SPAM

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai kriteria perencanaan meliputi unit air baku, unit transmisi, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan. Selanjutnya di bahas pula standar kebutuhan air yaitu kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik. Periode perencanaan dan kriteria daerah pelayanan.

BAB V. Proyeksi Kebutuhan Air

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai arah perkembangan kota, rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk, dan proyeksi kebutuhan air minum.

BAB VI. Potensi Air Baku

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai potensi air permukaan, potensi air tanah, neraca air, alternatif sumber air baku dan perizinan.

(23)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB I. PENDAHULUAN I - 11

BAB VII. Rencana Pengembangan SPAM

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai kebijakan, struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah, renacana sistem pelayanan, rencana pengembangan SPAM dan Kapasitas sistem dan perkiraan kebutuhan biaya.

BAB VIII. Rencana Pendanaan/Investasi

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai kebutuhan investasi, sumber dan pola pendanaan, dasar penentuan asumsi keuangan, analisis kelayakan keuangan

BAB IX. Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum

Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai lembaga penyelenggara SPAM, struktur organisasi, kebutuhan SDM, Rencana pengembangan SDM.

(24)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 1

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT

2.1. Administrasi Dan Geografis Wilayah 2.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Pada tahun 2004, Kabupaten Asmat secara resmi terbentuk terdiri atas 6 distrik dan 139 kampung. Pada tahun 2008, Asmat mekar menjadi 8 distrik, lalu pada tahun 2012 mekar menjadi 10 distrik dan 175 kampung. Terakhir, di tahun 2013, Asmat mengalami pemekaran wilayah menjadi 19 distrik dan 221 kampung. Distrik Fayit dan Distrik Suru – Suru memiliki jumlah kampung terbesar, masing-masing sebanyak 23 kampung. Ayip dan Joerat memiliki jumlah kampung terkecil, masing-masing sebanyak 6 kampung.

Pada tahun 2016 jumlah distrik di Kabupaten Asmat berjumlah 23 distrik dan kampung sebanyak 224. Tabel berikut menunjukan luasan setiap distrik dan presentase terhadap luas Kabupaten Asmat.

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Kabupaten Asmat Berdasarkan Distrik (km²)

No Nama Distrik Ibukota Distrik Jumlah Kampung

Luas

Km2 %

1 Pantai Kasuari Kamur 9 238,49 0,75

2 Kopai Kawem 10 719,71 2,25

3 Der Koumur Yankap 9 392,83 1,23

4 Safan Primapun 12 685,94 2,14

5 Fayit Ais 13 383,29 1,20

6 Atsj Atsj 9 1260,99 4,26

7 Sirets Yaosakor 8 1362,07 4,26

8 Ayip Comoro 6 872,33 2,73

9 Bectbamu Biwar Laut 7 475,27 1,49

10 Suator Binam 10 949,26 2,97

11 Kolf Braza Binamzain 14 2660,19 8,32

12 Akat Ayam/Akat 11 3488,42 10,91

(25)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 2 No Nama Distrik Ibukota Distrik Jumlah

Kampung

Luas

Km2 %

13 Jetsy Jetsy/Warsebis 8 690,49 2,16

14 Agast Bis Agast 12 701,99 2,19

15 Sawa Erma Sauti 10 3084,51 9,64

16 Suru-suru Suru-suru 23 2942,23 9,20

17 Unir Sirau Komor 9 1093,77 3,42

18 Joerat Yamas 6 1313,71 4,11

19 Pulau Tiga Kapi 11 6067,63 18,97

20 Awyu Sagare 6 729,16 2,28

21 Joutu Daikot 7 736,90 2,30

22 Aswi Piramat 10 360,54 1,13

23 Koroway Buluanop Mabuk 7 773,71 2,42

T o t a l 221 31.983,60 100,00

Dilihat dari letak geografis, Wilayah Kabupaten Asmat terletak di antara 4° - 7°

Lintang Selatan dan 137° - 141° Bujur Timur. Pusat pemerintahan Kabupaten Asmat berada di Distrik Agats. Secara administrasi, Kabupaten Asmat berbatasan dengan:

▪ Sebelah Utara : Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Jayawijaya

▪ Sebelah Selatan : Laut Arafura

▪ Sebelah Barat : Kabupaten Mimika

▪ Sebelah Timur : Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi

Berdasarkan data pada Tabel di atas, Kabupaten Asmat mempunyai luas wilayah 31.965 km2 atau 7.44 persen dari luas wilayah Provinsi Papua. Distrik terluas adalah Distrik Pulau Tiga menempati urutan terluas kedua yaitu mencapai 6.067,63 km2 (18,97) diikuti Diistrik Akat dengan luas 3.448,42 km2 (10,91%), dan (10,56%).

Sedangkan Distrik yang paling kecil luasan wilayahnya adalah Distrik Atsj yaitu 126,99 Km2 (3,94%).

(26)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 3

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Asmat

(27)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 4 2.1.2. Kondisi Topografi dan Kelerengan

Sebagai wilayah yang terletak di pesisir selatan Provinsi Papua, wilayah Kabupaten Asmat sebagian besar termasuk dataran rendah dengan kemiringan berkisar antara 0- 8 persen. Wilayah pesisir pantai Kabupaten Asmat merupakan wilayah yang berawa- rawa atau tergenang air, sedangkan bagian utara dan timur kabupaten lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Wilayah Kabupaten Asmat berada di atas daratan yang lunak karena dilalui sungai besar. Karena letaknya di dataran rendah dan tepian sungai maka sepanjang tahun selalu ada genangan air. Setiap hari terjadi pasang surut karena letaknya dekat dengan muara sungai yang berhubungan langsung dengan laut lepas.

Seluruh wilayah Kabupaten Asmat berada pada ketinggian antara 0-100 meter di atas permukaan laut. Ketinggian air pada saat keadaan pasang dan surut berkisar antara 5- 7 meter, dimana pada saat air pasang dari laut masuk hingga sejauh 50-60 km wilayah daratan dan beberapa tempat di wilayah pesisir telah mengalami intrusi air asin/air laut.

Daerah bergelombang dan berbukit di Kabupaten Asmat berada di Distrik Sawa Erma hingga Distrik Suator. Pada daerah dataran rendah yang berawa, banyak wilayah yang dialiri oleh sungai-sungai besar seperti Sungai Wedelman, Siretz, Asuwetz, Lorenz, dan Betz. Sungai-sungai tersebut memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat sebagai sarana transportasi, sumber irigasi, tenaga listrik, air minum serta memiliki potensi perikanan dan pariwisata yang besar. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel II-2 dan Gambar 2.2.

Tabel 2.2

Tingkat Kelerengan Lahan Kabupaten Asmat

No.

Klasifikasi Kelerengan Lahan

Lereng (%)

Lua s

(Ha)

(%)

1 Datar 0-3 23.155 7,65

2 Agak Landai 3-8 68.786 22,73

3 Landai 8-15 72.339 23,91

4 Agak Curam 15-25 74.730 24,70

5 Curam 25-40 29.023 9,59

6 Sangat Curam 40-60 34.567 11,42

Jumlah 302.599 100,00

Sumber: RTRW Kabupaten Asmat Tahun 2021-2032

(28)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 5 Gambar 2.2 Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Asmat

(Sumber: KLHS RPJMD Kab. Asmat, 2021)

(29)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 6

Gambar 2.3. Peta Contur Kabupaten Asmat

(30)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 7 2.1.3. Kondisi Struktur Geologi

Secara umum jenis tanah dapat digolongkan menjadi dua yaitu tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral adalah tanah yang dihasilkan dari proses pelapukan batuan di antaranya adalah tanah latosol (merah) dan tanah andosol (hitam kelam), sedangkan tanah dari hasil pematangan sisa-sisa tanaman akan membentuk tanah organik seperti tanah gambut. Keadaan fisiografi, bentuk wilayah dan sifat-sifat tanah menggambarkan karakteristik yang membedakan satuan lahan. Kualitas lahan sangat dipengaruhi oleh kualitas jenis tanahnya yang juga sangat tergantung pada kondisi geologis, iklim, maupun topografinya. Kabupaten Asmat secara umum memiliki 5 (lima) kelompok satuan lahan fisiografi, yaitu: Marin (M) Fluvian Marin (B), Gambut (G), Aluvian (A) dan Tektonik/Struktural (T). Sebagian besar lahan di Kabupaten Asmat adalah lahan Aluvian (65,95 persen). Kelompok Marin terletak di sepanjang pantai dengan lebar bervariasi. Kelompok ini merupakan hasil proses sedimentasi dan secara jelas terihat dengan adanya pelebaran pantai yang terjadi karena penambahan bahan endapan dan proses pengangkatan. Satuan lahan pada kelompok ini dapat dibedakan antara lain beting pasir, dataran pasang surut, rawa belakang pantai, dan endapan delta. Kelompok Fluvian Marin berkaitan erat dengan aktivitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial. Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar.

Kelompok Kubah Gambut terbentuk dari endapan organik yang berasal dari endapan permukaan muda dan tua. Secara umum ketebalan gambut akan meningkat semakin jauh dari sungai. Dengan pengendalian tata air yang baik, daerah ini sebenarnya memiliki potensi untuk perkebunan. Namun miskinnya kandungan hara dapat menjadi penghambat utama. Kelompok Alluvial terbentuk dari endapan alluvial sungai dan terletak di sepanjang jalur-jalur aliran sungai. Pada umumnya daerah ini cukup potensial untuk lahan persawahan, tentunya dengan memperhatikan jalur hijau yang harus dipertahankan. Kelompok Tektonik/Struktural terjadi karena adanya proses pembentukan lahan yang disebabkan oleh adanya proses endogen seperti proses pengangkatan, penurunan dan pelipatan kerak bumi. Contoh dari bentuk lahan asal struktural adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan, dan pegunungan kubah.

(31)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 8 Tabel 2.3.

Kondisi Geologi Papua

No. Formasi Geologi / Batuan Induk Luas (Ha) Presentase (%)

1. Alluvium 1.587.953,12 46,81

2. Daerah Poton / Mud Vulcano Fields 116.266,20 3,43 3. Diapir, Batu Lumpur tergeserkan dengan

bongkahan 294.457,16 8,68

4. Lava basalah hingga ansitan, umumnya

berubah 102.936,63 3,03

5.

Napal batu lanau, batu gamping, grewake, mengandung plankton pada bagian dasar dan lignit pada puncaknya

1.264.669,31 37,28 6. Sedimen batu gamping dan sedimen glasika

gamping 4,39 0,0001

7. Serpentinit, perodotit, priroksenit dan Gabro 14.134,06 0,42 8. Tidak ada data / belum diteliti 11.988,12 0,35

Total 3.392.408,97 100,00

Sumber: Dinas Pertambangan Provinsi Papua Tahun 2012

a. Satuan Batuan (lithologic unit)

Berdasarkan Peta Geologi Papua dan pengamatan lapangan di daerah ini, variasi batuan Kabupaten Merauke, Asmat sampai Timur Kabupaten Timika terdiri dari beberapa satuan batuan dari tua ke muda, Runtunan stratigrafi wilayah ini dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni:

• Prakambrium: Runtunan batuan paling tua adalah Formasi Nerewip yang dikuasai oleh aliran lava berstruktur bantal yang berasosiasi dengan batulanau, batugamping dan serpih termalihkan dan terdaunkan dengan serpih; termalihkan dan terdaunkan, yang berlingkungan laut dangkal dan berumur Prakambrium.

• Paleozoikum: Formasi Tuaba yang terdiri atas runtunan batupasir dominan kuarsa yang berasosiasi dengan konglomerat, berlapis baik dan perselingan batupasir - batulanau. Satuan ini telah mengalami pemalihan derajat rendah yang dicirikan oleh adanya kuarsa terhablurkan dan kuarsit dan perselingan batulanau dan batupasir yang telah tersilikakan. Formasi Tuaba berumur Ordovisium dan diendapkan dalam lingkungan laut dangkal. Formasi Modio yang terdiri atas bagian bawah berupa batugamping dolomitan kehitaman, mengandung rijang dan bintal pirit, dan bagian atas berupa runtunan serpih, batulanau, dan batupasir kuarsa gampingan, yang di endapkan dalam lingkungan laut dangkal berombak. Diduga berumur Silur - Devon. Selaras di atasnya menindih Formasi Aiduna yang di kuasai

(32)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 9 oleh batupasir litik mikaan dan phelsfatic renite, littlie grewake, serpih, dan batulanau. Satuan ini memiliki ciri diseminasi pirit, bintal siderit, bioturbasi, dan ALibang cacing yang diendapkan dalam'lingkungan delta bersungai, pantai sampai laut dangkal dan berumur Karbon-Perem.

• Mesozoikum: Formasi paling tua adalah Formasi Tipuma yang terdiri atas batupasir dan batulempung merah yang diendapkan dalam lingkungan darat dan sungai berumur Trias - Jura Awal. Secara selaras Formasi Tipuma ditindih oleh Kelompok Kembelangan yang terdiri atas Formasi Kopai yang diendapkan dalam lingkungan pantai sampai laut dalam dan berumur Jura Awal. Formasi Woniwogi yang yang berlingkungan laut dangkal hingga laut yang sedikit dalam, dan berumur Jura Akhir.

Batulumpur Piniya ditindih selaras oleh Batupasir Ekmai yang dianggap sebagai satuan paling muda Kelompok Kembelangan yang berumur Kapur.

• Tersier: Kelompok Batugamping terdiri atas tiga satuan batuan, yakni Formasi Faumai berumur Paleosen - Oligosen Tengah yang ditindih secara selaras oleh Anggota Adi berumur Oligosen Tengah Bagian Akhir, dan berlingkungan laut dangkal, dan paling atas adalah Formasi Ainod berumur Oligosen Akhir Miosen tengah. Formasi Buru merupakan batuan paling muda yang terdapat di daerah Timika berumur Akhir -Pliosen dan menindih selaras Kelompok Batugamping Nugini. Formasi ini ditindih tak selaras oleh satuan Fanglomerat berumur Kuarter.

b. Struktur Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Provinsi Papua dan pengamatan lapangan, bahwa formasi Batuan Alluvium menyerupai depresi median, merupakan ciri khas daerah pantai.

Batuan ini adalah batuan sedimen marineneogen yang tertutup lapisan alluvial dan terlipat sangat lemah. Formasi ini menyebar di sepanjang pantai mulai Selatan Kabupaten Merauke, Kabupaten Asmat sampai bagian Timur Kabupaten Timika.

Berdasarkan kondisi tersebut maka Kabupaten Asmat, khususnya daerah bagian barat daya-barat laut yang mengikuti arah pulau Papua termasuk daerah aman gempa/bencana alam dengan intensitas terjadinya sangat kecil. Untuk lebih jelasnya kondisi geologi Kabupaten Asmat dapat dilihat pada Gambar 2.3 peta geologi Papua dan Geologi Kabupaten Asmat.

(33)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 10 Gambar 2.4 Peta Geologi Papua

Gambar 2.5. Peta Bentang Lahan Kabupaten Asmat (Sumber: KLHS RPJMD Kab. Asmat, 2021)

(34)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 11

Gambar 2.6: Peta Geologi Kabupaten Asmat

(35)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 12 Gambar 2.7: Peta Jenis Tanah Kabupaten Asmat

(36)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 13 2.1.4. Hidrologi, Klimatologi dan Hidrogeologi

a. Hidrologi

Pada umumnya keadaan hidrologi di Kabupaten Asmat ditentukan oleh perbedaan topografi terutama antara perbukitan, dataran maupun perairan.

Kabupaten Asmat memiliki banyak sungai baik yang termasuk sungai-sungai kecil maupun besar. Sungai-sungai tersebut memiliki peranan yang penting bagi penduduk di Kabupaten Asmat diantaranya sebagai prasarana transportasi dan sumber penyediaan air minum. Secara umum, apabila ditinjau dari kondisi fisik, sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Asmat masih menunjukkan kondisi fisik air sungai yang baik. Kondisi ini sangat ditunjang dengan adanya vegetasi yang tumbuh di sepanjang aliran sungai sebagai daerah tangkapan air hujan.

Beberapa sungai besar di Kabupaten Asmat diantaranya adalah Sungai Binar, Owap, Jats, Momats, Fai, Pomats, Unir, Asswet, Yiwe, Syiret, Bets, Assuwe, Fayit, Dere, dan Ayip. Panjang sungai di Kabupaten Asmat berkisar antara 9,3-517 km. Sungai terpanjang di Kabupaten Asmat adalah Sungai Syiret dengan panjang mencapai 517,5 km, diikuti Sungai Jats dengan panjang 200 km dan Sungai Pomats dengan panjang 152,2 km. Sungai Owap merupakan sungai terpendek di Kabupaten Asmat yaitu sepanjang 9,3 km. Jika dilihat dari lebar muaranya, sungai di Kabupaten Asmat memiliki lebar muara berkisar antara 47- 810 m. Selain merupakan sungai terpanjang, Sungai Syiret juga merupakan sungai dengan lebar muara terbesar yaitu mencapai 810,5 m, sedangkan sungai dengan lebar muara terkecil adalah Sungai Ayip yaitu sebesar 47 m. Kedalaman muara sungai di Kabupaten Asmat berkisar antara 10-20 m. Rincian mengenai beberapa sungai besar di Kabupaten Asmat ditampilkan pada Tabel berikut.

(37)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 14 Tabel 2.4.

Nama Sungai, Panjang, Lebar Muara, Kedalaman, dan Panjang Alur dari Muara ke Ibukota Kabupaten

No. Nama Sungai Panjang (km)

Lebar Muara

(m)

Kedalaman Muara (m)

Panjang Alur dari Muara ke Ibukota Kabupaten (km) 1. Sungai Binar 48,00 151,00 1

5

115 2. Sungai Owap 9,30 512,50 2

0

105 3. Sungai Jats 200,00 215,00 1

5

50 4. Sungai Momats 52,50 95,00 1

5

45 5. Sungai Fai 65,00 222,50 2

0

35 6. Sungai Pomats 152,20 515,00 1

5

25 7. Sungai Unir 127,50 510,00 1

5

20 8. Sungai Asswet 122,00 450,00 1

6

- 9. Sungai Yiwe 47,50 60,00 1

0

- 10. Sungai Syiret 517,50 810,50 1

7

45 11. Sungai Bets 63,00 512,50 1

5

65 12. Sungai Assuwe 55,00 134,00 1

0

60 13. Sungai Fayit 35,00 60,00 1

0

70 14. Sungai Dere 36,00 65,50 1

2

105 15. Sungai Ayip 52,00 47,00 1

0

125 Sumber: BPS Kabupaten Asmat, 2022

(38)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 15 Gambar 2.8. Sungai-Sungai di Kabupaten Asmat

b. Kondisi Klimatologi

Kabupaten Asmat memiliki iklim tropis dengan perbedaan antara musim kemarau dan hujan yang tegas. Curah hujan di Kabupaten Asmat dalam satu tahun berkisar antara 3.000 milimeter hingga 5.000 milimeter dengan hari hujan dalam satu tahun sebanyak 200 hari. Suhu udara rata-rata pada siang hari adalah sebesar 260C dan pada malam hari sebesar 170C. Curah hujan tertinggi di Kabupaten Asmat berada di wilayah pedalaman, sedangkan curah hujan terendah berada di pesisir pantai selatan yaitu di Distrik Pantai Kasuari. Tingkat kelembaban udara di Kabupaten Asmat cukup tinggi karena dipengaruhi oleh iklim tropis basah dimana kelembaban udara berkisar antara 78 persen hingga 81 persen. Hutan di kabupaten Asmat merupakan jenis hutan hujan yang mengakibatkan tingginya kelembaban udara. Hampir setiap tahun turun hujan (100 – 150 hari). Frekuensi curah hujan agak berkurang pada saat musin kemarau dan melimpah saat musim hujan (antara mei-Juni mencapai 1.200 mm). Dengan tidak adanya sumber air tanah akibat lumpur dan naiknya air laut maka curah hujan yang demikian besar dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air untuk kebutuhan hidup harian dimana hampir setiap rumah dilengkapi tangki-tangki atau drum ember untuk menakar air.

(39)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMABARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 16

Gambar 2.7. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Asmat

Gambar 2.9: Peta Morfologi Kabupaten Asmat

(40)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 17

Gambar 2.10: Peta Curah Hujan Kabupaten Asmat

(41)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT II - 18

Gambar 2.11: Peta Kondisi DAS Kabupaten Asmat

(42)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 19

2.2. Lahan dan Penggunaan Lahan 2.2.1. Penggunaan Lahan

Dalam perencanaan penggunaan Lahan, Kabupaten Asmat telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Asmat Tahun 2012 – 2032, yang telah ditetapkan melalui PERDA Nomor 6 Tahun 2012. Perencanaan tata ruang ini meliputi rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

Rencana struktur ruang Kabupaten Asmat meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perkampungan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten, dimana didalamnya telah di tentukan pusat-pusat kegiatan yang terdiri dari pusat kegiatan local (PKL), pusat kegiatan local pormosi (PKLp) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Sementara rencana sistem sarana dan prasarana utama terdiri dari sistem prasarana transportasi darat, sungai, laut, udara dan antarmoda, sedangkan sistem jaringan prasarana lainnya meliputi rencana pengembangan jaringan energi, telekomunikasi, sumberdaya air, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan. Secara rinci, rencana struktur pelayanan di Kabupaten Asmat adalah sebagai berikut:

(43)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 20

Tabel 2.5

Rencana Struktur Pelayanan Kabupaten Asmat No

Struktur Sistem

Pusat

Fungsi Daerah Skala Bentuk Kegiatan Lokasi 1 Kota

Agats

• Pemerintahan

• Pendidikan

• Kesehatan

• Sosial Budaya

• Komersial/Perdaga ngan

• Transportasi Regional

Regional dan Kota

Kantor Pemerintah Daerah, BLK, Akademi, Rumah Sakit Umum Daerah, Pasar Umum,

Dermaga/Pelabuhan, Historical Building, Tenpat rekreasi, Dermaga/pelabuhan laut/sungai

Kota Agats, Distrik Agats

2 Atsj • Pemerintahan

• Pendidikan

• Kesehatan

• Perdagangan

• Industri

• Transportasi Regional

Regional dan Distrik

Kantor Pemda (Distrik), Pendidikan Menengah,

Puskesmas, Pasar Industri Pengolahan, Pelabuhan/ Dermaga

Kota Atsj , Distrik Atsj

3 Sawa Erma

• Pemerintahan

• Pendidikan

• Kesehatan

• Sosial Budaya

• Perdagangan

• Industri regional

• Kawasan Lindung

Regional.

Distrik dan Nasional

Kantor Pemda (Distrik), Pendidikan Menengah,

Puskesmas, Historical Building/

Cagar budaya, pasar umum, Industri Pengolahan, Taman Nasional

Omor, Taman Nasional Lorenzt, distrik sawa erma

Selain perencanaan struktur ruang, aspek penting dalam penggunaan lahan juga terkait dengan pola ruang yaitu rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Hampir sebagian wilayah Kabupaten Asmat termasuk sebagai Kawasan Suaka Alam dan kawasan Hutan Lindung. Kawasan hutan lindung ditetapkan dengan kriteria:

1. Kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 atau lebih,

2. Kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40 %, atau 3. Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 meter di atas

permukaan laut.

(44)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 21

Tabel 2.6.

Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Pola Ruang kawasan budidaya merupakan basis kegiatan pembangunan ekonomi suatu wilayah, yang terbagi kedalam tujuh kawasan yaitu 1). Kawasan peruntukan hutan produksi; 2). Kawasan peruntukan pertanian; 3). Kawasan peruntukan pertambangan; 4). Kawasan peruntukan permukiman; 5). Kawasan peruntukan industri; 6). Kawasan peruntukan pariwisata; dan 7). Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa.

(45)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 22

(46)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 23

2.2.2. Tutupan Lahan

Wilayah Kabupaten Asmat terletak di daerah dataran rendah yang mengalami genangan sepanjang tahun karena topografinya berada di bawah permukaan air laut. Pada awalnya, sebagian besar lahan di Kabupaten Asmat merupakan daerah rawa, gambut, dan hutan payau. Akan tetapi, dalam jangka waktu kurang lebih 40 tahun terakhir telah terjadi perubahan yang cukup pesat dengan adanya lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian. Pada tahun 2013, total luas lahan yang tersedia di Kabupaten Asmat secara keseluruhan adalah sebesar 2.617.508,01 ha. Dari keseluruhan lahan tersebut, sebagian besar lahan di Kabupaten Asmat termasuk dalam kawasan hutan baik hutan lindung, suaka alam, dan hutan produksi. Total luas kawasan hutan adalah seluas 2.616.055,02 ha (99,94 persen) yang terdiri atas kawasan hutan lindung seluas 1.087.531,17 ha (41,55 persen), kawasan suaka alam seluas 339.142,68 ha (12,96 persen), dan kawasan hutan produksi seluas 1.189.381,17 ha (45,44). Sementara itu, lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah seluas 1.452,99 ha (0,06 persen). Kegiatan budidaya yang dilakukan oleh masyarakat tersebut diantaranya adalah pertanian padi dan palawija, hortikultura, dan perkebunan. Luas kawasan pertanian padi dan palawija adalah seluas 503 ha, hortikultura seluas 490,99 ha, dan perkebunan seluas 459 ha. Sedangkan untuk melihat lebih rinci penggunaan lahan pada tahun 2012 dan penggunaan lahan tahun 2016 berdasarkan hasil digitasi pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 2.7.

Perbandingan Penggunaan Lahan Tahun 2012 dan Tahun 2016 di Kabupaten Asmat

Distrik Tutupan lahan 2012 Tutupan lahan 2016 Luas_Ha Distrik Agats Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 31456.58

Pemukiman 234.95

Hutan Mangrove Sekunder Hutan Mangrove Sekunder

3141.55 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 28799.05

Pemukiman Pemukiman 57.57

Semak/Belukar Pemukiman 146.86

Semak/Belukar 657.04

Tanah Terbuka Pemukiman 23.93

Tubuh Air Tubuh Air 6101.63

(47)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 24

Distrik Tutupan lahan 2012 Tutupan lahan 2016 Luas_Ha

Distrik Akat Belukar Rawa Belukar Rawa 15990.59

Hutan Lahan Kering Sekunder

Hutan Lahan Kering Sekunder

1104.86 Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 15.03 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 299143.81

Pemukiman 120.63

Hutan Rawa Sekunder Hutan Rawa Sekunder 3904.85

Pemukiman Pemukiman 7.85

Rawa Rawa 10199.11

Savana Pemukiman 106.84

Savana 156.93

Semak/Belukar Semak/Belukar 2967.35

Tanah Terbuka Tanah Terbuka 41.30

Tubuh Air Tubuh Air 10728.30

Distrik Atsj

Belukar Rawa Belukar Rawa 371.49

Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 10889.58 Hutan Mangrove Sekunder Hutan Mangrove

Sekunder

2952.78

Pemukiman 13.21

Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 101963.59

Pemukiman 17.72

Hutan Rawa Sekunder Hutan Rawa Sekunder 2451.08

Pemukiman Pemukiman 91.45

Semak/Belukar Semak/Belukar 470.79

Tanah Terbuka Tanah Terbuka 28.36

Tubuh Air Tubuh Air 6628.75

Distrik Ayip

Belukar Rawa Belukar Rawa 3004.57

Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 136758.81

Pemukiman 72.94

Hutan Rawa Sekunder Hutan Rawa Sekunder 176.39

Pemukiman Pemukiman 15.23

Rawa Rawa 296.44

Savana Savana 128.13

Tubuh Air Tubuh Air 938.21

Distrik Betcbamu

Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 16855.36

Pemukiman 12.25

Hutan Mangrove Sekunder Hutan Mangrove Sekunder

12.30 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 26054.49

Pemukiman 8.93

Hutan Rawa Sekunder Hutan Rawa Sekunder 326.99

Rawa Rawa 23.73

(48)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 25

Distrik Tutupan lahan 2012 Tutupan lahan 2016 Luas_Ha

Semak/Belukar Semak/Belukar 26.25

Tubuh Air Tubuh Air 3581.13

Distrik Der Koumur

Belukar Rawa Belukar Rawa 3214.92

Pemukiman 33.77

Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Primer

17.11 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 50561.15

Pemukiman 11.03

Pemukiman Pemukiman 11.16

Rawa Pemukiman 52.42

Rawa 3119.49

Savana Pemukiman 8.20

Savana 85.15

Semak/Belukar Semak/Belukar 50.39

Tubuh Air Tubuh Air 143.35

Distrik Fayit Belukar Rawa Belukar Rawa 702.35

Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 72578.38

Pemukiman 151.87

Tanah Terbuka Pemukiman 36.78

Tanah Terbuka 63.32

Tubuh Air Tubuh Air 454.96

Distrik Jetsy Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 31272.58

Pemukiman 80.15

Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 34989.58

Tanah Terbuka Tanah Terbuka 6.11

Tubuh Air Tubuh Air 6316.14

Distrik Joerat Belukar Rawa Belukar Rawa 93.18

Pemukiman 26.94

Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Primer

261.20 Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 90789.10

Pemukiman 15.97

Hutan Mangrove Sekunder Hutan Mangrove Sekunder

2199.98 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 19087.80

Pemukiman Pemukiman 17.32

Semak/Belukar Semak/Belukar 507.35

Tubuh Air Tubuh Air 17216.12

Distrik Kolf Brasa

Belukar Rawa Belukar Rawa 1276.58

Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Primer

96758.90 Hutan Lahan Kering

Sekunder

Hutan Lahan Kering Sekunder

63459.11

(49)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 26

Distrik Tutupan lahan 2012 Tutupan lahan 2016 Luas_Ha

Pemukiman 21.20

Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 565.33 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 110533.91

Pemukiman 9.45

Hutan Rawa Sekunder Hutan Rawa Sekunder 5632.47

Pemukiman Pemukiman 21.99

Pertanian Lahan Kering Pemukiman 3.96

Pertanian Lahan Kering Campur

Pertanian Lahan Kering Campur

78.70

Rawa Rawa 240.62

Savana Savana 135.31

Semak/Belukar Semak/Belukar 609.06

Tanah Terbuka Tanah Terbuka 17.64

Tubuh Air Tubuh Air 5063.29

Distrik Kopay Belukar Rawa Belukar Rawa 12371.95

Hutan Lahan Kering Sekunder

Hutan Lahan Kering Sekunder

765.41 Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 1742.65 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 61774.53

Pemukiman 91.39

Hutan Rawa Sekunder Hutan Rawa Sekunder 2049.57

Rawa Pemukiman 17.08

Rawa 4652.26

Savana Savana 1459.39

Semak/Belukar Semak/Belukar 596.08

Tanah Terbuka Pemukiman 22.34

Tanah Terbuka 265.60

Tubuh Air Tubuh Air 256.11

Distrik Pantai Kasuari

Belukar Rawa Belukar Rawa 495.93

Pemukiman 31.30

Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 22676.44

Pemukiman 140.59

Rawa Rawa 0.69

Tanah Terbuka Tanah Terbuka 74.24

Tubuh Air Tubuh Air 209.59

Distrik Pulau Tiga

Belukar Rawa Belukar Rawa 3353.23

Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Primer

108404.03 Hutan Lahan Kering

Sekunder

Hutan Lahan Kering Sekunder

569.97 Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 84327.65

Pemukiman 15.27

Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Primer 167535.52

(50)

RISPAM KABUPATEN ASMAT TAHUN 2022

BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASMAT I - 27

Distrik Tutupan lahan 2012 Tutupan lahan 2016 Luas_Ha

Pemukiman 23.98

Hutan Rawa Sekunder Hutan Rawa Sekunder 891.82

Pemukiman Pemukiman 9.44

Semak/Belukar Semak/Belukar 210.03

Tubuh Air Tubuh Air 18480.33

Distrik Safan Belukar Rawa Belukar Rawa 6716.95

Pemukiman 22.88

Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Primer 2949.01

Pemukiman 97.22

Hutan Mangrove Sekunder Hutan Mangrove Sekunder

1859.14 Hutan Rawa Primer Hutan Rawa

Gambar

Gambar 2.1.   Peta Administrasi Kabupaten Asmat
Gambar 2.3.   Peta Contur Kabupaten Asmat
Gambar 2.5.  Peta Bentang Lahan Kabupaten Asmat  (Sumber: KLHS RPJMD Kab. Asmat, 2021)
Gambar 2.6: Peta Geologi Kabupaten Asmat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program dengan pola hutan kemasyarakatan ini merupakan pintu partisipasi dan akses masyarakat dalam mengelola dan mengambil manfaat dari kawasan hutan, baik hutan lindung

Badan Lingkungan Hidup Temanggung, 2008, Invetarisasi Penggunaan Lahan pada Kawasan Lindung di Luar Kawasan Hutan yang Mempunyai Kriteria Fisiografi seperti Hutan Lindung. Jarisusi,

Hutan mangrove di Provinsi Sumatera Selatan tersebar di sepanjang pantai timur Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin, terutama di hutan lindung dan kawasan

Perkembangan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung Per Kab/Kota se Provinsi Papua s/d Tahun 2006.. NO KAWASAN HUTAN FUNGSI HUTAN

Berdasarkan status kepemilikan lahan, hutan terdiri dari hutan dalam kawasan (hutan lindung, produksi) dikelola oleh Perum Perhutani, dan hutan di luar kawasan hutan (hutan

Provinsi Hutan Lindung (HL) dapat dikonversi (HPK) Hutan Produksi yang Jumlah Kawasan Hutan (Daratan)... Perubahan Fungsi Kawasan Hutan berdasarkan Perubahan Peruntukan Kawasan

Kawasan hutan yang dapat ditetapkan sebagai areal kerja hutan kemasyarakatan adalah kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi dengan ketentuan bahwa kawasan hutan lindung

pelestarian alam, kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam dan kawasan lindung lainnya. Kawasan budidaya meliputi kawasan hutan produksi, kawasan hutan rakyat, kawasan