• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saling Mendukung dan Bekerjasama

semua personil dalam keluarga harus bisa seimbang dalam menentukan tugas mereka karena jika tidak, akan banyak terjadi permasalahan dalam keluarga.

Berikut adalah permasalahan yang terjadi jika dalam keluarga tidak terjalin dengan baik atau bahkan tidak terciptanya keluarga sakinah mawadah warahmah.

menempati urutan pertama. Hal ini menandakan bahwa kemiskinan merupakan permasalahan yang sangat mendesak untuk segera dituntaskan. Kemiskinan tidak hanya merujuk pada dimensi ekonomi saja, namun kemiskinan merupakan permasalahan multidimensi. Faktor pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan sumber daya manusia merupakan hal-hal yang mepengaruhi terjadinya kemiskinan. Oleh karena itu, perlu kerjasama yang baik dari berbagai pihak untuk menjawab permasalahan ini.22

Indonesia dalam merespon hal di atas, mwngambil kebijakan dengan menugaskan kepada Kementerian Sosial Republik Indonesia yang telah menggagas Program Keluarga Harapan sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi kemiskinan. Melalui PKH, KPM didorong agar memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya. PKH merupakan Program Perlindungan Sosial yang dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT).

Program yang telah diaksanakan sejak 2007 ini memberikan angin segar bagi kerja sama masyarakat Indonesia dan dunia.23

Dilansair dari data yang dikeluarkan okeh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Garis Kemiskinan (GK) penduduk Indonesia pada Maret 2018 sebesar Rp

22Margaret E. Kruk, et al., "High-Quality Health Systems in the Sustainable Development Goals Era: Time for A Revolution," e1196-e1252.

23Abhijit V. Banerjee, et al., "Debunking the Stereotype of the Lazy Welfare Recipient: Evidence from Cash Transfer Programs," The World Bank Research Observer, Vol. 32. No. 2 (2017): 155- 184; Benjamin M. Hunter dan Susan F. Murray, "Demand-Side Financing for Maternal and Newborn Health: What Do We Know About Factors That Affect Implementation of Cash Transfers and Voucher Programmes?" BMC Pregnancy and Childbirth, Vol. 17. No. 1 (2017):

262; Moh Dulkiah, Avid Leonardo Sari, dan Irwandi Irwandi. "The Impact of Conditional Cash Transfer (CCT) to Socio-Economic of Poor Families; A Case Study," Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, Vol. 7. No. 1 (2018): 32-39.

401.220/kapita/bulan. Artinya angka tersebut merupakan batas minimum pendapatan yang harus dipenuhi untuk memperoleh standar hidup, baik untuk kebutuhan makanan dan nonmakanan di suatu wilayah. Jika di bawah angka tersebut maka masuk kategori penduduk miskin. Jika garis kemiskinan nasional Rp 401.220/kapita/bulan dan rata-rata setiap satu rumah tangga miskin memiliki 4,59 anggota keluarga, maka pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar hidup mencapai Rp 1,84 juta/rumah tangga miskin/bulan. Jika kurang dari angka tersebut maka masuk kategori keluarga miskin.24

Garis kemiskinan tersebut terdiri dari GK makanan Rp 294.806/kapita/bulan ditambah GK nonmakanan Rp 106.414/kapita/bulan. Setiap semester, garis kemiskinan yang dikeluarkan BPS mengalami kenaikan dan sepanjang Maret 2015-Maret 2018 rata-rata mengalami kenaikan 3,27% setiap semester. Kenaikan angka GK ini menujukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih sejahtera dibandingankan dengan periode sebelumnya, sehingga angka kemiskinan mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada September 2018 terus turun menjadi 9,66% dibandingkan Maret 2018 yang mencapai 9,82%. Ada penurunan kemiskinan sebesar 0,16 poin di September 2018 dari Maret 2018 dan 0,46 poin dibandingkan September 2017.

Secara jumlah, penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang, menurun 0,28 juta orang terhadap Maret 2018 dan menurun 0,91 juta orang

24Moh Yamin Darsyah dan Rochdi Wasono, "Pendugaan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Sumenep dengan Pendekatan SAE," Prosiding Seminar Nasional dan Internasional, Vol. 1. No. 1.

(2013): 10-12; Martiyan Ramdani, "Determinan Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1982-2012,"

Economics Development Analysis Journal, Vol. 4. No. 1 (2015): 58-64; S.H. Susilowati,

“Pendekatan Skala Ekivalensi untuk Mengukur Kemiskinan,” Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 28, No. 2 (2016); 91-105.

terhadap September 2017. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi Indonesia karena pertama kalinya sepanjang sejarah, tingkat kemiskinan Indonesia kurang dari 10% yakni 9,66%. Selain angka kemiskinan yang menurun, BPS juga mencatat bahwa angka ketimpangan atau rasio gini masyarakat Indonesia menurun. Pada September 2018, angka rasio gini sebesar 0,384, turun 0,005 poin dari Maret 2018 yang tercatat 0,389. Penurunan rasio gini ini menujukkan adanya perbaikan pemerataan pedapatan penduduk.25

Kesuksesan Kementerian Sosial dalam pelaksanaan PKH tidak lain karena bantuan sosial PKH telah terintegrasi dengan seluruh bantuan sosial, seperti beasiswa sekolah, jaminan kesehatan dan bantuan pangan. Selain itu penyaluran bantuan yang dilakukan dengan tepat waktu, pengawasan serta pendampingan oleh pendamping PKH juga mampu meningkatkan meningkatkan kualitas SDM penerima manfaat dan mendorong kreativitas keluarga dalam pengembangan usaha ekonomi. Adanya teknologi interoperability dan Electronic Data Capture (EDC) offline yang dikembangkan oleh Kementerian Sosial juga memudahkan KPM untuk mencairkan bantuan di daerah terpencil. Keberhasilaan pelaksanaan PKH telah menjadi bukti keseriusan pemenrintah dalam mewujudkan salah satu tujuan SDG's yakni pengentasan kemiskinan pada tahun 2030.

Hal yang terpenting lainnya, Kementerian Sosial terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH), salah satunya dengan membuka peluang kerjasama dengan

25Moh Yamin Darsyah dan Rochdi Wasono, "Pendugaan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Sumenep dengan Pendekatan SAE," 10-12; Martiyan Ramdani, "Determinan Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1982-2012," 58-64; S.H. Susilowati, “Pendekatan Skala Ekivalensi untuk Mengukur Kemiskinan,” 91-105.

berbagai lembaga. Kementerian Sosial membuka akses kepada seluruh lembaga yang memiliki kesamaan visi untuk mensejahterakan KPM PKH.26 Misalnya, kerjasama yang dapat dilakukan antara Kementerian Sosial bersama UKM IKM Nusantara. Pertama, Kementerian Sosial bersama UIM IKM Nusantara memungkinkan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM dan KPM PKH secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Kedua, bisa bersama-sama meningkatkan daya saing produk home industri KPM PKH. Prospek ketiga bagaimana mempersiapkan masa transisi dalam rangka kemandirian sosial ekonomi melalui usaha ekonomi produktif. Selanjutnya yang keempat adalah bagaimana Kemensos dapat mempersiapkan graduasi dengan penguatan sosial ekonomi melalui jejaring UKM IKM Nusantara.

Selain itu, kerjasama dengan berbagai institusi dalam Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) yang berlangsung selama kurang lebih sejak tahun 2013 hingga tahun 2017, misalnya di Nagekeo Nusa Tenggara Timur diklaim sudah sukses. Kesuksesan pelaksanaan program tersebut tercapai berkat kerja sama yang baik antar 4 intansi terkait. Keempatnya yakni Bappeda, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kesehatan. Bappeda berperan mensinergikan program Pemerintah Kabupaten dengan instansi terkait dalam pelaksanaan PKH. Sinergitas program itu misalnya dengan program ‘Anggur Merah’ dan memfasilitasi alokasi dana sharing APBD untuk PKH di Nagekeo.

Sementara Dinas Sosial, berfungsi menjalankan tugas koordinasi dengan tim

26Harry Hikmat, “Sejahterakan Peserta PKH, Kemensos Jajaki Berbagai Kerjasama,” Makalah, pada saat menjadi Keynote speech pada pembukaan Rakernas Usaha Kecil Menengah Industri Kecil Menengah (UKM IKM), Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial-Kemensos, di Jakarta 6 November (2017).

kabupaten. Mengkoordinasi teknis pelaksanaan PKH dengan instansi terkait. Lalu, Dinas Sosial juga melakuka koordinasi perluasan wilayah kecamatan dengan Unit Pengelola Program Keluarga Harapan (UPPKH) provinsi NTT.27

Selanjutnya, mengendalikan dan melaporkan pengaduan masyarakat kepada UPPKH provinsi NTT dan memonitoring serta mengevaluasi pelaksanaan PKH.

Sementara dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terhadap kesuksesan PKH, seperti mensinergikan dengan program pendidikan gratis, Bantuan Siswa Miskin bagi anak PKH serta membantu memperlancar kegiatan verifikasi komitmen komponen pendidikan. Sementara dari Dinas Kesehatan, yakni mensinergikan PKH dengan program kesehatan gratis (Jamkesda), peningkatan kualitas kesehatan (gizi dan vitamin bagi anak peserta PKH), mengontrol tumbuh kembang kesehatan balita dan ibu hamil peserta PKH, serta membantu memperlancar kegiatan verifikasi komitmen komponen kesehatan. Selain itu, keberhasilan PKH juga ditentukan oleh dukungan masyarakat. Untuk itu sangat membutuhkan partisipasi tokoh masyarakat dan tokoh agama pada saat pertemuan awal dan validasi data calon peserta PKH. Dibutuhkan pula adanya pihak-pihak yang membantu mengontrol ketepatan sasaran penerima manfaat PKH baik kepala Desa, masyarakat maupun aparat mulai tingkat RT sampai di tingkat kabupaten.28

27 Arkadius Togo, “Ini Model Kerjasama 4 Instansi yang Membawa Kesuksesan PKH Di Negekeo” https://voxntt.com/2017/07/25/ini-model-kerja-sama-4-instansi-yang-membawa- kesuksesan-pkh-di-negekeo/14938/, diakses tanggal 7 Mei 2019.

28Arkadius Togo, “Ini Model Kerjasama 4 Instansi yang Membawa Kesuksesan PKH Di Negekeo”

https://voxntt.com/2017/07/25/ini-model-kerja-sama-4-instansi-yang-membawa-kesuksesan-pkh- di-negekeo/14938/, diakses tanggal 7 Mei 2019. Lihat juga Siti Sifaul Mufidah dan Anik Widiastuti, "Pemberdayaan Masyarakat Oleh Yayasan Sri Rahayu Di Kampung Dayak Kelurahan Karanglesem Purwokerto," Social Studies, Vol. 7. No. 1 (2018): 44-53; Nirmala Sahi,

"Implementasi Kebijakan Kepala Desa dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)," Gorontalo Journal of Public Administration Studies, Vol. 1. No. 2 (2018); 1-20; Eny Hikmawati, "A Just Target of Health Social Insurance Assistance Receipients," Jurnal Penelitian

Kerjasama yang telah terbangun tersebut setidak-tidaknya telah berbuah beberapa manfaat dari PKH bagi masyarakat. Manfaat kerja sama itu, baik dari aspek Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi maupun perubahan sikap atau pola pikir.

Di bidang Pendidikan, terjadi peningkatan partisipasi sekolah anak peserta PKH dan penguatan prestasi belajar siswa PKH. Pada bidang Kesehatan, terjadi peningkatan akses layanan kesehatan, penguatan layanan bagi ibu hamil dan Balita, serta meningkatnya kunjungan peserta PKH ke layanan fasilitas kesehatan.

Untuk bidang ekonomi, telah terjadi peningkatan jangka pendek pendapatan keluarga, meringankan beban kebutuhan keluarga, pemutusan mata rantai kemiskinan dalam jangka panjang. Selain itu, meningkatknya perputaran ekonomi dan terpeliharanya taraf kesejahtraan sosial. Sementara perubahan sikap atau pola pikir dimana munculnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan bagi keluarga, serta penguatan kerja sama antar peserta PKH/warga dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.29