• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMA N 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2016/2017

Dalam dokumen NATIONAL SEMINAR OF SPORT SCIENCE (Halaman 174-186)

PENGARUH PENGGUNAAN RING SESUNGGUHNYA DAN

kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2016 / 2017, 2) Latihan menggunakan ring modifikasi lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2016 / 2017.

Keywords: Ring Sesungguhnya, Ring Modifikasi, Teknik Dasar Lay Up Shoot, Bola Basket

PENDAHULUAN a. Latar Belakang

Permainan bola basket merupakan jenis olahraga populer yang diminati masyarakat luar ataupun dalam negeri. Permainan bola basket merupakan permainan beregu, yang masing-masing regu terdiri 5 orang pemain. Tujuan permainan bola basket yaitu untuk mendapatkan skor dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hla serupa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hal Wissel (2000:2) bahwa :

“Bola basket dimainkan oleh tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribllenya (batting, pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan.”

Di Indonesia permainan ini diminati oleh kalangan remaja khususnya pelajar dan mahasiswa, sehingga di lingkungan Universitas dan sekolah permainan ini akan sering dijumpai.Terbukti dengan adanya beberapa kompetisi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari kompetisi antar SD, SMP, SMA sampai pada perguruan tinggi dan antar club tertinggi di Indonesia. Hal ini sudah membuktikan bahwa permainan bola basket sudah mulai mendapat tempat di masyarakat Indonesia sendiri.

Di lingkungan sekolah menengah, dalam hal ini SMAN 2 Boyolali permainan bola basket termasuk cabang olahraga yang mendapatkan prioritas lebih dari pihak sekolah. Hal ini dibuktikan dari tersedianya fasilitas serta pengelolaanya. Seperti bola basket, lapangan, dan ring yang ukurannya standard. Proses pembelajarannya diajarkan pada kegiatan ekstrakurikuler yang termasuk pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada sore.

Untuk dapat bermain permainan bola basket dengan baik, tiap pemain harus menguasai teknik dasar bermain bola basket. Di antaranya mengoper mengoper, menerima bola, menggiring serta menembak. Oleh karena itu sebagai seorang guru atau pembina, melatih teknik dasar bola basket merupakan hal yang sangat fundamental agar siswa mampu bermain bola basket. Seperti yang dikemukakan Soebagio Hartoko (1993: 21) “Sebagai tugas praktis pertama, kewajiban seorang pelatih bola basket di ataranya yang terpokok ialah mengajarkan teknik dasar permainan (fundamental) bola basket sebaik-baiknya.”

Menembak atau shooting merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang berperan penting, karena dengan tembakan yang baik maka regu atau tim yang melakukan tembakan masuk ring akan memperoleh angka. Untuk memperoleh angka melalui tembakan dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satu diantaranya adalah tembakan lay up. Seperti yang dikemukakan Sukintaka (1992:102) “Tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah lebar dan melompat setinggi-tingginya.

Pentingnya peranan lay up dalam permainan bola basket, menuntut guru dan pelatih untuk menerapkan latihan yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa. Di dalam proses latihan bola basket hendaknya siswa atau atlet dikenalkan sarana atau prasarana yang akan berkaitan dengan teknik yang akan dipelajari, baik itu di lapangan dengan ukuran panjang yang ditentukan adalah 28 meter dan lebar 14 meter, kemudian ring dengan diameter 45cm yang terletak pada ketinggian 305 cm yang dilengkapi dengan papan pantul ukuran panjang 180cm dan lebar 105cm,serta bola yang bahan pembuatannya dari kulit atau karet dengan ukuran anatara 74,9cm – 78cm dengan ketentuan berat yaitu antara 567gram – 650gram. Perlu diketahui pula bahwa peralatan yang digunakan di luar ataupun dalam negeri pada dasarnya sama, karena telah ditentukan ketentuannya. Namun yang sangat berbeda yaitu postur pemainnya, dimana antara pemain luar dan dalam negeri khususnya di SMAN 2 Boyolali terdapat selisih yang sangat signifkan yaitu di SMAN 2 Boyolali siswa tertinggi atas nama M. Iksan yaitu dengan tinggi badan 176cm dan pemain tertinggi di luar negeri sekelas SMA yaitu Rick Joe dengan tinggi badan mencapai 224cm. Dengan demikian maka pelatih harus pandai – pandai menentukan latihan dan memodifikasi alat yang tepat pada anak didiknya. Menurut Joseph Nosseck (1982:12) menyatakan bahwa, “Latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya prinsip-prinsip paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan sistematis, meningkatkan kesiapan untuk tampil dari seorang olahragawan atau olahragawati”.

Belajar teknik dasar lay up berarti belajar ketepatan. Hal yang paling mendasar dan harus diperhatikan dalam melatih ketepatan adalah sasaran, dan sasaran yang dimaksud adalah ring dimana sasaran tersebut dapat dimodifikasi dari jarak yang sesungguhnya. Teknik dasar lay up dalam proses pembelajarannya termasuk dalam pendidikan jasmani sehingga tidak lepas dari belajar gerak, karena belajar gerak merupakan salah satu sarana untuk memperoleh ketrampilan gerak yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan jasmani. Proses belajarnya melalui pengamatan dan mempraktekan pola-pola gerak yang dipelajari. Intensitas keterlibatan kemampuan yang paling utama adalah unsur kemampuan melakukan psikomotor termasuk pula kemampuan fisik. Suharno HP. (1993: 31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang

Berdasarkan hasil observasi selama mengajar di SMAN 2 Boyolali lay up pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler belum menguasai teknik lay up dengan tepat.

Adakesulitan yang dihadapi yaitu siswa masih belum bias mengontrol langkah pada saat melakukan langkah lay up dan ring sesungguhnya yang bagi mereka terlalu tinggi.

Hal ini dapat dilihat dari latihan atau pertandingan-pertandingan yang selama ini dilakukan. Pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan lay up diantaranya dengan modifikasi ring, maupun dengan ring yang sesungguhnya.

Latihan lay up bola basket dapat dilakukan dengan memodifikasi alat khususnya ring. Modifikasi alat yang dimaksud yaitu menggunakan ring dengan ukuran tinggi ring yang bertahap mulai dari 240cm, 260cm, 280cm dan dengan ketinggian ring yang sesungguhnya yaitu 305cm. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000 : 48) bahwa, “Modifikasi merupakan salah satu jalan pemecahan. Modifikasi tersebut dapat berkaitan dengan tugas gerak, peralatan, formasi dan pemanfaatan lahan”.

Memodifikasi peralatan dalam hal ini ring dengan ketinggian bertahap merupakan salah satu solusi untuk mengatasi latihan lay up bola basket, dengan ketinggian bertahap memberikan nuansa yang baru, sehingga siswa akan tertarik dan tidak akan mengalami kebosanan dan kesulitan dalam latihan lay up bola basket. Namun demikian keberhasilan lay up bola basket tidak terlepas dari faktor individu atau siswa.

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas melatarbelakangi judul penelitian

“Pengaruh Penggunaan Ring Sesungguhnya Dan Modifikasi Terhadap Kemampuan Teknik Dasar Lay Up Shoot Pada Siswa Ekstrakurikuler Basket SMA N 2 Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017.”

b. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalaha tersebut sebagai berikut:

1. Kemampuan teknik dasar lay up shoot peserta ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2016/2017 belum optimal.

2. Kemampuan teknik dasar lay up shoot perlu ditingkatkan dengan latihan yang tepat.

3. Jarang diterapkan modifikasi latihan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler SMA N 2 Boyolalitahunajaran2016/2017.

4. Belum diketahui pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap peningkatan kemampuan teknik dasarlay up shoot pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMAN 2 Boyolali tahun ajaran 2016/2017.

5. Pengaruh latihan ring modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot.

Kemampuan teknik dasar lay up shoot siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2016/2017 perlu ditingkatkan.

c. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian menjadi jelas, maka masalah penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Perbedaan pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket tahun ajaran 2016/2017.

2. Kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket tahun ajaran 2016/2017.

3. Pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2016 / 2017.

d. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui :

1. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui : Pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMAN 2 Boyolali tahun ajaran 2016/2017.

2. Latihan yang lebih baik antara latihan penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra esktrakurikuler bola bsket SMAN 2 Boyolali tahun ajaran 2016/2017.

e. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih SMAN 2 Boyolali, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai bentuk latihan menggunakan ring bertahap yang dapat mempengaruhi kemampuan teknik dasar lay up shoot dalam permainan bola basket pada siswa putra peserta ekstrakurikuler SMAN 2 Boyolali.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan pelatih ekstrakurikuler bola basket SMAN 2 Boyolali, guna menyusun program latihan yang sesuai, dalam upaya meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot dalam permainan bola basket pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMAN 2 Boyolali.

3. Untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar lay up shoot dalam permainan bola basket pada siswa putra peserta ekstrakurikuler SMAN 2 Boyolali.

1. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah matching by subject yang biasa disebut dengan pola M-S. Adapun rancangan matching by subject dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Pembagian Kelompok Keterangan:

S : subjek penelitian

Pre-test : tes awal tembakan lay up MSOP : matched subject ordinal pairing KE1 : kelompok eksperimen 1

KE2 : kelompok eksperimen 2

Treatment A : latihan menggunakan alat sesungguhnya Treatment B : latihan menggunakan modifikasi alat Postest : tes akhir lay up

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan lay up shoot bola basket pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang seimbang. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut:

B. Definisi Operasional 1. Jenis Variabel

a. Variabel bebas dalam penelitian adalah penggunaan alat dalam melakukan lay up shoot bola basket yaitu ring sesungguhnya dan ring modifikasi.

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lay up shoot bola basket . 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1) Latihan modifikasi alat Maksudnya latihan teknik dasar lay up shoot dengan ketinggian ring yang bertahap yaitu dengan ketinggian 240 cm, 260 cm, 280 cm, dan pada akhirnya pada ketinggian yang sesungguhnya 305 cm.

2) Latihan teknik dasar lay up shoot menggunakan alat sesungguhnya, yaitu latihan dengan menggunakan ketinggian ring yang sesungguhnya.

Kemampuan teknik dasar lay up shoot yaitu kemampuan setiap subjek pada saat melakukan tembakan ke dalam ring dengan didahului langkah kaki terlebih dahulu, dimana dalam tes kemampuan teknik dasar lay up shoot dilakukan dengan tembakan lay up 8 kali berturut-turut.(Imam Sodikun, 1992:125)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran.

Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

Tabel 1. Diskripsi data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan teknik dasar lay up shoot pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok Tes N Max Min Mean SD

Kelompok 1 Awal 15 6 1 3,733 1,335

Akhir 15 6 2 4,800 1,424

Kelompok 2 Awal 15 6 1 3,8 1,424

akhir 15 6 4 5,600 0,632

A. Mencari Reliabilitas

Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik, maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan teknik dasar lay up shoot dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Tes kemampuan teknik dasar lay up shoot

Tes Reliabilitas Kategori

Lay up shoot 0,859 Tinggi

Mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut menggunakan tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B (2010: 49) sebagai berikut:

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas Kategori Reliabilitas

Tinggi sekali 0.90-1.0

Tinggi 0.80-0.89

Cukup 0.60-0.79

Kurang 0.40-0.59

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes awal kemampuan teknik dasar lay up shoot. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan Liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N Mean SD L hitung Ltabel 5%

Kelompok 1 15 5,733 1,335 0,176 0,22 Kelompok 2 15 5,8 1,424 0,179 0,22

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 diperoleh hilai Lhitung = 0.176. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,22. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 diperoleh hilai Lhitung = 0,179. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.220. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok. Jika kedua kelompoktersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memilki perbadaan, maka perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N SD2 Fhitung Ftabel 5%

Kelompok 1 15 1,662222

1,1390374 2,53 Kelompok 2 15 1,893333

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung= 1,1390374. Sedangkan db= 14 lawan 14, angka Ftabel= 2.53, ternyata nilai Fhitung= 1,1390374 lebih kecil dari Ftabel5%= 2.53. Karena Fhitung < Ftabel5%, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen.

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2.

Kelompok N Mean thitung Ttabel 5%

Kelompok 1 15 3,733

0,56408 1,761 Kelompok 2 15 3,8

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test anatara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0,56408 dan t tabel 5% dengan N= 15, db =15-1 = 14 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,761. Hal ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima. Hal ini artinya antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan teknik dasar lay up shoot pada awalnya.

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan dengan penggunaan ring sesungguhnya dan kelompok 2 latihan dengan ring modifikasi kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya sebagai berikut:

a. Hasil uji perbedaan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:

Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1.

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

Tes Awal 15 3,733

1,85617 1,761

Tes Akhir 15 4,800

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 1 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 1,85617 dan ttabel dengan N=15, db=15-1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,761. Hal ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan.

b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:

Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2.

Kelompok N Mean thitung Ttabel 5%

Tes Awal 15 3,8

2,80483 1,761

Tes Akhir 15 5,600

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 2 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 2,80483 dan ttabel dengan N=15,

c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

Kelompok 1 15 4,8

1,94106 1.761 Kelompok 2 15 5,6

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 1,94106 dan ttabel dengan N=15, db=15-1 = 14 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,761. Hal ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak.

Berdasarkan hasil tersebut bahwa hasil tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

d. Perbedaan persentasi peningkatan

Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap kelompok.

Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan teknik dasar lay up shoot dalam persen kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Teknik Dasar Lay Up Shoot antar Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean Pretest

Mean Postest

Mean Different

Persentase Peningkatan Kelompok 1 15 5,733 6,800 1,333 35,714%

Kelompok 2 15 5,8 7,600 1,800 47,368%

Berdasarkan hasil perhitungan persentase peningkatan kemampuan Lay up shoot bola basket diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 35,714%.

Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan sebesar 47,368%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki persentase peningkatan kemampuan teknik dasar lay up shoot yang lebih baik daripada kelompok 1.

D. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Ring Sesungguhnya dan Modifikasi Terhadap Kemampuan Teknik Dasar Lay Up Shoot.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 (penggunaan ring sesungguhnya) dan kelompok 2 (penggunaan ring modifikasi) diperoleh hasil thitung sebesar 1,94106, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,761. Hal ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes kelompok 1 dan kelompok 2.

Perbedaan hasil tersebut karena kedua metode latihan tersebut memilki karakteristik yang berbeda. Pembelajaran lay up shoot dengan ketinggian ring sesungguhnya (3,05 meter) menekankan pada penguasaan teknik lay up shoot yang

baik dan benar. Dalam hal ini siswa secara terus menerus mengulang teknik gerakan lay up shoot yang benar. Pada latihan lay up shoot dengan menggunakan ring modifikasi merupakan cara belajar dimana ring yang digunakan dimodifikasi ketinggiannya, yaitu teknik gerakan lay up shoot yang dilakukan dengan menggunakan yang dapat diturun naikan. Dalam pelaksanaan latihan ini siswa dituntut melakukan teknik gerakan lay up shoot secara berulang – ulang dengan menggunakan ring yang dapat dinaikkan sedikit demi sedikit. Mulai dari ring dengan ketinggian 2,4 meter, 2,6 meter, 2,8 meter sampai pada akhirnya pada mencapai ketinggian ring normal ( 3,05 meter).

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh penggunaan ring sesungguhnya dan modifikasi terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013/2014, dapat diterima kebenarannya.

2. Latihan Menggunakan Ring Modifikasi Lebih Baik Pengaruhnya terhadap Kemampuan Teknik Dasar Lay Up Shoot.

Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan kemampuan teknik dasar lay up shoot diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai persentasi peningkatan kemampuan lay up shoot sebesar 35,714%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan teknik dasar lay up shoot sebesar 47,368%.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelompok 2 memiliki persentase peningkatan kemampuan teknik dasar lay up shoot yang lebih besar daripada kelompok 1. Latihan lay up dengan aplikasi modifikasi ring yaitu cara latihan lay up menggunakan ketinggian ring bertahap, yaitu dengan menurunkan ketinggian ring yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Hal ini didasarkan pada pola gerakan teknik dan disesuaikan dengan kondisi siswa yaitu tinggi maksimal yang dibutuhkan siswa untuk melakukan gerakan teknik dasar, dengan maksud dalam pemodifikasian alat tanpa merubah teknik dan mekanisme gerakan lay up, baik itu saat menerima bola, saat melangkah, saat melepas bola, sehingga siswa benar-benar menguasai teknik dasar lay up. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan Latihan menggunakan ring modifikasi lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2013 / 2014, dapat diterima kebenarannya.

D. Kesimpulan, Implikasi Dan Saran 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan ternyata

Latihan menggunakan ring modifikasi lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali tahun ajaran 2016 / 2017.

2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, latihan dengan menggunakan ring modifikasi memiliki peningkatan yang lebih baik terhadap kemampuan teknik dasar lay up shoot. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah setiap metode latihan memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot, harus menggunakan metode latihan yang tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih metode latihan yang tepat, khususnya untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot.

3. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi kata yang ditimbulkan, maka kepada para guru dan pelatih ekstrakurikuler bola basket SMA N 2 Boyolali disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot, harus diterapkan metode latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.

2. Untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar lay up shoot seorang guru atau pelatih dapat menerapkan latihan dengan menggunakan ring modifikasi.

REFERENSI

Hal Wissel. (2000). Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran dan Teknik. Alih Bahasa. Bagus Pribadi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Imam Sodikun. (1992). Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud.

Nosseck. (1982). General Theory of Training. Lagos: Pan African Press.

Rusli Lutan & Adang Suherman. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta:

Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setra D-III.

Soebagio Hartoko. 1993. Bola Basket I. Surakarta: UNS Press.

Suharno HP. (1991). Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Sutrisno Hadi. (1995). Metodologi Research Jilid IV. Semarang: Andi Offset.

Dalam dokumen NATIONAL SEMINAR OF SPORT SCIENCE (Halaman 174-186)