• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIM SEPAKBOLA STKIP KIE RAHA TERNATE

Dalam dokumen NATIONAL SEMINAR OF SPORT SCIENCE (Halaman 133-140)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBANGUN

membangun serangan dari belakang yaitu penjaga gawang, empat pemain belakang dan satu gelandang bertahan. Tempatnya di setengah lapangan sendiri. moment tersebut terjadi Saat kiper kuasai bola, Kiper selalu longpass ke tengah karena pemain yang berposisi di center back lepas tanggung jawab saat kiper kuasai bola padahal seharusnya mereka membuka ruang, melebar agar bisa membangun serangan dari bawah justru yang meraka lakukan ialah tidak mau mensuport/minta bola pada penjaga gawang.

Selain itu, ada juga moment saat tim membangun serangan dari tengah ke depan.

Mereka selalu gagal, hal ini disebabkan karena pemain gelandang tergesa-gesa mengumpan ke depan dengan longpass, sedangkan pemain belakang lawan memiliki postur yang tinggi. Pemain saya terlalu memaksa melakukan penetrasi, padahal masih di lapangan tengah. Kekurang tim ialah terlalu mudah dan cepat hilang bola. Gelandang sering melakukan longpass yang menyulitkan penyerangan. Para pemain tidak percaya teman yang berada di sekitar yangg seharusnya bisa di umpan pendek tetapi langsung ke depan dengan longpas yang sangat mudah di antisipasi lawan dan sulit dikontrol kawan.

Selain itu, pemain masih sering terpaku dengan keberadaan bola, saat tim melakukan serangan, pemain hanya melihat bola dan tidak memperhatikan posisi berdiri yang betul.

Contohnya saat pemain gelandang menguasai bola, pemain sayap tidak melebar membuka ruang justur meminta bola di tengah yang mengakibatkan ruang menjadi sempit. Hampir seluruh pemain yang terlibat dalam penyerangan tidak melakukan spread out. Pemain selalu menunduk tidak melakukan head up. Pada prinsipnya tim tidak tidak berani bermain dari belakang. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin memcahkan masalah tersebut untuk meningkatkan kepercayaan diri pemain bangun serangan dari belakang. “Permainan sepak bola adalah suatu permainan yang kompetitif, dibuat sulit oleh adanya lawan” (Liga Indonesia, 2009 : 2). Dalam pertandingan tidak ada time out atau penghentian sementara untuk mendengarkan instruksi dari pelatih. “Sepak bola adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental”. (Luxbacher, 1998). Johan Cruyff (dalam Gheeto, 2013: 126)

“sepak bola adalah permainan yang identik dengan kesalahan. Tim yang menang adalah tim yang melakukan sedikit kesalahan”. Tujuan permainan sepakbola ialah mencari kemenangan yang menurut FIFA Laws Of The Game kemenangan ditentukan oleh tim yang mencetak gol lebih banyak dari kebobolan.

Dalam permainan sepakbola terdapat tiga moment, 1) Menyerang. Moment ini terbagi menjadi dua yaitu membangun serangan dan menyelesaikan serangan. 2) Bertahan.

Moment ini terbagi lagi menjadi dua yaitu mencegah lawan bangun serangan dan mencegah lawan cetak gol. 3) Transisi. Moment ini terbagi lagi menjadi dua yaitu transisi positif dan transisi negatif.

Membangun Serangan

Membangun seranga/ build up ialah kemampuan tim dalam membangun serangan.

serangan ialah memprogresi bola ke depan dan menciptakan peluang mencetak gol”

(Kurikulum sepakbola. 2014.6).

Poin-poin yang harus diperhatikan oleh tim saat membangun serangan ialah 1) prioritas passing ke depan, jika tidak mungkin maka pilihan passing ke samping/ke belakang untuk cari ke depan 2) buat lapangan menjadi lebar, 3) Awarenes/komunikasi, 4) kecepatan dan bobot passing, 5) kombinasi passing untuk score gol. 5) membentuk diamond dan segitiga.

Filanesia

Filanesia ialah singkatan dari Filosofi Sepakbola Indonesia. Filanesia adalah suatu rumusan cara bermain yang dipilih oleh Indonesia untuk menuju ke level prestasi sepakbola tertinggi dengan mempertimbangkan beberapa hal kunci. 1) kondisi kultur- geografis dan sosiologi masyarakat Indonesia. 2) Fisik pemain Indonesia. 3) tuntutan sepakbola top level yang menuntut tim bermain proaktif dalam menyerang dan bertahan.

“Filosofi sepakbola Indonesia dalam menyerang ialah : menyerang secara proaktif dengan penguasaan bola konstruktif dari lini ke lini berorientasi progresif ke depan untuk mencetak gol” Kurikulum sepakbola. 2014.16).

Pendekatan yang digunakan dalam filanesia ialah pendekatan holistic. Hal ini dilakukan karena pendekatan holistic terintegrasi satu sama lain. Dimana setiap latihan sepakbola selalu tercipta rangkaian komunikasi-ambil keputusan-eksekusi. Kurikulum sepakbola. 2014.16). Metode latihan yang digunaka filanesia ialah menggabung semua unsure sepakbola (teknik, taktik, fisik dan mental) dalam suatu proses latihan. Hal ini tentu sesuai dengan perkembangan sepakbola itu sendiri. Di dalam sepakbola contohnya passing. Sebenarnya passing bukan untuk passing tapi passing untuk membangun serangan. Saat seorang pemain ingin melakukan passing kepada temannya maka Dia harus memiliki teknik passing yang benar, selain itu kedua pemain tersebut harus melakukan komunikasi (taktik) baru mengeksekusi gerakan (teknik) dalam tempo tinggi. Ketegasan passing (fisik).

Tim Sepakbola STKIP Kie Raha Ternate

Tim Sepakbola STKIP Kie Raha Ternate adalah sebuah tim sepakbola kampus di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Jadwal latihan tim ialah Senin, Rabu dan Sabtu pukul 07.00 WIT bertempat di lapangan sepakbola kelurahan Gambesi. Pemain di tim sepakbola STKIP Kie Raha Ternate bejumlah 18 orang dan memiliki 2 orang pelatih.

Pemain STKIP merupakan mahasiswa STKIP. Penetapan skuad stkip sepenuhnya ialah kewenangan pelatih tanpa campur tangan fihak lain sehingga sesuai kebutuhan serta strategi permainan yang akan diterapkan pelatih. Seleksei pemain meliputi, administrasi, fisik, skill individu, kesehatan, Umur, loyalitas serta kebutuhan tim.

Pendekatan latihan tim sepakbola STKIP Kie Raha Ternate ialah pendekatan Holistik. Alasan dipilihnya pendekatan ini ialah karena banyak menguntungkan tim, dalam hal ini proses melatih. Segala komponen yang ada di sepakbola sebagian besar telah masuk dalam pendekatan holistik. Utamanya teknik, fisik, taktik dan mental. Semua menjadi satu kesatuan. Dengan menggunakan pendekatan ini, tim lebih menghemat waktu untuk

berlatih, latihan menjadi lebih efektif. Dalam satu pertemuan, tim sudah bisa melatih ke 4 komponen dalam sepakbola. Contoh pada saat latihan menyerang, tentunya pemain akan melakukan berbagai teknik dalam sepakbol seperti, passing, dribbling, shooting, heading, firstouch. Selain itu taktik juga akan berperan, karena dalam pendekatana ini, pemain harus mengetahui ke mana dia harus mengumpan untuk membangun serangan, dan mendrible untuk ciptakan situasi menang jumlah. Selain itu kemampuan melakukan semua itu dalam tempo tinggi 90 menit juga tentu secara ototmatis akan melatih fisik para pemain, terkait dengan kecepatan, kelincahan dan yang paling penting ialah stamina. Selain itu ialah mental, saat melakukan penyerangan pada fase scoring, ketika gagal maka jangan terlalu lama menyesali hal itu dan terus kembali untuk melakukan transisi negatif. Begitugn juga jika gagal membangun serangan maka segera melakukan transisi negatif.

METODE

Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan sepakbola Kelurahan Gambesi, Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari bulan Juli 2018. Subjek penelitian ini yaitu pemain sepakbola STKIP Kie Raha Ternate, berjumlah 18 pemain. Indikator penelitian ini adalah minimal kemampuan tim dalam membangun serangan masuk dalam kategori baik dengan persentase 51-75%. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.” Alur PTK dapat dilihat pada Gambar berikut :

Penelitian Tindakan Kelas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data Awal Kemampuan Tim dalam Membangun Serangan.

NO INDIKATOR PERSENTASE KATEGORI

1 Spread out width 9.72 Kurang

2 Spread out depth 31.94 Cukup

3 Mobility 38.88 Cukup

4 Penetrasi 25 Kurang

5 membangun serangan dari bawah 25 Kurang

6 prioritas pertama passing ke depan 25 Kurang

7 Membuat segitiga dan ketupat 25 Kurang

8 Awarenes 25 Kurang

9 Timing support 23.61 Kurang

10 First touch 19.44 Kurang

Rata-rata Persentase 24.89 Kurang

Berdasarkan data awal kemampuan tim dalam membangun serangan yang tercantum dalam table di atas, maka rata-rata persentasenya ialah 24.89%. Masih termasuk dalam kategori kurang. Dari sepuluh indikator yang dinilai hanya pada point spread out depth dan mobility yang mendapat kategori cukup. Sisanya delapan indikator masih masuk dalam kategori kurang.

Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti merasa perlu melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan tim dalam membangun serang. Salah satunya melalui pendekatan filanesia.

Hasil Siklus 1

Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni:(1) Perencanaan ( Planning ).

Merencanakan latihan dan membuat desain latihan membangun serangan dari bawah (2) Pelaksanaan (Acting) peneliti memberikan model latihan untuk melatih tim membangun serangan dari belakang ke tengah dengan pendekatan filanesia yang terdiri dari Passing exercise, position game, phase off play, game. Di sela-sela itu peneliti melakukan revisi dan supervise dalam latihan dengan menyetop apabila pemain kurang tepat dalam melakukan pergerakan. (3) Observasi dilaksanakan terhadap 18 pemain yang menjalani latihan dengan instrument penilaian yang telah disediakan. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penulis diperoleh data mengenai kemampuan tim dalam melakukan serangan. (4) Pada tahap ini, peneliti secara kolaboratif menilai dan mendiskusikan kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I, untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan pada tindakan siklus II.

Tabel 2. Data siklus 1 tentang kemampuan tim membangun serangan dari belakang.

NO INDIKATOR PERSENTASE KATEGORI

1 Spread out width 43.1 Cukup

2 Spread out depth 50 Cukup

3 Mobility 48.6 Cukup

4 Penetrasi 50 Cukup

5 Membangun serangan dari bawah 47 Cukup

6 Prioritas pertama passing ke depan 50 Cukup

7 Membuat segitiga dan ketupat 50 Cukup

8 Awarenes 50 Cukup

9 Timing support 47 Cukup

10 First touch 47.22 Cukup

Rata-rata Persentase 48.33 Cukup

Berdasarkan hasil dari siklus 1, terlihat ada perubahan dari data awal. Rata-rata persentase kemampuan tim membangun serangan dari belakang meningkat menjadi 48.33%. Masuk dalam kategori cukup. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti diketahui bahwa kemampuan tim dalam membangun serangan dari belakang mengalami peningka- tan, meskipun demikian, secara keseluruhan dapat dikatakan tindakan pada siklus I belum berhasil karena belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan, oleh karena itu, diperlukan adanya tindakan lebih lanjut ke siklus 2.

Siklus 2

Siklus dua terdiri dari empat tahap yakni: (1) Perencanaan (Planning). Merencanakan latihan dan membuat desain latihan membangun serangan dari bawah (2) Pelaksanaan (Acting) peneliti memberikan model latihan untuk melatih tim membangun serangan dari belakang ke tengah dengan pendekatan filanesia yang terdiri dari Passing exercise, position game, phase off play, game. Di sela-sela itu peneliti melakukan revisi dan supervise dalam latihan dengan menyetop apabila pemain kurang tepat dalam melakukan pergerakan. (3) Observasi dilaksanakan terhadap 18 pemain yang menjalani latihan dengan instrument penilaian yang telah disediakan. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penulis diperoleh data mengenai kemampuan tim dalam membangun serangan. (4) Kegiatan refleksi pada tindakan siklus II ini menunjukan hasil yang cukup menggembirakan, Hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa kemampuan membangun serangan dengan pendekatan filanesia sudah memberikan hasil yang lebih baik. Hal itu terlihat dari meningkatnya kemampuan pemain saat game internal 11 vs 11, uji coba, dan pertandingan.

NO INDIKATOR PERSENTASE KATEGORI

1 Spread out width 93 Sangat Baik

2 Spread out depth 93.1 Sangat Baik

3 Mobility 77.8 Sangat Baik

4 Penetrasi 79 Sangat Baik

5 Membangun serangan dari bawah

86.1 Sangat Baik

6 Prioritas pertama passing ke 88.9 Sangat Baik

Berdasarkan hasil dari siklus II, menunjukkan peningkatan yang sangat baik yaitu rata-rata persentase 84.31%. penilaian yang dilakukan melalui observasi pada saat tim melakukan game internal 11 v 11, uji coba dan pada saat pertandingan. Dengan pendekatan filanesia tim mampu membangun serangan secara terorganisir serta dapat meraih kemenangan pada saat uji coba dan pertandingan.

KESIMPULAN

Pendekatan filanesia dapat meningkatkan kemampuan tim dalam membangun serangan. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi/pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan dari siklus ke siklus yaitu dari data awal 24.89% menjadi 48.33

% pada siklus I, dan meningkat menjadi 84.31 % pada siklus II. Untuk seluruh tim sepakbola yang ada di Indonesia agar menggunakan pendekatan filanesia, karena penerapan yang cukup mudah serta proses latihan yang sangat jelas sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat membuat perubahan yang sangat baik kepada tim sepakbola.

Filanesia merupakan karakter sepakbola Indonesia, sehingga peneliti menyarankan agar para pelatih mempelajari dan mempraktekkan kepada tim sepakbola yang dilatih.

REFERENSI

High Performance Group. 2009. Jakarta: PT Liga Indonesia.

PSSI. 2014. 2014. Kurikulum sepakbola Indonesia.

Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.

T.W. Gheeto . 2013. Gol. Jakarta. Bhuana Ilmu Populer.

LAMANYA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DENGAN KASA

Dalam dokumen NATIONAL SEMINAR OF SPORT SCIENCE (Halaman 133-140)