TINGKAT PENGETAHUAN PELATIH BOLA VOLI PADA
kata periode yang merupakan cara untuk menggambarkan sebagian atau pembagian waktu (Bompa & Gregory, 2009: 125-126)
Gambar 1. Pembagian fase dalam Periodisasi Program Latihan Monocycle (Bompa & Carlo, 2015: 90).
Kabupaten Sleman salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki beberapa keunggulan keolahragaan. Di Kabupaten Sleman terdapat Fakutas Ilmu Keolahragaan yang di dalamnya terdapat Prodi Kepelatihan bola voli, sehingga proses latihan bola voli di Kabupaten Sleman sudah banyak diwarnai oleh alumni kepelatihan bola voli dari Fakutas Ilmu Keolahragaan UNY. Anak usia dini dipersiapkan sedini mungkin sesuai dengan karakteristik dari cabang olahraganya.
Pada cabang olahraga bola voli, tingkatan latihan dapat dikategorikan pada kategori tingkatan voli pemula, tingkatan voli remaja, tingkatan voli yunior dan tingkatan voli senior. Materi latihan yang disajikan pada setiap tahapan latihan harus disesuaikan dengan usia, kemampuan dan karakteristik dari tumbuh dan kembang anak. Sasaran dan tujuan latihan antara lain untuk meningkatkan kualitas fisik secara umum, mengembangkan dan meningkatkan potensi fisik yang khusus, menambah dan menyempurnakan strategi, taktik, dan pola bermain dan meningkatkan kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding (Sukadiyanto, 2011: 8-9).
Pembuatan program latihan ini sangat penting, yaitu sebagai panduan kegiatan latihan yang terorganisir untuk mencapai prestasi maksimal. Sebagai panduan untuk menghilangkan atau menghindarkan faktor-faktor kebetulan dalam pencapaian prestasi, dan mempercepat tercapainya prestasi yang maksimal (Sugiyanto, 1999: 13). Menurut Sukadiyanto (2010: 60) mengatakan “penyusunan program latihan adalah proses merencanakan dan menyusun materi, beban, sasaran, dan metode latihan pada setiap tahapan yangakan dilakukan oleh setiap olahragawan”.
Kabupaten Sleman memiliki 8 klub bola voli resmi yang terdaftar di Pengkab PBVSI Kabupaten Sleman. Klub tersebut yaitu Yuso Sleman, Pervas, Spirits, Sleman United, Mutiara, Putri Godean, Yumantara, Putri Sembada. Klub-klub tersebut sudah menggunakan pelatih yang berasal dari alumni kepelatihan Fakutas Ilmu Keolahragaan UNY klub membina atlet putra dan atau putri dari usia pemula sampai dengan senior.
Secara teori sesuasi dengan kurikulum yang dijalankan di Fakutas Ilmu Keolahragaan
UNY pelatih lulusan dari kepelatihan Fakutas Ilmu Keolahragaan UNY sudah sesuasi dengan kebutuhan seorang pelatih. Akan tetapi serapan materi pelatih selama menjalankan perkuliahan dan aplikasinya di dalam proses berlatih melatih tentunya sangat beragam.
Sebagai contoh fakta dilapangan masih sering dijumpai kesamaan melatih atlet pada semua tingkatan tersebut. Materi latihan kurang sesuai dengan periodisasi dari latihan. Pelatih seharusnya melihat karakteristik anak sesuai dengan usianya. Atlet pemula dengan usia 8 tahun sampai dengan 16 tahun merupakan sifat anak-anak yang masih suka dengan dunia bermain. Bermain merupakan karakteristik anak pada usia tersebut. Pelatih harus memberikan bentuk latihan yang menyenangkan dengan konsep bermain, sehingga atlet akan melakukan latihan dengan perasaan yang senang. Pengetahuan pelatih dalam membuat program latihan sangat diperlukan untuk membuat latihan yang berkualitas.
Latihan yang berkualitas akan membantu di dalam mennyempurnakan penampilan dan prestasi atlet.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Menurut Sukmadinata (2007: 41) pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: (1) Faktor Internal, (2) Faktor Eksternal: tingkat pendidikan, paparan media masa, ekonomi, hubungan sosial, pengalaman. Kedalaman pengetahuan yang akan diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan yang ada (Notoatmodjo, 2007: 35).
Menurut Notoatmodjo, (2007: 45) mengatakan bahwa secara umum pertanyaan dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif, misal jenis pertanyaan lisan dan pertanyaan objektif, misal pertanyaan pilihan ganda, betul salah dan pertanyaan menjodohkan. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif khususnya pilihan ganda dan betul salah lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat pengukuran karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang diukur dan lebih cepat (Notoatmodjo, 2007: 45).
Latihan pada setiap periodisasinya juga akan berisi materi yang berbeda-beda.
Latihan fisik, teknik, taktik dan mental pada periodisasi persiapan umum, persiapan khusus, prakompetisi dan kompetisi utama akan memiliki materi dan penekanan yang berbeda. Belum adanya data yang menggambarkan tentang kualitas pelatih bola voli di kabupaten Sleman dari sudut pandang tingkat pengetahuan pada program latihan bola voli.
Data ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembinaan bola voli khususnya di kabupaten Sleman.
METODE
Penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes berupa soal pilihan ganda (multiple choice). Variable dalam penelitian adalah kemampuan pelatih bola voli tentang program latihan bola voli yang diukur menggunakan tes objektif soal pilihan ganda, berisi tentang pengetahuan program latihan (pengertian program
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Pelatih Bola Voli Interval Kategori Jumlah Persen (%)
76%-100% Baik 8 53,33
56%-75% Cukup 3 20
40%-55% Kurang Baik 1 6,67
<40% Tidak Baik 3 20
Jumlah 15 100
Hasil penelitian berdasarkan masing-masing faktor tersebut dapat dideskripskan sebagai berikut:
a. Faktor Program Latihan
Tabel 2. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Program Latihan
Interval Kategori Jumlah Persen (%)
76%-100% Baik 9 60
56%-75% Cukup 2 13,33
40%-55% Kurang Baik 0 0
<40% Tidak Baik 4 26,67
Jumlah 15 100
b. Faktor Periodisasi Latihan
Tabel 3. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Periodisasi Latihan
Interval Kategori Jumlah Persen
(%)
76%-100% Baik 9 60
56%-75% Cukup 2 13,33
40%-55% Kurang Baik 1 6,67
<40% Tidak Baik 3 20
Jumlah 15 100
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, ada berapa hal yang masih menjadi catatan diantaranya:
a. Pada indikator “mengetahui pengertian program latihan”, pelatih masih memiliki kelemahan pada masalah deskripsi program latihan secara umum. Pelatih secara konseptual masih mengalami kesulitan di dalam mendefinisikan tentang program latihan. Pelatih harus memegang prinsip bahwa program latihan merupakan usaha secara sistematis terprogram untuk mengoptimalkan performance. Di dalam penggunaan istilah makro dalam penjabaran sebuah program latihan, pelatih masih mengalami kesulitan. Pelatih minimal harus mampu membedakan istilah-istilah dasar dalam perencanaan atihan seperti siklus makri, siklus mikro, sehingga pelatih tidak salah menggunakan dan menerapkan penggunaan istilah tersebut.
b. Pada indikator “mengetahui pentingnya program latihan”, pelatih sebelum menyusun program latihan harus mengetahui beberapa hal penting sebagai pertimbangan. Pelatih harus mengetahui perinsip-prinsip dasar dalam teori latihan. Pelatih harus mengetahui karakteristik cabang olahraga bola voli, karakteristik yang dimaksud sesuai dengan prinsip latihan kekhususan. Bola voli memiliki kekhususan dalam tipe jenis gerakannya, kekhususan system energinya, kekhususan peran atletnya dalam tim.
Pelatih harus memiliki data awal kemampuan atlet secara fisik, teknik, taktik dan mental. Data awal tersebut akan digunakan palatih untuk menentukan program latihan.
Sehingga setiap latihannya nanti akan terjadi pembebanan yang overload dan terjadinya proses superkompensasi.
c. Pada indikator “mengetahui prinsip-prinsip latihan”, pelatih masih mengalami kekurangan pada pengertian dasar dari segala sesuatu yang terkait dengan pembebanan latihan. Penggunaan istilah volume latihan, intensitas latihan, unloading, set, repetisi, recovery perlu diperjelas kembali.
d. Pada indikator “mengetahui tahapan persiapan umum”, pemahaman tentang penekanan latihan fisik pada tahap persiapan umum, intensitas latihan pada tahapan latihan persiapan umum dan bentuk-bentuk tes khusus fisik untuk atlet bola voli perlu ditingkatkan kembali.
e. Pada indikator “mengetahui tahapan persiapan khusus”, pokok permasalahan tentang sasaran utama pada tahapan latihan persiapan khusus masih menjadi kendala dari pelatih.
f. Pada indikator “mengetahui tahapan persiapan pra kompetisi”, ada satu soal yang memiliki nilai skor total paling rendah yaitu pada pertanyaan “pada periode prakompetisi faktor apa yang akan menentukan keberhasilan? Dari 15 pelatih hanya ada 3 pelatih yang memberikan jawaban yang paling tepat. Bentuk-bentuk latihan pada tahapan persiapan pra kompetisi juga perlu diperhatikan kembali.
g. Pada indikator “mengetahui tahapan persiapan kompetisi”, beberapa poin yang masih lemah seperti tujuan utama latihan pada periode kompetisi, sasaran pada minggu akhir dari periode kompetisi.
h. Pada indikator “mengetahui tahapan transisi”, secara umum jawaban kurang tepat pada tujuan dari tahap transisi, dan feed back yang harus diberikan pada tahap transisi.
KESIMPULAN
Pelatih memegang peran yang sangat sentral di dalam pembentukan atlet, sebagai perannya di dalam memprogram latihan atlet. Pelatih menyiapkan program latihan untuk atlet. Program latihan disiapkan sebaik mungkin dari tahap persiapan umum, persiapan khusus, persiapan pra kompotisi, persiapan kompetisi utama sampai dengan transisi.
Sleman pada 2 tahun terakhir selalu masuk final pada kejuaraan daerah (Kejurda) senior dan junior Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelatih diharapkan masih selalu merefresh pengetahuannya dari berbagai media referensi, diskusi supaya olmu kepelatihannya terus berkembang.
REFERENSI
Bompa, T.O & Gregory, H.G (2009). Periodization: Theory and Methodology of Training.
(5th ed). Champaign, IL: Human Kinetics.
Irianto, Djoko.P. (2002). Dasarkepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY. Fakiultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negerin Yogyakarta.
Notoatmodjo. (2007). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Sugiyanto. FX. (Desember 1999). Periode Tapering Bagi Perenang. Majalah Olahraga Volume 5, 13-21.
Sukadiyanto. (2002). Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Fakultas ilmu Keloahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.
___________. (2010). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV.
Lubuk Agung.
Sukmadinata, N.S. (2007). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.