BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
F. Teknik Analisis Data
𝐴𝑖𝑗 = rata-rata aspek ke-i n = banyaknya aspek
e. Menentukan kategori validitas setiap kategori atau rata-rata aspek atau rata-rata total dengan kategori validitas yang ditetapkan.
f. Kategori validitas setiap kriteria, setiap aspek atau keseluruhan aspek. Sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Tingkat Kevalidan
NILAI KRITERIA
3,6 ≤ V ≤ 4 Sangat valid
2,6 ≤ V ≤ 3,5 Valid
1,6 ≤ V ≤ 2,5 Cukup valid
0 ≤ V < 1,5 Tidak valid
Keterangan V = Nilai rata-rata kevalidan dari semua validator.6 2. Analisis Kepraktisan LKPD
Data kepraktisan diperoleh dari angket respon guru terhadap LKPD yang dikembangkan. Menentukan kepraktisan LKPD yang dikembangakan dapat dilihat bila banyaknya guru yang memberi tanggapan positif lebih besar atau sama dengan 80% dari jumlah subjek yang diteliti.
Berdasarkan angket, tanggapan guru ditabulasikan pada tabel analisis data angket guru.
a. Setiap tanggapan yang diberikan oleh guru pada pernyataan negatif akan mendapatkan nilai 1 jika sangat tidak setuju dan 2 jika tidak setuju, dan
6Eko Putra Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik (Cet, VI; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 238.
Ai
) (X
Ki
untuk pernyataan positif akan mendapatkan nilai 3 jika setuju dan 4 jika sangat setuju.
b. Menghitung jumlah nilai tanggapan guru tiap pernyataan.
c. Menghitung presentase (%) tanggapan guru tiap pernyataan.
d. Menghitung tanggapan guru positif atau tidak dengan mencocokan hasil rata-rata dengan nilai kriteria positif seperti tabel berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Tingkat Kepraktisan
Nilai Kriteria
3,6 ≤ Xi ≤ 4,0 Sangat Praktis
2,6 ≤ Xi ≤ 3,5 Praktis
1,6 ≤ Xi ≤ 2,5 Cukup Praktis
0 ≤ Xi ≤ 1,5 Tidak Praktis
Keterangan: Xi = Nilai Rata-rata Responden.
e. Menghitung presentase respon guru dengan menggunakan rumus:
𝑅𝑆 = 𝑛
𝑓 × 100%
Keterangan:
RS = Respon guru
f = Banyaknya guru yang menjawab setuju dan sangat setuju n = Jumlah responden
LKPD yang dikembangkan dapat dikatakan praktis jika sekurang- kurangnya 80% dari semua guru menjawab sangat praktis atau praktis sehingga rata-rata akhir dari skor peserta didik dan guru minimal berada pada kategori praktis.7
7Nurdin, Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan kemampuan Metakognitif untuk Bahan Ajar, Disertai tidak diterbitkan (Surabaya: PPs UNESA,2007).
3. Analisis Data Keefektifan LKPD
Keefektifan perangkat pembelajaran diukur dengan mengelola dan menganalisis data pengukuran hasil belajar peserta didik. Pencapaian hasil (tuntas) belajar diarahkan pada pencapaian secara individu. Peserta didik dikatakan berhasil apabila memperoleh lebih besar atau sama dengan nilai KKM (Nilai ≥ KKM).
Pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal 80% peserta didik mencapai tuntas. Data tes hasil belajar peserta didik dianalisis secara kuantitatif deksriptif. Berikut adalah tabel pengkategorian hasil belajar siswa.
Tabel 3.7
Kriteria Tingkat Pemahaman Peserta Didik
Nilai Keterangan
0 ≤ TPS < 59 Sangat rendah
60 ≤ TPS < 69 Rendah
70 ≤ TPS < 79 Sedang
80 ≤ TPS < 89 Tinggi
90 ≤ TPS ≥ 100 Sangat tinggi
Keterangan TPS = Tingkat Pemahaman Siswa8
8Nahdaturrugaisiyah, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash Pada Pokok Bahasan Sistem Organisasi Kehidupan Siswa Smp Negeri 24 Makassar”, Skripsi (Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, 2014), h.39.
50 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Pengembangan LKPD berbasis mind mapping mengacu pada model 4-D yang dimana terdiri dari 4 tahap yaitu, tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). LKPD berbasis mind mapping ini telah divalidasi oleh dua validator, adapun analisis data dilakukan sesuai dengan langkah-langka yang telah diuraikan pada bab III sehingga menghasilkan produk yang valid, efektif, dan praktis sesuai dengan tujuan penelitian yang dikemukakan pada bab I, adapun hasil data dan deksripsi dari pengembangan yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap-tahap Pengembangan LKPD berbasis Mind Mapping a. Tahap Pendefinisian (Define)
Pada tahap ini tahap awal yang dilakukan peneliti dalam proses pengembangan LKPD berbasis mind mapping. Adapun tujuan pada tahap ini adalah untuk menetapkan dan mendefinsikan syarat-syarat pembelajaran, yang diawali dengan dengan menganalisis tujuan dalam pembatasan materi pada LKPD berbasis mind mapping yang akan dikembangan.
1) Analisis Awal Akhir
Tahap analisis awal akhir yang dilakukan peneliti dalam mengembangakan produk LKPD berbasis mind mapping adalah peneliti melakukan pengindentifikasian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada sekolah yang dipilih yaitu MIS Madani Alauddin Makssar. Tahap ini dilakukan melalui metode wawancara dengan guru wali kelas V dan observasi langsung selama proses pembelajaran. Pada tahap
proses identifikasi ini terdapat beberapa hal penting yang berkaitan dengan bagaimana guru menyajikan materi selama proses pembelajaran, bagaimana suasana belajar dan motivasi siswa dalam belajar, serta mempertahankan alat dan media pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran berlangsung khususnya pembelajaran LKPD yang digunakan.
Berdasarkan observasi yang dilakuakan di MIS Madani Alauddin Makassar, Peneliti memperoleh informasi penting dari guru wali kelas V yaitu:
a) Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas V MIS Madani Alauddin pada mata pelajaran bahasa Indonesia masih kurang mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran karena sebagian besar proses pembelajaran berpusat pada guru.
b) Pemberian penugasan kepada peserta didik berpacu pada buku paket siswa serta LKPD yang masih sangat sederhana sehingga kegiatan peserta didik di kelas bersifat kurang inovatif.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dia atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi di kelas V MIS Madani Alauddin Makassar dapat diselesaikan dengan mengembangakan Lembar Kerja Didik berbasis mind mapping pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
2) Analisis Peserta Didik
Pada tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang akan dijadikan subjek uji coba produk. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran adalah keterampilan siswa, pegamalam belajar, prestasi dan motivasi peserta didik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas V MIS Madani Alauddin Makassar diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Kemampuan akademik peserta didik di kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki tingkat kognitif yang berbeda-beda, dimana kemampuan peserta didik terdiri beberapa ketegori yaitu tinggi, sedang dan rendah dilihat dari hasil belajar peserta didik.
b) Tingkat keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran masih sangat kurang karena pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat dikatakan bahwa peserta didik masih belum aktif mengikuti pembelajaran, karena pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga perlunya LKPD yang mendorong siswa dan melibatkan mereka secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa LKPD yang digunakan masih sangat sederhana yaitu berupa lembaran-lembaran dan belum sesuai dengan susunan LKPD.
Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi awal maka dilakukan pengembangan LKPD berbasis mind mapping pada pokok pikiran mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V MIS Madani Alauddin Makassar yang kemudian diharapkan dapat menunjang pembelajaran sehingga mendorong peserta didik berperan akif dalam pembelajaran sehingga akan tercipta pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dan tidak hanya berpusat kepada guru.
3) Analisis Tugas
Analisis tugas bertujuan untuk menentukan materi yang tepat untuk pengembangan produk. Analisis materi pada penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi materi untuk produk yang akan dikembangkan. Adapun materi yang digunakan peneliti dalam mengembangkan produk yaitu tema 1 subtema 1 organ gerak hewan dan manusia materi pokok pikiran, pembelajaran 1,2 dan 3 mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam Kurikulum 2013 khususnya materi pokok
pikiran peserta didik dianjurkan untuk menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis, menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dalam teks tulis dan lisan secara lisan, tulis dan visual. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memilih materi tersebut karena sesuai dengan produk yang akan dikembangkan yaitu LKPD berbasis mind mapping yang di dalamnya berisi uraian materi beserta tugas-tugas yang pengerjaannya dengan cara melatih peserta didik dalam individu maupun kelompok agar peserta didik mampu memperoleh jawaban yang optimal dalam proses membangun dan mengeksplorasi pengetahuan.
4) Analisis Konsep
Analisis konsep yang dilakuakn dengan tujuan untuk mengidentifikasi, merinci, menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan yang akan diajarkan dengan menggunakan LKPD berbasis mind mapping sebagai penunjang pembelajaran. Sebelumnya, pengidentifikasian sumber belajar dilakukan dengan melakukan survei terhadap LKPD yang akan digunakan dengan tujuan untuk merinci dan menyusun konsep utama yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Setelah menelaah pembelajaran, maka diperoleh konsep yang relevan yaitu pembelajaran secara individu dan kelompok.
5) Merumuskan Tujuan
Pada tahap ini dilakukan untuk merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis materi yang bertujuan untuk menentukan batasan-batasan dalam penelitian khususnya pada tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan pada kompetensi dasar dan indikator. Kompetensi dasar pada materi pokok pikiran berasal dari KD 3.1 menentukan pokok pikiran dalam teks secara lisan dan tulis. Adapun tujuan pembelajaran pada materi pokok pikiran yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1
Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Mencari pokok pikiran pada sebuah paragraf.
3.1.2 Mengembangkan pokok pikiran yang terdapat dalam sebuah paragraf.
1. Dengan kegiatan membaca dan menulis peserta didik dapat menentukan pokok pikiran pada setiap paragraf dalam teks.
2. Melalui metode diskusi, peserta didik dapat menentukan pokok pikiran dan mengembangkan pokok pikiran yang terdapat dalam teks dengan benar.
b. Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini berisikan mengenai kegiatan perancangan produk yang akan dibuat dari lembar kerja peserta didik. Pada tahap ini terdiri dari 3 tahap yaitu pemilihan media, pemilihan format dan rancangan awal.
1) Pemilihan media
Media yang digunakan pada penelitian adalah lembar kerja peserta didik berbasis mind mapping yang terdiri dari 3 pembelajaran.
2) Pemilihan format
Pemilihan format bertujuan untuk menentukan format yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan lembar kerja peserta didik berbasis mind mapping
pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Format penyusunan LKPD merujuk pada format penyusunan yang dikemukakan oleh Andi Prastowo yang terdiri dari judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, informasi singkat serta tugas yang harus dikerjakan.1
3) Rancangan Awal
Pada tahap ini peneliti mulai mengembangakan LKPD yang dibuat oleh guru kelas V. Rancangan awal LKPD yaitu:
a) Format; memiliki ilustrasi/gambar, dan pengaturan ruang/tata letak.
b) Bahasa; merujuk pada pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dan struktur kalimat yang sederhana.
c) Isi/materi; diambil pada buku paket berisi materi pembelajaran yang disajikan untuk meningkatkan daya pikir peserta didik, dan mendorong rasa ingin tahu peserta didik.
c. Tahap Pengembangan (Develop) 1) Hasil Penilaian Validasi Ahli
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan bentuk akhir LKPD yang telah dikembangkan pada tahap perancangan. Untuk mengetahui kriteria dalam menentukan baik atau tidaknya suatu produk maka harus divalidasi oleh validasi ahli (validator). Para ahli tersebut diminta untuk mengvalidasi LKPD yang dibuat.
Kemudian koreksi, masukan dan saran dari para ahli digunakan sebagai bahan refleksi dan sebagai dasar untuk revisi LKPD.
1Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta, Diva Press, 2011), h. 207.
Tabel 4.2 Validator
No Nama Jabatan
1 Hj. Misykat Malik Ibrahim, M.Si. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
2 Dra. Hamsiah Djafar, M.Hum. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Salah satu kriteria utama untuk menilai perangkat pembelajaran layak atau tidak adalah berdasarkan hasil validasi oleh validator. Adapun beberapa aspek penilaian yang perlu diperhatikan yaitu aspek Komponen LKPD, kelayakan media dan kelayakan materi yang terdiri dari beberapa indikator. Hasil validasi diuraikan pada tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Penilaian Validasi Terhadap LKPD yang Dikembangkan No Aspek
Penilaian
Indikator Hasil
Penilaian
Kategori
1 Komponen LKPD
Judul, identitas peserta didik, petunjuk penggunaan LKPD, KI, KD dan Indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, ruang kosong untuk jawaban
4 Sangat Valid
1 Kelayakan Media
Efesiensi LKPD 3,62 Sangat Valid
2 Keakuratan LKPD 4 Sangat Valid
3 Estetika LKPD 3,83 Sangat Valid
4 Ketahanan LKPD 3,5 Valid
5 Kelayakan Materi
Keamanan LKPD 3,5 Valid
6 Kesesuaian Materi 4 Sangat Valid
7 Keakuratan LKPD 3,5 Valid
8 Kemutakhiran Materi 4 Sangat Valid
9 Mendorong
Keingintahuan
3,5 Valid
Rata-rata 3,74 Sangat Valid
Berdasarkan tabel 4.3, hasil analisis nilai rata-rata kevalidan LKPD dinyatakan dalam kategori sangat valid dengan rata-rata 3,74. Penilaian secara umum untuk LKPD yang dikembangkan ini baik dan dapat digunakan dengan revisi kecil. Sehingga LKPD dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan.
2) Hasil Uji Coba LKPD
Perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan dari validator, selanjutnya akan di uji cobakan di kelas V MIS Madani Alauddin. Pada tahap ini peneliti langsung menguji cobakan LKPD yang telah dikembangkan. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah LKPD yang telah dikembangkan efektif atau tidak. Adapun hasil dari uji coba yang dilakukan di kelas V MIS Madani Alauddin Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Belajar
No. Nama Nilai Ket
1 A F L 90 L
2 A A Z 85 L
3 A N R 70 L
4 A I A 90 L
5 A M R A 90 L
6 A A M L 85 P
7 A S R 95 P
8 A A A M 80 P
9 H 90 L
10 M K R 95 P
11 L A R 95 P
12 G A 90 L
13 M W A 90 P
14 M H F 90 L
15 M F A F 90 L
16 F R J 95 L
17 M F A S 90 L
18 M A A 95 P
19 M R S 100 P
20 N S G 100 P
Tabel 4.5
Presentase Hasil Belajar
Nilai Keterangan Jumlah Presentase
0 ≤ TPS < 59 Sangat rendah 0 0%
60 ≤ TPS < 69 Rendah 0 0%
70 ≤ TPS < 79 Sedang 1 5%
80 ≤ TPS < 89 Tinggi 3 15%
90 ≤ TPS ≥ 100 Sangat tinggi 16 80%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar kelas V MIS Madani Alauddin Makassar menunjukkan bahwa peserta didik paham sehingga mendapat nilai dengan terendah 70 dan nilai tertinggi 100. Dari 20 peserta didik yang mengikuti tes hasil belajar ini terdapat 0% peserta didik yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Sedangkan 5% berada pada kategori sedang, 15% berada pada kategori tinggi dan 80% berada pada kategori sangat tinggi.
Selanjutnya terdapat angket respon guru untuk mengukur kepraktisan LKPD yang telah dikembangkan. Data ini diperoleh dengan membagikan angket kepada wali kelas saat proses pembelajaran selesai. Berdasarkan hasil analisis data, angket respon guru dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Angket Respon Guru
NO NAMA PERNYATAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1.
Saqjuddin S.Pd., M.Pd
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Berdasarkan tabel 4.6 dari respon guru diperoleh hasil bahwa wali kelas V MIS Madani Alauddin merespon baik LKPD yang telah dikembangkan oleh peneliti. Hasil respon guru menunjukkan setuju terhadap LKPD yang dikembangkan berada pada rata-rata 4 yang berarti LKPD yang dikembangkan praktis untuk digunakan.
d. Penyebaran
Tahap keempat yaitu tahap penyebaran, pada penelitian ini dilakukan penyebaran ke dua sekolah yaitu di tempat penelitian sendiri di MIS Madani Alauddin dan di UPT SDN Kassi masing-masing di wali kelas VA dan VB.
B. Pembahasan
Proses pengembangan LKPD berbasis mind mapping pada pembelajaran bahasa Indonesia ini menggunakan model 4-D. model pengembangan 4-D merupakan model pengembangan yang dikembangkan oleh S. Thagarajan Dorothy S. Semmel, dan Melvin I Semmel. Dimana model ini terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).
1. Pendefinisian (define)
Pada tahap ini ditetapkan syarat dan batasan terhadap materi yang terdapat dalam LKPD yang akan dikembangkan oleh peneliti. Beberapa langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu analisis awal akhir, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep dan merumuskan tujuan. Analisis awal akhir
Total 56
Rata-rata 4
Kriteria Sangat praktis
dilakukan dengan tujuan untuk menemukan permasalahan pada pembelajaran. Pada analisis awal akhir hasil observasi diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, pemberian penugasan kepada peserta didik berpacu pada buku paket siswa saja dan LKPD yang masih sangat sederhana sehingga kegiatan peserta didik di kelas bersifat kurang inovatif. Selanjutnya peneliti melakukan analisis peserta didik dari segi kemampuan akademik peserta didik dan tingkat keaktifan peserta didik. Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat keaktifan peserta didik masih kurang. Kemudian langkah selanjutnya ialah analisis tugas/materi yaitu materi yang terdapat pada LKPD yang dikembangkan adalah materi tentang pokok pikiran. Materi ini dipilih dimana peserta didik diharapkan mampu menentukan pokok pikiran pada setiap paragraf. Selanjutnya analisis konsep, pada tahap ini didapatkan konsep pada materi pokok pikiran yaitu menentukan pokok pikiran setiap paragraf dan mengembangakan pokok pikiran menjadi sebuah paragraf. Langkah terakhir pada tahap ini adalah merumuskan tujuan. Tujuannya pada tahap ini ialah untuk memberikan batasan terhadap penyusunan LKPD yang sesuai dengan materi dan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dengan maksud untuk memudahkan guru dan peserta didik dalam menggunakan LKPD berbasis mind mapping.
2. Perancangan (Design)
Tahap kedua yaitu merancang LKPD, tahap ini dibagi 3 langkah, yaitu pemilihan media yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar, pemilihan format yang mengacu pada adanya ilustrasi/gambar yang menarik, dan pengaturan ruang/tata letak, rancangan awal yang bertujuan merancang isi LKPD sebelum direvisi.
Rancangan Awal LKPD yaitu:
a. Format; memiliki ilustrasi/gambar, dan pengaturan ruang/ tata letak.
b. Bahasa; merujuk pada pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dan struktur kalimat yang sederhana.
c. Isi/materi; diambil pada buku paket berisi materi pembelajaran yang disajikan untuk meningkatkan daya pikir peserta didik, dan mendorong rasa ingin tahu peserta didik.
Perbedaan LKPD sebelumnya dan LKPD yang dikembangkan antara lain:
a. LKPD sebelumnya tidak terdapat petunjuk pengerjaan soal, sedangkan LKPD yang dikembangkan terdapat petunjuk pengerjaan soal.
b. LKPD sebelumnya hanya berisi beberapa soal dan jawaban, sedangkan LKPD yang dikembangkan beisi soal dan adanya ruang kosong untuk menulis jawaban.
c. LKPD sebelumnya tidak memuat gambar, sedangkan LKPD yang dikembangkan memuat gambar yang sederhana dan jelas.
3. Pengembangan (Develop)
Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan, dilakukan modifikasi dari LKPD sebelumnya yang mengacu pada aspek-aspek penilaian yang telah ditentukan.
a. Kevalidan LKPD
LKPD dikatakan valid, jika penilaian validator menunjukkan pengembangan LKPD didasarkan pada teori yang kuat, serta terjadinya hubungan antara komponen dalam perangkat yang telah ditentukan. Tahap pengembangan ini dilakukan uji kelayakan terhadap desain dan kesesuaian isi LKPD oleh para ahli untuk mendapat masukan berupa kritikan dan saran sebagai acuan perbaikan LKPD tersebut, kemudian peneliti melakukan revisi sehingga didapatkan hasil yang valid.
Dari hasil penelitian hasil data kevalidan menunjukkan rata-rata semua aspek 3,74 yang berada pada kategori sangat valid. Hal ini disebabkan karena
LKPD yang dikembangkan menarik dan LKPD yang dibuat telah sesuai tujuan yang harus dicapai peserta didik, petunjuk dan informasi yang terdapat didalalm LKPD juga mudah dimengerti karena telah merujuk pada departemen pendidikan.
Hal ini menunjukkan bahwa LKPD yang telah dikembangkan layak dan kualitasnya lebih baik.
b. Uji Coba LKPD
Uji coba LKPD bertujuan untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan. Pembelajaran dikatakan berhasil secara klasifikasi jika minimal 80% peserta didik mencapai nilai tuntas serta peserta didik dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai lebih besar dari KKM yaitu 75. Berdasarkan uji coba LKPD yang dilakukan di kelas V MIS Madani Alauddin Makassar yang berjumlah 20 orang menunjukkan bahwa peserta didik paham dan berhasil mendapat nilai tuntas, sehingga rata-rata ketuntasan 80%.
kemudian untuk mengetahui kepraktisan LKPD yang Dikembangkan peneliti memberikan angket kepada wali kelas V dengan jumlah 14 pertanyaan.
Dengan kategori penilaian skala 1 sampai 4 yaitu 4 (baik sekali), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang). Hasil tanggapan dari wali kelas V dengan 14 pernyataan ditanggapi dengan memberi tanda centang pada angka 4. Dengan demikian LKPD yang dikembangakan peneliti menunjukkan hasil respon guru yaitu setuju dan berada pada rata-rata 4 yang berarti LKPD yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kepraktisan.
Setelah ketiga uji coba terlaksana Selanjutnya penyebaran, pada penelitian ini peneliti menyebarkan LKPD yang dikembangkan ke dua sekolah yaitu di tempat penelitian sendiri di MIS Madani Alauddin Makassar dan di UPT SDN Kassi masing-masing di wali kelas VA dan VB.
4. Keterbatasan LKPD yang Dikembangkan
a. LKPD yang dikembangkan hanya diterapkan dikelas V pada tema 1, subtema 1, pembelajaran 1,2 dan 3 “Organ Gerak Hewan dan Manusia”.
b. LKPD yang dikembangkan tidak dicetak dengan skala besar.
c. LKPD yang dikembangkan belum sampai pada tahap uji coba dengan skala besar.
5. Kelebihan LKPD yang Dikembangkan
a. LKPD berbasis mind mapping pada materi pokok pikiran dapat menjadikan peserta didik lebih aktif karena pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik.
b. LKPD berbasis mind mapping memiliki desain yang lebih menarik dibadingkan LKPD pada umumnya.
c. LKPD berbasis mind mapping mampu mengaktifkan dan mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKPD.
65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
Cara mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis mind mapping mengacu pada model pengembangan 4 D yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define) tahap perancangan (design) tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah: (a) tahap pendefinisian yang terdiri dari analisis awal akhir, analisis peserta didik, analisis materi, analisis konsep, dan merumuskan tujuan, (b) tahap perancangan yang terdiri dari tes, pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal, (c) tahap pengembangan yang terdiri dari kegiatan validasi ahli, uji pengembangan, dan uji validasi, (d) tahap penyebaran terdiri dari kegiatan penggunaan produk pada skala terbatas.
Tingkat kevalidan LKPD berbasis mind mapping dinyatakan valid oleh validator berdasarkan hasil analisis data kevalidan yaitu 3,74 dengan kategori sangat valid. Tingkat keefektifan LKPD diperoleh nilai ketuntasan hasil belajar sebesar 80% yang berada pada kategori sangat tinggi. Tingkat kepraktisan LKPD berbasis mind mapping yang dikembangkan diperoleh dari angket penilaian guru dengan nilai rata-rata 4 yang berada pada kategori sangat praktis.