• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Harga menurut Ibnu Khaldun

BAB III TEORI NILAI GUNA DAN NILAI TUKAR

A. Teori Nilai Guna, Nilai Tukar dan Teori Harga

3. Teori Harga menurut Ibnu Khaldun

Untuk dapat menjelaskan posisi nilai dari suatu barang dan jasa, Ibnu Khaldun juga membahas tentang harga. Harga adalah perwujudan nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang. Harga merupakan nilai yang diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa juga berarti kekuatan membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tersebut, semakin tinggi nilai tukar dari barang atau jasa tersebut. Misalnya, harga suatu barang, sewa rumah, biaya kuliah, jasa dokter termasuk ke dalam kategori harga. Semua itu merupakan harga yang harus dibayarkan atas barang atau jasa.143

Harga dalam ekonomi termasuk salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga dimaksudkan untuk menunjukkan posisi nilai produk yang dibuat oleh produsen. Besar kecilnya volume penjualan dan laba yang

141 Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsir Al-Munir,, 140.

142 Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 9, (Singapura: Pustaka Nasional, 2003), 7012.

143 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Praktik pada Aktivitas Ekonomi, 153.

60

diperoleh perusahaan tergantung pada harga yang ditetapkan perusahaan terhadap produknya.144

Bagi Ibnu Khaldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran. Pengecualian satu-satunya dari hukum ini adalah harga emas dan perak, yang merupakan standar moneter semua barang-barang lainnya terkena fluktuasi harga yang tergantung pada pasar. Bila suatu barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu barang melimpah, harganya rendah.145

Gambar 3.1. Kurva Keseimbangan Harga

Garis D merupakan garis demand (permintaan) yang menggambarkan jumlah permintaan akan suatu barang pada berbagai tingkat harga. Sedangkan garis S merupakan garis supply (penawaran) yang menggambarkan jumlah penawaran suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu. Titik E merupakan titik pertemuan antara garis kurva permintaan (demand) dan garis kurva penawaran (supply), pada titik inilah terbentuk keseimbangan harga pasar.146

144 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Praktik pada Aktivitas Ekonomi, 154

145 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, 402

146 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Praktik pada Aktivitas Ekonomi, 155 Harga (P)

Jumlah barang (Q) PE

QE

Supply

Demand E

61

Harga bisa naik karena penurunan jumlah barang yang tersedia atau peningkatan jumlah konsumen. Penurunan jumlah barang berarti penurunan supply, sedangkan meningkatnya konsumen akan menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan, ini berarti naiknya permintaan. Harga akan naik bila supply menurun dan permintaan meningkat. Inilah yang dikatakan mekanisme pasar yang Islami.147 Pendapatnya ini merujuk kepada sabda Rasulullah Saw:

ه س ع ع ع سلا َ غ ا ق ك لا م ن ب س ن أ ن ع ع سلا َ غ ق ه س ا ي ا لا ق ف مَ س ه ي ع ه َ ص ا ض با ق لا ع س لا ه ه َ إ ا ق ف ا ن ل ع س ف اَ لا ط سا ب ل

ي ف ظ ب ي ن ب ط ي ح أ س ي ل ي ب ق ل أ أ ج ۡ ي ن إ . ا م ا

148

Artinya: “Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW.

Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: ‘Ya Rasulullah hendaklah engkau menentukan harga. Rasulullah SAW berkata: ‘Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan harga, yang menahan dan melapangkan memberi rizki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku temui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntunku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”

Menetapkan harga terlalu tinggi terhadap orang yang tak sadar adalah riba (ghaban al-mustarsil riba). Sistem ekonomi Islam menganut prinsip pasar bebas dan pasar persaingan sempurna. Persaingan sehat di sini bukan persaingan sempurna dalam arti modern sekarang, tetapi persaingan yang bebas dari spekulasi, penimbunan, penyelundupan, dan lain-lain. Negara dalam sistem ekonomi Islam tidak dapat ikut campur dalam kegiatan pasar. negara hanya berwenang hanya mengawasi keadaan ekonomi, mencegah dan menindak kecurangan,

147 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Praktik pada Aktivitas Ekonomi, 161

148 Abu Daud Sulaiman Bin asy’ats as-Sijistani, Sunan Abi Daud, (Riyadh:

Baitul Afkar ad-Dauliyyah), 385.

62

spekulasi seperti penimbunan barang, monopoli dan tindakan lainnya yang merugikan konsumen.149

Ibnu Khaldun menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan permintaan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula sebaliknya atau kenaikan permintaan akan menyebabkan penurunan harga. Penurunan harga yang sangat drastis akan menyusahkan konsumen. Harga ‘damai’ dalam kasus seperti ini sangat diharapkan oleh kedua belah pihak, karena ia tidak saja memungkinkan para pedagang mendapatkan tingkat pengembalian yang ditolerir oleh pasar dan juga mampu menciptakan kegairahan pasar dengan meningkatkan penjualan untuk memperoleh tingkat keuntungan dan kemakmuran tertentu. Akan tetapi, harga yang rendah dibutuhkan pula, karena memberikan kelapangan bagi kaum miskin yang menjadi mayoritas dalam sebuah populasi.150

Dengan kata lain, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil dan biaya hidup yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik bagi masyarakat yang berada pada masa inflasi maupun deflasi. Inflasi akan merusak keadilan, sedangkan deflasi mengurangi insentif dan efisiensi. Harga rendah untuk kebutuhan pokok seharusnya tidak dicapai melalui penetapan harga baku oleh negara karena hal itu akan merusak insentif produksi. Dengan demikian tingkat harga yang stabil dan biaya hidup yang relatif rendah merupakan pilihan terbaik dengan tetap mengusahakan pertumbuhan dan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun di kota-kota kecil dengan minimnya lapangan kerja dan pekerja dengan keterampilan dan pengetahuannya, akibatnya pendapatan akan sedikit. Hal itu menyebabkan sebagian besar orang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sehingga para penduduk menimbun bahan makanan pokok yang didapat untuk mencukupi kebutuhan pokok mereka dimasa yang akan datang. Akibatnya, ketersediaan bahan

149 Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Praktik pada Aktivitas Ekonomi, 161

150 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,

63

makanan pokok menjadi langka. Maka harga-harga akan menjadi tinggi. Lebih jelas Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun meyatakan:

تا ق ف ،نك سلا ي لا ةريغصلا ر صمأا مأ رغصل هن عق تي م يف لمعلا ل ي ق لصحي مب ن كسمتيف . لا دع نم هرصم اغي يدل هد ج يف ،هن ركتحي يدي ب هنم هم تسم ع هنمث يلإ عدت اف ، فارم مأ .

اف .لا حأا فعض نك سلا ل ج ح ضيأ .هرعس يف صخرل ب صتخيف ،هق س يدل ق ني

151

“Adapun kota-kota kecil dan penduduknya sedikit makanan pokok mereka sedikit karena sedikitnya pekerjaan dan apa yang bisa mereka harapkan disana karena kecilnya kota mereka, yaitu tiadanya makanan pokok. Mereka hanya mengandalkan pada apa yang dihasilkan oleh tangan-tangan mereka sendiri lalu menimbunnya. Akibatnya ketersediaannya menjadi langka bagi mereka sendiri dan mahal harganya bagi orang-orang yang menawarnya. Sedangkan mengenai fasilitas-fasilitas kebutuhan mereka tidak sampai ke sana karena sedikitnya penduduk dan lemahnya keadaan.

Akhirnya pasarnya menjadi tidak laku dan menjadi murah harganya.”152

Gambar 3.2. Kurva Harga Kebutuhan Pokok di Kota Besar dan Kota Kecil

151 Abdurrahman Ibn Khaldun, Al-Muqaddimah Jilid 5, 90.

152 Abdurrahman Ibn Khaldun, Al-Muqaddimah Jilid 5, 117.

64

Supply (penawaran) bahan pokok penduduk kota besar (Qs2) jauh lebih besar daripada supply (penawaran) bahan pokok penduduk kota kecil (Qs2). Menurut Ibnu Khaldun, penduduk kota besar memiliki supply bahan pokok melebihi kebutuhannya sehingga harga bahan pokok relatif lebih murah (P2). Sementara itu, supply bahan pokok di kota kecil relatif kecil, karena itu orang-orang khawatir kehabisan makanan, sehingga harganya relatif lebih mahal (P1).153

Dilain pihak, permintaan terhadap barang-barang pelengkap (sekunder) akan meningkat sejalan dengan berkembangnya kota dan berubahnya gaya hidup. Seperti, lauk pauk, buah-buahan dan lain sebagainya. Meski kebutuhan sekunder tersebut tidak bersifat universal dan tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga kerja (modal) dalam pengadaannya. Namun, hal itu menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat kota. Akibatnya, persediaan menjadi terbatas. Banyaknya masyarakat yang menawar atas kebutuhan sekunder tersebut dan terbatasnya jumlah persediaan yang ada

153 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Mikro Islami, 174.

P

P1

P2

QS1 QS2

Q

A

B S1

S2

D1

D2

65

maka akan membuat melonjak naik. Ibnu Khaldun mengemukakan bahwa:

ر عسأ صخر ،هنک س رثك رصملا رحتسا اذإف غ ، ه نعم يف م لا نم ر رضلا يل مكلا ر عسأ

اذإ . عبتي م هكا لا دأا نم

رمأا ن ك ،هنارمع فعض رصملا نك س لق .سکعل ب

154

“Ketika kota meluas dan banyak penduduknya maka harga-harga kebutuhan pokok seperti makanan pokok dan yang semisalnya menjadi murah dan kebutuhan- kebutuhan pelengkap, misalnya lauk-pauk buah-buahan dan apa yang semisal menjadi mahal. Sedangkan ketika penduduk kota itu sedikit dan pembangunannya lemah maka kenyataannya adalah sebaliknya.”

، يلإ م هكا لا دأا نم قفارملا رئ س مأ نإف ل معأ هذ ختا رغتسي ا بلا ب عت ا نإ ث . نم ريثكلا ا نيعمجأ رصملا لهأ ريثک ،نارمعلا ر ف م ،ارحبتسم ن ك اذإ رصملا ط ع يعا دلا ذئنيح رف ت ،فرتلا ج ح سح ع لك ، نم ر ثكتساا قفارملا ت ار صق ج حلا نع نم د ج ملا رص يف .هل ح غل ب ، س ن يف ي ق يه . ل ن م تسملا رثكي

فرتلا هفرلا لهأ لذبي ضارغأا حدزتف نم رثكأ يلإ تج حل ءاغلا يف فارسإب ن مثأ .ةا غملا يف ع يف . هريغ

155

“Kebutuhan lainnya, yaitu lauk pauk, buah-buahan dan lain sebagainya, maka kebutuhan terhadapnya tidak menyeluruh dan pengadaannya tidak menghabiskan

154 Abdurrahman Ibn Khaldun, Al-Muqaddimah Jilid 5, 89.

155 Abdurrahman Ibn Khaldun, Al-Muqaddimah Jilid 5, 89-90.

66

pekerjaan-pekerjaan warga kota semuanya atau kebanyakan mereka. Kemudian jika kota itu telah melimpah, terpenuhi pembangunannya dan banyak kebutuhan-kebutuhan kemewahan, maka akan sempurna saat itu faktor-faktor pendorong untuk memenuhi dan memperbanyak kebutuhan-kebutuhan itu. Setiap orang sesuai dengan keadaannya. Akibatnya persediaan menjadi terbatas. Banyak orang yang menawarnya padahal jumlah barangnya sendiri sedikit. Maka warga yang mempunyai keinginan mendapatkannya berebut.

Warga yang makmur dan hidup mewah membayar harga-harganya dengan boros, seberapapun mahalnya, sebab kebutuhan-kebutuhan mereka terhadapnya lebih banyak daripada selain mereka. Saat itu harga akan menjadi mahal.”156

Dalam bahasa ekonominya, terjadi peningkatan disposable income dari penduduk kota. Naiknya disposable income dapat meningkatkan marginal propensity to consume terhadap barang-barang mewah dari setiap penduduk kota tersebut. Hal ini menciptakan permintaan baru atau peningkatan permintaan terhadap barang-barang mewah. Akibatnya harga barang mewah akan meningkat pula.157

Ibnu Khaldun juga menjelaskan mekanisme permintaan dan penawaran dalam menentukan harga keseimbangan. Secara lebih rinci, ia menjabarkan pengaruh persaingan di antara konsumen untuk meningkatkan barang pada sisi permintaan.

Selain itu, Ibnu Khaldun juga menjelaskan pula pengaruh meningkatnya biaya produksi karena pajak dan pungutan-pungutan lain di kota tersebut, pada sisi penawaran.158

Ibnu Khaldun menjelaskan pengaruh pajak dalam penentuan harga. Dengan adanya pajak, maka secara otomatis kebutuhan akan biaya produksi akan meningkat. Hal itu akan mempengaruhi tingkat harga di pasar. Selain dari pajak yang dipungut atas dasar transaksi dan upeti yang dibayar kepada

156 Abdurrahman Ibn Khaldun, Al-Muqaddimah Jilid 5, 90.

157 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Mikro Islami, 174.

158 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Mikro Islami, 175

67

sultan-sultan. Ibnu Khaldun juga berpendapat bahwa dalam nilai harga kebutuhan pokok tersebut terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksinya. Seperti, biaya pengelolaan lahan pertanian. Hal itu juga dapat mempengaruhi tingkat harga dalam suatu kota. 159

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyaknya permintaan, tingkat keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia (produktivitas), besarnya tenaga buruh termasuk ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan, serta kemampuan teknik dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi permintaan adalah pendapatan, jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.160 Oleh sebab itu, permintaan dan penawaran dapat menjadi penentu tingkat keseimbangan harga dalam sebuah pasar.

B. Teori Nilai Guna, Nilai Tukar, dan Teori Harga menurut Adam