• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan kepustakaan adalah suatu tinjauan yang menjelaskan dan mengkaji buku-buku, karya-karya, pemikiran-pemikiran dan penulis ataupun peneliti terdahulu yang terkait dengan pembahasan skripsi. Tema mengenai tunanetra yang menghafal Al-Qur`an bukanlah bahasan baru dan inovatif dalam dunia pengetahuan. Tema ini sering menjadi bahan penelitian di dunia akademik, akan tetapi untuk membahas Tradisi menghafal (tahfiz) Al-Qur`an bagi santri tunanetra penulis berfikir belum ada. Baik penelitian di perguruan tinggi lain, maupun di IIQ (Institut Ilmu Al-Qur`an) Jakarta sendiri.

Terlihat ada beberapa skripsi yang sama mengenai ini, diantaranya:

Pertama, skripsi yang ditulis oleh M. Najmudin Rif‟an dengan judul “Resepsi Kegiatan Tahfiz Pagi (Kajian Living Qur`an di SDIT Nur Hidayah Surakarta)” yang merupakan Skripsi dari IAIN Surakarta.25 Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan Tahfiz Pagi meresepsi pelaku kegiatan sebagai sesuatu yang membentuk karakter cinta Al-Qur`an, sebagai obat penenang hati, sebagai motivasi hafalan, sebagai sarana meningkatkan kedisiplinan, dan sebagai sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan dan menyegarkan pikiran. Kemudian keterkaitan nya dengan penelitian penulis adalah sama-sama tentang kegiatan tahfiz, yang menjadi salah satu bentuk fenomena living Qur`an. Namun, yang menjadi perbedaannya adalah objek penelitian yang tidak sama, selain dari itu resepsi pemaknaan tradisi menghafal Al-Qur`an dalam kesehatan menjadi perbedaan penulis.

25 M. Najmuddin Rif‟an, “Resepsi Kegiatan Tahfiz (Kajian Living Qur`an di SDIT

Nur Hidayah, Surakarta)”, Skripsi, IAIN Surakarta, 2018, Tidak diterbitkan (t.d)

Kedua, skripsi dengan judul “Tradisi Menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren (Studi Living Qur`an di Pondok Pesantren Al- Mubarok Mranggen Demak)” yang ditulis oleh Laila Ngindana Zulfa dari Universitas Wahid Hasyim Semarang.26 Keterkaitan hasil penelitian penulis dengan penelitian diatas adalah sama-sama mendeskripsikan tradisi menghafal Al-Qur`an di Pesantren dengan studi Living Qur`an. Dari penelitian diatas, penulis menemukan sedikit gambaran apa saja yang harus ditulis dalam mendiskripsikan tradisi menghafal Al-Qur`an. Seperti motivasi menghafal, metode dalam menghafal, fadhilah orang yang menghafal Al-Qur`an. Akan tetapi, hasil dari mendiskripsikan tradisi menghafal Al-Qur`an dari penelitian diatas, menurut penulis sangat singkat dan kurang mendalam, yang ditanyakan hanya seputar diatas yang telah disebutkan. Sedangkan, penelitian penulis luas dan mendalam, seperti masuk ke dalam tingkat hafalan para santri serta faktor internal dan eksternalnya, dan dijelaskan pengaruh tradisi menghafal Al-Qur`an terhadap para santri tersebut

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Fathiyatur Rizkiyah yang berjudul “Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Santri dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur`an di Yayasan Raudlatul Makhfufin, Serpong, Tangerang Selatan” yang merupakan skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.27 Keterkaitan penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah samanya dalam mengambil objek penelitian yaitu Pesantren Raudhatul Makfufin Serpong Tangerang Selatan.

26 Laila Ngindana Zulfa, “Tradisi Menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren (Studi

Living Qur`an di Pondok Pesantren Al-Mubarok Mranggen Demak”, Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2013

27Fathiyatur Rizkiyah, “Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Santri Tunanetra dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur`an di Yayasan Raudlatul Makfufuin Serpong Tangerang Selatan”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, Tidak diterbitkan (t.d)

Meskipun demikian, penelitian yang secara intensif membahas tentang fenomena living Qur`an kegiatan tahfîz di Pesantren Raudhlatul Makfufin belum pernah dilakukan, dan penelitian yang akan diteliti oleh penulis mencakup lebih luas, tidak hanya sekedar motivasi menghafal Al-Qur`an. Apalagi hasil penelitian diatas, diteliti pada tahun 2015. Maka penulis beranggapan akan banyaknya perbedaan hasil penelitian di tahun 2015 dengan penelitian di tahun 2019, baik dari segi kuantitas para santri yang menghafal Al-Qur`an ataupun kualitas dalam membaca Al-Qur`an.

Keempat, Jurnal Penelitian yang ditulis oleh Ahmad Atabik yang berjudul “The Living Qur`an: Potret Budaya Tahfiz Al-Qur`an di Nusantara” di STAIN Kudus, Jawa Tengah. 28 Jurnal ini mentitik fokuskan kepada Tahfiz Al-Qur`an yang membudaya di Nusantara.

Sehingga, hal ini menjadi gambaran bagi penulis bagaimana menyusun data lapangan yang didapatkan kemudian di proses menghasilkan data deskripstif yang sistematis, baik dan benar.

Namun, sangat disayangkan dalam jurnal ini hanya mendeskripsikan budaya tahfiz di Nusantara, tanpa mencari pengaruh atau manfaat yang didapatkan dalam budaya tahfiz tersebut. Oleh karena itu, pengaruh atau manfaat yang sudah penulis dapatkan di lapangan menjadi keunggulan penulis dalam penelitian ini.

Kelima, selain terdapat skripsi dan jurnal yang bersangkutan, terdapat pula buku yang menunjang dalam penulisan skripsi ini, yaitu buku yang berjudul “Membumikan Peradaban Tahfiz Al-Qur`an”

yang diterbitkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta yang ditulis oleh Juju Saepudin dkk. Keterkaitan buku ini

28Ahmad Atabik, “The Living Qur`an: Potret Budaya Tahfiz Al-Qur`an di Nusantara”, dalam Jurnal Penelitian Living Qur`an n, Vol. 8 No. 1, Februari 2014

dengan penelitian penulis adalah sama-sama mengenai tahfiz Al- Qur`an dan menggambarkan bagaimana proses tahfiz Al-Qur`an di lembaga yang akan diteliti. Namun dalam buku ini penulis tidak mendapatkan pengaruh dalam menghafal Al-Qur`an seperti yang penulis maksud di dalam hasil penelitian ini. Sehingga penulis memiliki keunggulan didalam pengaruh tradisi tahfiz Al-Qur`an.

Keenam, buku yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an yang berjudul “Sejarah Penulisan Mushaf Al- Qur`an Standar Indonesia”. Buku ini terdapat keterkaitan dengan penulis, yaitu mengenai Al-Qur`an braille yang menjadi media menghafal Al-Qur`an santri tunaentra yang penulis teliti. Buku ini hanya memberikan informasi seputar Al-Qur`an braille saja.

Sehingga penelitian penulis mengenai tradisi menghafal Al-Qur`an menjadi keunggulan tersendiri bagi dunia penelitian.

Dari beberapa karya dan buku diatas, mayoritas membahas tentang Tahfiz Al-Qur`an dan adapula sebagian yang membahas penyandang tunanetra dalam menghafal Al-Qur`an. Akan tetapi, belum ada yang membahas mengenai Tradisi Menghafal Al-Qur`an Santri Tunanetra, yang dimana objek penelitiannya adalah Pesantren Raudhatul Makfufin Serpong Tangerang Selatan. Tradisi menghafal Al-Qur`an bagi santri tunanetra ini dianalisis oleh penulis bagaimana santri Tunanetra merefleksikan Al-Qur`an dalam kehidupan sehari- hari. Sehingga tradisi menghafal Al-Qur`an bisa memberikan manfaat dan pengaruh dalam kehidupan para santri tunanetra. Pengaruh yang penulis dapatkan dilapangan adalah pengaruh dalam pskologi dan pengaruh dalam kesehatan.

Dengan harapan, hasil penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat bahwa Tradisi menghafal Al-Qur`an dikalangan santri

tunanetra sangat berpengaruh terhadap kehidupan para santri sehari- hari.

Dokumen terkait