• Tidak ada hasil yang ditemukan

5,40 triliun

Dalam dokumen II-2020 - Otoritas Jasa Keuangan (Halaman 129-132)

total

B. Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB)

SimPel/SimPel iB merupakan program inklusi keuangan yang bertujuan untuk mendorong budaya menabung sejak dini. Program yang ditujukan bagi pelajar sejak PAUD hingga SMA ini diluncurkan pada tanggal 14 Juni 2015 dan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No.82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

Pada triwulan II-2020, data SimPel/SimPel iB adalah sebagai berikut:

Perkembangan Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) didukung oleh program Satu Pelajar Satu Rekening (KEJAR) yang merupakan salah satu bentuk Aksi Pelajar Indonesia Menabung dalam rangka implementasi Keputusan Presiden (Keppres) No.26 tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung (HIM). Melalui program KEJAR diharapkan setiap pelajar di Indonesia memiliki rekening sehingga budaya menabung di Lembaga Jasa Keuangan formal dapat dilakukan sejak dini. Dalam

implementasinya, program KEJAR dapat menggunakan produk tabungan segmentasi pelajar/anak yang dimiliki oleh bank atau produk SimPel/SimPel iB. Hingga triwulan II-2020, capaian KEJAR atau prosentase jumlah pelajar yang telah memiliki rekening tabungan di bank adalah sebesar 46,07%.

Dengan mempertimbangkan potensi perluasan akses pelajar terhadap produk SimPel/SimPel iB melalui optimalisasi peran agen Laku Pandai, telah dilakukan inisiasi pengembangan produk SimPel/SimPel iB berkarakteristik Basic Saving Account (SimPel BSA/

SimPel BSA iB) melalui penyesuaian fitur SimPel/SimPel iB existing dengan tabungan BSA sebagaimana diatur pada POJK No.19/POJK.03/2014 tentang Laku Pandai.

Selama triwulan II-2020, telah dilaksanakan pembahasan dengan Kelompok Kerja (Pokja) SimPel yang terdiri dari 11 perwakilan perbankan terkait usulan draft Generic Model SimPel BSA/SimPel BSA iB. Selain itu, telah dilakukan pula pembahasan dengan satuan kerja pengaturan terkait kesesuaian fitur pada Generic Model SimPel BSA/SimPEL BSA iB. Dengan adanya Generic Model SimPel BSA/

SimPel BSA iB maka pembukaan rekening SimPel/Simpel iB dapat dilakukan melalui agen Laku Pandai sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan khususnya pada segmen pelajar.

C. Tabungan Mahasiswa dan Pemuda (SiMUDA) Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMUDA) merupakan program tabungan bagi kelompok usia 18-30 tahun dengan dilengkapi fitur produk keuangan sesuai seperti asuransi dan/atau produk investasi lainnya yang ditawarkan oleh perbankan di Indonesia dengan klasifikasi sebagai berikut:

SiMuda RumahKu SiMuda InvestasiKu SiMuda EmasKu

Tabungan rencana untuk mengangsur uang muka KPR (DP KPR) dan dilindungi dengan proteksi asuransi.

Tabungan rencana yang memiliki fitur berinvestasi di reksa dana secara berkala dan dilindungi dengan proteksi asuransi.

Pembiayaan kepemilikan emas dengan menggunakan akad murabahah (jual beli) dan dilindungi dengan proteksi asuransi.

Setoran Awal Kebijakan masing-masing bank Minimal Rp100.000 Kebijakan masing-masing bank

Biaya Admin Tidak ada Kebijakan masing-masing bank Tidak ada

Setoran Bulanan Minimal Rp100.000 Sama dengan setoran awal Minimal Rp50.000

Jangka Autodebet Minimal 12 bulan Minimal 12 bulan Minimal 12 bulan

Tabel II - 29 Fitur Tabungan Mahasiswa dan SiMUDA

Adapun jumlah rekening SiMUDA pada triwulan II–2020 adalah 17.168 rekening dengan total saldo sebesar

Rp40,03 miliar. Adapun rincian berdasarkan fitur tabungan SiMuda adalah sebagai berikut:

SiMuda RumahKu Jumlah rekening adalah 17.087 rekening dengan total saldo

sebesar Rp38,96 miliar

SiMuda InvestasiKu Jumlah rekening adalah 66 rekening dengan total saldo

sebesar Rp44.996.575,00

SiMuda EmasKu Jumlah rekening adalah 15 rekening dengan total saldo

sebesar Rp30.408.147,00

D. Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) secara

berkesinambungan telah dilakukan sebanyak enam kali sejak tahun 2014. KOINKU merupakan kompetisi yang bertujuan untuk mendapatkan model inklusi keuangan yang dapat diimplementasikan pada sektor keuangan baik sektor perbankan, industri keuangan nonbank, maupun pasar modal.

Usulan tema KOINKU tahun 2020 adalah

“Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Program Inklusi Keuangan”. Tema ini dipilih karena sejalan dengan program literasi keuangan tahun 2020 yaitu

“Bijak Mengelola Uang dan Cerdas Berinvestasi menuju Kebebasan Finansial” serta sasaran prioritas literasi keuangan tahun 2020. Selain itu hasil Survei Nasional Literasi Keuangan tahun 2019 menunjukkan bahwa berdasarkan gender, tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangan perempuan masih lebih rendah dibandingkan dengan pria. Ditambah lagi, peran perempuan identik pada pada kegiatan non-ekonomi, misalnya mengurus rumah tangga dan mengasuh anak. Namun, seiring perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, peran perempuan lebih aktif dalam kegiatan ekonomi dan publik. Peran kaum perempuan dalam kegiatan ekonomi rumah tangga merupakan fenomena yang membudaya dalam masyarakat antara lain disebabkan alasan ekonomi. Seiring bertambahnya tingkat pendidikan pada perempuan, kualitas hidup perempuan semakin membaik, diikuti dengan meningkatnya kesetaraan gender di seluruh bidang pembangunan. Pada triwulan II-2020 telah dilakukan sosialisasi dalam bentuk teaser dan flyer kegiatan KOINKU kepada masyarakat. Tujuannya agar OJK dapat menjaring lebih banyak ide terkait model inklusi keuangan bagi perempuan. Informasi lebih lanjut terkait KOINKU 2020 dapat dilihat pada website dan Instagram KOINKU di @koinku_ojk. Proposal model inklusi dapat disampaikan melalui website www.

koinku.co.id sampai dengan akhir September 2020.

Melalui KOINKU 2020 diharapkan dapat tercetus ide-ide dan gagasan yang relevan dan dapat diaplikasikan untuk meningkatkan inklusi keuangan khususnya perempuan dan masyarakat Indonesia secara umum.

E. Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan (SNKIP)

Dalam rangka mendukung pengembangan akses dan inklusi keuangan bagi Perempuan sesuai Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dalam hal ini Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian bersama dengan OJK, Bank Indonesia, Asian Development Bank (ADB) serta Kementerian/

Lembaga (K/L) terkait meluncurkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan (SNKIP) pada 9 Juni 2020.

SNKIP bertujuan untuk mengisi kesenjangan dengan memperkenalkan area prioritas utama dan rencana aksi untuk mempromosikan akses terhadap keuangan bagi perempuan Indonesia yang mengakomodasi beragam kebutuhan, minat, dan latar belakang. Strategi tersebut mempertimbangkan kesenjangan gender dan isu yang menimbulkan hambatan bagi perempuan untuk mengakses dan mendapatkan manfaat dari berbagai produk dan layanan keuangan. Pada SNKIP juga ditekankan optimalisasi literasi dan akses terhadap produk dan layanan keuangan yang terjangkau sehingga partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi

formal dapat meningkat. Selain itu, pada SNKIP juga dipertimbangkan faktor yang bersinggungan dengan isu inklusi keuangan perempuan seperti usia, pendidikan, latar belakang sosial dan budaya, serta geografis, sehingga perempuan tidak dianggap sebagai kelompok yang homogen.

SNKI Perempuan ini diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan khususnya perempuan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.6.4 Literasi dan Edukasi Keuangan A. Tema Prioritas Literasi Keuangan 2020 Sebagaimana implementasi amanat Revisit SNLKI Tahun 2017 dalam rangka memaksimalkan pencapaian target indeks literasi dan inklusi keuangan, diperlukan adanya sinergi dan kolaborasi antara OJK, Industri Jasa Keuangan, maupun pemangku kepentingan lainnya dalam penentuan tema prioritas atau tematik kegiatan besar setiap tahun yang terkait dengan peningkatan literasi dan inklusi keuangan. OJK telah melakukan pembahasan tema dan sasaran prioritas literasi keuangan tahun 2020 yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan literasi keuangan tahun 2020. Adapun tema prioritas yang telah ditetapkan untuk industri keuangan konvensional adalah “Bijak Mengelola Uang dan Cerdas Berinvestasi Menuju Kebebasan Finansial”, sedangkan untuk industri jasa keuangan syariah adalah “Produk Keuangan Syariah Sama Bagusnya, Sama Lengkapnya dan Lebih Adil”.

Untuk sasaran prioritas yang telah ditetapkan sebagai komunitas yang menjadi prioritas tahun 2020 adalah UMKM, Perempuan dan Ibu Rumah Tangga serta Petani/

Nelayan. Diharapkan tema prioritas yang tersebut akan membantu seluruh pemangku kepentingan yang akan melaksanakan kegiatan literasi dan inklusi keuangan lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang sudah

ditetapkan menjadi tema prioritas serta memaksimalkan pencapaian taget indeks literasi dan inklusi keuangan.

B. Pengembangan Infrastruktur 1. Webinar Training of Trainers Guru

OJK melaksanakan Webinar Training of Trainers (ToT) guru SMA/MA bagi anggota Asosiasi Guru Ekonomi Indonesia (AGEI) dan dibuka oleh Ketua Umum AGEI.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 90 anggota AGEI yang merupakan guru SMA/MA di 33 provinsi di Indonesia.

Narasumber kegiatan tersebut berasal dari OJK dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan dengan cakupan materi adalah antara lain materi OJK dan Waspada Berinvestasi, Pembiayaan, Perbankan, Perasuransian, Pergadaian, Pasar Modal, Dana Pensiun dan Ekonomi Syariah.

Peningkatan pemahaman peserta mengenai materi yang telah disampaikan, berdasarkan nilai pre test dan post test adalah sebesar 30,35%.

2. Sinergi Edukasi OJK

Sebagai upaya peningkatan pemahaman tentang OJK dan Industri Jasa Keuangan kepada para guru agar diharapkan dapat mengajarkan materi literasi keuangan kepada siswa serta kepada guru lainnya sehingga menghasilkan multiplier effect yang lebih luas, OJK telah menyelenggarakan Sinergi Edukasi OJK dengan Kemendikbud dan Kemenag bagi 86 orang peserta yang terdiri dari SMA/SMK/MA di Pontianak dan sekitarnya. Para peserta mendapatkan materi OJK dan Waspada Berinvestasi, Perusahaan Pembiayaan, Perbankan, Perasuransian, Pergadaian, Pasar Modal, Dana Pensiun, dan Ekonomi Syariah. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari berjalan dengan baik, interaktif, dan para peserta antusias menerima pengetahuan baru. Peningkatan pemahaman peserta mengenai materi yang telah disampaikan, berdasarkan nilai pre test dan post test adalah sebesar 27,76%.

3. Sinergi Pelaksanaan Kegiatan Edukasi Keuangan dengan Stakeholders: Webinar Literasi Asuransi bersama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) OJK melaksanakan webinar literasi asuransi bersama Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) kepada 88 pelaku UMKM dengan tema ”Saatnya UMKM mendapatkan prioritas proteksi di tengah pandemi COVID-19”. Peserta kegiatan adalah mahasiswa, dosen, pelaku UMKM, dan masyarakat umum. Adapun materi yang disampaikan adalah pengenalan OJK, perlindungan konsumen fintech Peer to Peer (P2P) Lending dan waspada investasi ilegal. Selain itu, dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan diskusi panel dengan tiga narasumber yang menyampaikan materi meliputi:

a. Peran Penjaminan KUR dalam Pengembangan UMKM.

b. Pengenalan Produk Asuransi Mikro.

c. Asuransi Mikro Hadir dalam Menjawab Kebutuhan Masyarakat melalui UMKM.

4. Minisite dan Media Sosial (Medsos) Sikapiuangmu OJK secara berkesinambungan melakukan edukasi keuangan melalui media digital, yaitu minisite dan media sosial untuk melengkapi kegiatan edukasi keuangan yang dilakukan secara tatap muka.

Pada triwulan II-2020, edukasi dilakukan berhasil menjangkau 103.317 pengunjung melalui 29 artikel antara lain tema tentang Generasi Sandwich, Syariah Card, Pengelolaan Keuangan Sesuai Tipe Kepribadian.

Selain konten artikel, terdapat beberapa jenis konten lain seperti quotes keuangan, pembahasan kata-kata atau istilah keuangan serta trivia seputar keuangan.

5. Penyusunan Buku Literasi Keuangan Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Dalam rangka melengkapi seri Buku Literasi Keuangan bagi setiap kalangan, OJK bekerja sama dengan ADB menyusun Buku Literasi Keuangan Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berdasarkan forum Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), dan pegiat literasi keuangan, telah disepakati bahwa buku literasi keuangan bagi PAUD akan terdiri dari empat buku cerita bergambar dan satu buku pendamping yang ditujukan bagi guru dan orang tua. Keempat buku dimaksud akan diilustrasikan oleh penulis dan illustrator anak yang masing-masing memiliki tema: pengenalan konsep uang, kegunaan uang (mengenalkan kebutuhan vs keinginan), menumbuhkan budaya menabung, dan konsep berbagi.

6. Strategi Nasional Literasi Keuangan (Revisit 2020) Sebagai tindak lanjut atas hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2019 (SNLIK 2019), OJK melakukan penyusunan SNLKI Revisit 2020. Adapun saat ini, penyusunan dimaksud telah memasuki tahap inventarisasi awal terkait data dan bahan yang dikumpulkan untuk penulisan beserta penyusunan kerangka awal SNLKI Revisit 2020. Adapun arah strategi SNLKI Revisit mencakup Higher Level Strategy terkait literasi dengan mempertimbangkan RPJMN, SDGs, Rapat Terbatas SNKI, Arah Strategis OJK serta environmental scanning seperti SWOT dan PESTEL Analysis.

7. Aplikasi Online Platform Informasi dan Edukasi Keuangan (OPIK) Sikapiuangmu

Dalam rangka peningkatan program literasi keuangan OJK melakukan pengembangan terhadap minisite Sikapiuangmu. Terdapat dua cakupan pengembangan, yaitu Pembangunan Database Nasional Materi Literasi Keuangan dan Pembangunan Data Literasi dan Inklusi Keuangan (Data-Link).

Dalam rangka mendorong upaya perluasan akses keuangan di daerah, telah dibentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Pembentukan TPAKD merupakan tindak lanjut dari Radiogram Menteri Dalam Negeri No.T-900/634/Keuda tanggal 19 Februari 2016 kepada Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur, Bupati dan Walikota untuk membentuk TPAKD di provinsi/

kabupaten/kota, dan Memorendum dari Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. MO-1/D.01/2016 tanggal 15 Maret 2016 kepada seluruh Kepala OJK Regional/Kepala OJK Provinsi/Kepala OJK. TPAKD memiliki peran penting dalam upaya mendorong percepatan akses keuangan, mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.

Berbagai program TPAKD dibuat dan dijalankan agar dapat memberikan outcomes bagi masyarakat dan mendukung visi dan misi pemerintah daerah terutama dalam mengembangkan potensi unggulan dan sektor pembangunan prioritas di daerah.

Salah satu upaya yang dilakukan TPAKD tahun 2019 adalah pelaksanaan business matching. Business matching adalah upaya fasilitasi dari TPAKD untuk mempertemukan kebutuhan masyarakat akan produk keuangan—baik kredit/pembiayaan, asuransi, tabungan, dan investasi—dengan industri jasa keuangan. Selain itu, program kerja TPAKD juga dapat mendukung program pemerintah pusat, seperti program Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ultra Mikro (UMi), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan lainnya.

Program-program TPAKD yang dilaksanakan pada 2019 dirangkum dalam laporan implementasi program kerja TPAKD. Laporan ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif acuan atau sarana pertukaran informasi dalam rangka penerapan program kerja TPAKD di daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan di wilayah masing-masing. Selain itu, buku ini juga mencakup

arah pengembangan TPAKD tahun 2020, serta telah ditetapkan pula program tematik TPAKD tahun 2020 yaitu Business Matching TPAKD dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir. Dengan program tematik tersebut, diharapkan keberadaan serta peran TPAKD di daerah dapat lebih dirasakan oleh masyarakat.

Buku laporan implementasi program TPAKD 2019 dan arah pengembangan 2020 ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi seluruh pemangku kepentingan di daerah, mulai dari Pemerintah Daerah, regulator keuangan, industri keuangan, dan instansi terkait lainnya di daerah dalam menggali terobosan guna memperluas akses keuangan untuk mendukung kegiatan ekonomi yang lebih produktif dan merata.

Dalam dokumen II-2020 - Otoritas Jasa Keuangan (Halaman 129-132)