• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang-undang nomor 1 tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara;

Dalam dokumen P€R€NCANAAN (Halaman 76-80)

PENGANGGARAN DAERAH

D. BEEERAPA PENDEKATAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAERAH

2. Undang-undang nomor 1 tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara;

3.

Undang-undang Nomor 15 tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ISPPNJ.

4.

Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2004' tentang Rencana Keria dan Anggaran Kementerian/lembaga [RKA-KL)

66

Perefl.owa dan Penganggiatl Daeruh

5.

Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2004' tentang Rencana Keria Pemerintah.

Transparansi dan

Akuntabilitas

Dalam penyusunan

dan

penganggaran APBD berbasis

kinerja

yang

perlu diperhatikan dan dipertimbangkan bahwa masyamkat merupakan tujuan dan sasaran awal dan akhir dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan, sehingga masfarakat

berbak

mengetahui semua informasi yang jelas mengenai sasaran, tuiuan dan hasil serta manhat yang akan diperoleh darisefiap pelaksanaan prgram dan kegiatan yang dialokasikan pendanaannya melalui APBD, apakah aspirasi mereka telah

terarnpung

dalam program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, utamanya apakah kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat telah terakomodir.

Masyarakat juga berhak

untuk

memintakan pertanggungiawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan dalam APBD, jadi prinsip transparan

dan

akuntabel dalam penyusunan

dan

pelaksanaan APBD berbasis

kinerja

sangat diutamakan,

tidak ada yang

disembunyikan setiap kepentingan hajat hidup masyarakat banyak

Pemerintah Daerah

harus

menampung

seluruh

aspirasi masfarakat

dengan memilah-memilah mana yang merupakan skala prioritas tinggi

dan utama dan mana skala

prioritas

sedang dan rendah dari aspek program dan kegiatan yang masih dapat ditunda. Tentu semua

ini diperlukan

transparansi

dalam

merancang

dan

menyusun serta merencanakan dan mengalokasikan anggarannya dalam APBD dengan melakukan terlebih dahulu musyawarah keria pembanguna4 baik pada tingkat des4 kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi dan dilaniutkan pada tingkat Nasional.

a. Disiplin

Dalam menyusun dan merencanakan serta mengalokasikan setiap program dan kegiatan datam APBD diperlukan

prediksi

atau pun perkiraan kemampuan sumber-sumber penerimaan daerah yang

akan dijadikan

pendapatan daerab

yang diperuntukkan

untuk menyusun

dan

merencanakan program

dan

kegiatan. Perkiraan atau predsiksi

ini

sangat diperlukan, karena

perkiraan

perkiraan

secara terukur dibutuhkan dalam

mengalokasikan anggaran

setiap pos-pos atau

pasal-pasal

dalam program dan

kegiatan 67

MoDUL }{ar-{ KULTAH Fl{P IPDN

yang dialokasikan merupakan batasan

tertinggi

bagi pengeluaran belanja. Penganggaran pengeluafan harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam

jumlah

yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan/proyek yang

belum/tidak

tersedia anggarannya dalam APBDr/maupun APBD perubahan.

b.

Keadilan

Pemerintah daerah wajib mengalokasikan

penggunaan anggarannya

secara adil agar dapat dinikmati oleh

seluruh

kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam

pemberian

pelayanan karena pendapatan daerah pada hakekatnya diperoleh melalui peran serta masyarakat.

c.

Efisiensi dan

Efektivitas

Penyusunan anggaran hendalcrya

dilakukan

berlandaskan azas efisiensi, tepat guna, tepat waktu pelaksanaan dan penggunaannya dapat dipertanggungi awabkan.

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin

untuk dapat

menghasilkan peningkatan

dan

keseiahteraan yang maksimal untuk kepentingan masyarakat

Penerapan prinsip yang

terakhir ini

(prinsip ketigal berkaitan erat dengan kinerja yang menjadi

tolok

ukur

efektMtas

pengalokasian anggaran.

Hal ini

berdasarkan argumentasi sebagai

berikut:

.

a.

Efisiensi alokasi anggaran dapat dicapai, karena dapat

dihindari

ov e r I ap p i ng tvgas/fungsi/ke giatan.

b.

Pencapaian

output dan outcomes dapat dilakukan

secara optimal, karena kegiatan yang diusulkan masing-masing

unit kerja

benar-benar

merupakan

pelaksanaan

dari tugas

dan fungsinya.

Berdasarkan

prinsip-prinsip

tersebut maka dapat disimpulkan tuiuan penerapan anggaran bebasis kinerla diharapkan dapat:

a

Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerjayang akan dicapai (directly linkages between performance.and budget);

b. Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam

pelaksanaan fo pe ra ti onal effi ciency )

;

68

f .ll.anarrn

^)t

1Jllnganqgarqft Diefah

c. Meningkatkan fleksibilltas dan akuntabilitas unit

dalam

melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran fmore flextbiliy and accountobilltY).

Sumber: Pedoman PeneGpafl PerEatEgaran

Ha*s

kh€tia (PBKI

D€parterflen Keuaflgan R I dan Bappenas, Tala'l

Uy.

3.

PENDET{ATAIq PENGANGGARAIII DENGAN PERSPEKTTF JAr'lGKe MEHENGAH

Penyusunan anggaran dengan perspelitif iangka

menengah

memberikan kerangka yang menyeluruh, meningkatkan

keterkaitan

antrra

proses perencanaan

dan

penganggaran, mengembangkan disiplin fiskal, mengarahkan alokasi sumber da5ra agar lebih rasional dan sFategis,

dan

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dengan pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien.

Dengan melakukan proyeksi iangka

menengah,

dapat

dikurangi ketidakpastian

di

masa yang akan datang dalam penyediaan dana untuk membiayai pelaksanaanberbagai inisiatifkebi.iakan baru dalam penganggar''an tahunan tetap dimungkinkan, tetapi pada saat yang sama harus pula dihihrng

implikasi kebijakan baru tersebut dalam kontelG keberlanjutan

fiskal dalam iangka menengah fmedium

term

fiskal sustainability]. Cara

ini

fuga memberikan peluang kepada SKPD

dan

PPKD

untuk

melalnrftan analisis apakah perlu melakukan perubahan terhadap kebiiakan yang ada, termasuk menghentikan programprogram yang tidak efektif. agar kebiiakan-kebiiakan baru dapat diakomodasikan'

Dengan memusatkan perhatian pada kebijakan-kebiiakan yang dapat

dibiayai,

diharapkan

dapat

tercapainya

dlsiplin fiskal, yang

merupakan kunci bagi tingkat kepastian ketersediaan sumber daya

untuk

membiayai kebiiakan-kebiiakan Prioritas.

Sebagai

konsekrensi dari

menempuh proses penganggaran dengan

perspektif iangka

menengah secara

disiplin,

manaiemen mendapat'kan imbalan dalam bentukkeleluasaan pada tahap implementasi dalam kerangka kinerja yang diiaga dengan

ketal

Perubahan dalam pengelolaan keuangan daerah [anggaran] harus tetap berpegang pada

prinsip-prinsip

pengelolaan keuangan daerah yang

baik'

69

\.foDur MArA KurrAH i:iUP IPDN

antara Iain: akuntabilitas, transparansi, value

for

money, pengendalian, dan pengawasan.

Akuntabilitas keuangandanpengendalian dalam eksekutifdimulaidengan penyiapan anggaran yang memberikan fondasi

untuk

semua pengukuran

berikutnya.

Setelah

anggaran disetujui oleh legislatif.

pelaksanaannya menjadi tanggung iawab satuan kerja [satker] yang mengelola anggaran dan eksekutif secara keseluruhan.

a.

Tujuan dan Sasaran KPfM

Tuiuan

adalah

untuk

memberikan kerangka

kerja

perencanaan dan penganggaran 5rang menyeluruh dengan manfaat yang optimal dengan harapan:

Dalam dokumen P€R€NCANAAN (Halaman 76-80)