• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

INSTRUMEN PENELITIAN

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

-dibuat dalam bentuk yang sarna, misalnya pilihan ganda semua, rating scale semua, atau checklist semua.

Bentuk-bentuk instrumen mana yang akan dipilih tergantung beberapa faktor, diantaranya adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan.

Bila akan rnenggunakan angket, rnaka bentuk pilihan ganda lebih komunikatif, tetapi tidak hernat kertas, dan instrurnen rnenjadi tebal sehingga responden rnalas untuk rnenjawabnya. Bentuk checklist, dan rating scale dapat digunakan sebagai pedoman observasi maupun wawancara. Kapan ketiga metode pengumpulan data ini digunakan?

1. Angket digunakan bila responden jumlahya besar dapat membaca dengan baik, dan dapat rnengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, responden kecil.

digunakan bila ingin rnengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jurnlah responden sedikit

digunakan bila ingin mendapatkan data yang lengkap, akurat dan konsisten

2. Observasi

3. Wawancara

4. Gabungan ketiganya

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasiI (data) penelitian menjadi valid dan reliabel.

Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.

Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti.

Instrumen-instrumen dalam ilmu alam, misalnya meteran, thermometer, timbangan, biasanya telah diakui validitasnya dan reliabilitasnya (kecuali instrumen yang sudah rusak dan palsu). Instrumen-instrumen itu dapat dipercaya validitas dan reliabilitasnya karena sebelum instrumen itu digunakanldikeluarkan dari pabrik telah diuji validitas dan reliabilitasnya/ditera.

Instrumen-instrumen dalam ilmu sosial sudah ada yang baku (standard), karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi ban yak juga yang belum baku bahkan belum ada. Untuk itu maka peneliti harus mampu menyusun sendiri instrumen pada setiap penelitian dan menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang tidak teruji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya.

Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Meteran yang putus dibagian ujungnya, bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sarna (reliabel) tetapi selalu tidak valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) tersebut rusak. Penjual jamu berbicara di mana-mana kalau obatnya manjur (reliabeJ) tetapi selalu tidak valid, karena kenyataannya jamunya tidak manjur. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk

pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan.

Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa test jawabannya adalah

"salah atau benar", sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada yang

"salah atau benar" tetapi bersifat "positif dan negatif". Skema tentang instrumen yang baik dan cara pengujiannya ditunjukkan pada gambar 6.1 di halaman berikut.

Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa instrumen yang baik, (yang berupa test maupun nontest) harus valid dan reliabel. Instrumen yang valid

harus mempunyai validitas internal dan eksternal. lnstrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, hila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur.

Jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Kalau validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, maka validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris. Misalnya akan mengukur kinerja (performance) sekelompok pegawai, maka tolak ukur (kriteria) yang digunakan didasarkan pada tolok ukur yang telah ditetapkan di kepegawaian itu. Sedangkan validitas internal dikembangkan dari teori-teori tentang kinerja. Untuk itu penyusunan instrumen yang baik harus memperhatikan teori dan fakta di lapangan.

Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Instrumen tentang kepemimpinan akan menghasilkan data kepemimpinan, bukan motivasi. Penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila, hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel yang lain, atau hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang nontest yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi (construct). Sutrisno Hadi (1986) menyamakan construct validity sarnadengan logical validity atau validity by definition. Instrumen yang mernpunyai validitas konstruksi, jika instrurnen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas organisasi, maka perlu didefinisikan terlebih dahulu apa itu efektifitas organisasi. Setelah itu disiapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi sesuai dengan definisi yang telah dirumuskan itu. Untuk melahirkan definisi, maka diperlukan teori-teori. Dalarn hal ini Sutrisno Hadi rnenyatakan bahwa

"bila bangunan teorinya sudah benar, rnaka hasil pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil

yang valid.

CONTRUCT

¢

UJI

/

VALIDATY VALIDITASNYA

Disusun Dengan

berdasarkan Konsultasi ahli

teori yang relevan

/ V,,,,,,,.

!rasionalinternal

)

\

CONTENTVALIDITY

VALIDITASNYAUJI

Valid

\

Disusunberdasarkan MembandingkanDengan

mengnkur

rancangani program yang ada

apa yang dan

hendak di program yang

Konsultasi ahli

ukur telah ada

(Ketepatan)

I

/ \

Validitas \ Disusunberdasarkan

;L~

VALIDIT ASNYAUJI

Instrumen \ eksternal! fakta-fakta Dibandingkan

yang baik empiris

/

empiris yang

\r

dengan standar

/

telah terbukti yang telah ada

dilanjutkan dg

\

analisis faktor

RELIABEL Digunakan untuk

mengukur Tests-Retest.

~

berkali-kali

/~

Stability

k

Kelompok

mengahsilkan

r

sama waktu Dianalisa

data yang sarna berbeda

(konsisten)

/

korelasidengan

Tests Beda setelah

Tetapi

« Equivalent

k

equivalent.

l.L

diuji coba

E

r-v

Dicobakan

I'r

'"

~ dalam waktu

""

yang sarna

~

Gabungan ,..-A

di atas ...•

Diuji dengan:

) Internal

=>

-split half consistency -KR20, KR21

-Anova Hoyt

Gambar 6.1. Skema Tentang Instrumen dan Cara-cara Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi (content validity), maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan program yang telah direncanakan. Selanjutnya instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan (efektivitas) maka instrumen harus disusun berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.