• Tidak ada hasil yang ditemukan

XI IPA SEMESTER GENAP

Dalam dokumen Volume 1, Tahun ISSN KATA PENGANTAR (Halaman 151-158)

Dian Mardiani

STKIP Garut [email protected]

ABSTRAK

Metode “BDR” (Berpikir, Diskusi, Refleksi) merupakan bentuk penyajian pembelajaran yang dirancang sebagai campuran dari metode-metode pembelajaran yang sudah baku yang dikenal oleh para guru. Prinsip metode BDR sejalan dengan prinsip CBSA yang telah ada sejak tahun 1979. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa ada tidaknya peningkatan keterampilan memecahkan soal matematika kelas 2 program IPA dengan menggunakan metode BDR.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek mahasiswa STKIP Garut kelas 2C tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 44 mahasiswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dan untuk siklus selanjutnya berpedoman pada hasil refleksi siklus sebelumnya. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa lembar observasi, tes, dan angket.Berdasarkan analisa terhadap hasil tes diperoleh kesimpulan bahwa dengan metode BDR terdapat peningkatan keterampilan memecahkan soal matematika kelas XI program IPA, walaupun masih terdapat 22% mahasiswa yang mengalami peningkatan dengan nilai dibawah standar yang ditetapkan.

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Salah satu bentuk konkret dari pendidikan tersebut adalah terdapatnya proses belajar mengajar yang melibatkan guru, siswa, materi, dan metode pembelajaran.

STKIP Garut merupakan salah satu perguruan tinggi yang mencetak lulusannya menjadi seorang guru, berusaha untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Salah satu jurusannya adalah jurusan pendidikan matematika. Mata pelajaran matematika tingkat pendidikan dasar dan menengah adalah mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh parasiswa sehingga banyak siswatidak menyukainya. Hal ini merupakan tantangan yang besar bagi calon guru matematika untuk mampu menguasai materi dan membelajarkannya kepada siswa. Guru yang menguasai materi dan cara membelajarkannyamemiliki salah satu hal yang dapat menarik parasiswanya untuk menyukai matematika.

Salah satu mata kuliah yang erat kaitannya dengan pelatihan mahasiswa dalam mengajar adalah mata kuliah kapita selekta matematika SMA II. Mata kuliah ini membekali mahasiswa dalam segi materi sehingga pada saat praktik mengajar, mahasiswa lebih percaya diri. Mata kuliah ini tidak sekedar diajarkan di ruang kuliah saja, dosen perlu merangsang mahasiswa untuk mampu belajar mandiri melakukan refleksi dan memikirkan bagaimana mengajarkan siswanya belajar matematika sehingga mahasiswa mau dan diberi kesempatan untuk melatih kemampuan terebut.

138 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung Waktu 200 menit dalam satu kali pertemuan dengan subjek belajar mencapai 44 orang, adalah suatu tantangan bagi peneliti. Metodeinidipilih untuk membuat waktu 200 menit tidak menjemukan, bahkan kondusif untuk belajar. Kami ingin menerapkan suatu metode pembelajaran sehingga tidak ditemukan mahasiswa yang mengalami kejenuhan dalam proses belajar tersebut.

Metode ini diharapkan pula efektif. Tindakan yang diberikan pada penelitian ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami teori, melatih keterampilan bermatematika secara mandiri, dan mengkomunikasikan kesulitan yang dihadapi pada sebuah diskusi sampai mahasiswa menyadari bahwa dia telah memahami teori matematika tersebut. Tahap berikutnya mahasiswa diberi waktu untuk melakukan refleksi, bagaimana dia bisa sampai memahaminya. Tahap akhir adalah mahasiswa memikirkan bagaimana cara mengajarkan teori matematika tersebut pada siswa SMA.

Penulis menyebut inidengannama metode BDR (Berpikir, Diskusi, Refleksi). Menurut pemikiran penulis tindakan yang diberikan dalam penelitian ini sesuai dengan hakekat pembelajaran matematika, yaitu matematika tidak bisa diajarkan dengan mentransfer pengetahuan, akan tetapi harus ada proses berfikir dalam diri yang diajar. Oleh karena itu tujuan metode BDR ini adalah meningkatkan keterampilan bermatematika pada mahasiswa secara mandiri dan mendorong minat untuk belajar matematika. Jika metode ini, ternyata kurang efektif, pengalaman ini akan tetap bermanfaat bagi peneliti dan mahasiswa, sebagai bahan referensi untuk mengambil keputusan dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran matematika selanjutnya.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah dengan menggunakanmetode BDR keterampilan mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika SMA kelas XI IPA meningkat?

1.3. Definisi Operasional

a. Metode BDR (Berpikir, Dikusi, Refleksi) merupakan campuran dari beberapa metode pembelajaran yang telah baku dan telah dikenal oleh para guru. Ciri khas metode ini adalah:

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk berpikir secara mandiri, membangun sendiri pemahaman konsep matematika, menguasai prosedur pemecahan masalah soal matematika secara mandiri.

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk menyampaikan masalah yang dihadapi dalam belajar kepada dosen secara individual ataupun kepada teman-temannya dalam diskusi.

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengkomunikasikan baik secara lisan atau pun tulisan tentang soal masalah matematika dalam suatu diskusi.

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan refleksi, yakni perenungan tentang bagaimana dia akan mengajarkan materi matematika kepada siswanya kelak dan menyampaikan ide pembelajaran secara tertulis.

b. Keterampilan memecahkan soal matematika merupakan persentase penguasaan mahasiswa terhadap materi matematika. Keterampilan ini diperoleh dengan melihat hasil tes mahasiswa.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ingin mengetahui apakah dengan menggunakan metode BDR keterampilan mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika SMA kelas XI IPA semester genap meningkat.

1.5. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung bagi peneliti dan mahasiswa dalam memberikan pengalaman belajar dan membelajarkan matematika.

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 139 2. LandasanTeoritis

2.1. Kajian teoritis

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah antara guru dan murid.Foantadalam ErmanSuherman (2004 : 8) mengataan bahwa

“pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”. Sedangkan OemarHamalik(2003:57) berpendapat bahwa

“pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran“. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya untuk mengkomunikasikan program belajar agar suatu proses belajar mengajar berjalan secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Matematika menurut Hudojo,Herman (Mardiani,Dian2001:10) “berkenaan dengan ide-ide atau konsep–konsep abstrak yang tersusun hirarkis dan penalarannya deduktif“. Ini hampir sejalan dengan Abdurahman,Mulyono (1996:21) yang mengungkapkan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan,mencatat, dan mengkomunikasikan ide melalui elemen dan kuantitas “. Dari beberapa pendapat di atas tersirat bahwa matematika dapat dijadikan alat untuk melatih kemampuan bernalar deduktif, berbahasa simbolis, berpikir, dan berkomunikasi. Dengan demikian pembelajaran matematika harus dapat menjadi salah satu alat melatih kemampuan berpikir, bernalar, dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Metode BDR (Berpikir, Dikusi, Refleksi) merupakan campuran dari beberapa metode pembelajaran yang telah baku dan telah dikenal oleh para guru. Ciri khas metode ini adalah:

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk berpikir secara mandiri, membangun sendiri pemahaman konsep matematika, menguasai prosedur pemecahan masalah soal matematika secara mandiri.

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk menyampaikan masalah yang dihadapi dalam belajar kepada dosen secara individual ataupun kepada teman-temannya dalam diskusi.

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengkomunikasikan baik secara lisan atau pun tulisan tentang soal masalah matematika dalam suatu diskusi.

Adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan refleksi, yakni perenungan tentang bagaimana dia akan mengajarkan materi matematika kepada siswanya kelak dan menyampaikan ide pembelajaran secara tertulis .

Dipandang dari pendekatannya BDR merupakan campuran dari pendekatan individual dengan pendekatan klasikal, namun lebih banyak pendekatan secara individual. Pendekatan BDR sejalan dengan yang diungkapkan Wardani, Sri (2004 : 3) “sebaiknya pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal (student oriented) bukan teacher oriented “. Keungulan Metode BDR tidak bertentangan dengan pengertian matematika yang diungkapkan oleh Lerner (Abdurahman,Muliono 1996 : 217 ). Harapan penulis dengan dipilihnya metode BDR, pembelajaran kapita selekta matematika SMA 2 sejalan dengan hakekat pembelajaran matematika, menyenangkan, penuh tantangan, dan memberikan pengalaman positif tentang bagaimana belajar dan membelajarkan matematika, sertamahasiswa dapat belajar dari yang mudah kepada yang komplek sesuai dengan strategi belajar menurut AbuAhmad dan Joko (2005:113) “ Di dalam mengajar, guru harus memulai dari yang mudah kepada yang kompleks”.

2.2. Anggapan dasar

Sebelum penelitian ini di laksanakan anggapan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Pengajar memiliki kemampuan untuk belajar melaksanakan, menggunakan, dan mengembangkan metode “BDR” dalam proses belajar mengajar matematika.

b. Kesiapan mahasiswa menerima fasilitas belajar untuk melaksanakan metode “BDR”

memadai.

140 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 2.3. Hipotesis tindakan dan pertanyaan penelitian

a. Hipotesis tindakan

Hipotesis tindakan yang di ajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode “BDR”

pada mata kuliah Kapita Selekta Matematika SMA 2 dapat meningkatkan keterampilan mahasiwa kelas 2C STKIP Garut dalam memecahkan soal matematika SMA kelas XI program IPA semester 2, yakni materi suku banyak , komposisi fungsi dan invers fungsi, serta limit.

b. Pertanyaan penelitian

Apakah metode BDR dapat meningkatkan keterampilan mahasiwa kelas 2C STKIP Garut dalam memecahkan soal matematika SMA kelas XI program IPA semester 2; yakni materi suku banyak, komposisi fungsi dan invers fungsi, serta limit.

3. ProsedurPenelitian 3.1. Metode penelitian

Tim PGSM (1996 : 6) mendefinisikan PTK sebagai “sesuatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dalam perilaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindaan–

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan–

tindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi dimana praktik–praktik tindakan tersebut dilakukan”. MenurutSuharsimi (2004 : 4) PTK yaitu :

a. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja di lakukan dengan tujuan yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima perlakuan yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ ruang tempat guru mengajar “ kelas bukanwujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang belajar.

Berdasarkan batasan pengertian tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Ciri terpenting PTK adalah ada upaya untuk memecahkan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

3.2. Variabel penelitian

Betitik tolak dari judul penelitian ini maka terdapat dua variabel penelitian yakni : a. Variabel bebas: metode BDR ( berfikir, diskusi,refleksi )

b. Variabel terikat: keterampilan memecahkan soal matematika

3.3. Teknik pengumpulan data a. Observasi

Pedoman obsevasi digunakan untuk mengamati suasana pembelajaran dan aktivitas mahasiswa pada setiap pertemuan pertemuan kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi dijadikan bahan kajian untuk refleksi setiap siklus.

b. Tes

Tes dilaksanakan di setiap awal dan akhir siklus untuk mengetahui keterampilan memecahkan soal matematika sebelum dan sesudah dilaksanakan. Ini merupakan sumber data untuk menganalisa tindakan yang telah dilakukan selama pembelajaran.

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 141 c. Angket

Penyebaran angket mahasiswa dilakukan satu kali, yaitu setelah tiga siklus dilalui mahasiswa.

Angket ini merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan data tentang pendapat atau persepsi mahasiswa terhadap metode BDR. Tujuannya untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang kelebihan dan kelemahan metode BDR.

3.4. Instrumen penelitian

Instumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Pedoman observasi b. Soal tes

c. Angket mahasiswa

3.5. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalahmahasiswaSTKIP Garut, kelas 2c yang berjumlah 44 mahasiswa.

Peneliti dibantu oleh Siti Nurfalah sebagai observer.

3.6. Teknik pengolahan dan analisa data

Keterampilan memecahkan soal matematika ditentukan olehhasil tes awal dan tes akhir pada setiap pokok bahasan matematika di setiap siklus. Untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa dalam keterampilan memecahkan soal matematika digunakan standar nilai 60. Mahasiswa dikatakan terampil memecahkan soal matematika apabila nilai tes akhirnya lebih dari 60.

3.7. Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkahpenelitianini bias dilihatpada diagram berikut:

Perencanaan Tindakansiklus 1

Pelaksanaan tindakan

Analisadanrefleksi

Analisadanrefleksi Pelaksanaan tindakan

Perencanaan Tindakansiklus 2

Perencanaan Tindakansiklus 3

Pelaksanaan tindakan

Analisadanmenyusunlaporan

3.8. Waktu dan tempat penelitian

Penelitianinidilaksanakandi kampus STKIP Garutselama 6 bulan, mulaitanggal 28 Februari 2012 sampai 26 Mei 2012.

142 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung

4. Hasil Penelitian 4.1. Deskripsi data

Setelahdilakukananalisaterhadapnilai pretest danpostestmahasiswadiperoleh data seperti yang dituliskandalamtabel di atas.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan tabel, padasikluspertamatampak bahwa dengan menggunakan metode BDR, walaupun ada 45% mahasiswa yang masih belum mencapai skor 60, namun 97,5% mahasiswa nilai postestnya lebih tinggi daripada nilai pretestnya. Artinya terdapat peningkatan keterampilan memecahkan soal matematika sebesar 97,5%. Tes yang dipilih pada siklus pertama berjenis soal pilihan ganda.

Pada siklus kedua, mahasiswa yang berhasil meraih skor lebih dari 60 meningkat, walaupunyang mengalami nilai postest lebih tinggi dari nilai pretestnya juga mengalami penurunanhingga 80,5%.

Hal inikarenabentuktesdiubahmenjadi essay. Pada siklus ketiga, 97,2% mahasiswa skor postestnya lebih tinggi daripada skor pretestnya, danyang berhasil memperoleh nilai lebih dari 60 mencapai 77,8%. Artinyaterjadipeningkatanketerampilanmemecahkansoalmatematika.Walaupun masih ada 22,2% yang gagal mencapai target pembelajaran. Berdasarkan hasil yang terlihat, metode BDR dapat dijadikan salah satu pilihan metode mengajar, terutama jika jadwal sekali pertemuannya mencapai 200 menit atau lebih.

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah antara guru dan murid.Foantadalam ErmanSuherman (2004 : 8) mengataan bahwa “pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”.

Sedangkan OemarHamalik(2003:57) berpendapat bahwa “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran“.Metode BDR merupakan salah satu upaya penataan lingkungan perkuliahan untuk mencapai tujuan perkuliahan dan memberikan kombinasi tersusun berupa material, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Namun metode BDR ternyata belum menjadi pilihan yang tepat untuk semua mahasiswa, ini terlihat dari 22% mahasiswa yang masih memiliki keterampilan memecahkan soal matematika dibawah standar yang ditetapkan. Berdasarkan pendapat mahasiswa, metode BDR dapat dipilih untuk merangsang mahasiswa mau belajar secara mandiri di rumah, mendokumentasikan proses belajar mereka lebih baik, disiplin waktu, lebih terbuka, mau bertanya

siklus ke

banyaknya mahasiswa

jumlah

mahasiswa Ket nilai >60 nilai ≤ 60 selisih postest dengan pretest

org org positif negatif nol nilai >60 nilai ≤ 60 selisih postest dengan pretest

org org positif negatif nol

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 143 kepada dosen tentang kesulitan belajarnya, merasa mendapat pengakuan saat berhasil dan mereka terinspirasi untuk mengembangkan metode pembelajaran matematika kelak setelah menjadi guru.

5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan

Metode BDR dapat meningkatkan keterampilanmahasiswadalam memecahkan soal matematika kelas XI program IPA. Akan tetapi masih terdapat 22 prosen mahasiswa yang mengalami peningkatan dengan nilai dibawah standar yang ditetapkan.

5.2. Saran

Perlu diperbanyak kajian tentang metode pembelajaran yang membantu mahasiswa bukan hanya menguasai materi, namun menguasai cara belajar materi tersebut secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 1996. PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar. Tt: Depdikbud.

Ahmad, Abu danJoko. 2005. StrategiBelajarMengajar. Bandung: CV PustakaSetia.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Materidiklat: PTK. Yogyakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2003. KurikulumPembelajaran. Jakarta :BumiAksara

Mardiani, Dian. 2001. KarakteristikgayaBelajarMatematikaSiswaBerprestasi. Skripsi. UNY:

tidakditerbitkan.

Suherman, Erman. 2004. Model-model Pembelajaran Matematika. Makalah pada Diklat Pembelajaran Bagi Guru-guru Pengurus MGMP Matematika di LPMP.Bandung: tidakditerbitkan

Tim Proyek PGSM.1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Tengah: tidak diterbitkan.

Wardani, S. 2004. Pembelajaran Matematika dalam Menyongsong Implementasi KBK 2004.

Makalah pada Seminar Matematika.Tasikmalaya: tidakditerbitkan.

144 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Dalam dokumen Volume 1, Tahun ISSN KATA PENGANTAR (Halaman 151-158)