• Tidak ada hasil yang ditemukan

2021 NI KADEK SINTYA DEWI C 17C10160

N/A
N/A
budi daya Tunggal

Academic year: 2025

Membagikan "2021 NI KADEK SINTYA DEWI C 17C10160"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

KEPATUHAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA REMAJA DALAM PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI ERA NEW NORMAL

NI KADEK SINTYA DEWI

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI DENPASAR

2021

(2)

ii SKRIPSI

KEPATUHAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA REMAJA DALAM PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI ERA NEW NORMAL

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.) Pada Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh:

NI KADEK SINTYA DEWI NIM. 17C1016016C11677

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI DENPASAR

2021

(3)

iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan Pada Remaja Dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal” telah mendapatkan persetujuan pembimbing dan disetujui untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Sarjan Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 22 Mei 2021

Pembimbing I

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D NIDN. 0823067802

Pembimbing II

Ni Wayan Manik Parwati, M.Keb NIDN. 0809058201

(4)

iv

LEMBAR PENEPATAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali pada tanggal 22 Mei 2021

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali Nomor : DL.02.02.178.TU.IX.20

Ketua : Ns Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep., M.Kep., NIDN. 0808117701

Anggota :

1. I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., PhD NIDN. 0823067802

2. Ni Wayan Manik Parwati, M.Keb NIDN. 0809058201

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan Pada Remaja Dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku Rektor Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali sekaligus pembimbinga I yang telah memberikan ijin, kesempatan dan banyak bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak I Made Gandra, SE selaku Bendesa Adat Desa Padang Tegal yang telah memberikan ijin

3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.

4. Bapak Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.

5. Ibu Anak Agung Ayu Yuliati Darmini, S.Kep.,Ns.,MNS selaku Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan yang telah memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.

6. Ibu Ni Wayan Manik Parwati, M.Keb selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Ida Ayu Manik Damayanti, M.Si selaku Wali Kelas C Prodi Sarjana Keperawatan Tingkat IV yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

8. Bapak I Wayan Jendra dan Ibu Ni Ketut Kasmini sebagai orang tua yang banyak memberikan dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga selesainya skripsi ini.

9. Teman-teman penulis (Gusti Ayu Della Clarisa, Ni Putu Titania Ade Gunanti dan Ni Kadek Prita Dewi Utami) yang selalu memberikan dukungan dan semangat hingga selesainya skripsi ini.

10. Teman-teman angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan hingga selesainya skripsi ini.

11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih belum sempurna, untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk proposal ini.

Denpasar, 04 Mei2021 Penulis

(10)

x

KEPATUHAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA REMAJA DALAM PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI ERA NEW NORMA

Ni Kadek Sintya Dewi, I Gede Putu Darma Suyasa, Ni Wayan Manik Parwati Fakultas Kesehatan

Program Studi Sarjana Keperawatan Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kepatuahan perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal.

Metode. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross-sectional. Populasi yang digunakan adalah seluruh remaja STT Padang Tegal Mekarsai. Jumlah sampel sebanyak 135 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan Teknik non- probability sampling dengan tipe total sampling atau sampling jenuh. Pengumpulan data mengunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan dianalisi menggunkan statistic deskriptif.

Hasil. Hasil kepatuhan perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal sebagian besar responden memiliki perilaku mencuci tangan patuh yaitu 123 responden (91,1%). Kemudian pada domain langkah/teknik mencuci tangan dikategorikan patuh yaitu 135 responden (100%).

Domain durasi mencuci tangan termasuk kedalam kategori patuh sebanyak 70 responden (51,9%) dan tidak patuh sebanyak 65 responden (48,1%). Damian waktu mencuci tangan termasuk dalam kategori patuh sebanyak 128 responden (94,5%) dan tidak patuh sebanyak 7 responden (5,2%).

Simpulan. Sebagian besar responden memiliki perilaku mencuci tangan dengan kategori patuh. Diharapkan responden dapat mempertahakan perilaku tersebut dengan meningkatkan motivasi atau keinginan mencuci tangan yang benar sesuai protokol kesehatan terutama pada teknik atau langkah, durasi dan waktu mencuci tangan yang tepat guna untuk menghindari resiko tertularnya penyakit.

Kata Kunci: Remaja, Perilaku, Mencuci Tangan

(11)

xi

HAND HYGIENE COMPLIANCE ON TEENAGERS IN THE APPLICATION OF HEALTH PROTOCOLS IN NEW NORMAL ERA

Ni Kadek Sintya Dewi, I Gede Putu Darma Suyasa, Ni Wayan Manik Parwati Faculty of Health

Bachelor of Nursing

Institute of Technology and Health Bali Email: [email protected]

ABSTRACT

Aims. To identify hand hygiene behavior on teenagers in the application of health protocols in new normal era.

Method. This research used descriptive quantitative method with cross-sectional approach. The population was teenagers of youth organization in Padang Tegal Mekarsari. There were 135 respondents recruited as the samples. The sampling technique used in this research was non-probability sampling with total sampling technique. The data were collected through questionnaire and analyzed by using descriptive statistics analysis.

Findings. The result of study showed that 123 respondents (91.1%) were compliant in the application of hand hygiene behavior. In domain techniques or steps hand hygiene, 135 respondents (100%) were compliant. In domain duration of hand hygiene, 70 respondents (51.9%) were compliant, meanwhile 65 respondents (48.1%) were not compliant. In domain time of hand hygiene, 128 respondents (94.5%) were compliant, meanwhile 7 respondents (5,2%) were not compliant

Conclusion. Most of the respondents were compliant in the application of hand hygiene behavior. It is expected that respondents should maintain the behavior by improving the motivation and willingness in hand hygiene according to health protocols especially in technics or steps, duration, and time of hand hygiene in order to avoid the risk of contagious diseases.

Keywords: Teenagers, Behavior, Hand Hygiene

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN………. i

HALAMAN SAMPUL DALAM……… ii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………….. iii

LEMBAR PENEPATAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ………... iv

LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN……… v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……… vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….. vii

KATA PENGANTAR………. viii

ABSTRAK……… x

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR GAMBAR………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN………... xv

DAFTAR SINGKATAN………. xvi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……….. 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Manfaat Penelitian……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 6

A. Konsep Kepatuhan……… 6

B. Teori Perilaku……… 8

C. Konsep Mencuci Tangan……….. 14

D. Konsep Remaja………. 18

E. Konsep Covid-19………. 20

(13)

xiii

F. Penelitian Terkait………. 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN……. 33

A. Kerangka Konsep………. 33

B. Variabel Penelitian……… 34

C. Definisi Operasional……….. 35

BAB IV METODE PENELITIAN ……… 36

A. Desain Penelitian………... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian………... 36

C. Populasi, Sampel, Sampling……….. 36

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data…….……… 38

E. Teknik Analisis Data……….……… 43

F. Etika Penelitian………. 48

BAB V HASIL PENELITIAN……….. 51

A. Gambaran Umum Lokasi Peneltian……….. 51

B. Karakteristik Responden………... 51

C. Terkonfirmasi Covid-19……… 53

D. Hasil Analisis Variabel Penelitian………. 53

BAB VI PEMBAHASAN……… 60

A. Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan Berdasarkan Domain Langkah/Teknik, Durasi dan Waktu……….. 60

B. Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan Pada Remaja Dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal………... 64

C. Keterbatasan Penelitian………. 66

BAB VII KESIMPULAN……… 67

A. Kesimpulan ……….. 67

B. Saran……….. 68 DAFTAR PUSTAKA……….

LAMPIRAN………

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kriteria gejala klinis dan manifestasi klinis Infeksi Covid-19

menurut………... 21 Tabel 2.2. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

perilaku mencuci tangan pada masa pandemic Covid-19……….. 28 Tabel 3.1. Definisi Operasional Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan Pada

Remaja dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New

Normal……… 33

Tabel 5.1. Frekuensi (f) dan persentase (%) karakteristik umum responden pada STT Padang Tegal Mekarsari (n=135)……… 50 Tabel 5.2. Frekuensi (f) dan persentase (%) terkonfirmasi Covid-19 pada

STT Padang Tegal Mekarsari (n=135)……… 50 Tabel 5.3.Distribusi domain teknik atau langkah-langkah kepatuhan

perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal pada STT Padang Tegal Mekarsari

(n=135)………. 51

Tabel 5.4. Distribusi domain durasi kepatuhan perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal pada STT Padang Tegal Mekarsari

(n=135)……….. 53

Tabel 5.5. Distribusi domain waktu kepatuhan perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal pada STT Padang Tegal Mekarsari

(n=135)………. 54

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Langkah-langkah mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir……….. 17

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan Pada Remaja Dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era

New Normal……… 31

Gambar 5.1. Frekuensi (f) dan persentase (%) domain Teknik atau langkah-langkah kepatuhan perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal pada STT Padang Tegal Mekarsari

(n=135)……… 53

Gambar 5.2. Frekuensi (f) dan persentase (%) domain durasi kepatuhan perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal pada STT Padang

Tegal Mekarsari (n=135)……….. 54 Gambar 5.3. Frekuensi (f) dan persentase (%) domain waktu kepatuhan

perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal pada STT Padang

Tegal Mekarsari (n=135)……… 56

Gambar 5.4. Frekuensi (f) dan persentase (%) kepatuhan perilaku mencuci tangan pada remaja dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal pada STT Padang Tegal

Mekarsari (n=135)……… 57

(16)

xvi

DAFAT LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Ijin Orang Tua Responden Lampiran 6. Lembar Pernyataan Face Validity

Lampiran 7. Sura Rekomendasi Penelitian dari Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Lampiran 8. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

Lampiran 9. Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gianyar

Lampiran 10. Surat Rekomendasi Penelitian dari Camat Ubud

Lampiran 11. Surat Izin Ethical Clearance dari komite etik Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Lampiran 12. Lembar Pernyataan Analisis Data

Lampiran 13 Lembar Pernyataan Abstract Translation Lampiran 14. Hasil Anlisis Data

Lampiran 15. Manuskrip

(17)

xvii

DAFTAR SINGKATAN COVID-19 : Coronavirus Disease-19

CTPS : Cuci Tangan Paki Sabun

MERS : Middle East Respiratory Syndrome

ICTV : International Committee on Taxonomy of Viruses PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

RNA : Ribonukleat Acid

SARS : Severe acute respiratory syndrome

SARS-CoV-2 : Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

STT : Seke Truna Truni

WHO : World Health Organization

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Coronavirus Disease atau COVID-19 adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 (Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2) yang merupakan salah satu penyakit menular dan menyerang sistem pernafasan manusia (WHO, 2019). SARS-CoV-2 merupakan jenis virus baru yang belum pernah terdektesi sebelumnya pada manusia. Corona virus pertama kali ditemukan di Wuhan Cina pada akhir bulan Desember 2019 yang kemudian menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia, wabah ini ditandai demam, batuk kering, flu dan kelelahan (Wu et al., 2020). Selain itu penyakit ini ditularkan melalui droplet (percikan) pada saat berbicara, batuk maupun bersin dan melalui kontak fisik (sentuhan atau berjabat tangan) dari orang yang terinfeksi virus Corona (Singhal, 2020). WHO mencatat sampai tanggal 16 Mei 2021 sebanyak 162.588.032 jiwa di dunia sudah terkonfirmasi terpapar Covid-19 dan angka kematian dari kasus Covid-19 mencapai 3.371.120 jiwa (WHO, 2020).

Sedangkan kasus Covid-19 di Indonesia dari bulan Maret 2020 sampai tanggal 16 Mei 2021 terus mengalami peningkatan sebanyak 1.697.305 jiwa yang terkonfirmasi positif dan 46.496 jiwa meninggal dunia (Kemenkes RI, 2020). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2020, Bali menjadi salah satu Provinsi yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 46.290 dan 1.445 jiwa meninggal dunia sedangkan Kabupaten Gianyar melaporkan 5.247 jiwa dinyatakan positif Covid-19 dan sebanyak 134 jiwa meninggal dunia (Dinkes Kabupaten Gianyar, 2020).

Jumlah kasus positif Covid-19 dari hari ke hari terus mengalami peningkatan yang disebabkan karena penyebaran yang sangat cepat. Upaya pemutusan mata rantai akibat dari penyebaran virus Covid-19 dengan cara

(19)

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan penerapan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain minimal 1meter (social distancing) serta menjaga kesehatan dan system kekebalan tubuh (Darmalaksana, Hambali & Masrur, 2020). PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran keluarga dan anggota keluarga untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan ikut serta dalam kegiatan kesehatan di masyarakat. Manfaat melakukan PHBS terutama untuk meningkatkan kesehatannya agar terhindar dari sakit dan mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan (Proverawati &

Rahamawati,2016). Dari beberapa penelitian menyatakan resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan menerapkan PHBS yang salah satunya dengan perilaku mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir (Budiarti, 2020).

Remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-23 tahun, yangmana remaja merupakan fase transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Dari masa transisi tersebut remaja menjadi relatif mandiri secara sosial. Remaja merupan masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Pada masa ini individu dituntut untuk bertanggung jawab. Remaja merupakan salah satu agen perubahan perilaku dalam mencuci tangan karena remaja memiliki kemapuan bergaul dan dapat mempegaruhi teman sebayanya (WHO, 2020).

Perilaku mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dilakukan dibandingkan dari hasil intervensi kesehatan yang lainnya dalam mengurangi resiko penularan berbagai penyakit di masa pandemic Covid-19 (Budiarti, 2020). Pada penelitian (Purnamasari, 2020) meyatakan perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo terkait Covid-19 seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan social distancing menunjukkan perilaku yang baik

(20)

sebanyak 95,8% sedangkan 4,2% menunjukkan perilaku yang cukup baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Lestari, 2019) yang menyatakan bahwa lebih dari separuh responden memiliki tindakan yang baik terhadap cuci tangan yaitu sebesar 58,3%, disusul dengan kategori tindakan cuci tangan cukup baik sebesar 34,5%. Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa mayoritas responden sudah mempunyai kebiasan melakukan cuci tangan, misalnya sebelum makan, setelah buang air besar, setelah memegang hewan peliharan dan namun hal yang masih kurang adalah tindakan cuci tangan yang belum sesuai dengan cara mencuci tangan yang baik dan benar. Diantaranya penggunaan sabun dan air mengalir serta mencuci tangan sesuai dengan langkah-langkah yang benar belum banyak dilakukan pada responden penelitian ini (Lestari, 2019).

Tindakan merupakan respon individu terhadap suatu stimulus.

Pengetahuan dan sikap bisa menjadi stimulus yang meningkatkan kemungkinan dilakukan sebuah tindakan. Semakin baik pengetahuan individu terhadap stimulus semakin meningkat pula kemungkinan dilakukannya perilaku tersebut (Lestari, 2019). Perilaku merupakan suatu reaksi atau tanggapan seseorang terhadap rangsangan (KKBI, 2014). Sedangkan menurut (Donsu, 2017) perilaku adalah sebagai tindakan seseorang yang dapat dipelajari dan diamati. Salah satu yang mempengaruhi perilaku manusia atau masyarakat adalah tingkat pengetahuan.

Berdasarkan uraian dan data-data diatas kasus positif Covid-19 setiap harinya terus menerus mengalami peningkatan kasus infeksi baru dengan angka peningkatan yang cukup tinggi. Pada era New Normal ini pemerintah mengajurkan hidup berdampingan dengan virus ini dan tidak lupa juga menerapkan protokol kesehatan yang lengkap salah satunya mencuci tangan.

Pada masa ini perilaku mencuci tangan sudah dilakukan namun masih banyak orang yang melakukan cuci tangan tanpa menggunakan sabun dan langkah- langkah mencuci tangan yang dilakukan belum benar. Sehingga peneliti

(21)

tertarik melakukan penelitian terkait “Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan pada Remaja dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan pada Remaja dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Kepatuahan Perilaku Mencuci Tangan pada Remaja dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden, meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, responden, keluarga atau teman pernah terkonfirmasi positif.

b. Untuk mengidentifikasi kepatuhan perilaku mencuci tangan ada remaja dalam penerapan protocol kesehatan di Era New Normal D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharakan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan dapat dijadikan sumber atau acuan bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan perilaku mencuci tangan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat mengubah perilaku mencuci tangan pada remaja yang salah menjadi benar dalam penerapan protocol kesehatan pada masa new normal. Remaja dapat mengetahui gambaran kepatuhan perilaku mencuci tangan di era new normal.

(22)

b. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan dalam pengembangan pendidikan dan pengajaran mengenai penerapan perilaku mencuci tangan di lingkungan komunitas atau masyarakat.

c. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat membatu pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui promosi kesehatan seperti pemberian edukasi dan sebagai bahan penyuluhan kesehatan.

d. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahaui Kepatuhan Perilaku Mencuci Tangan pada Remaja dalam Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya, peneliti dapat melakukan penelitian tentang intervensi yang dilakukan dalam perilaku mencuci tangan yang salah menjadi benar dalam penerapan protocol kesehatan di Era New Normal.

(23)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kepatuhan

1. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan adalah tingkat individu dalam berprilaku yang sesuai dengan apa yang disarankan atau dibebankan kepada individu. Kepatuhan merupakan modal dasar individu berprilaku. Perilaku tersebut menjelaskan perubahan sikap dan perilaku individu yang diawali dengan proses patuh, identifikasi dan tahap terakhir berupa internalisasi. Pada awalnya individu mematuhi anjuran atau instruksi yang diberikan untuk melakukan tindakan tersebut karena ingin menghindari hukuman atau sangsi. Tahap ini disebut tahap kepatuhan (compliance) (Elvania, 2019).

Perubahan pada tahap ini biasanya bersifat sementara, yang artinya bahwa tindakan dilakukan selama masih ada pengawasa, tetapi begitu tidak ada pengawasan perilaku tersebut akan ditinggalkan. Kepatuhan individu yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku yang baru, dapat disusul dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan tokoh yang megajurkan perubahan tersebut (chage agent). Perubahan perilaku individu baru dapat menjadi optimal jika perubahan tersebut terjadi melalui proses internalisasi dimana perilaku yang baru di anggap bernilai positif bagi diri individu itu sendiri dan diintegrasikan dengan nilai-nilai lain dari hidupnya (Elvania, 2019).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam berprilaku yang telah diterapkan (Notoatmodjo, 2014):

(24)

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari individu. Berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan panca indra. Pengetahuan yang semakin tinggi tingkatnya dapat mempengaruhi kepatuhan perilaku.

b. Motivasi

Motivasi adalah istilah umum menunjukkan kepada seluruh proses gerakan yang termasuk situasi yang mendorong, atau dorongan yang dimbul dari diri sendiri. Motivasi dapat dikaitkan sebagai dorongan, gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.

c. Sikap

Sikap adalah produk dari proses sosialisasi diaman individu beraksi sesuai dengan stimulus yang diterima. Sikap adalah salah rekasi atau respon yang masih tertutup dari individu terhadap suatu stimulus atau objek tertentu yang berarti bahwa sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

d. Persepsi

Persepsi adalah proses pemberian arti seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia dalam pandangan sedang dan sempit adalah bagaimana dalam pengelihatan, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

e. Kepribadian

Kepribadian individu digolongkan ke dalam faktor internal.

Sifat-sifat kepribadian individu sangat berhubungan dengan kesuksesannya dalam berperilaku.

(25)

B. Teori Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku berasal dari kata “peri” yang artinya perbuatan atau kelakukan dan “laku” artinya perbuatan atau cara menjalankan sehingga perilaku adalah segala suatu perbuatan dan tindakan atau yang dilakukan oleh induvidu terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat diartikan bahwa perilaku dapat terwujud apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menimbulkan perilaku tertentu pula (Irwan, 2017).

Menurut (Notoatmodjo, 2014) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus dari luar. Oleh karena itu perilaku dapat terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner disebut teori “Stimulus Organisme Respon”. Sementara itu perubahan perilaku ditentukan oleh konsep risiko, yangmana perubahan perilaku dapat terjadi apabila seseorang mengetahui ada risiko terhadap kesehatan maka secara sadar akan menghindari risiko terusebut. Sedangkan Teori Lohrman menyatakan bahwa teori perubahan perilaku adalah The Ecology Model of Health Behavior yang menekankan pada perubahan perilaku dipengaruhi oleh situasi lingkungan sekitar. Pendekatan perubahan perilaku dapat diterapkan melalui pesen perubahan perilaku yang dibawa oleh anak didik untuk merubah perilaku orang tua maupun masyarakat (Irwan, 2017).

Berdasarkan beberapan pendapat dari para ahli maka dapat disimpulkan perilaku adalah suatu aksi atau reaksi individu terhadap suatu respon rangsangan yang terjadi dilingkungan sekitar. Sedangkan perubahan perilaku adalah suatu respon individu dalam menghindari risiko yang akan terjadi.

(26)

2. Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus atau rangsangan, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2014) yaitu:

a. Perilaku Tertutup (Convert behavior)

Perilaku tertutup adalah suatu respon individu terhadap stimulus dalam bentuk tertutup (convert). Reaksi terhadap rangsangan atau stimulus tersebut masih terbatas pada persepsi, perhatian, pengetahuan, kesadaran, sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus dan belum dapat diamati secara jelas.

b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka adalah suatu respon individu yang dilakukan dengan tindakan nyata atau terbuka. Reksi terhadap rangsangan atau stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, serta mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

3. Domain Perilaku

Pemberian respon terhadap stimulus yang diberikan akan menimbulkan respon yang berbeda-beda berdasakran karakteristik atau faktor-faktor lainya yang mempengaruhi. Hal ini mengakibatkan respon setain individu dapat berbeda, meskipun stimulus yang diberikan sama.

Faktor-faktor yang membedakan respon disebut determina perilaku.

Determina perilaku dibagi menjadi dua yaitu:

a. Determinan atau faktor internal merupakan karakteristik setiap individu yang bersangkutan dan bersifat given atau bawaan, seperti jenis kelamin, tingkat kecerdasan dan tingkat emosional.

b. Determinan atau faktor eksternal merupakan faktor yang tercipta dari luar atau lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik.

(27)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan perilaku merupakan pembaawan peran dan aktivitas individu yang merupakan hasil dari perpaduan antara faktor internal maupun eksternal. Menurut teori Bloom yang merupakan seorang ahli psikologi pendidikan menyatakan perkembangan perilaku manusia dimodifikasi menjadi tiga yaitu:

a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah individu melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindaraan dilakukan menggunakan panca indra yaitu pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Namun, sebagian besar pengetahuan manusia didapatkan melalui melihat dan mendengar. Penegtahuan atau kognitif adalah domain yang sangatpenting dalam membentuk tindakan individu (overt behavior).

b. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari indivitu terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap tidak akan terbentuk sebelum mendapat informasi melalui melihat, mendengarkan maupun mengalami sendiri suatu objek. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing) dan bertanggung jawab (responsibility).

c. Praktik dan Tindakan (Practice)

Tindakan adalah sikap yang diwujudkan secara terbuka dan dapat dilihat oleh orang lain. Suatu sikap belum tentu terwujud dalam sebuah tindakan. Untuk mewujudkan suatu sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung, seperti fasilitas.

Selain itu, diperlukan faktor dukungan (Support) dari pihak lain, misalnya suami istri, orang tua dan teman (Notoatmodjo, 2014).

(28)

4. Proses Pembentukan Perilaku

Menurut Abrham Harold Maslow mengemukakan bahwa proses pembentukan perilaku dikenal dengan “Hierarki Kebutuhan Maslow”

yang menyatakan bahwa perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan pada setiap jenjang atau hierarki kebutuhan dasar.

Kebutuhan dasar manusia ini memiliki lima tingkakatan kebtuhan yakni:

a. Kebutuhan Fisiologis/Biologis

Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan yang paling dasar pada setiap individu yang berfungsi untuk mempertahankan hidupnya baik secara fisik maupun biologis. Kebutuhan fisiologi/biologis seperti kebutuhan akan makanan, minuman, temapt tinggal, seks, tidur dan oksigen.

b. Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan akan terhindari dari ancaman bahaya. Yang termasuk kedalam jenis kebutuhan rasa aman yaitu rasa aman terhindar dari pencurian dan kejahatan, rasa aman terhindar dari konflik, rasa aman terhindar dari sakit atau penyakit dan rasa aman memperoleh perlindungan hukum. Kebutuhan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologi karena kebutuhan rasa aman tidak bisa secara total terpenuhi.

c. Kebutuhan Mencintai dan Dicintai

Kebutuhan akan mencintai dan dicintai atau kasih sayang akan menjadi terlaksana apabila kebutuhan fisiologi dan kebutuhan rasa aman sudah terpenuhi. Kebutuhan ini meliputi dorongan untuk memiliki sahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan natarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.

(29)

d. Kebutuhan Harga Diri

Setelah kebutuhan mencintai dan dicintai tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini dikategorikan menjadi dua yaitu kebutuhan penghargaan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan penghargaan lebih renda adalah kebutuhan akan menghormati orang lain, kebutuhan akan status, kemuliaan, pengakuan, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.

Sedangkan kebutuhan penghargaan lebih tinggi adalah kebutuhan harga diri termasuk perasaan, kebebasan, kenyakinan kompetensi, prestasi, dan kemandirian. Ketika individu sudah dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, maka mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tertinggi atau berada pada tingkatan akhir dari kebutuhan dasar Maslow. Kebutuhan akutualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Kebutuhan aktualisasi diri meliputi ingin dipuji atau disanjung oleh orang lain, ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-citanya dan ingin menonjol dan lebih dari orang lain baik dalam karier, usaha dan kekayaan (Notoatmodjo, 2014).

5. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon individu (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat dan sakit, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dibagi menjadi dua yaitu perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat merupakan suatu respon individu terhadap rangsangan dari luar untuk menjaga kesehatan secara utuh.

(30)

Sedangkan perilaku sakit merupakan respon individu terhadap sakit dan penykitnya, seperti persepsi terhadap penyakit, pengetahuan tentang penyebab, gejala dan cara pengobatan penyakit (Notoatmodjo, 2014).

6. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor perilaku (behavior causer) dan faktor dari luar perilaku (non- behavior causer).

Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan dan terbentuk dari 3 faktor yaitu:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan katakteristik individu. Karakteristik individu diantaranya adalah usia, jenis kelamin dan latar belakang Pendidikan. Persepsi individu menegnai dampak tidak mencuci tangan akan mempengaruhi perilaku individu dalam mencuci tangan setelah beraktivitas.

b. Faktor pendukung (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan, keterjangkauan akses dan pencapaian pelayanan. Ketersediaan sarana mencuci tangan turut mempengaruhi perilaku individu dalam mencuci tangan. Keterjangkauan akses yang dimaksud dalam hal mencuci tangan adalah dekat atau jauhnya sarana mencuci tangan berupa keran air mengalir dan sabun cuci tangan.

c. Faktor pendorong (reinforcing factor) adalah factor yang menguatkan timbulnya sebuah perilaku, seperti pemberian pendapat, adanya dukungan, motivasi dari keluarga, teman dan lingkungan. Adanya pendapat dari orang lain yang menyatakan bahwa tidak mencuci tangan sebelum makan tidak akan membuat seseorang sakit dalam seketika akan mempengaruhi perilaku individu untuk tidak mencuci tangan sebelum makan (Notoatmodjo, 2014).

(31)

C. Konsep Mencuci Tangan 1. Definisi Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan salah satu bentuk kebersihan diri yang paling penting. Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok tangan dengan menggunakan sabun ke seluruh permukaan tangan kemudian dibilas dibawa air yang mengalir. Mencuci tangan dengan sabun lebih dikenal dengan istilah “Cuci Tangan Paki Sabun” atau CTPS yang merupakan kebiasaan yang bermanfaat untuk membersihkan tangan dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Mencuci tangan yang baik membetuhkan beberapa peralatan seperti, sabun antiseptic, air bersih dan handuk atau lap tangan bersih.

Lama mencuci tangan menggunakan sabun minimal selama 40-60 detik (Kemenkes RI, 2020).

2. Tujuan Mencuci Tangan

Adapun tujuan dari mencuci tangan adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2012):

a. Membersihkan tangan dari segala kuman yang menempel

b. Memutus rantai kuman dan bakteri pada tangan sehingga individu dapat terhindar dari penyebaran penyakit melalui kotoran

c. Mencegah penularan penyakit, seperti diare, thypoid, flu, infeksi saluran pernapasan dan penyakit kulit

d. Mencegah infeksi

e. Mengurangi frekuensi infeksi nosocomial f. Meberikan sensasi bersih dan segar pada tangan 3. Indikasi Mencuci

(32)

Adapun indikasi dari mencuci tangan menurut (Kemnkes RI, 2020) dalam upaya pemurusan mata rantai penyebaran virus covid-19 yaitu sebagai berikut:

a. Sebelum makan

b. Sesudah BAK, BAB dan menggunakan toilet c. Sesudah memegang bayi

d. Sesudah mengganti popok, mencebok atau membersihkan anak yang telah menggunakan toilet

e. Sebelum, selama dan setelah menyiapkan makanan f. Selama pandemic Covid-19:

1) Setelah bersin dan batuk

2) Sebelum menyentuh mata, hidung dan mulut

3) Sebelum menyentuh permukaan benda termasuk gagang pintu, meja dan lain-lainya

4) Sebelum dan sesudah merawat seseorang yang sedang muntah atau diare

5) Sebelum dan sesudah merawat luka

6) Setelah menyentuh hewan, pakan ternak atau kotoran hewan 7) Setelah menyentuh sampah

8) Jika tangan terlihat kotor atau berminyak

9) Sebelum dan sesudah mengunjungi teman, keluarga, atau kerabat yang di rumah sakit atau panti jompo

4. Prinsip-prinsip Penting Terkait Mencuci Tangan

Adapun prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam mencuci tangan menggunakan sabun atau CTPS dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona yaitu sebagai berikut (Kemnekes RI, 2020):

a. Mencuci tangan dengan air tidaklah cukup untuk memastikan kuman penyebab penyakit

(33)

b. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir adalah cara yang paling hemat biasa untuk melindungi diri dari penyakit menula pada masa ini yaitu Covid-19

c. Mencuci tangan menggunkan sabun minimal selama 40-60 detik dengan mengikuti semua langkah yang dianjurkan dan terbukti efektif dalam mematikan kumat penyakit

d. Mencuci tangan menggunakan sabun dapat efektif bila tersedia saranan CTPS, yang dilakukan pada waktu-wakyu penting dan dengan cara yang benar.

5. Prosedur Mencuci Tangan

Adapun procedure yang diterapkan dalam mencuci tangan menggunakan sabun atau CTPS dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona yaitu sebagai berikut (Kemnekes RI, 2020):

a. Basahi tangan dengan air bersih

b. Gunakan sabun pada tangan secukupnya

c. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya d. Gosokan punggung tangan dan sela-sela jari

e. Gosok telapak tangan dan sela-sela jari dengan posisi saling bertautan f. Gosokan punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling

bertautan

g. Geggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar

h. Gosokan bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun

i. Gosok tangan yang bersabun dengan air bersih mengalir j. Keringkan tangan dengan lap seklai pakai atau tissue

k. Bersihkan pemutaran keran air dengan lap sekali pakai atai tissu

(34)

Gambar 2.1. Langkah-langkah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (Kemenkes, 2020).

(35)

D. Konsep Remaja 1. Definisi Remaja

Remaja berasal dari kata adolensence yang artinya tumbuh menjadi dewasa atau mempunyai arti lebih luas yang mecakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik dengan batas usia 12-23 (Ahyani & Astuti, 2018). Sedangkan menurut WHO (2020) usia remaja berada pada rentang 10-19 tahun. Berdasarkan batasan-batasan usia remaja yang berdeda-beda, maka dapat disimpulkan remaja adalah masa perkembangan transisi dari masa anak-anak menjadi dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional. Masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah masa remaja yang diperpanjang dan masa remaja yang diperpendek.

2. Tahapan Remaja

Masa remaja adalah suatu tahapan perkembangan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa atau masa awal mulai terjadinya tanda-tanda pubertas yang dimulai dari usia 14 tahun pada anak laki-laki dan usia 12 tahun pada anak perempuan. Masa remaja dibagi menadi tiga tahapan yaitu:

a. Remaja Awal (12-15 tahun)

Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intesif sehingga minat anak pada dunia luar sanat besar. Selain itu remaja pada tahapan ini tidak mau dianggap kanak-kanak dan pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.

b. Remaja Pertengahan (15-18 tahun)

(36)

Pada tahapan remaja pertengahan kepribadian remaja masih kekanak-kanakan tetapi menimbulkan unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan beribadah sendiri. Pada masa ini remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofi dan etis. Selain itu, pada masa ini remaja menemukan jati dirinya.

c. Remaja Akhir (18-21 tahun)

Pada remaja tahapan akhir sudah mulai mantap dan stabil. Pada masa ini remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah dan tujuan hidupnya (Ahyani & Astuti, 2018).

3. Karakteristik Remaja

Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik secara fisik maupun psikis, perubahan ini dapat menimbulkan masalah tertentu pada remaja. Remaja memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan periode-periode perkembangan lainya, diantaranya sebagai berikut:

a. Masa remaja sebagai periode yang penting b. Masa remaja sebagai periode peralihan c. Masa remaja sebagi periode perubahan d. Masa remaja sebagai usia bermasalah e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic

h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa (Ahyani & Astuti, 2018)

(37)

4. Ciri-ciri Remaja

Adapun ciri-ciri proses perubahan dari masa anak-anak menuju remaja menurut (Ahyani & Astuti, 2018) yaitu:

a. Perubahan emosional secara cepat b. Perubahan perkembangan fisik

c. Terjadinya perubahan dalam ketertarikan terhadap sesuatu E. Konsep Covid-19

1. Definisi Covid-19

Coronavirus Disease atau COVID-19 adalah suatu penyakit yang

disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang merupakan penyakit menular yang menyerang sistem pernapasan manusia (World Health Organization, 2019). Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di Wuhan China pada akhir bulan Desember 2019. Menurut Kemenkes RI (2020) Coronavirus merupakan virus yang menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kemenkes RI, 2020). Coronavirus berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih cepat menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China, 2020).

2. Etiologi

Family coronavirus merupakan golongan virus yang menyebabkan Covid-19. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Coronavirus memiliki 4 struktur protein utama yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong

(38)

ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae yang menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Coronavirus memiliki 4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan deltacoronavirus (Kemenkes RI, 2020).

Betacoronavirus merupakan genus yang merupakan etiologi terjadinya Covid-19. Betacoronavirus umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004, yaitu Sarbecovirus. International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab Covid-19 sebagai SARS-CoV-2 (Kemenkes RI, 2020). Virus penyebab Covid-19 belum diketahui pasti berapa lama dapat bertahan dipermukaan. Lamanya coronavirus bertahan dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan).

3. Manifestasi Klinis

Gejala yang ditimbulkan dari Covid-19 biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap, beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat (asimtomatik).

Adapun kriteria gejala klinis dan manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh infeksi Covid-19 sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kriteria gejala klinis dan manifestasi klinis Infeksi Covid-19 menurut (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020).

Kriteria Gejala Manifestasi Klinis Penjelasan Tanpa Gejala

(asimptomatik)

Tidak ada gejala klinis

Pasien tidak menunjukkan gejala apapun.

Ringan Sakit ringan tanpa komplikasi

1. Pasien dengan gejala non- spesifik seperti demam, batuk,

(39)

nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot.

2. Perlu waspada pada usia lanjut dan imunocompromised karena gejala dan tanda tidak khas.

Sedang Pneumonia ringan 1. Pasien remaja atau dewasa dengan tanda klinis pneumonia (demam, batuk, dyspnea, napas cepat) dan tidak ada tanda pneumonia berat.

2. Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan bernapas + napas cepat: frekuensi napas: <2 bulan ≥60 x/menit, 2- 11 bulan ≥ 50x/menit, 1-5 tahun

≥ 40/menit dan tidak ada tanda pneumonia berat.

Berat Pneumonia berat / ISPA berat

1. Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi saluran napas: frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen (SpO2) < 90% udara kamar.

2. Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah setidaknya satu dari berikut ini:

a. Sianosis sentral atau SpO2

<90%

b. Distres pernapasan berat (seperti mendengkur

c. Tarikan dinding dada yang berat).

d. Tanda pneumonia berat:

ketidakmampuan menyusui atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang. Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada, takipnea : 1) < 2 bulan, ≥60x/menit 2) 2-11 bulan, ≥ 50x/menit 3) 1-5 tahun, ≥40x/menit 4) 5 tahun, ≥30x/menit.

Diagnosis ini berdasarkan klinis;

(40)

pencitraan dada dapat membantu penegakan diagnosis dan dapat menyingkirkan komplikasi.

Kritis Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Pasien mengalami perburukan dengan cepat menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau gagal napas atau terjadi syok, ensefalopati, kerusakan miokard atau gagal jantung, koagulopati, gangguan ginjal akut, dan disfungsi organ multipel atau manifestasi sepsis lainnya.. Kriteria ARDS pada dewasa:

1. ARDS Ringan: 200 mmHg

<PaO2/ FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan PEEP atau continuous positive airway pressure (CPAP)

≥ 5cm H2O atau yang tidak diventilasi).

2. ARDS Sedang: 100 mmHg

<PaO2/ FiO2 ≤ 200 mmHg dengan PEEP ≥ 5cm H2O atau yang tidak diventilasi.

3. ARDS Berat: PaO2/ FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥ 5cm H2O atau yang tidak diventilasi.

Ketika PaO2 tidak tersedia, SpO2/FiO2 ≤315 mengindikasikan ARDS (termasuk pasien yang tidak diventilasi)

4. Cara Penularan Covid-19

Coronavirus merupakan zoonosis (penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang ditransmisikan dari hewan ke manusia). Masa inkubasi Covid-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 sampai 14 hari. Risiko tertinggi penularan diperoleh di hari-hari pertama penyakit, disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Pasien yang terinfeksi dapat menularkan langsung sampai 48 jam sebelum gejala (presimptomatik) dan sampai 14 hari setelah gejala (Kemenkes RI, 2020).

(41)

Penelitian yang dilakukan oleh (Du Z et al, 2020 dalam Kemenkes RI, 2020) melaporkan bahwa penularan presimptomatik pada pasien Covid- 19 sebanyak 12,6%. Periode presimptomatik sangat penting untuk diketahui karena virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Meskipun risiko penularan pada kasus asimptomatik sangat rendah tetapi ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan. Studi epidemiologi dan virologi yang dilakukan membuktikan bahwa Covid-19 ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet (Kemenkes RI, 2020).

Droplet merupakan partikel ludah dengan diameter >5-10 µm.

Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak 1meter dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan seperti; batuk dan bersin, sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet juga menjadi penularan dari Covid-19. Transmisi melalui udara dapat menularkan dalam keadaan khusus misalnya, prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suction terbuka, nebulisasi, ventilasi manual sebelum intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan positif noninvasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner (Kemenkes, 2020).

5. Penatalaksanaan

Pada saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik dalam menekan, mencegah dan mengobati Covid-19. Pengobatan dilakukan sebagai terapi simpotamatis dan suportif. Pada masa ini ada beberapa kanidat vaksin dan obat yang masih diteliti melalui uji klinis (Kemenkes RI, 2020).

(42)

F. Penelitian Terkait

Berikut adalah penelitian-penelitian terkait yang sudah pernah dilakukan oleh beebrapa ahli sebelumnya dengan berbagai variabel yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zukmadini, dkk. (2020) dengan judul

Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan COVID-19 Kepada Anak-anak di Panti Asuhan” dengan tujuan untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada anak-anak panti asuhan Kasih Sayang Kota Bengkulu untuk menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penularan Covid-19. Desain penelitian yang digunkana yaitu Metode kaji tindak (Action Research) dengan pendekatan program tindak (Partisipatory Action Research) dengan jumlah sampel sebanya 45. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan oleh fasilitator dapat meningkatkan pengetahuan anak-anak panti asuhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan Covid-19. Hal ini terlihat dari kenaikan persentase sebelum kegiatan sebesar 75,48% kemudian setelah kegiatan meningkat menjadi 86,48%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Safitri, dkk. (2020) dengan judul

Membiasakan Pola Hidup Sehat dan Bersih pada AnakUsia Dini Selama Pandemi Covid-19” dengan tujuan untuk mendeskripsikan cara membiasakan pola hidup sehat dan bersih pada anak usia dini selama pandemic Covid-19. Penelitian ini dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif. Subjek dipilih menggunakan teknik sampel non-probability sampling yaitu purposive sampel dengan jumlah sampel sebnayak 12 subjek yang terdiri dari 4 orang guru, 4 orang wali murid beserta anaknya.

Penelitian ini menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data dengan proses analisis melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, display data dan kesimpulan serta verifikasi data. Hasil wawancara dengan subjek penelitian disimpulkan bahwa membiasakan pola hidup sehat dan bersih

(43)

pada anak pada masa pandemic Covid-19 dapat dilakukan dengan cara mengingatkan anak untuk memakan-makanan yang bergizi seperti sayur dan buah, berolahraga teratur dan istirahat yang cukup serta melakukan berjemur setiap pagi 10-15 menit, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga kebersihan diri sendiri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tabi (2020) dengan judul “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Anka Usia Dini Sebagai Pencegahan COVID 19” dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PHBS pada anak-anak sebagai upaya pencegahan dini Covid-19. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif. Hasil temuan penelitian pada anak-anak RA Labschool IAIN Pekalongan sangat antusias menerapkan PHBS setelah sebagai upaya pencegahan Covid-19 dengan cara mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, memakan makanan yang bergizi dan yang lainnya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari, dkk. (2020) dengan judul

Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Kabupaten Wonosobo Tentang COVID-19” dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik kolerasi. Sampel berjumlah 144 responden dan teknik sampling yang digunakan yaitu random sampling yang diambil dengan cara random melalui aplikasi google form yang disebar melalui whatsap kepada masyarakat Kabupaten Wonosobo. Data dianalisis menggunakan analisis kolerasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid-19 berada pada kategori baik yaitu 90% dan hanya 10% berada pada kategori cukup baik. Untuk perilaku menggunakan masker, kebiasaan mencuci tangan dan social distancing menunjukkan perilaku yang baik sebanyak 95,8% dan hanya

(44)

4,2% masyarakat berperilaku cukup. Terdapat hubungan bermakna antar pengetahuan dengan perilaku masyarakat tentang Covid-19.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, (2020) dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Cuci Tangan pada Masyaraka Kelurahan Pegirian” dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar pengetahuan dan sikap terhadap tindakan cuci tangan di RW III Kelurahan Pegiring Kecamatan Semapir Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel sebesar 84 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan dengan tindakan cuci tangan yaitu hasil p value sebesar 0.009 dan kuat hubungan bersifat kuat dengan koefisien korelasi sebesar 0,282. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan cuci tangan yaitu hasil p value sebesar 0,017 dan kuat hubungan bersifat kuat dengan koefisien kolerasi 0,271.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Rsimawan & Kusuma, (2018) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Alat Permainan Edukatif Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Siswa Sekolah Dasar Negeri” dengan tujuan Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat permainan edukatif terhadap perilaku mencuci tangan siswa sekolah dasar negeri di Kota Denpasar. Metode penelitian ini menggunkan metode pre-eksperimen mengunakan rancangan One Grup Pre-Post Test Only dan dilaksanakan di SDN 3 Tojan. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas satu yang terpilih menggunkan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan seluruh partisipan secara signifikan meningkat setelah dilakukan perlakuan (M=15,5, p < 0,001).

7. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2019) dengan judul

“Pemanfaatan Video Mencuci Tangan Dalam Meningkatkan Motivasi

(45)

dan Praktik Mencuci Tangan Pada Anak Usia Sekolah Dasar” dengan tujuan Untk membersihkan kotoran yang melekat pada kulit tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Metode penelitian ini menggunkan metode Kuantitatif dengan pendekatan pre dan post only test design dengan jumlah sampelsebanyak 30 responden. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi dan kemampuan cuci tangan antara pretes dan posttest pada kelompok intervensi dan kelompok control. Terdapat perbedaan motivasi dan kemampuan cuci tangan anak sebelum dan setalh intervensi pada kelompok intervensi yang memanfaatkan media video mencuci tangan dibandingkan dengan kelompok control yang menggunkan media poster.

(46)

Tabel 2.2. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perilaku mencuci tangan pada masa pandemic Covid-19

No Nama/

Tahun Tujuan Penelitian Metode Sampel/

Sampling Hasil Penelitian Kritik 1. Zukmadini,

A. Y., Karyadi, B.,

& Kasrina (2020)

Untuk memberikan

edukasi dan

pendampingan kepada anak-anak panti asuhan Kasih

Sayang Kota

Bengkulu untuk menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari penularan Covid-19

Metode kaji tindak (Action Research) dengan pendekatan program tindak (Partisipatory Action

Research)

45 Sampel Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan oleh fasilitator dapat meningkatkan pengetahuan anak-anak panti asuhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan Covid-19. Hal ini terlihat dari kenaikan persentase sebelum kegiatan sebesar 75,48%

kemudian setelah kegiatan meningkat menjadi 86,48%.

a. Tidak disebutkan aspek etik dalam

penelitian b. Metode

pengambilan sampel tidak dicantumkan c. Peneliti tidak

mencantumka n keterbatasan dalam

penelitian 2. Safitri, H.

I., & Harun (2020)

Untuk

mendeskripsikan cara membiasakan pola hidup sehat dan bersih pada anak usia dini selama

Deskriptif Kualitatif

12 Subjek Non- probability (Purposive

Hasil wawancara dengan subjek penelitian disimpulkan bahwa membiasakan pola hidup sehat dan bersih pada anak pada masa pandemic Covid-19 dapat dilakukan

a. Tidak disebutkan aspek etik dalam

penelitian

(47)

pandemic Covid-19 Sampel) dengan cara mengingatkan anak untuk memakan-makanan yang bergizi seperti sayur dan buah, berolahraga teratur dan istirahat yang cukup serta melakukan berjemur setiap pagi 10-15 menit, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga kebersihan diri sendiri.

b. Peneliti tidak mencantumka n keterbatasan dalam

penelitian

3. Tabin’in, A.

(2020)

Untuk mengetahui bagaimana

penerapan PHBS pada anak-anak sebagai upaya pencegahan dini Covid-19

Deskriptif Kualitatif

- Hasil temuan penelitian pada anak-anak RA Labschool IAIN Pekalongan sangat antusias menerapkan PHBS setelah sebagai upaya pencegahan Covid-19 dengan cara mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, memakan makanan yang bergizi dan yang lainnya.

a. Tidak disebutkan aspek etik dalam

penelitian b. Peneliti tidak

mencantumka n keterbatasan dalam

penelitian c. Metode

pengambilan

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 5 PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN Informed Consent Yang bertandatangan dibawah ini, saya : Nama inisial : Umur : JenisKelamin : Alamat : Pekerjaan : Setelah mendapatkan

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan :

Lampiran 1 Lampiran 5 INFORMED CONSENT Surat Persetujuan Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan * Umur : Alamat : Pendidikan :

Lampiran 5 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan dibawah ini: Saya, responden Nama : Umur : Alamat : Menyatakan untuk turut berpartisipasi sebagai peserta

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian LEMBAR PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Menyatakan

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN INFORMED CONCENT Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Alamat : Pekerjaan : Sebagai orang tua dari :

Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN INFORMED CONSENT Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan telah memberikan PERSETUJUAN

51 Lampiran 3 Persetujuan Setelah Penjelasan Informed Consent Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : Pekerjaan : Merupakan orang tua dari: