FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI WISATAWAN DI OBJEK WISATA KABUPATEN SUMENEP
Laras Tri Ayu Safitri, Agus Dwi Wicaksono, Chairul Maulidi
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: [email protected]
ABSTRAK
Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang memiliki berbagai macam potensi objek wisata, baik objek wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan. Pemerintah Kabupaten Sumenep sedang mengembangkan objek wisata diantaranya dengan cara mengkonsep Tahun Kunjungan Wisata Sumenep 2018 yang diharapkan dapat memotivasi calon wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Sumenep. Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata akan sangat dipengaruhi oleh persepsinya mengenai produk wisata yang ada, baik yang berkaitan dengan atraksi wisata maupun faktor pendukungnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi persepsi wisatawan terhadap motivasi wisata di Kabupaten Sumenep dengan menggunakan metode kualitatif berupa penilaian persepsi wisatawan terhadap motivasi dalam mengunjungi objek wisata di Kabupaten Sumenep yang terbagi menjadi persepsi wisatawan terhadap motif, persepsi wisatawan terhadap produk wisata, persepsi wisatawan terhadap jasa/pelayanan wisata dan analisis faktor. Adapun hasil dari penelitian adalah nilai rata-rata indeks motivasi wisatawan di Kabupaten Sumenep sebesar 50% - 82,47%
dengan klasifikasi motivasi kuat. Sedangkan hasil analisis faktor yaitu prioritas motivasi wisatawan berbeda berdasarkan tipe karakteristik wisatanya. Seperti pada objek wisata alam, faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan adalah faktor penawaran wisata, pada objek wisata budaya, faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan disebabkan oleh faktor kebutuhan pokok dan pada pada objek wisata buatan, faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan disebabkan oleh faktor motif.
Kata Kunci : Motivasi, wisatawan, analisis-faktor.
ABSTRACT
Sumenep Regency is a district which has a variety of potential tourism including nature tourism, culture tourism and artificial tourism. Sumenep Regency Government is currently developing the tourist attractions by conceptualize the Sumenep tourism visit Year 2018 which is expected to motivate tourists to visit Sumenep Regency. Tourist motivation to visit tourism objects influenced by their perceptions of existing tourism products regarding to tourism products, related to tourist attractions and supporting factors. The purpose of this research is to identify the tourist perception of tourism motivation in Sumenep by using qualitative methods in the form of valuation tourist perceptions of motives, tourist perceptions of tourism products, tourist perceptions of tourism services and factor analysis. As for the results of this research is the average value of tourist motivation index in Sumenep Regency by 50% - 82,47% with a strong motivation classification. While the results of factor analysis, the priority of tourist motivation is different based on the type of tourist characteristics. As with nature tourism, the biggest factor that affects the motivation factor is tourism offers; on culture tourism, the biggest factor that affects the motivation of tourists caused by factors of basic needs and on artificial tourism, the biggest factor that affects the motivation of tourists caused by factors of motive.
Keywords: Motivation, tourist, factor-analysis.
PENDAHULUAN
Kabupaten Sumenep memiliki 13 objek wisata yaitu Asta Sayid Yusuf, Gili Iyang, Gili Labak, Makam Asta Tinggi, Masjid Jamik Sumenep, Museum Keraton Sumenep, Pantai Sembilan, Pantai Lombang, Pantai Slopeng, Wisata Bukit Tinggi, Tirta Sumekar Indah, Wisata Batu Kapur dan Water Park Sumekar.
Pada tahun 2017, pariwisata di
yang positif, dimana jumlah wisatawan berdasarkan ke-13 objek wisata mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2017 total jumlah wisatawan sebanyak 671.457 dibandingkan pada tahun 2016 total jumlah wisatawan sebanyak 562.268 orang (Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Sumenep, 2018). Tren positif yang terjadi dua tahun belakangan terjadi karena adanya promosi yang gencar dilakukan oleh pihak pemerintah
Pada tahun 2018, pemerintah Kabupaten Sumenep merangkai 39 agenda wisata berdasarkan wisata unggulan yang ada diantaranya berupa atraksi bahari, kebudayaan, religi, alam, kesehatan. Adanya berbagai agenda wisata ini, diharapkan dapat memotivasi calon wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata Kabupaten Sumenep dan adanya peningkatan jumlah wisatawan (Adiakurnia, 2017).
Selain itu, Konsep Tahun Kunjungan Wisata Sumenep 2018 telah disiapkan oleh pihak pemerintah daerah Kabupaten Sumenep yang bertujuan untuk menjadikan Sumenep sebagai destinasi wisata unggulan, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mampu mengembangkan destinasi wisata yang berdaya saing tinggi dan berkarakteristik lokal (Noer, 2016).
Motivasi perjalanan wisata dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pendorong (push) merupakan faktor internal dalam diri individu seseorang yang umumnya bersifat sosial psikologis atau merupakan person-spesific motivation seperti melepas rutinitas, rasa bosan, berinteraksi dengan teman, saudara, atau orang baru mencari kebersamaan, sesuatu yang baru kaitannya dengan pengkayaan diri sedangkan
faktor penarik (pull) merupakan faktor eksternal yang melekat pada citra destinasi atau bersifat destination-specific antara lain faktor keindahan atraksi, lokasi yang mudah ditempuh, tersedianya sarana prasarana.
Motivasi wisatawan untuk berkunjung di suatu tempat akan sangat dipengaruhi oleh persepsinya mengenai produk wisata yang ada, baik yang berkaitan dengan atraksi wisata maupun faktor pendukungnya. Dalam pengembangannya, Kabupaten Sumenep sebagai destinasi wisata membutuhkan tolak ukur, salah satunya yaitu dari pihak wisatawan.
Wisatawan menjadi hal terpenting dalam menilai suatu destinasi wisata karena wisatawan merupakan penikmat jasa berupa layanan yang ditawarkan oleh destinasi wisata. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi persepsi wisatawan terhadap motivasi wisata di Kabupaten Sumenep.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup wilayah dalam pelaksanaan penelitian ini mengambil wilayah studi di Kabupaten Sumenep dengan ruang lingkup wilayah studi yang dibatasi pada ruang aktivitas pariwisata di Kabupaten Sumenep yang memiliki 13 objek wisata secara keseluruhan.
Gambar 1 Lokasi Penelitian
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif berupa penilaian persepsi wisatawan terhadap motivasi dalam mengunjungi objek wisata di Kabupaten Sumenep yang terbagi menjadi persepsi wisatawan terhadap motif, persepsi wisatawan terhadap produk wisata, persepsi wisatawan terhadap jasa/pelayanan wisata dan analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi wisatawan dalam mengunjungi objek wisata di Kabupaten Sumenep.
Variabel Penelitian
Variabel diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Tabel 1), di mana bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dalam memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata berdasarkan persepsi dan teori yang sudah ada.
Tabel 1 Penentuan Variabel Penelitian
Tujuan
Penelitian Variabel
Penelitian Sub
variabel Sub-
subvariabel Sumber Mengetah
ui faktor yang berpengar uh dalam motivasi wisatawan untuk mengunjun gi objek wisata di Kabupaten Sumenep
Motivasi
Internal Motif Motivasi
Fisik Gayatri (2005) Motivasi
Budaya Motivasi Interperson al Motivasi Status
Motivasi
Eksternal Produk
Wisata Atraksi
Wisata Soekadij o (1997) Kelengkapa
n Fasilitas Suharso (2009) Aksesibilita
s Cakiki &
Herman (2007) Warpani (2007) Jasa/Pela
yanan Wisata
Reliability (Kehandala n)
Tjiptono, F ( 2001) Tangibles
(Bukti Fisik) Emphaty (Perhatian) Responsive ness (Daya Tanggap) Assurance (Jaminan)
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara karena pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi. Berdasarkan uraian beberapa teori mengenai motivasi wisatawan menurut para ahli berdasarkan variabel penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor motif, faktor produk wisata dan faktor jasa/pelayanan wisata yang saling berhubungan satu sama lain.
Metode Sampling
Populasi dalam penelitian ini, yaitu semua wisatawan yang berada di lokasi objek wisata di Kabupaten Sumenep. Sedangkan teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik sampling yang tidak memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis pengambilan sampel berupa Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti saat di lokasi objek wisata. Penentuan jumlah sampel penelitian mengikuti rumus Isaac dan Michael (1981) dalam Riduwan & Kuncoro (2008) yaitu sebagai berikut:
𝑆 = 𝑥% 𝑁𝑃 (1 − 𝑃) 𝑑% (𝑁 − 1) + 𝑥% 𝑃 (1 − 𝑃)
Keterangan:
S = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah populasi
P = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel. Harga ini diambil P = 0,05.
D = Derajat ketepatan yang direflesikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi dalam fluktuasi proporsi sampel (P), d umumnya diambil 0,05.
x2= Nilai tabel chi-square untuk satu derajat kebebasan (dk) relative level konfiden yang diinginkan x² = 3,841 tingkat kepercayaan 0,95
Tabel 2 Jumlah Responden pada Setiap Objek Wisata di Kabupaten Sumenep
Objek Wisata Jumlah Responden Wisata Alam
Gili Iyang 4
126
Gili Labak 18
Pantai Sembilan 43
Pantai Lombang 35
Pantai Slopeng 26
Wisata Budaya
Asta Sayid Yusuf 38
Makam Asta Tinggi 38 137
Masjid Jamik Sumenep 23
Museum Keraton Sumenep 38
Wisata Buatan
Wisata Bukit Tinggi 68
Tirta Sumekar Indah 14 121
Wisata Batu Kapur 7
Water Park Sumekar 32
Total 384
Hasil dari perhitungan menggunakan rumus Issac dan Michael menghasilkan sampel sebesar 384 responden untuk ke-13 objek wisata
di Kabupaten Sumenep dengan pembagian jumlah sampel untuk objek wisata alam sebanyak 126 responden, objek wisata budaya sebanyak 137 responden dan objek wisata buatan sebanyak 121 responden.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa metode, diantaranya:
1. Persepsi Wisatawan terhadap Motif di Objek Wisata
Persepsi wisatawan terhadap motif di wisata Kabupaten Sumenep dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan karakteristik wisatanya yaitu wisata alam, budaya dan buatan.
Persepsi wisatawan terhadap motif menggunakan metode skala likert yang terdiri dari 12 item pertanyaan berdasarkan empat parameter, yaitu motivasi fisik, motivasi budaya, motivasi interpersonal dan motivasi status.
2. Persepsi Wisatawan terhadap Produk Wisata di Objek Wisata
Persepsi wisatawan terhadap produk wisata di wisata Kabupaten Sumenep dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan karakteristik wisatanya yaitu wisata alam, budaya dan buatan. Persepsi wisatawan terhadap produk wisata menggunakan metode skala likert yang terdiri dari 13 item pertanyaan berdasarkan tiga parameter, yaitu atraksi wisata, kelengkapan fasilitas dan aksesibilitas.
3. Persepsi Wisatawan terhadap Jasa/Pelayanan Wisata di Objek Wisata Persepsi wisatawan terhadap jasa/pelayanan wisata di wisata Kabupaten Sumenep dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan karakteristik wisatanya yaitu wisata alam, budaya dan buatan. Persepsi wisatawan terhadap jasa/pelayanan wisata menggunakan metode skala likert yang terdiri dari 9 item pertanyaan berdasarkan lima parameter, yaitu tangible, reability, responsiveness, assurance dan emphaty.
4. Analisis Faktor
Analisis faktor adalah teknik analisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari beberapa bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit (Santoso, 2017). Analisis faktor
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Sumenep. Operasionalisasi teknik analisis faktor dengan langkah sebagai berikut:
a. Penyeleksian variabel
Tahap penyeleksian variabel ini adalah menilai 34 faktor mana saja yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam tahapan analisis faktor selanjutnya. Untuk keperluan ini, pengujian dilakukan dengan metode Keiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) and Bartlett’s test of sphericity untuk mengetahui nilai MSA kurang dari 0,05 yang akan direduksi.
b. Melakukan proses factoring
Proses factoring adalah proses inti dalam analisis faktor. Metode yang digunakan dalam proses factoring ada beberapa macam, namun yang umum dipakai dan paling sederhana adalah metode komponen utama. Pada tahap ini dilakukan pereduksian sejumlah indikator yang banyak menjadi beberapa faktor yang jumlahnya lebih sedikit dari pada indikator awal tersebut.
c. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persepsi Motivasi Wisatawan pada Objek Wisata di Kabupaten Sumenep Secara Keseluruhan
Motivasi wisatawan pada penelitian ini menggunakan sub variabel, yaitu motif, produk wisata dan jasa/pelayanan wisata. Persepsi motivasi wisatawan yang terbentuk dapat dijelaskan berdasarkan hasil kusioner yang disusun menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran. Instrumen skala likert pada penelitian ini disusun sebanyak 34 pernyataan yang merupakan kumpulan faktor-faktor yang berpengaruh dalam memotivasi wisatawan.
Pada penelitian ini, instrument motivasi wisatawan dibagi menjadi lima kategori jawaban yaitu sangat setuju, setuju, netral tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selanjutnya dihitung kriteria interpretasi skor dari masing-masing item pertanyaan dan menentukan klasifikasi motivasi wisatawan.
Tabel 3 Persepsi Motivasi Wisatawan di Objek Wisata Kabupaten Sumenep
Lokasi Nilai Rata-Rata Indeks (%)
Motif Klasifikasi Produk Wisata Klasifikasi Jasa/Pelayanan Wisata Klasifikasi Wisata Alam
Gili Iyang 77,92 Kuat 67,31 Kuat 81,11 Sangat Kuat
Gili Labak 75,19 Kuat 70,34 Kuat 70,74 Kuat
Pantai Sembilan 76,86 Kuat 75,06 Kuat 78,04 Kuat
Pantai Lombang 73,90 Kuat 68,53 Kuat 69,84 Kuat
Pantai Slopeng 71,54 Kuat 72,78 Kuat 73,68 Kuat
Wisata Budaya
Asta Sayid Yusuf 54,78 Cukup 75,06 Kuat 70,18 Kuat
Makam Asta Tinggi 55,35 Cukup 75,63 Kuat 69,82 Kuat
Masjid Jamik Sumenep 72,75 Kuat 82,47 Sangat Kuat 77,58 Kuat
Museum Keraton Sumenep 66,45 Kuat 73,00 Kuat 71,23 Kuat
Wisata Buatan
Wisata Bukit Tinggi 75,74 Kuat 70,88 Kuat 73,95 Kuat
Tirta Sumekar Indah 52,38 Cukup 70,66 Kuat 68,10 Kuat
Wisata Batu Kapur 68,81 Kuat 52,09 Cukup 56,61 Kuat
Water Park Sumekar 67,34 Kuat 73,99 Kuat 67, 36 Kuat
Penentuan klasifikasi dari penilaian adalah sebagai berikut.
Angka 0% - 20% = Sangat Lemah Angka 21% - 40% = Lemah Angka 41% - 60% = Cukup Angka 61% - 80% = Kuat Angka 81% - 100% = Sangat Kuat
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa penilaian persepsi motivasi wisatawan pada ke 13 objek wisata di Kabupaten Sumenep termasuk klarifikasi motivasi kuat dengan hasil penilaian motivasi wisatawan di objek wisata Kabupaten Sumenep berdasarkan persepsi wisatawan yang berada pada penilaian rentang rata-rata indeks sebesar 50% - 82,47%.
1. Wisata Alam
Berdasarkan persepsi wisatawan terhadap motivasi wisata di Kabupaten Sumenep maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap indikator-indikator motivasi wisata yang memiliki kaitan dengan angkutan umum akan memiliki nilai indeks yang rendah. Hal ini dikarenakan belum adanya angkutan umum yang khusus bagi wisatawan yang ingin berwisata di objek wisata alam Kabupaten Sumenep. Ditambah lagi lokasi objek wisata alam yang jauh dari pusat kota dan berada di pinggiran Kabupaten, sehingga wisatawan memberikan nilai rendah untuk indikator yang berkaitan dengan angkutan umum.
2. Wisata Budaya
Berdasarkan persepsi wisatawan terhadap motivasi wisata di Kabupaten Sumenep dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata indeks indikator produk wisata memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan indikator lainnya sehingga dapat dikategorigan produk wisata di wisata budaya dalam kondisi baik.
Hal ini dikarenakan ada campur tangan pemerintah dalam pengelolaan wisata budaya yang sekaligus menjadi cagar budaya yang kelestariannya harus dijaga. Namun jika dipaparkan lagi, setiap indikator-indikator motivasi wisata yang memiliki kaitan dengan angkutan umum juga memiliki nilai indeks yang rendah berdasarkan persepsi wisatawan. Hal ini dikarenakan belum adanya angkutan umum yang khusus bagi wisatawan yang ingin berwisata di objek wisata budaya Kabupaten Sumenep.
3. Wisata Buatan
Berdasarkan persepsi wisatawan terhadap motivasi wisata di Kabupaten Sumenep dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata indeks indikator produk wisata memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan indikator lainnya adalah objek wisata Tirta Sumekar Indah dan Water Park Sumekar sehingga dapat dikategorigan produk wisata di wisata buatan dalam kondisi baik. Sedangkan nilai rata-rata indeks tertinggi untuk objek wisata Bukit Tinggi dan Batu Kapur pada indikator motif. Namun jika dipaparkan lagi, setiap indikator-indikator motivasi wisata yang memiliki kaitan dengan angkutan umum juga memiliki nilai indeks yang rendah berdasarkan persepsi wisatawan. Hal ini dikarenakan belum adanya angkutan umum yang khusus bagi wisatawan yang ingin berwisata di objek wisata buatan Kabupaten Sumenep. Ditambah lagi lokasi objek wisata buatan yang jauh dari pusat kota, sehingga wisatawan memberikan nilai rendah untuk indikator yang berkaitan dengan angkutan umum.
Analisis Faktor Motivasi Wisatawan di Objek Wisata Kabupaten Sumenep
Analisis faktor dalam penelitian ini dibagi menjadi analisis faktor di wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.
Analisis Faktor Wisata Alam Kabupaten Sumenep
A. Uji Validitas
Dari hasil uji validitas dari 34 item yang memiliki nilai korelasi kurang dari R-tabel 0,175 adalah X12 = alasan gengsi. Jadi X12 dinyatakan tidak valid sehingga harus dibuang.
B. Uji Reabilitas
Dari uji reabilitas diketahui Cronbach’s Alpha sebesar 0,743, karena nilai lebih dari 0,6 (0,743 > 0,6) maka dapat disimpulkan bahwa instrument pada variabel faktor-faktor motivasi wisatawan di wisata alam Kabupaten Sumenep adalah reliable.
C. Penyeleksian Variabel
Tahap penyeleksian variabel yang dilakukan dengan cara uji menggunakan metode KMO- MSA dan Bartlett’s Test. Nilai KMO sebesar 0,848 (>0,5) dan siginifikansi Bartlett’s Test of Shericity sebesar 0,000 (<0,5) sehingga indikator dalam penelitian ini dianggap layak dan analisis faktor dapat dilanjutkan.
Sedangkan Nilai MSA dari ke-33 atribut sudah memenuhi nilai >0,5 sehingga masing-masing atribut sudah layak dan tidak perlu dilakukan pengeluaran atribut dan dapat dilanjutkan proses analisis faktor.
D. Proses Factoring
Dua langkah utama dalam proses factoring adalah penentuan jumlah faktor dan rotasi faktor-faktor yang terbentuk. Berdasarkan penentuan jumlah faktor, diketahui jumlah faktor yang terbentuk sebanyak 3 faktor dengan dihasilkan variansi total kumulatif yang cukup besar yaitu 45,54%.
Tabel 4 Hasil Pengelompokkan Variabel Kedalam Faktor
E. Hasil Penilaian Variabel berdasarkan Analisis Faktor
Sesuai dengan hipotesis awal, seharusnya terbentuk tiga faktor yaitu faktor motif,
faktor produk wisata dan faktor jasa/pelayanan wisata. Dengan demikian, dapat disimpulkan terjadi ketidak-sesuaian hasil analisis faktor konfirmatori dengan hipotesis motivasi wisatawan di wisata alam Kabupaten Sumenep.
Tabel 5 Anggota Atribut Faktor Motivasi Wisatawan di Wisata Alam Kabupaten Sumenep
Faktor Atribut Loading
Factor Keterangan Atribut Faktor
1 PW5 0,607 Fasilitas pelengkap PW6 0,513 Fasilitas dasar PW7 0,666 Fasilitas sosial PW8 0,614 Kondisi jalan PW9 0,603 Akses ke lokasi PW10 0,578 Kondisi tempat parkir
PW11 0,369 Waktu tempuh
PW12 0,631 Kondisi transportasi PW13 0,479 Tarif transportasi
JP1 0,620 Kepastian jadwal JP2 0,629 Pelayanan transportasi
JP3 0,543 Kenyamanan
JP4 0,552 Kebersihan
JP5 0,512 Kesopanan
JP6 0,509 Keramahan
JP7 0,602 Kecepatan
JP8 0,635 Keterampilan
JP9 0,574 Keamanan
Faktor
2 M1 0,292 Merelaksasikan diri
M2 0,548 Kesehatan diri
M3 0,612 Pengalaman baru
M4 0,439 Waktu santai
M9 0,526 Pengalaman baru
M10 0,677 Kepuasan psikologi M11 0,593 Rekomendasi teman PW1 0,576 Kondisi atraksi PW2 0,637 Penyajian atraksi PW3 0,676 Kondisi tempat PW4 0,606 Kesan yang diperoleh Faktor
3 M5 0,749 Mempelajari budaya
M6 0,780 Melihat aktivitas
masyarakat
M7 0,678 Mengunjungi keluarga
M8 0,753 Merasakan
keramahtamahan
Faktor 1 : Penawaran Wisata
Faktor penawaran wisata merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata alam di Kabupaten Sumenep yang mampu menjelaskan sebesar 31,15% dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan. Nilai rata-rata indeks untuk indikator produk wisata dan indikator jasa/pelayanan berdasarkan memiliki nilai diatas 50% sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi baik. Namun jika dilihat per-sub indikator lagi, nilai indeks terendah pada indikator produk wisata adalah waktu tempuh menuju lokasi objek wisata dan kondisi angkutan umum.
Sedangkan nilai indeks terendah pada indikator jasa/pelayanan wisata juga berdasarkan angkutan umumnya berupa kepastian jadwal
Faktor Atribut Anggota
Faktor 1 PW5, PW6, PW7, PW8, PW9, PW10, PW11, PW12, PW13, JP1, JP2, JP3, JP4, JP5, JP6, JP7, JP8, JP9
Faktor 2 M1, M2, M3, M4, M9, M10, M11, PW1, PW2, PW3, PW4,
Faktor 3 M5, M6, M7, M8
dan pelayanan angkutan umum untuk menuju lokasi objek wisata di Kabupaten Sumenep.
Faktor 2 : Objek Wisata
Faktor objek wisata merupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata alam di Kabupaten Sumenep yang mampu menjelaskan sebesar 7,84% dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan. Faktor 2 terdiri dari indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel motif serta indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel produk wisata yang dilihat dari kondisi serta penyajian atraksi wisata. Kondisi serta penyajian atraksi wisata memiliki hubungan dengan motif untuk mengunjungi suatu tempat wisata. Karena semakin baik kondisi serta penyajian atraksi wisata yang ada maka semakin tinggi alasan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.
Faktor 3 : Personal
Faktor personal merupakan faktor terendah yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata alam di Kabupaten Sumenep yang mampu menjelaskan sebesar 6,54% dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan. Berdasarkan Tabel 5, anggota pembentuk faktor 3 memiliki nilai loading factor positif, maka dapat diartikan semakin tinggi suatu motif dalam diri wisatawan untuk berwisata maka semakin tertarik wisatawan untuk mengunjungi objek wisata alam di Kabupaten Sumenep.
Analisis Faktor Wisata Budaya Kabupaten Sumenep
A. Uji Validitas
Dari hasil uji validitas dari 34 item yang memiliki nilai korelasi kurang dari R-tabel 0,167 adalah X18 = fasilitas dasar dan X20 = kondisi jalan. Jadi X18 dan X20 dinyatakan tidak valid sehingga harus dibuang.
B. Uji Reabilitas
Dari uji reabilitas diketahui Cronbach’s Alpha sebesar 0,733, karena nilai lebih dari 0,6 (0,733 > 0,6) maka dapat disimpulkan bahwa instrument pada variabel faktor-faktor motivasi wisatawan di wisata budaya Kabupaten Sumenep adalah reliable.
C. Penyeleksian Variabel
Tahap penyeleksian variabel yang dilakukan dengan cara uji menggunakan metode KMO- MSA dan Bartlett’s Test. Nilai KMO sebesar 0,822 (>0,5) dan siginifikansi Bartlett’s Test of Shericity sebesar 0,000 (<0,5) sehingga
indikator dalam penelitian ini dianggap layak dan analisis faktor dapat dilanjutkan. Nilai MSA dari ke-24 atribut setelah mengalami pengujian ulang sebanyak 4 kali sudah memenuhi nilai >0,5 sehingga masing-masing atribut sudah layak dan tidak perlu dilakukan pengeluaran atribut dan dapat dilanjutkan proses analisis faktor.
D. Proses Factoring
Dua langkah utama dalam proses factoring adalah penentuan jumlah faktor dan rotasi faktor-faktor yang terbentuk. Berdasarkan penentuan jumlah faktor, diketahui jumlah faktor yang terbentuk sebanyak 3 faktor dengan dihasilkan variansi total kumulatif yang cukup besar yaitu 46,42%.
Tabel 6 Hasil Pengelompokkan Variabel Kedalam Faktor
E. Hasil Penilaian Variabel berdasarkan Analisis Faktor
Sesuai dengan hipotesis awal, seharusnya terbentuk tiga faktor yaitu faktor motif, faktor produk wisata dan faktor jasa/pelayanan wisata. Dengan demikian, dapat disimpulkan terjadi ketidak sesuaian hasil analisis faktor konfirmatori dengan hipotesis motivasi wisatawan di wisata budaya Kabupaten Sumenep.
Tabel 7 Anggota Atribut Faktor Motivasi Wisatawan di Wisata Budaya Kabupaten Sumenep
Faktor Atribut Loading
Factor Keterangan Atribut Faktor
1 M1 0,588 Merelaksasikan diri
M2 0,755 Kesehatan diri
M3 0,596 Pengalaman baru
M4 0,564 Waktu santai
M6 0,732 Melihat aktivitas
masyarakat
M7 0,363 Mengunjungi keluarga
M8 0712 Merasakan
keramahtamahan
M9 0,813 Pengalaman baru
M10 0,652 Kepuasan psikologi M11 0,343 Rekomendasi teman M12 0,404 Alasan gengsi PW12 0,718 Kondisi transportasi PW13 0,658 Tarif transportasi
JP1 0,624 Kepastian jadwal JP2 0,651 Pelayanan transportasi JP8 0,369 Keterampilan Faktor
2 PW2 0,714 Penyajian atraksi
PW3 0,570 Kondisi tempat
Faktor Atribut Anggota
Faktor 1 M1, M2, M3, M4, M6, M7,M8 ,M9, M10, M11, M12, PW12, PW13, JP1, JP2, JP8 Faktor 2 PW2, PW3, PW4, JP7
Faktor 3 PW5, PW9, PW10, JP4
Faktor Atribut Loading
Factor Keterangan Atribut
JP7 0,666 Kecepatan
Faktor
3 PW5 0,373 Fasilitas pelengkap PW9 0,560 Akses ke lokasi PW10 0,706 Kondisi tempat parkir
JP4 0,721 Kebersihan
Faktor 1 : Kebutuhan Pokok
Faktor kebutuhan pokok merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata budaya di Kabupaten Sumenep mampu menjelaskan sebesar 30,16% dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan. Faktor 1 terdiri dari indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel motif, produk wisata dan jasa/pelayanan wisata. Dimana indikator- indikator variabel produk wisata dan jasa/pelayanan wisata berkaitan dengan moda angkutan menuju tempat wisata. Hal ini dikarenakan, moda angkutan wisata merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan wisatawan ketika berwisata ke suatu tempat.
Faktor 2 : Atraksi Wisata
Faktor atraksi wisata merupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata budaya di Kabupaten Sumenep yang mampu menjelaskan sebesar 9,91% dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan. Berdasarkan persepsi wisatawan terhadap produk wisata di wisata budaya yang mendapat penilaian tertinggi adalah kesan yang diperoleh wisatawan setelah menikmati atraksi wisata dan kondisi tempat atraksi wisata. Hal ini dikarenakan wisata budaya di Kabupaten Sumenep merupakan warisan budaya peninggalan zaman kerajaan Sumenep, sehingga atraksi ini sangat dijaga kelestariannya oleh pihak pemerintah dan dalam kondisi baik.
Faktor 3 : Aksesibilitas
Faktor aksesibilitas merupakan faktor terendah yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata budaya di Kabupaten Sumenep yang mampu menjelaskan sebesar 6,34% dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan. Faktor 3 terdiri dari indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel produk wisata dan jasa/pelayanan wisata yang memiliki nilai indeks lebih dari 50%.
Wisata budaya di Kabupaten Sumenep memiliki lokasi yang berdekatan dan memiliki akses yang mudah serta kondisi tempat dan fasilitas wisata budaya yang baik dan kelestariannya menjadi
perhatian khusus bagi pemerintah Kabupaten Sumenep.
Analisis Faktor Wisata Buatan Kabupaten Sumenep
A. Uji Validitas
Dari hasil uji validitas dari 34 item yang memiliki nilai korelasi kurang dari R-tabel 0,178 adalah X12 = alasan gengsi. Jadi X12 dinyatakan tidak valid sehingga harus dibuang.
B. Uji Reabilitas
Dari uji reabilitas diketahui Cronbach’s Alpha sebesar sebesar 0,734, karena nilai lebih dari 0,6 (0,734 > 0,6) maka dapat disimpulkan bahwa instrument pada variabel faktor-faktor motivasi wisatawan di wisata buatan Kabupaten Sumenep adalah reliable.
C. Penyeleksian Variabel
Tahap penyeleksian variabel yang dilakukan dengan cara uji menggunakan metode KMO- MSA dan Bartlett’s Test. Nilai KMO sebesar 0,779 (>0,5) dan siginifikansi Bartlett’s Test of Shericity sebesar 0,000 (<0,5) sehingga atau indikator dalam penelitian ini dianggap layak dan analisis faktor dapat dilanjutkan. Nilai MSA dari ke-33 atribut sudah memenuhi nilai
>0,5 sehingga masing-masing atribut sudah layak dan tidak perlu dilakukan pengeluaran atribut dan dapat dilanjutkan proses analisis faktor.
D. Proses Factoring
Dua langkah utama dalam proses factoring adalah penentuan jumlah faktor dan rotasi faktor-faktor yang terbentuk. Berdasarkan penentuan jumlah faktor, diketahui jumlah faktor yang terbentuk sebanyak 3 faktor dengan dihasilkan variansi total kumulatif yang cukup besar yaitu 45,88%.
Tabel 8 Hasil Pengelompokkan Variabel Kedalam Faktor
E. Hasil Penilaian Variabel berdasarkan Analisis Faktor
Sesuai dengan hipotesis awal, seharusnya terbentuk tiga faktor yaitu faktor motif, faktor produk wisata dan faktor jasa/pelayanan wisata. Dengan demikian, dapat disimpulkan terjadi ketidak kesesuaian
Faktor Atribut Anggota
Faktor 1 M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7,M8 ,M9, M10, M11
Faktor 2 PW4, PW12, PW13, JP1, JP2, JP3, JP4, JP5, JP6, JP7, JP8, JP9
Faktor 3 PW1, PW2, PW3, PW5, PW6, PW7, PW8, PW9, PW10, PW11
hasil analisis faktor konfirmatori dengan hipotesis motivasi wisatawan di wisata buatan Kabupaten Sumenep.
Tabel 9 Anggota Atribut Faktor Motivasi Wisatawan di Wisata Buatan Kabupaten Sumenep
Faktor Atribut Loading
Factor Keterangan Atribut Faktor
1 M1 0,480 Merelaksasikan diri
M2 0,297 Kesehatan diri
M3 0,594 Pengalaman baru
M4 0,426 Waktu santai
M5 0,788 Mempelajari budaya
M6 0,838 Melihat aktivitas
masyarakat
M7 0,484 Mengunjungi keluarga
M8 0,837 Merasakan
keramahtamahan
M9 0,566 Pengalaman baru
M10 0,740 Kepuasan psikologi M11 0,595 Rekomendasi teman Faktor
2 PW4 0,523 Kesan yang diperoleh
PW12 0,517 Kondisi transportasi PW13 0,509 Tarif transportasi
JP1 0,545 Kepastian jadwal JP2 0,668 Pelayanan transportasi
JP3 0,532 Kenyamanan
JP4 0,657 Kebersihan
JP5 0,773 Kesopanan
JP6 0,707 Keramahan
JP7 0,630 Kecepatan
JP8 0,628 Keterampilan
JP9 0,555 Keamanan
Faktor
3 PW1 0,579 Kondisi atraksi
PW2 0,595 Penyajian atraksi PW3 0,342 Kondisi tempat PW5 0,672 Fasilitas pelengkap PW6 0,674 Fasilitas dasar PW7 0,679 Fasilitas sosial PW8 0,695 Kondisi jalan PW9 0,743 Akses ke lokasi PW10 0,723 Kondisi tempat parkir
PW11 0,529 Waktu tempuh
Faktor 1 : Motif
Faktor motif merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata buatan di Kabupaten Sumenep mampu menjelaskan sebesar 23,01%
dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan.
Faktor 1 terdiri dari indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel motif berupa motivasi fisik, motivasi budaya, motivasi interpersonal dan motivasi status. Hal ini dikarenakan, motif wisatawan untuk berkunjung ke suatu wisata dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu alasan sesuai dengan kebutuhan dalam diri wisatawan.
Faktor 2 : Responsif
Faktor responsif merupakan faktor terbesar kedua yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata buatan di Kabupaten
Sumenep mampu menjelaskan sebesar 13,70%
dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan.
Faktor 2 terdiri dari indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel jasa/pelayanan wisata yang memiliki nilai rata-rata indeks diatas 50%. Namun pada wisata Batu Kapur memiliki nilai rata-rata indeks dibawah 50% yang berkaitan dengan moda angkutan. Hal ini dikarenakan masih belum tersedianya moda angkutan untuk menuju wisata buatan di Kabupaten Sumenep. Selain itu, faktor 2 juga terdiri dari sebagian indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel produk wisata berupa indikator dari atraksi wisata dan aksesibilitas. Penilaian wisatawan mengenai indikator aksesibilitas berupa kondisi dan tarif moda angkutan umum untuk menuju tempat wisata mendapatkan nilai rendah.
Faktor 3 : Kebutuhan (need)
Faktor kebutuhan (need) merupakan faktor terendah yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata buatan di Kabupaten Sumenep mampu menjelaskan sebesar 9,16% dari keseluruhan variabel motivasi wisatawan. Faktor 3 terdiri dari indikator-indikator pembentuk faktor dari variabel produk wisata yang terdiri dari tiga macam sub elemen produk wisata yaitu atraksi, aksesibilatas dan kelengkapan fasilitas. Ketiga sub elemen produk wisata tersebut saling berkaitan, yang dapat disimpulkan semakin lengkap dan semakin baik kondisi produk wisata yang ditawarkan di wisata buatan Kabupaten Sumenep maka tertarik wisatawan untuk mengunjungi wisata tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analasis dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Persepsi motivasi wisatawan pada ke 13 objek wisata di Kabupaten Sumenep termasuk klarifikasi motivasi kuat dengan penilaian rentang rata-rata indeks motif, produk wisata dan jasa/pelayanan wisata sebesar 50% - 82,47% berdasarkan presepsi wisatawan. Persamaan ketiga indikator adalah setiap indikator-indikator motivasi wisata yang memiliki kaitan dengan angkutan umum memiliki nilai indeks yang rendah. Hal ini dikarenakan belum adanya angkutan umum yang khusus bagi wisatawan yang ingin berwisata di objek
wisata alam, wisata budaya ataupun wisata buatan di Kabupaten Sumenep.
2.
Hasil analisis faktor motivasi wisatawan di objek wisata Kabupaten Sumenep dengan pembagian karakteristik wilayah yaitu wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan dapat ditarik kesimpulan bahwa prioritas motivasi wisatawan berbeda berdasarkan tipe karakteristik wisatanya.a.
Pada objek wisata alam di Kabupaten Sumenep, faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata alam disebabkan oleh faktor penawaran wisata yaitu faktor yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan dan bersifat destination specific.b.
Pada objek wisata budaya di Kabupaten Sumenep, faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata budaya disebabkan oleh faktor kebutuhan pokok merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh wisatawan yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor jasmani yang merupakan kebutuhan yang dibutuhkan wisatawan untuk memelihara fisik dan raganya, faktor rohani yang merupakan kebutuhan wisatawan untuk memenuhi kebutuhan jiwa dan batinnya serta faktor lain berupa moda angkutan yang mempengaruhi kebutuhan pokok wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.c.
Pada pada objek wisata buatan di Kabupaten Sumenep, faktor terbesar yang mempengaruhi motivasi wisatawan untuk mengunjungi wisata buatan disebabkan oleh faktor motif yang artinya faktor yang berasal dari dalam diri wisatawan yang mendorong wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan.Sedangkan untuk persamaan faktor motivasi wisatawan pada setiap wisata di Kabupaten Sumenep yang terbagi menjadi wisata alam, wisata budaya dan wisata adalah terdapapat faktor yang memiliki pengaruh rendah dalam memotivasi wisatawan
wisatawan untuk mengunjungi objek wisata dan memiliki indikator-indikator motivasi wisata yang memiliki kaitan dengan angkutan umum.
Hal ini serupa jika dilihat berdasarkan persepsi wisatawan yang memiliki nilai indeks yang rendah. Hal ini dikarenakan belum adanya angkutan umum yang khusus bagi wisatawan yang ingin berwisata di objek wisata Kabupaten Sumenep. Ditambah lagi lokasi objek wisata buatan yang jauh dari pusat kota, sehingga wisatawan memberikan nilai rendah untuk indikator yang berkaitan dengan angkutan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Adiakurnia, M. I. (2017, Desember 6). Catat Agenda Wisata Sumenep 2018 Sebelum Berlibur ke Madura. Retrieved November 3, 2018, from Kompas.com:
http://travel.kompas.com
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep. 2017.
Pengunjung Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sumenep Tahun 2017.
Sumenep: DISBUDPARPORA.
Noer, C. H. (2016, Desember 7). Rencana Tahun Wisata SUmenep 2018: Jalan Sinergi.
Retrieved Oktober 29, 2018, from Antara
News Jawa Timur:
http://jatim.antaranews.com
Riduwan, D. M., & Kuncoro, S.E., M.M, D. A.
(2008). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis).
Bandung: Alfabeta.
Santoso, Singgil. 2017. Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Soekadijo, R. G. (1997). Anatomi Pariwisata:
Memahami Pariwisata Sebagai Systematic Linkage. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Suharso, T. W. (2009). Perencanaan Obyek Wisata dan Kawasan Pariwisata dalam Konteks Penataan Ruang. Malang:
PPSUB.
Tjiptono, F. (2001). Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi Ofset.
Warpani, S. P. (2007). Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: ITB.