TEKNIK SAMPLING
PENELITIAN KUALITATIF
Yara Andita Anastasya, S.Psi., M.Psi., Psikolog Metode Penelitian Kualitatif Pertemuan 7
Sampling dilakukan sebelum penelitian dilakukan.
Tidak hanya sampling, namun juga harus telah building rapport dengan subjek penelitian.
Selain itu, begitu pula pada setting social penelitian dilaksanakan.
Peneliti harus mengetahui dan memahami seluruh aspek di atas agar
hambatan atau tantangan yang terjadi di lapangan dapat diidentifikasi dan diatasi.
Penelitian kualitatif tidak terlalu menekankan pada jumlah subjek.
Yang ditekankan ialah kedalaman dan keterikatan antara subjek dan
fenomena yang diteliti.
RANDOM SAMPLING
NON RANDOM SAMPLING
Metode pemilihan sampel di mana setiap sampel/responden tidak memiliki
kemungkinan yang sama untuk terpilih. Terdapat pertimbangan tertentu yang mendasari pemilihan sampel.
1. ACCIDENTAL SAMPLING. Berdasar pada prinsip “ketidaksengajaan” misal faktor kemudahan dan situasi kondisi saat penelitian berlangsung.
2. QUOTA SAMPLING. Pemilihan sampel berdasar pertimbangan peneliti. Pemilihan jumlah sampel berdasar kuota yang ditentukan oleh peneliti.
3. PURPOSEFUL/PURPOSIVE SAMPLING. Pemilihan sampel berdasar pada ciri-ciri yang dimiliki subjek agar sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.
(Disarankan untuk menggunakan teknik ini).
9 STRATEGI PURPOSEFUL SAMPLING
1. SAMPLING DENGAN VARIASI MAKSIMAL. Peneliti mencari sampel individu yang memiliki perbedaan dalam hal karakteristik atau sifat yang dimiliki sehingga
mendapatkan beragam perspektif yang akan memperkaya hasil fenomena dari penelitian.
2. SAMPLING DENGAN KASUS EKSTRIM. Digunakan untuk memahami kasus luar
biasa atau ekstrem. Peneliti bergabung menjadi bagian dari individu atau kelompok yang diteliti.
3. SAMPLING YANG BERSIFAT KHAS ATAU UNIK. Digunakan untuk kasus yang bersifat khas atau unik. Unik = tidak biasa, tapi bukan suatu hal yang ekstrim.
9 STRATEGI PURPOSEFUL SAMPLING
4. SAMPLING SUATU TEORI/KONSEP. Peneliti melakukan penelitian terhadap subjek atau lokasi penelitian. Karena kedua hal tersebut merupakan kunci dari penelitian yang akan dilakukan. Syarat: peneliti harus memahami teori/konsep yang akan diteliti.
5. SAMPLING YANG BERSIFAT HOMOGEN. Peneliti memilih subjek atau lokasi penelitian atas dasar kesamaan karakteristik dari kelompok atau populasi.
6. SAMPLING YANG BERSIFAT KRITIS. Subjek/lokasi penelitian dipilih berdasarkan situasi yang bersifat kritis. Karena kasus kritis, peneliti dituntut untuk bekerja cepat dan hati-hati.
9 STRATEGI PURPOSEFUL SAMPLING
7. SAMPLING YANG BERSIFAT OPORTUNIS. Strategi tambahan setelah proses pengambilan data dilakukan. Dilakukan ketika setelah pengambilan data selesai, terdapat temuan baru sehingga pengambilan data dilanjutkan kembali.
8. SAMPLING BOLA SALJU. Dilakukan setelah pengambilan sampel selesai dilakukan.
Misal fenomena berkembang sehingga subjek penelitian bertambah, peneliti mencari subjek baru yang dapat memberikan informasi secara lengkap.
9. SAMPLING YANG BERSIFAT MEMPERKUAT/MEMPERLEMAH. Dilakukan untuk kepentingan cross-check data yang telah diperoleh. Subjek berfungsi untuk
memperkuat atau memperlemah temuan atau data yang telah diperoleh sebelumnya.