Bismillahirrohmanirrohim Kalau ingin makan ketupat Makanlah diwaktu hangat
Kalau ingin mendapatkan rahmat Jawablah salam dengan semangat
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Alhamdulillahillaziina sabaquunal bil imaan wa diinil Haq, Ahmaduhu Wanasta’inuhu wanas taghfiruh wa na’udzubillahi min syururi anfusina. Asy Hadu alla ilaaha illallah wa asy Hadu anna muhammadar Rasulullah, ‘amma ba’du
Tiada kata yang pantas diucapkan, selain rasa syukur kepada Alloh SWT karena atas berkat kuasanya kita dapat hadir pada malam hari ini dalam keadaan yang sempurna tanpa kurang suatu apapun. Allohumma sholli ‘ala Sayyidina waHabibina Wa Zuhrina Wa Maulana Muhammad S.A.W, semoga kita bisa meneladaninya dan mendapatkan syafa’atnya. Amiin Dewan juri yang saya hormati, dan teman-teman yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Dalam kesempatan ini izinkan saya menyampaikan beberapa hal tentang adab kepada Guru.
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT
Dewasa ini, akhlak, moral, sopan santun para pelajar banyak mengalami kemerosotan, banyak siswa yang membangkang bahkan melawan gurunya. padahal guru harus dihormati dan dimuliakan. Sebab guru adalah orang yang mengajarkan kepada kita tentang berbagai ilmu pengetahuan.
Hingga Seorang penyair berkata :
اَمّلَعُم َتْوَفَج ْنِا َكِلْهَجِب ْعَنْقَو
“dan terimalah kebodohanmu bila kamu membangkang pada guru”.
Jama’ah yang berbahaya... eh... berbahagia... maksud saya
Dalam kitab Ta’limul Muta’alim karya Sheikh Az-Zarnuji diterangkan bahwa ada beberapa akhlak, adab yang dapat kita praktekkan pada guru, diantaranya:
Pertama, hendaknya kita tidak berjalan di depan guru Kedua, tidak duduk di tempat duduknya guru
Ketiga, tidak memulai bicara kecuali dengan izin guru
Keempat, tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek/bosan
Kelima, jika ingin bertemu dengan guru ucapkanlah salam dan jangan mengetuk pintunya tapi tunggu sampai guru keluar
Keenam, jangan membuat guru marah / murka dan patuhilah perintahnya
Ketujuh, hormatilah putra / putrinya dan orang yang ada hubungan kerabat dengan guru
Hadirin Hadirot rohimakumulloh.
Terdapat sebuah riwayat dalam Al Qur’an, sejarah perjalanan Nabi Musa as. Ketika berguru kepada Nabi Khidir as dalam mempelajari ilmu, Nabi Musa mendeklarasikan dirinya sendiri kepada Nabi Khidira.s bahwa dia akan menghormati, mentaati dan memuliakannya dalam proses pendidikan menuntut ilmu yang terdapat dalam surah Al Kahfi ayat 69, yang berbunyi:
Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun."
Di dalam kitab Tadzkiratus-sami’ wal-mutakallim yang ditulis oleh Ibnu Jama’ah Asy- Syafi’i disebutkan bahwa hubungan seorang santri dengan gurunya itu layaknya hubungan pasien dengan dokternya.
Mengapa demikian? Karena guru itu ibarat dokter. Apabila dokter itu mengobati penyakit fisik maka guru itu mengobati penyakit kebodohan dan juga mengobati penyakit akhlak yang buruk.
Maka apabila seorang pasien yang mengalami penyakit fisik ingin sembuh dari penyakitnya maka ia harus mematuhi arahan dari dokter.
Begitupun seorang siswa, apabila ia hendak menghilangkan penyakit bodoh dan akhlak buruk yang ada pada dirinya maka hendaknya ia mengikuti arahan dari gurunya.
Dalam Islam, anjuran berbakti kepada Orang Tua yang termasuk juga di dalamnya adalah berbakti Guru untuk meraih surganya Allah, sungguh sangat merugi lagi celaka jika terdapat Guru yang masih hidup tapi tidak berbakti kepada mereka sehingga tidak bisa menghantarkan dirinya ke dalam surga. Na’uzubillahi min zalik.
Dalam sebuah Hadits dinyatakan bahwa:
"Ingatlah bahwa keridoan Allah ada pada Orang Tua, kemurkaan Allah ada pada murka Orang Tua" (Hadits Riwayat Tirmizi)
Hadits diatas juga mengisyaratkan bahwa, Guru sebagai pengganti orang tua di sekolah juga memiliki maqom yang sama. Ridho Allah terletak pada ridho Guru dan murka Allah juga ada pada murka Guru.
Dan jangan sampai kita menyakiti guru-guru kita sehingga membuat mereka meneteskan air mata karena kesalahan kita, Tapi…buatlah mereka meneteskan air mata karena bahagia bersyukur mempunyai anak didik yang soleh sholehah dan berbakti.
Jamaah...ooo jamaah...
Oleh karena itulah, seorang murid harus bisa dan mampu mencari kerelaan hati seorang guru, harus mampu menghormati guru, wajib berkata yang sopan dan santun kepada guru, harus bisa melaksanakan nasihat-nasihat guru dan harus bisa menentramkan hati guru.
Kenapa seorang murid harus melakukan itu semua? Jawabannya adalah agar guru ridho/ikhlas atas ilmunya yang sudah diberikan sehingga ilmu yang kita peroleh bisa bermanfaat.
Bunga Mawar Bunga Dahlia Disiram ranum dipagi hari Jangan ditawar akhlak mulia Berkahnya harum sampai mati Diawali dengan basmalah Diakhiri dengan hamdalah Semoga pidato ini berkah Menjadi lentera di alam barzah
Wallahu Muwafiq ila Aqwamit Thoriq Wal ‘af Wu mingkum
Wassalmualaikum Warohmatullahi.Wabarokaatuh.