• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS APRESIASI SEKOLAH TERHADAP TALENTA DAN PENGARUHNYA PADA PENCAPAIAN PRESTASI PESERTA DIDIK DI SMA CITRA KASIH JAKARTA

N/A
N/A
CALVIN FEBRIAN

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS APRESIASI SEKOLAH TERHADAP TALENTA DAN PENGARUHNYA PADA PENCAPAIAN PRESTASI PESERTA DIDIK DI SMA CITRA KASIH JAKARTA "

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS APRESIASI SEKOLAH TERHADAP TALENTA DAN PENGARUHNYA PADA PENCAPAIAN PRESTASI PESERTA DIDIK

DI SMA CITRA KASIH JAKARTA

Karya Tulis Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir SMA Kelas 12 Sebagai Syarat Kelulusan

Oleh:

RAPHAELLO SEAN ARIEL LEE NISN : 0051356910

Kelas : XII IPA 2

SMA CITRA KASIH JAKARTA

(2)

ANALISIS APRESIASI SEKOLAH TERHADAP TALENTA DAN PENGARUHNYA PADA PENCAPAIAN PRESTASI PESERTA DIDIK

DI SMA CITRA KASIH JAKARTA

Karya Tulis Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir SMA Kelas 12 Sebagai Syarat Kelulusan

Oleh:

RAPHAELLO SEAN ARIEL LEE NISN : 0051356910

Kelas : XII IPA 2

SMA CITRA KASIH JAKARTA TAHUN AJARAN 2022/2023

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Penulis,

Raphaello Sean Ariel Lee

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing

Agustinus Bayu Prasetyo, S.Pd.

Tanggal:

Wali Kelas

Dedy Lien, S.I.Kom.

Tanggal:

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas hikmat dan rahmat yang diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Apresiasi Sekolah terhadap Talenta dan Pengaruhnya Pada Pencapaian Prestasi Peserta Didik di SMA Citra Kasih Jakarta” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan melengkapi tugas akhir SMA Citra Kasih Jakarta sebagai syarat kelulusan kelas 12 tahun ajaran 2022/2023. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan bisa dibuat tanpa bantuan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada:

1. Mr. Agustinus Bayu Prasetyo, S.Pd. selaku guru pembimbing dalam penulisan karena telah menuntun dalam proses pengerjaan makalah dari awal hingga selesai.

2. Mr. Rah Aji Bagus Prasetyo, S.Pd. dan Mr. Dedy Lien, S.I.Kom. karena telah memberikan arahan dalam proses pengerjaan makalah.

3. SMA Citra Kasih karena telah menyediakan suatu kesempatan bagi peserta didik untuk mengekspresikan dan mengembangkan keterampilan menyusun karya tulis ilmiah.

4. Responden angket dari kelas 10, 11, dan 12 SMA Citra Kasih Jakarta tahun ajaran 2022/2023 yang telah bersedia memberikan waktunya demi kelancaran penelitian.

5. Dane Ethan dan Jennifer Saphira Evani Tjen sebagai narasumber yang telah bersedia memberikan waktu dan wawasannya demi kelancaran penelitian.

6. Seluruh pihak keluarga penulis yang telah memberi dukungan selama makalah dikerjakan.

7. Teman-teman seperjuangan dari kelas 12 SMA Citra Kasih Jakarta tahun ajaran 2021/2022 yang telah saling mendukung dalam penyelesaian makalah.

Penulis pun berharap keinginannya untuk melihat Citra Kasih sebagai pelita dan pusat terkumpulnya talenta-talenta dari sekujur daerah dapat terwujud agar dapat menciptakan suatu iklim sekolah yang mendorong pencapaian prestasi dan yang melahirkan inovasi sehingga mampu mencetak peserta didik yang dapat bersaing di ajang internasional.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan penelitian di masa depan. Dengan cukup berkata, penulis berharap bahwa substansi yang tertuang dalam penelitian ini bisa menjadi perwakilan aspirasi peserta didik mengenai sikap sekolah yang ideal. Semoga, perubahan dapat segera datang. Sebuah institusi yang mengasuh talenta pemberian Yang Maha Kuasa dalam setiap ciptaan-Nya. Jayalah, Citra Kasih!

Jakarta, 16 April 2023

Raphaello Sean Ariel Lee

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GRAFIK vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

ABSTRAK

BAB I 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Perumusan Masalah 3

1.5 Tujuan Penelitian 3

1.6 Manfaat Penulisan 4

BAB II 5

2.1 Apresiasi 5

2.1.1 Tujuan Apresiasi 5

2.1.2 Bentuk dan Dampak Apresiasi 5

a. Kata-Kata Afirmasi 5

b. Hadiah Tunai 6

c. Publikasi Prestasi 7

d. Memfasilitasi Program Pelatihan 7

e. Penawaran Sekolah untuk Program Apprenticeship 8

2.1.3 Hubungan Apresiasi terhadap Pencapaian Prestasi 8

a. Terobosan dan Inovasi 8

b. Kesempatan Baru 9

c. Coverage Positif Sekolah 10

2.2 Prestasi 10

2.2.1 Prestasi Akademik 10

2.2.2 Prestasi Nonakademik 10

2.3 Talenta 11

2.3.1 Jenis Talenta 11

2.3.2 Talent Management 12

2.4 SMA Citra Kasih Jakarta 12

2.4.1 Peserta Didik 12

a. Rekap Catatan Lomba SMA Citra Kasih Jakarta 2020/2021 12 b. Rekap Catatan Lomba SMA Citra Kasih Jakarta 2021/2022 15 c. Rekap Catatan Lomba SMA Citra Kasih Jakarta 2022/2023 16

2.4.2 Peran Guru-Guru 18

2.4.3 Peran Kepala Sekolah 19

BAB III 21

(6)

3.2.1 Populasi dan Sampel 21

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 21

3.2.3 Teknik Analisis Data 22

3.2.4 Lampiran Pernyataan Angket 23

3.2.5 Deskripsi Pernyataan Angket 23

3.3 Data Wawancara 24

3.3.1 Subjek Narasumber 24

3.3.2 Pertanyaan Wawancara 24

3.4 Observasi Publikasi Prestasi di SMA Citra Kasih 25

3.4.1 Pajangan Piala 25

3.4.2 Publikasi lewat Majalah Dinding 26

3.4.3 Publikasi lewat TV 26

3.4.4 Publikasi lewat Pajangan Akrilik 26

3.4.5 Publikasi lewat Banner 27

3.4.6 Publikasi lewat Laman Instagram Sekolah 27

3.4.7 Publikasi lewat Laman Website Sekolah 28

3.4.8 Publikasi lewat Blast Info di Grup WA 28

3.4.9 Publikasi lewat Pengumuman Upacara 28

BAB IV 30

4.1 Hasil Persebaran Data yang Terkumpul 30

4.2 Gambaran Umum SMA Citra Kasih Jakarta 30

4.2.1 Persepsi SMA Citra Kasih Jakarta terhadap Kebutuhan Apresiasi 30 4.2.2 Iklim Kompetitif Peserta Didik SMA Citra Kasih Jakarta 31 4.2.3 Persepsi terhadap Sikap Sekolah, Peran Guru, dan Kepala Sekolah 32

a. Persepsi terhadap Sikap Sekolah 33

b. Persepsi terhadap Peran Guru 33

c. Persepsi terhadap Kepala Sekolah 34

4.3 Apakah SMA Citra Kasih Jakarta Sudah Mengapresiasi Talenta Peserta Didiknya? 35 4.4 Bagaimana Bentuk Apresiasi yang Diinginkan oleh Peserta Didik? 36

4.4.1 Kata-Kata Afirmasi 37

4.4.2 Hadiah Tunai 37

4.4.3 Publikasi Prestasi 38

4.4.4 Memfasilitasi Program Pelatihan 39

4.4.5 Penawaran Sekolah untuk Program Apprenticeship 39

4.5 Bagaimana Apresiasi Berpengaruh pada Pencapaian Prestasi? 40 4.6 Apa yang Bisa Dilakukan Sekolah untuk Mengatasi Fenomena terkait Kebutuhan

Apresiasi? 41

4.6.1 Solusi yang Ditawarkan Dane Ethan dan Jennifer Saphira 41 a. Investasi dalam Badan dan Fasilitas yang Sudah Ada 41 b. Menambahkan Fasilitas, Tenaga Ahli, dan Publikasi Perjuangan Peserta Didik 42

4.6.2 Penilaian Bentuk Apresiasi Sekolah 43

BAB V 47

5.1 Kesimpulan 47

5.2 Saran dan Rekomendasi 47

DAFTAR PUSTAKA 49

(7)

Wawancara Dane Ethan: 51

Wawancara Jennifer Saphira Evani Tjen: 65

(8)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK 4.1 PERSEBARAN HASIL DATA ANGKET... 31

GRAFIK 4.2 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN PERTAMA BAGIAN I...32

GRAFIK 4.3 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEDUA BAGIAN I... 32

GRAFIK 4.4 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KETIGA BAGIAN I... 33

GRAFIK 4.5 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KELIMA BAGIAN I... 37

GRAFIK 4.6 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KETUJUH BAGIAN I... 38

GRAFIK 4.7 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEENAM BAGIAN I... 41

GRAFIK 4.8 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEEMPAT BAGIAN I... 42

GRAFIK 4.9 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN PERTAMA BAGIAN II...45

GRAFIK 4.10 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEDUA BAGIAN II... 45

GRAFIK 4.11 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KETIGA BAGIAN II...45

GRAFIK 4.12 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEEMPAT BAGIAN II... 46

GRAFIK 4.13 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KELIMA BAGIAN II... 46

GRAFIK 4.14 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEENAM BAGIAN II... 46

GRAFIK 4.15 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KETUJUH BAGIAN II... 47

GRAFIK 4.16 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEDELAPAN BAGIAN II... 47

GRAFIK 4.17 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KESEMBILAN BAGIAN II...47

(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 PAJANGAN PIALA... 26

GAMBAR 3.2 PAJANGAN PIALA DARI LOBI...26

GAMBAR 3.3 MAJALAH DINDING...27

GAMBAR 3.4 MAJALAH DINDING DARI LOBI... 27

GAMBAR 3.5 TV DARI TANGGA SMP...27

GAMBAR 3.6 TV DARI TANGGA...27

GAMBAR 3.7 PAJANGAN AKRILIK...28

GAMBAR 3.8 PAJANGAN AKRILIK...28

GAMBAR 3.9 BANNER...28

GAMBAR 3.10 BANNER DARI JALAN UTAMA...28

GAMBAR 3.11 POSTINGAN INSTAGRAM...28

GAMBAR 3.12 TAMPILAN FEEDS... 28

GAMBAR 3.13 HALAMAN NEWSLETTER...29

GAMBAR 3.14 TAMPILAN NEWSLETTER... 29

GAMBAR 3.15 BLAST INFO GRUP WA...29

GAMBAR 3.16 PUBLIKASI LEWAT UPACARA... 30

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 1... 13

TABEL 2.2 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 1... 13

TABEL 2.3 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 1... 13

TABEL 2.4 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 2... 14

TABEL 2.5 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 2... 14

TABEL 2.6 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 1... 16

TABEL 2.7 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 1... 16

TABEL 2.8 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 1... 16

TABEL 2.9 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 2... 16

TABEL 2.10 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2022/2023 SEM. 1... 18

TABEL 2.11 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2022/2023 SEM. 1...18

TABEL 2.12 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2022/2023 SEM. 1... 18

TABEL 2.13 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2022/2023 SEM. 1... 18

TABEL 2.14 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2022/2023 SEM. 2... 18

TABEL 3.1 SKOR UNTUK SETIAP PILIHAN BERDASARKAN SIFAT PERNYATAAN...22

TABEL 3.2 KRITERIA PENGKATEGORIAN PERSENTASE PERNYATAAN... 22

TABEL 3.3 DESKRIPSI PENGKATEGORIAN PERNYATAAN...23

TABEL 4.1 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN-PERNYATAAN BAGIAN II... 43

(11)

ABSTRAK

SMA Citra Kasih mempunyai daftar panjang prestasi peserta didiknya yang bertalenta selama 20 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan apresiasi dengan pencapaian prestasi dalam peserta didik yang memiliki talenta dan memahami lebih lanjut fenomena yang ada di dalam iklim/budaya SMA Citra Kasih Jakarta.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan dari 68 sampel peserta didik melalui angket dengan pertanyaan tertutup menggunakan skala likert. Analisis data menggunakan suatu rumus dan hasil perhitungan dikategorikan sesuai kriteria tertentu. Sedangkan, data kuantitatif dikumpulkan dari wawancara dua peserta didik berprestasi kelas 12 SMA Citra Kasih Jakarta.

Hasil temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, ada hubungan jelas antara apresiasi dengan kemampuannya untuk menumbuhkan motivasi yang menjadi pendorong peserta didik mengejar prestasi. Berdasarkan penelitian, bentuk apresiasi yang diinginkan, secara berturut-turut, adalah kata-kata afirmasi dan uang tunai yang disusul oleh program pelatihan, publikasi prestasi, dan penawaran program apprenticeship. Kedua, sekolah, secara umum, sudah mengapresiasi peserta didiknya, tetapi belum secara aktif melatih bibit-bibit unggulnya serta belum cukup dalam mengelola dan menginvestasi dalam badan-badan kesiswaan yang sudah ada. Penelitian juga menemukan bahwa persepsi baik atau buruk mengenai mencapai prestasi masih terbelah di antara peserta didik dan jumlah peserta prestasi yang giat mencapai prestasi masih tergolong sebagai minoritas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah SMA Citra Kasih Jakarta perlu mempertahankan upaya apresiasi terkini, tetapi perlu menginvestasikan lebih lagi sumber dayanya kepada talenta peserta didiknya.

Kata kunci: apresiasi, talenta, prestasi, peserta didik

ABSTRACT

SMA Citra Kasih has a long list of achievements from its talented pupils over the course of 20 years.

This study focuses on finding the relationship between appreciation and pursuing achievements in pupils who possess potential and talent. Furthermore, this study tries to understand the phenomenon of Citra Kasih’s school climate and culture.

The research is a descriptive study with mixed quantitative and qualitative approaches. 68 sample pupils participated in a survey with closed statements on a likert scale. The analysis uses a formula and the results are categorized into several criteria. Whereas, two high achieving 12th grade seniors were interviewed.

The results of the research are as follows. Firstly, there is a clear link between appreciation and fostering motivation which, in turn, fuels achievements. Based on the results, the ideal form of appreciation are respectively words of affirmation and cash prizes, followed by training programs, publishing student achievements, and lastly, apprenticeship offers. Secondly, the school, in general, has appreciated its pupils, but has not actively paid much attention to prime, excellent students and has not invested much in existing student bodies. Furthermore, it is found that there is a divided view on pursuing achievements amongst Citra Kasih’s students where negative sentiment remains towards high achieving students that make up the minority. The study concludes that Citra Kasih should maintain its current appreciation programs, but should invest more into its talents.

Keywords: appreciation, talents, achievements, pupils

(12)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kewajiban pendidikan ialah meningkatkan prestasi serta membekali peserta didik dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk lingkungan global yang kompetitif (U.S.

Department of Education, 2021). Oleh karena natur dunia kerja yang kompetitif, lembaga pendidikan berkewajiban untuk mengelola dan mengembangkan keterampilan setiap peserta didik.

Talenta adalah keterampilan alamiah dan sifatnya dibawa oleh peserta didik sejak lahir (KBBI, 2023). Dengan kata lain, talenta inilah yang menjadi keunikan tiap-tiap peserta didik dan menjadi salah satu aspek yang perlu dikembangkan supaya peserta didik bisa mencapai potensi maksimalnya supaya dapat bersaing secara global (Allison Academy, 2022). Ditambah, talenta merupakan salah satu komponen utama untuk mencapai prestasi.

Prestasi diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan (KBBI, 2023). Cambridge mengartikan prestasi sebagai suatu hal sulit yang berhasil dikerjakan (Cambridge Dictionary, 2023). Jika peserta didik berprestasi, peserta didik dapat mendapat gambaran tentang kecakapan, minat, sikap, serta dapat mendiagnosis keunggulan dan kelemahan diri mereka, dan bahkan bisa ditempatkan sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Arifin, 2011). Jika peserta didik makin didorong untuk berprestasi, mereka akan makin mengenal diri mereka sendiri sehingga kemampuan peserta didik bisa terus terasah.

Dengan demikian, peserta didik menjadi pribadi yang unggul dan akan mampu bersaing di dunia kerja yang kompetitif. Oleh karena itu, pengurusan dan pengembangan talenta yang bertujuan untuk mendorong peserta didik agar berprestasi supaya dapat bersaing di dunia kerja yang kompetitif menjadi bagian dari tanggung jawab sekolah yang sesuai dengan peran dari institusi pendidikan.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Marcial Losada menemukan bahwa di lingkungan kerja, tim dengan performa yang tinggi, menerima apresiasi dan ekspresi positif dalam jumlah yang melebihi komentar negatif dengan perbandingan 5,6:1 (Losada, 1999).

Dorongan untuk mencapai prestasi dan inovasi erat kaitannya dengan apresiasi. Secara garis besar, apresiasi adalah kesadaran terhadap nilai seni dan budaya dan penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu (KBBI, 2023). Secara umum, apresiasi bisa berupa lisan atau tulisan berupa piagam, piala, medali, poster, dan slogan (Umar, 2021). Sedangkan, bentuk-bentuk apresiasi dalam rangka menghargai prestasi peserta didik dapat berupa kata-kata afirmasi, hadiah tunai, publikasi prestasi, memfasilitasi program pelatihan, ataupun permintaan sekolah kepada anak-anak untuk turut memberikan pengalaman dan pembinaan (apprenticeship) bagi sesama peserta didik lainnya yang juga berminat dalam ranah keterampilan tersebut. Umar (2021) juga mengatakan bahwa sikap dan tindakan yang diambil sekolah berpengaruh terhadap motivasi peserta didik, “Sebenarnya hanya dengan itu saja motivasi belajar siswa akan meningkat pada setiap kegiatan” (par. 3). Jika

(13)

sekolah bertindak demikian, peserta didik bisa merasa bahwa sekolah betul-betul sadar akan potensi serta nilai dari talenta dan kerja keras mereka. Pada akhirnya, peserta didik akan merasa dihargai sehingga mereka menjadi lebih giat dan antusias.

Alasan yang melatarbelakangi judul di atas bermula dari hubungan antara tindakan sekolah untuk memenuhi kebutuhan apresiasi dengan motivasi peserta didik untuk mencapai prestasi. Menurut Brookover & Lezotte, sikap sekolah berkaitan erat dengan motivasi peserta didik untuk mengejar prestasi (1979). Sikap sekolah termasuk frekuensi usaha sekolah untuk menyosialisasikan berbagai hal dari pengumuman perlombaan, penyampaian kemajuan dan pencapaian suatu komunitas atau ekskul, sampai dengan pengakuan serta penghargaan atas hasil pencapaian tim-tim sekolah. Dengan adanya jaminan “hadiah” penghargaan inilah, peserta didik dapat dengan mudah mengidentifikasi sebuah tujuan yang pada akhirnya memicu timbulnya dorongan motivasi dalam diri peserta didik (Jere Brophy, 1983 hal. 5, par. 2).

Penulis berhipotesis, dengan adanya suatu skema talent management, sekolah bisa memastikan bahwa potensi dari talenta peserta didik tidak hanya terasa pada suatu angkatan saja tetapi bisa juga dirasakan oleh angkatan selanjutnya dan bahkan dapat mengharumkan nama sekolah. Dengan adanya upaya sekolah untuk menjaga rantai regenerasi, sekolah bisa memastikan pendaurulangan talenta sehingga angkatan berikutnya bisa belajar dari angkatan sebelumnya. Secara harfiah, regenerasi adalah penggantian generasi tua kepada generasi muda (KBBI, 2023). Namun, dalam konteks ini, regenerasi berbicara tentang upaya untuk mempertahankan skill, pengalaman, dan evaluasi dari angkatan-angkatan sebelumnya agar dapat diteruskan kepada angkatan selanjutnya; seakan-akan membentuk “rantai” dalam artian metaforis.

Dengan definisi skema “rantai” di atas, prestasi angkatan-angkatan sebelumnya akan berperan untuk membuka jalan bagi angkatan selanjutnya baik dari segi perlombaan maupun dari penjalinan hubungan dengan institusi lainnya (tuan rumah dan institusi partisipan lainnya). Dengan demikian, “rantai” ini berpotensi untuk membuka kesempatan baru bagi angkatan selanjutnya. Dan seiring berjalannya waktu, tiap keterampilan peserta didik yang dipertahankan sekolah secara berkala akan bertumpuk secara majemuk dan akan terus bertumbuh. Lantas, pada akhirnya, manfaatnya tidak hanya terasa oleh peserta didik pada angkatan ini yang mendapatkan apresiasi dari sekolah dalam bentuk penghargaan atas pencapaian prestasi mereka yang mendorong penemuan terobosan baru, tetapi juga peserta didik tahun selanjutnya dipermudah untuk mengakses peluang-peluang baru sebab angkatan-angkatan sebelumnya yang berprestasi sudah membuka jalan, dan bahkan sekolah pun bisa mendapat coverage yang mumpuni dari prestasi gemilang peserta-peserta didiknya. Alhasil, prestise sekolah makin tersohor dan potensi keberhasilan sekolah untuk menarik lebih banyak peserta didik untuk bergabung akan makin meningkat.

(14)

Meskipun talenta memiliki berbagai manfaat, tetapi umur kedaluwarsanya terbatas hanya 3 tahun. Oleh sebab itu, timbullah suatu urgensi supaya talenta dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga manfaatnya bisa betul-betul terasa baik bagi peserta didik maupun bagi sekolah.

Berdasarkan pemaparan di atas, karya tulis ini bertujuan untuk menyelidiki empat hal. Pertama, apakah SMA Citra Kasih Jakarta sudah mengapresiasi talenta peserta-peserta didiknya? Kedua, apa bentuk apresiasi yang diinginkan oleh peserta didik?

Ketiga, apakah apresiasi berpengaruh pada pencapaian prestasi? Keempat, kebijakan apa yang bisa diambil sekolah untuk mengatasi fenomena terkait kebutuhan apresiasi?

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mengidentifikasi beberapa poin yang menjadi objek penelitian.

1. Keberhasilan SMA Citra Kasih Jakarta mengapresiasi peserta didiknya, 2. Bentuk apresiasi yang diinginkan oleh peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta, 3. Pengaruh apresiasi sekolah terhadap pencapaian prestasi peserta didik SMA Citra

Kasih Jakarta, dan

4. Kebijakan yang bisa diambil sekolah untuk fenomena di atas.

1.3 Batasan Masalah

Untuk karya tulis ini, penulis mencatat beberapa parameter pembahasan.

1. Subjek penelitian dibatasi pada peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta

2. Prestasi yang dibahas dalam karya tulis ini mencakup akademik (olimpiade, karya tulis ilmiah, dsb) dan nonakademik (seni suara, seni tari, seni musik, olahraga, dsb), 3. Prestasi peserta didik yang diteliti dibatasi dari tahun ajaran 2020/2021, 2021/2022,

dan 2022/2023.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil pemaparan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa pertanyaan yang menjadi poin-poin pembahasan.

1. Apakah SMA Citra Kasih Jakarta sudah mengapresiasi talenta peserta didiknya?

2. Bagaimana bentuk apresiasi yang diinginkan oleh peserta didik?

3. Bagaimana apresiasi sekolah berpengaruh pada pencapaian prestasi?

4. Apa yang bisa dilakukan sekolah untuk mengatasi fenomena terkait kebutuhan apresiasi?

1.5 Tujuan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis bermaksud untuk menemukan keempat hal di bawah yang menjadi tujuan penelitian:

1. Menentukan keberhasilan SMA Citra Kasih Jakarta dalam mengapresiasi talenta peserta didiknya,

2. Mencari bentuk apresiasi yang diinginkan oleh peserta didik,

(15)

3. Menentukan pengaruh apresiasi sekolah terhadap pencapaian prestasi, dan

4. Mengusulkan kebijakan yang bisa diimplementasikan sekolah untuk mengatasi fenomena terkait kebutuhan apresiasi di atas.

1.6 Manfaat Penulisan

Dari hasil penelitian ini, penulis berharap agar karya tulis ini bisa menjadi referensi ataupun sebagai usulan bagi beberapa pihak.

1. Bagi peserta didik

● Mengidentifikasi bentuk apresiasi yang ideal.

● Menjadi dorongan motivasi untuk berprestasi.

2. Bagi sekolah

● Memberikan usulan tentang bentuk apresiasi yang ideal.

● Mengimplementasi kebijakan yang tepat untuk mengapresiasi prestasi peserta didik.

● Mengaplikasikan sikap sekolah yang sesuai agar tercipta iklim yang mendorong tumbuhnya motivasi dalam diri siswa.

● Mencetak peserta didik yang gigih dan termotivasi untuk berprestasi.

3. Bagi petinggi sekolah dan yayasan

● Mengajukan sistem regenerasi talenta peserta didik guna mempertahankan keterampilan yang ada pada tiap angkatan supaya bisa secara kontinu diteruskan tiap angkatannya.

● Meningkatkanimage dan akreditasi sekolah dari prestasi yang dikumpulkan peserta didik.

(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Apresiasi

Tujuan pemaparan apresiasi adalah menjelaskan mekanisme setiap pemberian apresiasi beserta dengan dampak-dampaknya. Pada akhirnya, kajian apresiasi ini akan dijadikan bahan pertanyaan untuk angket guna mencari bentuk apresiasi yang ideal bagi peserta didik. Secara garis besar, apresiasi diartikan sebagai tindakan yang mengafirmasi sikap positif peserta didik dan memastikan peserta didik berada di dalam lingkungan belajar positif yang mendukung proses pembelajaran (Fang & Cao, 2016).

2.1.1 Tujuan Apresiasi

Menurut Zeng (2018), apresiasi pada institusi pendidikan dilakukan untuk mencapai dua tujuan, yakni mendorong kesuksesan dan menstimulasi motivasi yang berpotensi tumbuh dalam diri siswa. Hal ini demikian karena apresiasi adalah kebutuhan manusiawi yang esensial, yakni untuk dihargai, dihormati, dimengerti, dan dikasihi.

Zeng juga menambahkan bahwa apresiasi ditunjukkan dari sikap pengajar dimana cara pembimbing memperlakukan peserta didiknya berpengaruh pada kesuksesan mereka. Jika pengajar menunjukkan sikap yang menghargai dan apresiatif terhadap peserta didik, mereka pun akan membalas sikap tersebut dan bahkan mencapai ekspektasi para pengajar mereka dengan antusias dan penuh rasa kepercayaan atas diri mereka.

Selain dari itu, apresiasi juga berperan untuk meningkatkan motivasi peserta didik. Apresiasi berfokus kepada kelebihan seorang individu dan secara kontinu memberi penguatan atas keunggulan sehingga rasa kepercayaan diri atas kemampuan mereka terstimulasi. Oleh sebab itu, potensi dorongan peserta didik untuk berprestasi pun bertumbuh.

2.1.2 Bentuk dan Dampak Apresiasi

Dengan acuan definisi dari apresiasi yang disebutkan di poin 2.1.1 oleh Fang & Cao (2016), ada beberapa bentuk apresiasi agar tujuan dari apresiasi bisa tercapai. Berikut adalah bentuk-bentuk apresiasi beserta dengan dampak-dampaknya.

a. Kata-Kata Afirmasi

Berdasarkan istilahnya, kata-kata validasi dibentuk dari ‘kata’ dan

‘afirmasi’. Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan (KBBI, 2023). Sedangkan, afirmasi adalah peneguhan kata positif (KBBI, 2023).

Hoque (2013) mengatakan bahwa salah satu elemen utama dalam proses pembelajaran adalah mengafirmasi peserta didik. Dengan demikian,

(17)

keterampilan untuk menguatkan peserta didik sangatlah esensial dilakukan oleh guru-guru karena perilaku afirmasi bisa meningkatkan motivasi peserta didik. Mantasiah (2021) juga menjelaskan bahwa penguatan yang diberikan oleh guru-guru bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sikap positif peserta didik.

Penguatan positif bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk seperti memberikan hadiah, penghargaan, dan pujian lisan atau tertulis. Jika dikembalikan kepada konteks sekolah, kata-kata afirmasi di atas bisa berbentuk pengakuan tertulis oleh sekolah terhadap prestasi dan kontribusi peserta didik.

b. Hadiah Tunai

Secara garis besar, pemberian hadiah tunai sebagai bentuk penghargaan atas prestasi peserta didik tentu memanfaatkan sifat manusia untuk mencari uang. Eide dan Showalter (2020) mengatakan bahwa manusia menanggap baik terhadap insentif ekonomis. Mereka pun mengubah sikap mereka untuk memaksimalkanwell-beingmereka.

Ada berbagai penelitian yang membahas dampak dari pemberian hadiah tunai dimana bentuk insentif ini bisa meningkatkan produktivitas badan riset (Franzoni, Scellato, & Stephan, 2011), menumbuhkan rasa prestise daripada sekadar jumlah pemberian uang yang besar (Zuckerman, 1992), dan menjadi alternatif bagi peserta didik agar mereka bisa melihat secara konkret buah dari kerja keras mereka (Wallace, 2009). Oleh karena peningkatan valuasi dari suatu tugas dengan insentif demikian, peserta didik mungkin akan berusaha lebih keras. Maka, cara kerja penghargaan hadiah tunai adalah menumbuhkan motivasi peserta didik yang lalu meningkatkan usaha peserta didik dan berakibat pada performa yang lebih tinggi. Terlebih, terkait penggunaan insentif ekonomis, menurut Levirs (2006), merupakan kebijakan yang optimal karena mencerminkan sistem pasar kerja yang akan dipertemukan peserta didik setelah wisuda.

Namun, ada beberapa argumen yang membantah manfaat-manfaat dari pemberian hadiah tunai seperti pada penjabaran di atas. Secara umum, hal yang ingin dicegah adalah penyimpangan tujuan dari penyelesaian suatu tugas dimana bisa berujung negatif (Frey, Osterloh, & Homberg, 2013;

Osterloh & Frey, 2014). Ditambah, dengan adanya pemberian insentif ini, periset lebih memilih bahan riset yang publikasinya cenderung lebih cepat dan laku dibandingkan riset jangka panjang (Jin & Rousseau, 2004).

Terlepas dari perdebatan pro dan kontra kebijakan pemberian insentif ini,

(18)

c. Publikasi Prestasi

Publikasi prestasi dapat berupa dalam berbagai bentuk antara lain pemberian piagam penghargaan, publikasi piala di ruang kepala sekolah, publikasi foto di papan informasi, publikasi hasil karya siswa, dan pengunggahan dokumentasi kegiatan atau prestasi siswa ke media sosial milik sekolah. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam indikator menghargai prestasi dalam Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah, memajang tanda-tanda penghargaan prestasi, memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik, dan menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi (Kemendikbud, 2017).

Menurut riset yang dilakukan oleh Marta (2016), sekolah perlu mempersiapkan perlengkapan mengenai pemberianreward, seperti bintang prestasi, piagam penghargaan, dan pedoman untuk menentukan kategori dalam piagam penghargaan. Pemberian bintang prestasi atau reward lain hendaknya jangan terlalu sering. Apabila perilaku yang diinginkan sudah terbentuk, guru dapat melakukan pengurangan atau pengalihan bentuk reward yang diberikan. Marta menambahkan bahwa guru sebaiknya menyampaikan alasan mengapa siswa berhak mendapatkanrewarditu.

d. Memfasilitasi Program Pelatihan

Program pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan keunggulan mereka. Terlebih, program pelatihan menyediakan pengetahuan ekstensif mengenai ranah keterampilan tersebut. Dengan demikian, peserta didik bisa mengumpulkan pengalaman dan dari pengalaman ini, mereka bisa menjadi lebih nyaman untuk melangkah dalam hal mencapai prestasi.

Program pelatihan memiliki berbagai bentuk salah contohnya adalah International Business Machine (IBM), IBM yang bergerak dalam bidang bisnis dan mesin menyediakan berbagai program pelatihan, yakni proyek terkait industri (proyek berkelompok untuk menyelesaikan berbagai rumus masalah di bawah pengawasan suatu pembina), program Hackathon (inkubator pengembangan teknologi dan solusi terbaru), program Masterclass (sesi daring imersif suatu topik spesifik bersama dengan seorang ahli dari IBM), program Industry Visit, dan program IBM Day with Students. Setiap program ini bertujuan agar peserta didik bisa mendalami teknologi yang terbarukan, meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai studi kasus dunia industri, dan meluruskan pemahaman berbagai konsep bagi peserta didik.

(19)

e. Penawaran Sekolah untuk ProgramApprenticeship

Secara definisi, program apprenticeship adalah suatu proses dimana seorang yang lebih berpengalaman mendampingi seorang yang kurang berpengalaman sembari menyediakan dukungan dan pengalaman, sehingga orang yang kurang berpengalaman ini mendapatkan keterampilan dan pengetahuan baru (Dennen & Burner, 2008).

Dalam hal ini, programapprenticeship dilakukan oleh alumni-alumni dan kakak kelas yang sebelumnya sudah aktif menjalani program pelatihan dan mengikuti perlombaan dalam bidang tersebut. Dengan pengalaman dan selisih umur yang relatif dekat dengan peserta didik yang menjadi mengikuti program apprenticeship, alumni sekolah bisa diikutsertakan untuk berkontribusi bagi sekolah dalam upaya meningkatkan keterampilan adik-adik kelasnya.

2.1.3 Hubungan Apresiasi terhadap Pencapaian Prestasi

Seperti yang diulas sebelumnya pada poin 2.1.1, apresiasi termasuk salah satu kebutuhan manusiawi yang harus dipenuhi (Zeng, 2018). Berbagai penelitian menunjukkan hubungan apresiasi dengan meningkatnya motivasi dan dari motivasi ini peserta didik akan menjadi lebih antusias dan lebih memungkinkan untuk menikmati proses pengasahan talenta mereka yang berujung pada pencapaian prestasi peserta didik.

Dan Ariely, seorang profesor psikologi dan ekonomi bisnis dari Duke University, dalam suatu forum TED talk pada tahun 2012, dimana ia menjelaskan bahwa, “Selain dari uang, rekognisi dan apresiasi atas usaha seseorang adalah kunci dari motivasi.” Ariely juga menegaskan bahwa “Mengabaikan performa orang-orang sama fatalnya dengan merobek-robek kerja keras mereka di depan pasang mata mereka.”. Artinya, dengan adanya apresiasi, motivasi pasti tercipta, dan akibatnya peserta didik lebih giat dalam bekerja, dan akan mulai mencetak prestasi. Secara sederhana, semua bermula dari tindakan apresiasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, ada berbagai manfaat dari pencapaian prestasi dari tindakan apresiasi yang dilakukan kepada peserta didik bagi peserta didik, peserta didik tahun selanjutnya, dan kepada sekolah.

a. Terobosan dan Inovasi

Ketika peserta didik merasa bernilai dan diapresiasi, mereka akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan terobosan-terobosan dalam pekerjaan mereka. Ini akan mengarah pada peningkatan daya kreativitas

(20)

Untuk menilai dan mengapresiasi peserta didik, dapat dicari informasi mengenai bagaimana proyek-proyek mereka yang sedang berjalan atau kemajuan mereka dalam mempersiapkan perlombaan mereka.

Updates inilah yang menjadi kesempatan untuk menyediakan afirmasi positif. Jika situasi dan kondisi sesuai, keberhasilan mereka dapat dibagikan kepada umum bersama dengan tim dan memberikan pertunjukkan verbal mengenai bentuk apresiasi terhadap kerja keras peserta didik.

Pada akhirnya, sikap rasa hormat dan rekognisi mengenai pengetahuan, kecerdasan, dan inisiatif dapat ditunjukkan dengan cara menanyakan nasihat, anjuran, dan opini peserta didik. Jika buah pikiran peserta didik dihargai, dimuliakan, dan didengar, mereka akan membalas dengan cara menjadi lebih termotivasi terhadap pekerjaan mereka ataupun usaha lomba mereka, dan mengambil inisiatif melewati ekspektasi dari institusi pendidikan.

Memang betul asumsi bahwa semua orang termotivasi dari gaji dan kegairahan (passion) pribadi akan pekerjaan yang mereka tekuni. Namun, pada kenyataannya, semua orang membutuhkan tambahan sedikit lagi, yakni apresiasi. Dengan upaya memotivasi lewat apresiasi, tak lama kemudian, akan tercipta suatu iklim yang lebih bahagia, lebih produktif, dan budaya yang terus mendorong terobosan dan inovasi dalam upaya persiapan perlombaan, proyek besar, dan pekerjaan peserta didik (Perton, 2019).

b. Kesempatan Baru

Tentu prestasi dari alumni berpengaruh pada akses kesempatan bagi adik-adik kelas. Ambil contoh, mekanisme jalur masuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) universitas Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang mempertimbangkan kualitas sekolah dan prestasi peserta didik yang mendaftar. Kualitas sekolah dalam konteks ini berbicara tentang rekaman jejak (track record) kakak kelas pendaftar yang berada di prodi dan universitas yang sama. Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto menjelaskan, “Track record memang menjadi salah satu pertimbangan” (Kompas, 2021).

Selain dari itu, prestasi alumni dapat dipajang di laman daring dengan tujuan menggambarkan suatu impresi kepada publik (UPH, 2023).

Dengan bukti dan testimoni alumni inilah, sekolah dapat menarik peserta didik dari institusi lain yang memiliki keunggulan masing-masing sehingga terjadi diversifikasi dan penambahan arsenal kemampuan peserta didik.

Dengan meningkatnya kualitas dan jumlah talenta yang masuk, sekolah

(21)

akan lebih mudah membentuk komunitas yang seminat dan peserta didik bisa bergerak sendiri dan menelusuri cara-cara supaya komunitas mereka bisa eksis dengan cara mencetak prestasi. Ditambah dengan alumni-alumni yang bisa dikontak oleh pihak sekolah untuk membantu adik-adik kelasnya.

Dari skema inilah, kesempatan (opportunity) baru bisa diciptakan bagi peserta didik yang akan datang.

c. CoveragePositif Sekolah

Berlanjut dari poin sebelumnya, prestasi angkatan manapun tentu akan berpengaruh untuk menyokongimagesekolah. Ambil contoh, orangtua peserta didik yang membagikan hasil pencapaian anaknya yang mewakili nama sekolahnya dalam laman sosial media. Terlebih jikacaptionberbicara tentang usaha peserta didik yang difasilitasi dengan sangat mumpuni oleh sekolah. Kabar inilah yang akan tersebar ke komunitas-komunitas dan menjadi buah bibir masyarakat bahwa sekolah yang sedang dibicarakan merupakan sekolah yang bisa membantu anaknya mengasah talenta dan kemampuannya yang ujung-ujungnya mencetak prestasi dari peserta didik.

Kembali lagi, ini sejalan dengan insentif sekolah untuk menarik sebanyak-banyaknya peserta didik supaya lebih banyak anggota yang bisa berkontribusi bagi nama baik sekolah. Ditambah, peserta didik tertarik lebih tinggi kemungkinannya sudah memiliki keunggulan yang ingin diasah ketika masuk ke dalam sekolah yang dibicarakan pada laman sosial media di atas.

Dari sinilah, mouth-to-mouth marketing berperan untuk meningkatkan peliputan positif sekolah. Hal yang sama juga berlaku pada kebijakan dan fenomena yang dianggap aneh oleh orangtua beserta dengan peserta didik sehingga pada akhirnya, liputan yang tersebar bersifat negatif dan menodai nama baik sekolah.

2.2 Prestasi

Sebelum berlanjut, penting untuk mendeskripsikan istilah prestasi yang akan dibicarakan di karya tulis ini.

2.2.1 Prestasi Akademik

Akademis diartikan sebagai hal-hal yang mengenai (berhubungan dengan) akademi dan bersifat ilmiah; bersifat ilmu pengetahuan; bersifat teori, tanpa arti praktis yang langsung (KBBI, 2023). Beberapa contoh diantaranya merupakan juara kelas, juara paralel sekolah, Olimpiade Sains Nasional (OSN), juara debat, juara cerdas cermat, lomba esai dan LKTI.

2.2.2 Prestasi Nonakademik

(22)

diperoleh melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi di sekolah. Oleh karena itu, cakupan prestasi nonakademik jauh lebih luas daripada prestasi akademik karena kegiatan nonakademik juga sangat beragam.

Prestasi nonakademik ini meliputi berbagai jenis, bahkan juga bisa diikuti oleh jenjang pendidikan yang berbeda (tidak harus sama). Sebagai contoh, ketua organisasi (OSIS, MPK, Ekstrakulikuler), lomba keolahragaan (O2SN, PON, Sea Games), lomba seni (drama, pertunjukan, FLS2N), lomba catur, pidato Bahasa Inggris, magang atau PKL.

2.3 Talenta

Tujuan pemaparan mengenai talenta adalah mencari sifat mendasar dari talenta.

Selain dari itu, kajian yang dikumpulkan digunakan untuk mencari mekanisme pengelolaan talenta yang sesuai. Talenta diartikan sebagai kemahiran atas keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan secara sistematis setidaknya dalam satu aspek usaha atau pekerjaan manusia (Gagne, 2000).

2.3.1 Jenis Talenta

Tansley (2011) memberikan beberapa deskripsi tentang talenta,

1. ‘‘Leadership talent’’ bisa dideskripsikan sebagai individu-individu yang

“kompetisi akan mempekerjakannya dalam hitungan detik” dan mereka sangat diperlukan karena kemampuan mereka untuk “melihat masa depan”.

Secara umum, perluasan maknanya meliputi “potensi tinggi untuk memimpin”, dan juga spesialis, pemimpin pemikiran dan individu dengan ceruk dan keterampilan langka.

2. “Key talent group” secara umum mewakili 2 sampai 5 persen dari populasi pegawai. Individu pada grup ini cenderung menjadi target bagi pemburu sumber daya manusia.

3. “Core talent” terdiri dari individu yang mengerjakan kegiatan-kegiatan ini perusahaan dan mengeksekusi hal-hal yang utama dalam waktu yang pendek (6–12 bulan) tanpa menekankan terlalu besar pada masa depan.

Kelompok ini membentuk demografi pegawai dalam jumlah yang dominan.

Mereka adalah pegawai “produksi”, secara utama bertanggungjawab atas penyajian. Meskipun keterampilan individu-individu di grup talenta tidak begitu sulit untuk digantikan, pegawai-pegawai baru akan melewati proses penyesuaian yang berakibat pada hilangnya produktivitas.

4. “Peripheral talent” terdiri atas kontraktor dan pihak ketiga penyedia jasa yang bersifat esensial tetapi tidak sampai pada tahap dibutuhkan sampai ke intinya organisasi. Penggantian individu-individu ini bisa terjadi dalam beberapa minggu.

(23)

2.3.2Talent Management

Skema talent pools sudah digunakan oleh beberapa organisasi untuk mengurus sumber daya talenta pegawai mereka, hal yang sama juga bisa berlaku bagi peserta didik. Skema ini membentuk pengelompokkan talenta berdasarkan jenis-jenisnya. Suatu talent pool adalah kumpulan pegawai. Bentuknya beragam, ada yang memiliki membershipyang berbeda dan digunakan sebagai contoh untuk menjadi sumber usaha proyek dan rekrutmen internal. Dalam berbagai organisasi, praktik mengklasifikasikan berbagai talent pools sudah terlihat, salah satunya adalah bakat istimewa untuk peran tingkat eksekutif,rising stars,emerging leaders, dan talenta lokal.

Skema selanjutnya adalah sistem regenerasi talenta. Tujuannya adalah mengupayakan penerusan keterampilan ke peserta didik selanjutnya Untuk hal ini, suatu badan yang khusus mengurus talenta peserta didik alias talent scouting.

Badan ini juga berperan untuk mengidentifikasi dan melatih peserta didik yang memiliki potensi untuk mengembangkan talenta mereka yang memungkinkan untuk mencetak prestasi. Hal lain yang bisa dilakukan oleh badan ini adalah mempertahankan hubungan dengan alumni sekolah agar bisa ikut serta membantu

peserta didik selanjutnya dengan cara membagikan

ke peserta didik selanjutnya. pengalaman (program masterclass) dan bahkan melatih mereka. Pada akhirnya, peserta didik ini ditugaskan kembali untuk mengurus regenerasi tahun selanjutnya.

2.4 SMA Citra Kasih Jakarta

Budaya SMA Citra Kasih dirangkum dalam tiga nilai pokok yang dijunjung tinggi sekolah, yaitu integritas, profesionalisme, dan kewirausahaan (entrepreneurship). Integritas berbicara tentang sikap dipercaya dan dihormati, profesionalisme berbicara tentang performa yang unggul dan yang dapat diandalkan, dan kewirausahaan (entrepreneurship) berbicara tentang kebijakan dan tindakan bertujuan untuk menciptakan inovasi tetapi juga bersifat berkelanjutan (Sekolah Citra Kasih, 2023).

Karya tulis ini pun juga sejalan dengan nilai-nilai sekolah terutama dalam hal profesionalisme yang berharap agar peserta didik bisa mencetak prestasi dimana mereka secara berapi-api ingin menunjukkan keunggulan mereka. Adapun, kebijakan dan skema yang disampaikan pada poin sebelumnya juga selalu berbicara tentang sifat berkelanjutan mengenai keterampilan peserta didik sebelumnya dengan harapan bahwa upaya inovasi bisa terus meningkat seiring berjalannya waktu.

2.4.1 Peserta Didik

a. Rekap Catatan Lomba SMA Citra Kasih Jakarta 2020/2021 Semester 1

(24)

TABEL 2.1–2.3 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 1

(25)

Semester 2

TABEL 2.4, 2.5 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 2

(26)

b. Rekap Catatan Lomba SMA Citra Kasih Jakarta 2021/2022 Semester 1

(27)

TABEL 2.6–2.8 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 1 Semester 2

TABEL 2.9 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 2 c. Rekap Catatan Lomba SMA Citra Kasih Jakarta 2022/2023

Semester 1

(28)
(29)

TABEL 2.10–2.13 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2022/2023 SEM. 1 Semester 2

TABEL 2.14 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2022/2023 SEM. 2 2.4.2 Peran Guru-Guru

Secara umum, fungsi guru-guru adalah membantu peserta didik belajar untuk mengelola pengetahuan yang diajarkan pada mereka dan menyimulasi skenario-skenario dimana peserta didik bisa belajar dengan lebih baik dan efektif (Britannica, 2023).

(30)

Dilansir dari laman Sekolah Citra Kasih (2023) segmen “FAKTOR KEUNTUNGAN SEKOLAH CITRA KASIH” disebutkan beberapa hal yang menjadi komitmen sekolah mengenai peran guru-guru dan sekolah yakni:

1. Mewujudkan keterlibatan warga sekolah dalam menyebarkan nilai-nilai sekolah sehingga berdampak pada rasa bangga masyarakat dalam mengamalkan nilai-nilai sekolah.

2. Guru dan staf yang terbuka, berkembang dan selalu siap bekerja atau mengajar dengan standar praktik terbaik terkini, dan berperilaku inovatif dalam berkolaborasi dalam mencapai hasil kinerja dan pengembangan sekolah yang berkelanjutan.

3. Membiasakan mahasiswa (dan peserta didik) untuk dapat mempromosikan nilai-nilai melalui aktualisasi minat dan bakat sehingga perilaku mengelola peluang, inovasi dan risiko dikembangkan melalui proyek-proyek kewirausahaan.

4. Membiasakan siswa untuk mengelola bentuk-bentuk hubungan yang positif sehingga lingkungan memberikan apresiasi yang positif.

2.4.3 Peran Kepala Sekolah

Secara umum, seorang kepala sekolah berperan untuk menyediakan kepemimpinan, arahan, dan koordinasi di dalam sekolah. Fokus utamanya berada pada upaya pengembangan dan pertahanan program-program sekolah yang dinilai efektif beserta dengan upaya mempromosikan dan mendukung pengembangan dari pengajaran pada sekolahnya (Beautiful Plains, 1994).

Ada juga beberapa aspek yang perlu diperhatikan seorang kepala sekolah yang menjadi bagian dari tanggung jawabnya, yakni,

1. Kepemimpinan dan iklim sekolah

● Secara kontinu, meningkatkan keefektifan pengoperasian program-program sekolah yang mana ia bertanggung jawab.

● Menginformasikan praktik dan teknik terkini mengenai program sekolah, urusan belajar-mengajar, dan urusan administrasi dengan menyimak rapat sekolah dan mengadakan konferensi untuk mengurus pengembangan guru-guru, dan mengulas materi akademia yang berkaitan dengan program-program sekolah agar bisa diterapkan di sekolahnya.

● Ketika sedang tidak mengajar, kepala sekolah berperan untuk menginvestasi sebanyak-banyaknya waktu untuk menyupervisi sekolah;

mengobservasi metode pengajaran guru-guru dan berusaha keras untuk memperbaiki efisiensi staf dan sekolah secara umum.

2. Pemrograman

(31)

● Mengoordinasi dan mengasuh perkembangan program di dalam sekolah yang memenuhi kebutuhan dan kepentingan peserta didik. Ini meliputi pembentukan, pengawasan, dan evaluasi program sekolah.

● Menolong staf pengajar dalam perkembangan, implementasi, modifikasi, dan seleksi materi kurikulum.

3. Evaluasi peserta didik dan reportase

● Untuk membuat kenal dirinya terhadap kemajuan secara umum peserta didiknya dan membantu perkembangannya.

● Mengoordinasi dan/atau mengarahkan evaluasi mengenai ketentuan dan aturan sekolah terkait kemajuan dan prestasi peserta didik serta memberitakan secara reguler hal-hal di atas kepada orangtua peserta didik.

Secara keseluruhan, peran kepala sekolah dapat dirumuskan menjadi lima buah poin, yakni:

1. Membentuk visi yang mengutamakan kesuksesan akademis bagi seluruh peserta didik,

2. Menciptakan iklim yang ramah untuk tumbuh kembangnya pendidikan, 3. Menumbuhkan sikap kepemimpinan pada orang lain,

4. Meningkatkan dan memperbaiki kualitas instruksi yang diberikan dengan singkat, padat, dan jelas tanpa bertele-tele, serta

5. Mengelola orang lain, data, dan proses-proses yang berada di sekolah.

Studi juga menunjukkan hubungan antara kualitas kepala sekolah dengan kualitas prestasi yang dicapai oleh peserta didiknya (Brookover & Lezotte, 1979).

Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah haruslah seseorang yang berwibawa, memiliki sikap kepemimpinan pada dirinya, bertutur kata singkat, padat, dan jelas;

secara emosi stabil dan mampu untuk tenang dalam menyampaikan buah pikirannya, mampu menunjukkan otoritas tanpa perlu mengancam, merendahkan, dan menuduh peserta didik dan guru-gurunya, mampu menampilkan dirinya sebagai seseorang yang dermawan, percaya diri, dan tangguh, serta pribadi yang secara tulus menyikapi peserta didik dengan rasa hormat dan rasa menghargai sebagai sekutunya yang sepadan, tanpa perlu mementingkan pencitraan yang berlebihan.

Dengan adanya penyimpangan dari kualitas-kualitas di atas, kepala sekolah tersebut berpotensi untuk merusak iklim sekolah yang tentu berakibat fatal sebab iklim sekolah yang terbentuk seharusnya bernuansa positif sehingga mampu menumbuhkan rasa motivasi yang tepat agar tercipta kondisi yang sesuai untuk mencetak peserta didik yang bergairah untuk mengejar prestasi; didorong dan tidak ditekan.

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penarikan Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan campuran yakni, metode kualitatif dan kuantitatif. Menurut Burke-Johnson, dkk (2007), metode penelitian campuran adalah penelitian empiris dimana seorang peneliti mencampurkan elemen penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian pada karya tulis ini menggunakan kedua metode dengan seimbang dimana pada penelitian kualitatif menggunakan kata-kata dan pertanyaan terbuka, sedangkan penelitian kuantitatif menggunakan angka dan pertanyaan tertutup.

3.2 Data Angket

3.2.1 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta tahun ajaran 2022/2023 dari kelas 10 sampai dengan kelas 12. Jumlah populasi tersebut adalah 335 yang terdiri dari 110 peserta didik dari kelas 10, 113 peserta didik dari kelas 11, dan 112 peserta didik dari kelas 12 (jumlah peserta didik mengalami pengurangan 1 peserta didik yang merupakan penulis).

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan menggunakan angket. Menurut Riduwan dalam Lijana et al. (2018), angket adalah daftar pernyataan yang diberikan kepada responden agar dapat dijawab sesuai dengan keinginan peneliti. Angket akan digunakan untuk mengetahui bagaimana respon peserta didik pada pengaruh apresiasi sekolah terhadap prestasi peserta didik dan penilaian bentuk-bentuk apresiasi sekolah. Untuk menyusun angket tersebut digunakan media Google Forms. Angket disebar secara daring pada tanggal 11 April 2023.

Pernyataan yang diberikan pada angket berupa pernyataan tertutup.

Sugiyono dalam Lijana et al. (2018) mengatakan bahwa pernyataan tertutup berarti pernyataan yang dibuat dengan harapan agar responden menjawab secara singkat atau memilih suatu jawaban dari pilihan yang tersedia. Untuk pernyataan tertutup dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua bagian, yakni pengaruh apresiasi sekolah terhadap prestasi peserta didik dan penilaian bentuk-bentuk apresiasi sekolah. Pada bagian pertama, opsi-opsi disediakan pilihan dengan menggunakan skala likert dengan 4 titik, yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sedangkan, pada bagian kedua, opsi bertuliskan sangat efektif, efektif, tidak efektif, dan sangat tidak efektif. Dengan skala tersebut, responden akan memilih salah satu pilihan terkait responnya terhadap pernyataan yang akan diberikan.

(33)

3.2.3 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari angket, nantinya akan diubah menjadi skor berdasarkan tingkatan pilihan dan sifat dari pernyataan yang dijawab. Skor untuk setiap pilihan pada angket adalah sebagai berikut.

Skala

Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

TABEL 3.1 SKOR UNTUK SETIAP PILIHAN BERDASARKAN SIFAT PERNYATAAN

SUMBER: Riduwan dalam Lijana et al. (2018)

Seluruh skor yang telah diperoleh untuk satu pernyataan akan dimasukkan ke dalam suatu rumus sebagai berikut.

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 × 100%

SUMBER: Riduwan dalam Lijana et al. (2018)

Persentase yang didapatkan untuk suatu pernyataan akan dikategorikan sesuai efektivitasnya. Berikut adalah kriteria pengkategorian suatu persentase pernyataan.

Persentase Kategori

0% – 20% Sangat lemah

21% – 40% Lemah

41% – 60% Cukup

61% – 80% Kuat

81% – 100% Sangat kuat

TABEL 3.2 KRITERIA PENGKATEGORIAN PERSENTASE PERNYATAAN SUMBER: Riduwan dalam Lijana et al. (2018)

(34)

Data dan interpretasi data dalam persentase akan disajikan dalam bentuk grafik dan penjelasan naratif. Kesimpulan akan ditarik dari data yang telah disajikan tersebut dan akan diberi saran untuk mengatasi kekurangan yang ditemukan.

3.2.4 Lampiran Pernyataan Angket

Bagian I: Pengaruh Apresiasi Sekolah terhadap Prestasi Peserta Didik

1. Saya percaya bahwa apresiasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.

2. Saya adalah seseorang yang suka mencetak prestasi.

3. Saya didorong oleh sekolah untuk berprestasi.

4. Saya merasa talenta saya tidak terdukung oleh fasilitas dan program sekolah.

5. Saya tidak merasa diapresiasi atas hasil pencapaian saya.

6. Apresiasi membuat saya terpacu untuk mencapai prestasi.

7. Apa bentuk apresiasi yang paling ideal?

a. Kata-kata afirmasi b. Hadiah tunai c. Publikasi prestasi

d. Memfasilitasi program pelatihan

e. Penawaran sekolah untuk programapprenticeship Bagian II: Penilaian Bentuk Apresiasi Sekolah

1. Pajangan Piala

2. Publikasi Prestasi lewat Majalah Dinding 3. Publikasi Prestasi lewat TV lantai 3 4. Publikasi Prestasi lewat Pajangan Akrilik

5. Publikasi Prestasi lewat Banner Gerbang Sekolah 6. Publikasi Prestasi lewat Laman Instagram Sekolah 7. Publikasi Prestasi lewatWebsiteSekolah

8. Publikasi Prestasi lewatBlast Infodi Grup WA 9. Publikasi Prestasi lewat Pengumuman Upacara Tautan:https://forms.gle/M6eA4eHnUoxJc7fFA

3.2.5 Deskripsi Pernyataan Angket

Deskripsi pertanyaan angket digunakan untuk mengidentifikasi rumusan masalah yang ingin dijawab. Berdasarkan pemaparan rumusan-rumusan masalah pada bab 1, pemerincian pernyataan pada angket akan dipasangkan dengan rumusan masalah yang berhubungan, antara lain,

Rumusan Masalah Pernyataan Angket

Apakah SMA Citra Kasih Jakarta sudah mengapresiasi talenta peserta

Pernyataan 5 bagian 1

(35)

Bagaimana bentuk apresiasi yang diinginkan oleh peserta didik?

Pertanyaan 7 bagian 1

Bagaimana apresiasi berpengaruh pada pencapaian prestasi?

Pernyataan 6 bagian 1

Apa yang bisa dilakukan sekolah untuk mengatasi fenomena terkait kebutuhan apresiasi?

Pernyataan 4 bagian 1

TABEL 3.3 DESKRIPSI PENGKATEGORIAN PERNYATAAN

Sedangkan, pernyataan 1—3 pada bagian 1 bertujuan untuk menggali gambaran sifat peserta didik SMA Citra Kasih dan daya kompetitifnya. Selain itu, seluruh pernyataan pada bagian 2 bertujuan untuk melihat penilaian peserta didik terhadap bentuk apresiasi yang sudah diupayakan oleh sekolah yang bisa menjadi bentuk usulan dan saran bagi sekolah agar bentuk apresiasi yang efektif bisa dipertahankan dan bagi yang masih kurang efektif, bisa dievaluasi dan ditingkatkan kembali.

3.3 Data Wawancara

3.3.1 Subjek Narasumber Peserta didik:

1. Dane Ethan (peminat kompetisi debat, juara 2 debat peradilan semu ACDC Unair 2021, juara 2 debat Canisius Cup 2020, juara 4 debat MEDC Cup &

3rd cobest speaker, juara 4 Narada 2020 Cup, Semifinalis SMUKI 2020 Cup;

pemenang juara 1 podcast SMUKI Cup 2021; pemenang juara 3 Radio Drama AEO 2021, Manager MICE SBO 2021/2022; anggota organisasi nirlaba, RTR [Raise Them Right])

2. Jennifer S. E. Tjen (juara 1 lomba poster Universitas Ciputra 2020, juara 1 lomba poster Universitas Atma Jaya 2020, juara 2 lomba poster SMAN 14 2021, juara 3 lomba menyanyi SMA Tarakanita 2021, juara 1 lomba iklan Siloam Hospital 2020, juara 2 lomba pidato bahasa Inggris oleh English Student Association Universitas Brawijaya 2021, pemimpin produksi musikal perdana SMA Citra Kasih: “Reaching Astra” 2022, juara 1 debat peradilan semu ACDC Unair 2021 sekaligus best speaker, pemenang juara 1 podcast SMUKI Cup 2021; pemenang juara 3 Radio Drama AEO 2021, komite yearbook SMA Citra Kasih 2022/2023)

3.3.2 Pertanyaan Wawancara 2.1 Apresiasi

2.1.1 Tujuan Apresiasi: “Apakah tujuan apresiasi menurut kamu?”

2.1.2 Bentuk Apresiasi: “Apakah kamu pernah menerima…”

2.1.2.1 Kata-kata afirmasi (lanjutan: dari siapa, bagaimana)

(36)

2.1.2.4 Program pelatihan dari sekolah

2.1.2.5 Penawaran sekolah untuk program apprenticeship 2.1.3 Hubungan apresiasi terhadap pencapaian prestasi

2.1.3.1 Terobosan dan inovasi 2.1.3.2 Kesempatan baru 2.1.3.3Coveragepositif sekolah 2.2 Prestasi

2.2.1 Prestasi akademik 2.2.2 Prestasi nonakademik 2.3 Talenta

2.3.1 Jenis Talenta

1. ‘‘Leadership talent’’

2. “Key talent group

3. “Core talent

4. “Peripheral talent

2.3.2 Talent Management 1. Talent pools 2. Regenerasi talenta 2.4 SMA Citra Kasih Jakarta

2.4.0.0 Bagaimanakah gambaran budaya dan iklim sekolah mencapai prestasi?

2.4.0.1 Apakah fasilitas sekolah berpengaruh pada pencapaian prestasi kamu?

2.4.1 Peserta didik: “How would you describe peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta in terms of their achievements, talents, and motivation?”

2.4.2 Peran guru-guru: “What is the ideal teacher to you?”, Sudahkah..”

2.4.3 Peran kepala sekolah: “What is the ideal principal to you?”, “Sudahkah 3.4 Observasi Publikasi Prestasi di SMA Citra Kasih

3.4.1 Pajangan Piala

Lokasi berada di lantai satu sebelah kanan dari lobi utama dan berisi prestasi dari peserta didik tahun ajaran …

(37)

3.4.2 Publikasi lewat Majalah Dinding

Lokasi berada di lantai satu tepat di dekat tangga SMP dan berisi tentang prestasi serta foto wajah peserta didik tahun ajaran 2020/2021 beserta dengan dokumentasi aktivitas sekolah

GAMBAR 3.3 MAJALAH DINDING GAMBAR 3.4 MAJALAH DINDING DARI LOBI 3.4.3 Publikasi lewat TV

Lokasi berada di lantai tiga di atas pintu menuju toilet dan berisi pengumuman tertulis yang ditampilkan di TV yang dikendalikan serta dibuat kontennya oleh Mr. Bayu selaku wakil kepala sekolah bagian kurikulum.

GAMBAR 3.5 TV DARI TANGGA SMP GAMBAR 3.6 TV DARI TANGGA 3.4.4 Publikasi lewat Pajangan Akrilik

Lokasi berada di lantai satu menuju perpustakaan yang berisi prestasi peserta didik dari tahun ajaran …

(38)

GAMBAR 3.7 PAJANGAN AKRILIK GAMBAR 3.8 PAJANGAN AKRILIK 3.4.5 Publikasi lewatBanner

Lokasi berada di depan gerbang masuk utama sekolah dan berisi tentang prestasi peserta didik yang berhasil diterima proses penyeleksian universitas-universitas ternama baik dalam negeri maupun luar negeri.

GAMBAR 3.9BANNER GAMBAR 3.10BANNERDARI JALAN UTAMA

3.4.6 Publikasi lewat Laman Instagram Sekolah

Admin SMA Citra Kasih Jakarta menggunakan akun resmi Instagram dengan username @smacitrakasihjakarta untuk mempublikasikan prestasi yang dicapai peserta didik dan ragam kegiatan yang dijalani oleh peserta didik dan guru-guru.

(39)

GAMBAR 3.11 POSTINGAN INSTAGRAM GAMBAR 3.12 TAMPILAN FEEDS 3.4.7 Publikasi lewat LamanWebsiteSekolah

Admin SMA Citra Kasih Jakarta menggunakan laman website resmi di https://citrakasih.sch.id/ untuk mempublikasikan prestasi yang dicapai peserta didik dan ragam kegiatan yang dijalani oleh peserta didik dan guru-guru

GAMBAR 3.13 HALAMANNEWSLETTER GAMBAR 3.14 TAMPILANNEWSLETTER 3.4.8 Publikasi lewatBlast Infodi Grup WA

Admin SMA Citra Kasih Jakarta menggunakan pengumuman tertulis yang dibagikan di grup WA untuk mempublikasikan prestasi yang dicapai peserta didik dan ragam kegiatan yang dijalani oleh peserta didik dan guru-guru

GAMBAR 3.15BLAST INFOGRUP WA 3.4.9 Publikasi lewat Pengumuman Upacara

Admin SMA Citra Kasih menggunakan pengumuman lisan dengan cara memanggil dan mengapresiasi peserta didik yang berprestasi.

(40)

GAMBAR 3.16 PUBLIKASI LEWAT UPACARA

(41)

BAB IV

PEMBAHASAN 4.1 Hasil Persebaran Data yang Terkumpul

Berdasarkan angket yang dirilis pada tanggal 11 April 2023, sampai dengan tanggal 15 April 2023, 68 orang sudah mengisi angket Google Forms dengan persebaran sebagai berikut,

GRAFIK 4.1 PERSEBARAN HASIL DATA ANGKET

Jumlah responden adalah 35, 19, dan 14 peserta didik dari kelas 12, 11, dan 10 SMA Citra Kasih Jakarta secara berurutan. Artinya, jumlah sampel yang terkumpul adalah 68 dari keseluruhan 335 peserta didik; hanya terkumpul 20,29% dari keseluruhan populasi.

4.2 Gambaran Umum SMA Citra Kasih Jakarta

Gambaran umum peserta didik diulas baik pada pernyataan angket yang pertama sampai kepada yang ketiga maupun pertanyaan dari wawancara kedua narasumber.

Selanjutnya, setiap grafik akan diulas dan diberitakan secara naratif serta penilaian kualitas simpulan yang mengacu pada indikator rentang jawaban di bab III.

4.2.1 Persepsi SMA Citra Kasih Jakarta terhadap Kebutuhan Apresiasi

Pada grafik 4.2 dengan pernyataan pertama “Saya percaya bahwa apresiasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi,” hasil perhitungan menunjukkan total skor 244 dari skor maksimum 272. Dengan menggunakan rumus seperti yang tercantum pada bab III, hasil dari jawaban pernyataan pertama sekuat 89,70% (sangat kuat).

Artinya, peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta, dengan sangat kuat, percaya bahwa apresiasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.

(42)

GRAFIK 4.2 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN PERTAMA BAGIAN I

Berdasarkan grafik 4.2, kualitas jawaban “sangat kuat” mendukung ulasan Zeng (2018) pada bab 2.1.1 bahwa apresiasi merupakan suatu kebutuhan manusiawi dan sifat kebutuhan ialah sifat terpaksa untuk segera memenuhinya. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Dane Ethan yang membawakan dari konteks sifat sosial manusia yang mana itulah yang menjadi asal-muasal kebutuhan manusia untuk menerima validasi, pujian, dan dorongan. Untuk menambahkan poin sebelumnya, Dane juga mengatakan bahwa pemenuhan rasa apresiasi ini juga mendorongnya untuk “membagikan kesenangan ini ke orang lain.”

4.2.2 Iklim Kompetitif Peserta Didik SMA Citra Kasih Jakarta

Pada grafik 4.3 dengan pernyataan kedua “Saya adalah seseorang yang suka mencetak prestasi,” hasil perhitungan menunjukkan total skor 207 dari skor maksimum 272. Dengan menggunakan rumus seperti yang tercantum pada bab III, hasil dari jawaban pernyataan pertama sekuat 76,10% (kuat). Artinya, peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta, dengan kuat, suka mencetak prestasi.

GRAFIK 4.3 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KEDUA BAGIAN I

(43)

Berdasarkan angket, peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta tergolong sebagai peserta-peserta didik yang suka mencetak prestasi. Namun, Dane juga menjelaskan bahwa ada kelompok peserta didik yang tidak suka pada peserta didik lainnya yang berprestasi, mereka mencap sebagai anak-anak yang sok aktif dan konotasi negatif lainnya. Selain dari itu, Dane juga menambahkan bahwa iklim SMA Citra Kasih Jakarta masih terbagi persepsinya pada pilihan mengejar prestasi, “buat apa sih kamu ikut lomba? Buat apa sih ini? Buat apa sih itu?” Ia menyimpulkan bahwa hal-hal di atas terjadi karena peserta-peserta didik ini tidak sadar akan manfaat dari prestasi. Contohnya, meningkatkan kemungkinan masuk pendaftaran kampus luar negeri. Jadi, gambaran dan iklim peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta masih terbagi antara demografi peserta didik yang memandang baik dan mengejar prestasi dengan demografi peserta didik yang memandang sinis mengenai prestasi dan yang masih belum paham faedah-faedah prestasi. Alhasil, kedua Dane Ethan dan Jennifer Saphira secara bulat mengamati bahwa iklim kompetitif peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta belum terasa.

Antara lain, Jennifer Saphira menyimpulkan bahwa, “sudah ternormalisasi di SCK untuk tidak begitu memedulikan tentang prestasi-prestasi, setidaknya dari peserta-peserta didiknya, kalau sekolah mungkin mereka akan peduli tentang prestasi peserta didiknya.”

4.2.3 Persepsi terhadap Sikap Sekolah, Peran Guru, dan Kepala Sekolah Pada grafik 4.4 dengan pernyataan ketiga “Saya didorong oleh sekolah untuk berprestasi,” hasil perhitungan menunjukkan total skor 185 dari skor maksimum 272. Dengan menggunakan rumus seperti yang tercantum pada bab III, hasil dari jawaban pernyataan pertama sekuat 68,01% (kuat). Artinya, peserta didik SMA Citra Kasih Jakarta, dengan kuat, merasa didorong oleh sekolah untuk berprestasi.

GRAFIK 4.4 PERSEBARAN HASIL PERNYATAAN KETIGA BAGIAN I

(44)

Kedua narasumber mengatakan bahwa ada tiga faktor utama agar peserta didik terdorong untuk mengejar prestasi, yakni investasi sekolah, peran guru-guru yang apresiatif dan penasaran, dan peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang kuat.

a. Persepsi terhadap Sikap Sekolah

Sikap sekolah berkaitan dengan investasi sekolah terhadap upaya memaksimalkan keunggulan peserta didiknya. Dane Ethan mengatakan bahwa makin banyak investasi dari sekolah makin baik hasil peserta didik.

Hal ini selaras dengan ulasan Brookover & Lezotte mengenai pengaruh sikap sekolah dengan motivasi peserta didik untuk mengejar prestasi. Ia memberi contoh, “Kalo aku ikut workshop-nya debater-debater yang udah representIndo, pastilah I would fix my script, pastilahI would be able to get specific tips. Infrastructure or more investment would affect my performance.” Dalam hal ini, Dane Ethan mengatakan bahwa ekspektasi gambaran investasi ini belum terasa saat ia menjadi seorang pendebat aktif semasa kelas 10-nya.

Makna investasi mengalami perluasan dimana Dane mendefinisikan nilai dari investasi bukan hanya terletak pada meningkatnya kemungkinan peserta didik untuk mencapai prestasi tetapi jumlah investasi juga mengindikasikan sesuatu yang lebih besar, yaitu, sebuah pernyataan (statement) mengenai sikap sekolah.

Jennifer menambahkan bahwa sekolah-sekolah lain seperti SBM (Sekolah Bunda Mulia) menggencarkan fasilitas-fasilitasnya, “fasilitasnya lengkap, bisa ini-itu.”, dan dari lengkapnya fasilitas itu bisa mengindikasikan sekolah juga, “care of the well-being of the students.” Oleh sebab itu, investasi yang dilakukan sekolah adalah bukti kuat apakah sekolah peduli atau tidak peduli mengenai peserta didiknya. Dalam hal lain, sikap sekolah bisa menunjukkan bahwa “we don’t care whether you do this or not.”

b. Persepsi terhadap Peran Guru

Mengenai peran guru-guru, jawaban kedua narasumber sesuai dengan ulasan Perton pada bab 2.1.3.1 dimana menghargai buah pikiran peserta didiknya merupakan cara untuk meningkatkan motivasi peserta didik terhadap pekerjaan mereka. Dane Ethan membagikan dua hal yang menurutnya menjadi karakteristik guru idealnya. Pertama, seorang guru ideal harus mengapresiasi peserta didiknya. Kedua, meskipun menurutnya sulit dan sangatlah ideal, Dane mengatakan bahwa seorang guru ideal sebaiknya mengetahui secara terkini apa saja yang dilakukan oleh peserta-peserta didiknya, “mereka akan tau dan menyimpan tab-tab mengenai apa saja hal yang dilakukan tiap orang dan mendorong mereka

(45)

untuk melakukan yang lebih baik.” Sejauh ini, Dane mengatakan hanya beberapa guru-guru saja yang melakukan hal demikian.

Selain dari itu, Dane juga menambahkan bahwa jika peserta didik terlihat bisa luar biasa dalam suatu bidang, maka guru itu haruslah mendorong peserta didik untuk menekuni dan mendalami bidang itu. Sebab, katanya, universitas seperti Harvard bukan mencari kesempurnaan akademis tetapi hal-hal luar biasa yang dilakukan seorang pendaftar seperti mendirikan organisasi nirlaba, dan sebagainya. Jadi, seorang guru haruslah menyadari dua hal. Pertama, Anda tidak perlu mengejar maha kesempurnaan akademis, tetapi yang lebih penting adalah Anda harus aktif dan melakukan sesuatu yang unik.

Ulasan Perton mengenai pengaruh apresiasi diperkuat oleh jawaban yang diberikan oleh Jennifer. Jennifer mengatakan bahwa guru-guru yang bertanya kemajuan peserta didiknya, dengan penuh rasa penasaran dan bukan sebagai basa-basi belaka, bisa menumbuhkan kembali gairah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam suatu keterampilan.

Guru-guru yang hanya berbasa-basi dicirikan hanya bertanya pada permukaannya saja dan sifatnya terasa sebagai formalitas aja. Sebaliknya, guru-guru yang betul-betul penasaran akan menanyakan hal spesifik dan bahkan bisa mengingat sampai detail-detail terkecil sekalipun. Jadi, pertanyaan yang betul-betul dilatarbelakangi dengan sebuah niatan bisa menumbuhkan rasa, “Oh, saya harus kembali berlatih dalam keterampilan ini (yang mungkin sudah lama nggak setop.” Jadi, sangatlah penting bagi guru-guru untuk mengubah paradigma soal hal kecil seperti bertanya kemajuan pada peserta didiknya agar tidak hanya menjadi sebuah formalitas dan yang parah, sebuah basa-basi belaka.

Peran guru pun juga memiliki perluasan dari kajian teori di atas sebab Jennifer juga menambahkan guru ideal adalah sosok yang bisa menempatkan diri dengan baik; bisa menjadi seorang teman dan seorang yang tegas dengan peraturan pada waktu yang tepat. Ia memberikan contoh, Mr. Dedy, sebagai figur yang ideal.

c. Persepsi terhadap Kepala Sekolah

Ekspektasi cakupan tanggung jawab seorang kepala sekolah mengalami perluasan dari kajian bab II di atas. Beautiful Plains (bab 2.4.3) memberikan tiga kategori besar, yakni kepemimpinan dan iklim sekolah, pemrograman kurikulum, dan evaluasi peserta didik dan reportase. Dane Ethan mengusulkan dua aspek baru, yaitu investasi dan apresiasi.

Gambar

TABEL 2.1–2.3 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 1
TABEL 2.4, 2.5 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2020/2021 SEM. 2
TABEL 2.9 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 2 c. Rekap Catatan Lomba SMA Citra Kasih Jakarta 2022/2023
TABEL 2.6–2.8 REKAP LOMBA PESERTA DIDIK 2021/2022 SEM. 1 Semester 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bagus citra sekolah, latar belakang ekonomi keluarga dan lokasi SMA PGRI 1 Padang maka semakin banyak pula peserta

Dengan adanya hal tersebut menunjukkan bahwa suatu keberhasilan peserta didik tersebut tidak terlepas dari adanya dukungan dari pihak sekolah

1) Nilai koefisien korelasi antara variabel kemampuan manajerial kepala sekolah (X1) dan variabel peran guru (X2) terhadap variabel prestasi peserta didik (Y) adalah

Dari hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dasar peserta didik yang mengikuti pendidikan pra sekolah terhadap prestasi belajar di kelas I MIS DDI Baru-Baru Tanga

(2) Hasil perhitungan koefisien determinasi (r 2 ) sebesar 0,111 artinya besarnya pengaruh 5 hari sekolah terhadap prestasi belajar matematika sebesar 11,1%, dan

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah (1) Mengkaji prestasi belajar peserta didik Sekolah Dasar Ungulan dan Sekolah Dasar Non-Unggulan berdasarkan nilai

Jadi, dalam upaya meningkatkan prestasi non-akademik peserta didik yang paling tepat dilakukan adalah menyusun kegiatan dan melaksanakan manajemen pembinaan dan pengembangan dengan

Komponen yang harus dikelola dengan baik dalam rangkah manajemen berbasis sekolah, yaitu komponen kurikulum dan program pengajaran, tenaga pendidikan, peserta didik, keuangan, sarana