• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis gaya belajar terhadap hasil belajar ipa siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis gaya belajar terhadap hasil belajar ipa siswa"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Anak yang memiliki gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat melalui diskusi verbal dan mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik dengan hasil belajar siswa di kelas.7. Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka penelitian ini dirancang untuk mengetahui analisis gaya belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata tahun pelajaran 2019/2020.

Rumusan Masalah

Penelitian dilakukan terhadap gaya belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata. 9Reni Yuliani, Ismarianti, dan Citra Imelda Usman, 2017, “Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar (Studi Deskriptif Pada Kelas XI SMK Negeri 9 Padang)”. Tujuannya untuk mengetahui perbedaan gaya belajar siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata.

Analisis Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII MTs NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini berkaitan dengan Analisis Gaya Belajar Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII MTs NW Karang Bata Pada Tahun Pelajaran. Peneliti ingin mengetahui gaya belajar siswa dan hubungannya dengan hasil belajar. Sedangkan terdapat hubungan yang sangat kuat antara gaya belajar dengan hasil belajar di MTs NW Karang Bata karena rhitung≥ rtabel.

Gaya belajar siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata yang lebih menonjol adalah gaya belajar visual dan auditori, karena mengalami peningkatan hasil belajar. Reni Yuliani, Ismarianti, dan Citra Imelda Usman, 2017, “Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar (Studi Deskriptif Pada Kelas XI SMK Negeri 9 Padang)” Jurnal.

Tabel 1.5  Lembar Dokumentasi
Tabel 1.5 Lembar Dokumentasi

Tujuan Manfaat

Ruang Lingkup dan Setting penelitian

Hasil belajar merupakan prestasi yang telah dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, membawa suatu perubahan bagi dirinya. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka dalam penelitian ini indikator hasil belajar yang akan dilihat adalah aspek kognitif. Dari jumlah siswa sebanyak 35 orang, maka sampel yang digunakan adalah 20 siswa, yaitu 10 siswa kelas VIII A dan 10 siswa kelas VIII B.

Telaah Pustaka

“Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan Hasil Belajar Matematika Dalam Kaitannya Dengan Pengukuran Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur”, Dalam penelitian ini ditemukan bahwa hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif antara pencapaian. variabel motivasi dan variabel hasil belajar matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Suardana, dkk (2014) dengan judul “Hubungan Kecerdasan Interpersonal Dengan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Gugus Letkol I Gusti Ngurah Rai Denpasar” menunjukkan hasil penelitian dari sampel kelas Siswa V SDN Gugus Letkol I Gusti Ngurah Rai Denpasar diperoleh data dengan nilai R = 0,946, dan F hitung = 786,73 lebih besar dari F tabel = 3,05. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan motivasi belajar. Hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika dalam kaitannya dengan pengukuran pada siswa kelas V SD di Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur,” di https://www.ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/EDU/article/ .

Kerangka Teori

Begitu seseorang sudah mengidentifikasi gaya belajarnya, maka ia dapat menerapkan metode belajar yang terbaik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febi Dwi Widayanti (2013), terdapat hubungan antara gaya belajar visual, auditori dan kinestetik dengan hasil belajar siswa di kelas. Gaya belajar adalah suatu cara yang konsisten yang digunakan siswa untuk menangkap rangsangan atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan masalah.

Metode Penelitian

Data primer diperoleh dari observasi langsung melalui observasi yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar, dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar, dan angket digunakan untuk mengetahui respon siswa. Dokumentasi adalah suatu cara memperoleh data dan informasi berupa buku, arsip, dokumen, gambar tertulis dan gambar dalam bentuk laporan dan keterangan yang dapat menunjang penelitian. Untuk mengetahui jawaban siswa sendiri maka digunakan indikator gaya belajar. Untuk mengetahui indikator gaya belajar setiap siswa menggunakan angket gaya belajar. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi awal dengan mewawancarai beberapa siswa.

Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui bukti berbagai gaya belajar yang sebelumnya diperoleh dengan mengamati pemahaman siswa. Observasi sistematis adalah metode menilai siswa dalam proses pembelajaran dengan mengamati tingkah laku siswa. Dengan tujuan untuk mengetahui jawaban siswa itu sendiri, maka angket gaya belajar digunakan untuk mengetahui indikator gaya belajar masing-masing siswa.Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan melakukan wawancara kepada beberapa siswa.

Setelah mengumpulkan dan mengolah angket, siswa dapat dikelompokkan ke dalam kelompok siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik sesuai kriterianya. Validitas isi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen mengukur sejauh mana substansi yang ingin diukur. Keabsahan isi ditentukan melalui pertimbangan para ahli, dalam penelitian ini keabsahan isi ditentukan oleh pertimbangan pembimbing.

Triangulasi sumber merupakan penilaian kredibilitas data yang dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari berbagai sumber.

Sistematika Pembahasan

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

  • Profil Sekolah
  • Letak Geografis Penelitian
  • Sarana dan Prasarana
  • Bidang Tenaga Kependidikan
  • Data Siswa MTs NW Karang Bata
  • Struktur Organisasi MTs NW Karang Bata
  • Data Analisis Gaya Belajar Siswa MTs NW Karang Bata
    • Data Gaya Belajar Berdasarkan Wawancara
    • Data Gaya Belajar Berdasarkan Angket
    • Data Hasil Belajar
  • Data Hasil Penelitian
    • Data Hasil Uji Validitas
    • Data Hasil Uji Reliabilitas

Sarana dan prasarana di MTs NW Karang Bata terdiri dari sarana dan prasarana konstruksi, penunjang pembelajaran dan penunjang lainnya seperti terlihat pada Tabel 2.2 berikut ini. Tenaga pengajar yang tersedia di MTs NW Karang Bata Kota Mataram berjumlah kurang lebih 19 orang tenaga pengajar dengan rata-rata tingkat pendidikan S-1. Guru MT NW Karang Bata Kota Mataram terdiri dari 1 orang guru yang mengajar mata pelajaran IPA Terpadu.

Tenaga kependidikan di MTs NW Karang Bata Kota Mataram terdiri dari kepala madrasah, kepala kurikulum, kepala bagian kesiswaan, kepala sarana dan tenaga pendidik sebanyak 19 orang seperti terlihat pada tabel 2.4 dibawah ini. Data mengenai bidang tenaga kependidikan dan pendidik di MTs NW Karang Bata Kota Mataram secara rinci terdapat pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil wawancara terstruktur, peneliti memperoleh data wawancara gaya belajar auditori sebanyak 4 orang siswa, data gaya belajar visual sebanyak 3 orang siswa. siswa, dan data gaya belajar.pembelajaran kinestetik sebanyak 3 orang siswa untuk siswa kelas A.

Sedangkan data wawancara gaya belajar auditori sebanyak 2 orang siswa, data gaya belajar visual sebanyak 5 orang siswa, dan data gaya belajar kinestetik sebanyak 3 orang siswa untuk kelas B. Berdasarkan hasil gaya belajar siswa dengan angket, peneliti memperoleh data gaya belajar visual sebanyak 72 siswa, data gaya belajar auditori sebanyak 58 siswa, dan data gaya belajar kinestetik sebanyak 82 siswa untuk kelas A. Sedangkan data gaya belajar visual berdasarkan angket sebanyak 54 siswa, data gaya belajar auditori sebanyak 68 siswa, dan data gaya belajar kinestetik sebanyak 80 siswa untuk kelas B.

Item pernyataan dalam kategori tidak sah dengan itu tidak digunakan sebagai instrumen kajian.Data ujian kesahan instrumen boleh dilihat secara terperinci di Lampiran 9.

Tabel 2.2   Sarana dan Prasarana
Tabel 2.2 Sarana dan Prasarana

PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan persentase terbesar dapat disimpulkan bahwa dari ketiga gaya belajar visual, auditori dan kinestetik, gaya belajar yang paling dominan di MTs NW Karang Bata adalah gaya belajar visual dan auditori. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang menitik beratkan pada penglihatan, dan mata memegang peranan penting dalam belajar. Anak yang memiliki gaya belajar ini cenderung lebih cepat mengingat, tidak mudah terganggu oleh suara, mempunyai kemampuan menggambar dan mencatat sesuatu secara detail.

40 Kendala gaya belajar ini adalah terlambat menyalin pelajaran di papan tulis, dan tulisan berantakan sehingga tidak mudah dibaca. Gaya belajar auditori merupakan gaya belajar yang mengutamakan pendengaran dan telinga memegang peranan penting. Sedangkan gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang melibatkan gerak, seperti berolahraga, menari, dan bermain musik.

Siswa yang menyukai gaya belajar ini lebih suka bergerak dan tidak suka duduk dalam waktu lama.45. Dari hasil wawancara diketahui bahwa 3 orang siswa mempunyai gaya belajar visual, 4 orang siswa mempunyai gaya belajar auditori, 3 orang siswa mempunyai gaya belajar kinestetik untuk kelas A. Sedangkan hasil wawancara untuk kelas B sebanyak 5 orang siswa dengan gaya belajar visual. gaya belajar sebanyak 2 orang siswa dengan gaya belajar auditori sebanyak 3 orang siswa, dan gaya belajar kinestetik sebanyak 3 orang siswa.

Sahyan, “Dampak Strategi Belajar dan Gaya Belajar Jenius terhadap Hasil Belajar Materi dan Moral.”

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap jenis gaya belajar siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata tahun ajaran 2019/2020, terdapat 3 gaya belajar yaitu visual, auditori dan gaya belajar kinestetik.

Saran

Cara saya agar mudah memahami pelajaran IPA adalah dengan mengulang pelajaran yang diajarkan guru di sekolah, dan saya suka belajar dengan melihat gambar, simbol dan grafik. 2 Muhammad Farozi Cara saya agar mudah memahami pelajaran IPA adalah dengan membuka kembali catatan yang saya buat di sekolah, dan saya lebih suka belajar dengan cara yang menyertakan simbol dan grafik. 3 Satria Ari Saputra Cara saya agar mudah memahami pelajaran IPA adalah dengan mengingat apa yang dikatakan guru di kelas dan saya mencari lagi hal-hal yang saya tidak mengerti di internet, dan saya lebih suka belajar dengan gambar.

1 Muhammad Fahkri Aziz Cara saya agar mudah memahami pelajaran IPA adalah dengan membacanya karena jika saya membacanya saya cepat memahami apa yang disampaikan guru. Cara saya agar mudah memahami pelajaran IPA adalah dengan membaca, karena dengan membaca saya lebih mudah menguasai materi. Anda lebih suka belajar dengan mencerna makna yang disampaikan melalui nada suara, tinggi rendahnya nada suara guru.

Cara saya agar mudah memahami pelajaran adalah dengan mengulang-ulang pelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru di sekolah, saya lebih suka jika guru menjelaskan dengan suara yang jelas. 1 Tariatul Quro Cara saya agar mudah memahami pelajaran sains adalah dengan belajar kembali, Saya tidak suka belajar sambil mendengarkan musik karena saya lebih suka belajar di suasana yang tenang. Anda lebih suka belajar dengan menyentuh, bergerak dan tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu lama.

1 Aisia Husnunisa Cara saya memahami pelajaran IPA adalah dengan selalu belajar, saya lebih suka belajar dengan praktek karena menurut saya dengan praktek saya lebih mudah memahami teori-teori yang belum saya ketahui. 2 Azizatul Fitri Cara saya memahami pelajaran IPA adalah dengan selalu belajar, saya tidak suka belajar sambil olah raga karena menurut saya terlalu ribet. 2 Khaerul Alfi Syahr Yang paling membantu saya memahami pelajaran adalah mengingat lebih cepat dan kuat dengan melihat.

Gambar

Gambar 1.2  Diagram Indikator Gaya Belajar Visual, Auditori, dan Kinestetik,  46.
Tabel 1.5  Lembar Dokumentasi
Tabel 2.2   Sarana dan Prasarana

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Hasil belajar Tata Hidang oleh siswa kelas XI Jurusan Perhotelan SMK Pariwisata Yogyakarta yang mencakup kemampuan kognitif , afektif

pengertian pertama maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Dari pengertian-pengertian tersebut

Sikap mengandung tiga komponen psikologis, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen psikomotorik (tingkah laku) yang bekerja secara kompleks. Sikap selalu

Dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di SDN Watugolong II Krian untuk mengetahui aktivitas siswa, aktivitas guru, hasil belajar afektif, psikomotorik, kognitif

dengan aktivitas siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotorik siswa, sedangkan prestasi belajar afektif siswa tidak. Interaksi antara gaya belajar

pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Bedasarkan paparan pengertian hasil belajar di

Menurut Rusman (2015: 67) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya

Belajar merupakan suatu kegiatan untuk merubah tingkah laku yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman