• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU

N/A
N/A
Sandi Salim

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU "

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT STATISTIK KOTA BAUBAU

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

SANDI SALIM LAMUSA NPM. 101901100

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON BAUBAU

2023

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul : ANALISIS SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM

RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN

INTERNAL PADA BADAN PUSAT

STATISTIK KOTA BAUBAU

Disusun oleh :

Nama : Sandi Salim Lamusa

NPM : 101901100

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Proposal Penelitian Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton.

Disetujui : Baubau Pada Tanggal : 2023

Pembimbing I

Dr. H. Azaluddin, SE., M. Ak.

NIDN. 0923107501

Pembimbing II

Fariz Mustaqim, SE., M.Ak.

NIDN. 0905109002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Dewi Mahmuda, S.E., M.Acc.

NIDN. 0921109101

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan kekuatan dan pertolongan kepada penulis, sehingga penulis diberikan kemampuan untuk menulis karya tulis dengan judul Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Dalam Rangka Efektivitas Pengendalian Internal Pada Badan Pusat Statistik Kota Baubau”.

Hanya karena kekuatan yang diberikan oleh Allah, penulis akhirnya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Terselesaikannya karya tulis ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan berbagai pihak baik moril maupun materil.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Buton, Ibu Dr. Wa Ode Al Zarliani, S.P., M.M.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton, Dr. I Wayan Surjana, SE., M.Si.

3. Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton, Ibu Dewi Mahmuda, SE., M.Acc.

4. Bapak Dr. H. Azaluddin, S.E., M.Ak. selaku pembimbing I dan Bapak Fariz Mustaqim, SE., M.Ak selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan mulai dari awal hingga selesainya penulisan proposal ini.

(4)

iv

5. Dosen wali atau dosen penasihat akademik, Bapak Dr. H. Azaluddin, S.E., M.Ak.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton yang telah membantu dan memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan dibangku perkuliahan.

7. Staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton yang selama ini membantu dalam proses administrasi kampus.

8. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan, mengasuh, mendidik, dan selalu mendoakan dan memberi kasih sayang.

9. Semua teman-teman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton angkatan 2019.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat adanya dan semoga bantuan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Baubau, 2023 Penyusun,

Sandi Salim Lamusa NPM. 101901100

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 7

2.1.1 Definisi Sistem ... 7

2.1.2 Definisi Informasi ... 8

2.1.3 Definisi Sistem Informasi Akuntansi ... 9

2.1.4 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi ... 10

2.1.5 Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi ... 12

2.1.6 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 14

2.1.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi ... 16

2.1.8 Flowchart Sistem Informasi Akuntansi ... 17

2.2 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian (SIAP) ... 19

2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian ... 19

2.2.2 Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian ... 20

2.2.3 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penggajian ... 22

(6)

vi

2.2.4 Prosedur yang membentuk sistem akuntansi penggajian .... 24

2.2.5 Catatan akuntansi Dalam Sistem Penggajian ... 25

2.2.6 Flowchart Penggajian ... 26

2.3 Konsep Eektivitas ... 27

2.3.1 Definisi Efektivitas ... 27

2.3.2 Kriteria efektivitas ... 28

2.3.3 Aspek-Aspek Efektivitas ... 29

2.3.4 Ukuran Rasio Efektivitas ... 30

2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas ... 31

2.3.6 Pendekatan yang digunakan dalam penilaian efektivitas .... 32

2.4 Sistem Pengendalian Internal ... 34

2.4.1 Definisi Pengendalian Internal ... 34

2.4.2 Unsur-Unsur Pengendalian Internal ... 36

2.4.3 Tujuan Pengendalian Internal ... 36

2.4.4 Unsur Pengendalian Sistem Penggajian ... 38

2.5 Penelitian Terdahulu ... 39

2.6 Kerangka Pikir ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Lokasi Penelitian ... 44

3.2 Populasi dan Sampel ... 44

3.2.1 Populasi ... 44

3.2.2 Sampel ... 44

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 44

3.3.1 Jenis Data ... 44

3.3.2 Sumber Data ... 45

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.5 Metode Analisis Data ... 47

3.6 Definisi Operasional ... 49 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 40 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Dalam Rangka Efektivitas Pengendalian Internal Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Baubaau ... ... 56

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Simbol Flowchart SIA ... 18 Gambar 2.2 Flowchart Penggajian ... 26 Gambar 2.3 Kerangka Pikir ... 43

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan dalam dunia teknologi informasi dimasa kini memiliki pengaruh atau efek yang besar bagi kehidupan manusia terutama untuk perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara. Peranan dari teknologi informasi ini dapat membantu sebuah perusahaan dalam mencapai visi dan misinya. Dengan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi tersebut, dapat memungkinkan perusahaan untuk menyajikan, mengawasi serta dapat melaporkan keuangan dengan tepat dan tanpa masalah. Penggunaan teknologi informasi tersebut juga dimanfaatkan oleh pihak manajemen dalam mengambil keputusan (Afansyah dkk, 2021:1136).

Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan suatu informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi data perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi serta pengendalian internal dan ukuran keamanan (Romney & Steinbart, 2016:10). Tujuan pokok sistem informasi akuntansi yaitu mengumpulkan dan memproses data tentang kegiatan bisnis secara efektif dan efisien, menghasilkan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan, melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa data transaksi telah dicatat dan diproses secara akurat (Handayani, 2020).

(10)

Sistem informasi akuntansi dalam perusahaan dapat membantu pihak manajemen memperoleh informasi yang tepat dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan utama perusahaan termasuk dalam hal pemberian atau pembayaran kompensasi kepada karyawan yang berupa gaji secara tepat.

Gaji merupakan pembayaran atas jasa-jasa yang dilakukan oleh karyawan yang dilakukan perusahaan setiap bulan. Gaji wajib dikeluarkan oleh perusahaan demi kelancaran berbagai aktivitas perusahaan serta harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar tidak terjadi penyelewengan di dalam penetapan dan pembayaran gaji kepada karyawan dan karyawan pelaksana, karena jika terjadi masalah di dalam pembayaran gaji dapat menimbulkan hal yang tidak diinginkan dan dapat merugikan perusahaan.

Untuk melaksanakan kegiatan penggajian yang baik, diperlukan adanya sebuah sistem akuntansi penggajian yang harus dimiliki oleh perusahaan (Sujarweni, 2015:127).

Sistem informasi penggajian merupakan sebuah dokumen, pencatatan, fungsi, serta sistem pengendalian internal yang dipakai bagi kepentingan penyediaan informasi dan harga pokok untuk mengawasi pembiayaan tenaga kerja (Mulyadi, 2016:373). Penggajian sangat berengaruh kepada tenaga kerja, karena jika tenaga kerja memperoleh gaji yang pantas maka tenaga kerja akan lebih produktif jika sesuai dengan kontribusinya terhadap perusahaan. Dari sisi Pegawai Negeri Sipil (PNS), gaji merupakan balas jasa dan penghargaan atas prestasi kinerjanya. Sistem penggajian digolongkan kedalam tiga sistem, yaitu sistem skala tunggal, skala ganda dan skala gabungan.

(11)

Adanya sistem akuntansi penggajian dimaksudkan untuk memperlancar proses pemberian gaji agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Ketika perusahaan tidak memiliki sistem penggajian yang baik, maka penyelewengan atau penyimpangan akan sangat mungkin terjadi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggajian tersebut adalah pemisahan tugas antar fungsi yang terkait, sehingga dapat memudahkan pekerjaan para karyawan yang bertugas dalam perhitungan gaji. Pengawasan yang baik sangat diperlukan dalam pelaksanaan sistem akuntansi penggajian guna meningkatkan pengendalian intern perusahaan. Penerapan sistem akuntansi penggajian bertujuan menjaga pengamanan atau menjaga aktiva yang dimiliki, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, menjamin adanya efisiensi dalam operasional serta menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dari kebijakan yang telah ditetapkan (Alam dkk, 2022:02). Keterkaitan antara sistem akuntansi pembayaran gaji dengan pengendalian intern dapat dilihat dari bagaimana suatu fungsi dapat terkontrol oleh fungsi lain melalui laporan yang sampai kepada pihak manajemen. Adanya pengendalian intern akan memberikan keamanan bagi perusahaan yang meliputi kekayaan milik dan keakuratan data akuntansi yang dijadikan informasi keuangan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan. Sehingga pembayaran gaji dapat berjalan secara efektif.

Pengendalian internal merupakan elemen dari sistem yang mencakup struktur organisasi, cara, dan ukuran yang dipadukan guna menjaga kekayaan organisasi, memeriksa keandalan dan ketelitian dari data akuntansi,

(12)

mendorong kemampuan dan mendorong peraturan manajemen dipatuhi (Mulyadi, 2016:6). Berdasarkan salah satu syarat pengendalian intern yang baik adalah bahwa tidak ada satu individu pun yang diperbolehkan memegang kekuasaan sepenuhnya dan bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan semua fase kegiatan dari awal hingga selesai. Jika diperlukan adanya pemisahan tugas yang jelas untuk masing-masing kegiatan yaitu antara pelaksanaan, pembukuan, dan pembuatan laporan mengenai hasil-hasilnya, salah satunya adalah kegiatan yang berhubungan dengan prosedur penentuan besarnya gaji serta pembayarannya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Baubau adalah lembaga pemerintah yang memiliki tanggung jawab dalam menyediakan data dan informasi statistik kepada masyarakat. Sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab penting dalam menyediakan data yang akurat dan dapat dipercaya, BPS perlu memiliki sistem informasi akuntansi penggajian yang efektif dalam rangka meningkatkan pengendalian internalnya. Pengendalian internal yang baik adalah salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi yang diinginkan. BPS Kota Baubau sebagai perusahaan milik negara harus memiliki prosedur dan ketentuan dalam sistem penggajian yang dijalankan.

Prosedur pembayaran gaji di BPS Kota Baubau mengharuskan pembayaran gaji dilakukan pada setiap tanggal 1 atau awal bulan, jika tidak dilakukan pada awal bulan maka dapat dikatakan adanya sistem penggajian yang tidak sesuai sehingga kurang efektif.

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka permasalahan yang menjadi pembahasan peneliti yaitu bagaimana tingkat efektivitas pengendalian internal sistem informasi akuntansi penggajian pada Badan Pusat Statistik Kota Baubau?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat efektivitas pengendalian internal sistem informasi akuntansi penggajian pada Badan Pusat Statistik Kota Baubau.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi BPS Kota Baubau, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna untuk meningkatkan efektivitas sistem informasi akuntansi penggajian dan pengendalian internal pada Badan Pusat Statistik Kota Baubau.

2. Bagi penulis, menambah wawasan dan pemahaman tentang pentingnya pengendalian internal dalam suatu organisasi dan bagaimana penggunaan sistem informasi akuntansi penggajian dapat membantu meningkatkan efektivitas pengendalian internal.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan perbandingan sekaligus salah satu sumber informasi dalam penyusunan penelitian selanjutnya.

(14)

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu masalah hanya dibatasi pada analisis sistem informasi akuntansi penggajian dalam rangka efektivitas pengendalian internal pada Badan Pusat Statistik Kota Baubau tahun 2023.

(15)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

2.1.1 Definisi Sistem

Sistem yaitu gabungan dari sub bagian atau bagian apapun baik dalam bentuk fisik maupun bentuk non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja bersama secara harmonis dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Susanto, 2013:22).

Menurut Mulyadi (2016:02), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Menurut Krismiaji (2015:01), sebuah sistem dapat didefenisikan sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan.

Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan (Romney & Steinbart, 2015:03).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bawha sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen yang saling terkait dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem dapat diterapkan dalam berbagai konteks, baik itu dalam ilmu pengetahuan, teknologi, organisasi, maupun kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Definisi Informasi

(16)

Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dalam memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari penigkatan informasi. Perancang sistem informasi menggunakan teknologi informasi (TI –Informasi Tecnology) yang membantu pengambil keputusan menyaring dan meringkas informasi secara efektif (Romney & steinbart, 2015:04).

Menurut Hutahaean (2015:09), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.

Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu.

Menurut Setiawansyah dkk (2021:02), informasi merupakan data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah atau ditafsirkan menjadi bentuk yang bermakna dan berguna bagi penerima atau pengguna informasi tersebut.

Informasi memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang suatu subjek atau peristiwa tertentu. Informasi dapat berupa fakta, angka, ide, pesan, atau konten lainnya yang memiliki nilai dan relevansi bagi penerima.

2.1.3 Definisi Sistem Informasi Akuntansi

(17)

Menurut Romney & Steinbart (2016:10), sistem informasi akuntansi adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan suatu informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi data perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.

Menurut Mulyadi (2016:03), sistem informasi akuntansi adalah rangkaian laporan catatan, data, grafik yang menggambarkan keuangan dalam suatu perusahaan atau lembaga yang digunakan manajemen untuk bahan pengambilan keputusan.

Menurut Tumalun & Sonny (2019:3021), sistem informasi akuntansi adalah serangkaian komponen atau unsur-unsur yang mencakup data, pesan, grafik yang berhubungan dengan akuntasi. Bagian tersebut tidak dapat terpisahkan satu dengan lainnya. Karena itu sistem informasi akuntansi mempunyai siklusnya sendiri.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bawha Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merujuk pada suatu rangkaian prosedur, perangkat lunak, dan peralatan yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, menganalisis, dan menyajikan informasi akuntansi kepada pengguna yang relevan. SIA dirancang untuk memfasilitasi pengumpulan, pengolahan, dan pelaporan data keuangan yang akurat dan relevan bagi suatu entitas bisnis.

2.1.4 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

(18)

Setiap perusahaan yang membuat Sistem Informasi Akuntansi (SIA), pada umumnya memiliki tujuan untuk mempermudah perusahaan dalam mengolah data perusahaanya seperti data akuntansi. Susanto (2013:08) menjelaskan fungsi SIA secara umum adalah:

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.

2. Mendukung proses pengambilan keputusan.

3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada pihak eksternal.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) memiliki beberapa fungsi penting dalam pengelolaan informasi keuangan di suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari Sistem Informasi Akuntansi:

1. Pencatatan Transaksi

SIA bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Hal ini meliputi pembelian, penjualan, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan transaksi keuangan lainnya. Dengan mencatat transaksi secara teratur dan akurat, SIA memberikan dasar data yang kuat untuk pengambilan keputusan keuangan.

2. Pengolahan Data

SIA memproses data keuangan yang tercatat untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. Proses ini mencakup penghitungan, klasifikasi, penggabungan, dan penyajian data keuangan dalam bentuk laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan

(19)

laporan arus kas. Pengolahan data yang tepat dan akurat memungkinkan manajemen perusahaan untuk memahami kinerja keuangan, menganalisis tren, dan membuat keputusan yang informasional.

3. Pengendalian Internal

SIA membantu dalam penerapan pengendalian internal di perusahaan. Pengendalian internal mencakup prosedur dan kebijakan yang dirancang untuk melindungi aset perusahaan, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dan mencegah kecurangan. SIA mendukung pengendalian internal dengan mencatat dan melacak transaksi, serta memungkinkan identifikasi dan penanganan dini terhadap masalah atau ketidaksesuaian yang mungkin terjadi.

4. Pelaporan Keuangan

Salah satu fungsi utama SIA adalah menyediakan laporan keuangan yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan.

Laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Laporan ini digunakan oleh manajemen perusahaan, investor, kreditor, dan pihak lain untuk evaluasi kinerja keuangan, pengambilan keputusan investasi, perencanaan keuangan, dan penilaian risiko.

5. Manajemen Keputusan

(20)

SIA memberikan informasi keuangan yang relevan dan tepat waktu kepada manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan yang efektif. Dengan memiliki akses terhadap data keuangan yang akurat, manajemen dapat menganalisis kinerja keuangan, mengidentifikasi tren, dan merumuskan strategi bisnis yang tepat.

SIA juga dapat menghasilkan laporan khusus dan analisis keuangan yang membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang lebih mendalam dan tepat.

Secara keseluruhan, SIA berperan penting dalam pengumpulan, pemrosesan, dan penyajian informasi keuangan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Dengan menggunakan SIA, perusahaan dapat mengelola keuangan dengan lebih efisien, meningkatkan pengendalian internal, dan memberikan informasi yang berguna bagi pihak perusahaan.

2.1.5 Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2014:20), tujuan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Untuk menyajikan informasi bagi pengelola usaha baru.

2. Untuk meningkatkan kualitas informasi yang dihasikan sistem yang sudah ada.

3. Memperbaiki pengendalian dan pengecekan intern.

4. Untuk menekan biaya klerikal dalam menyelenggaraan catata

(21)

5. Pengembangan sistem informasi akuntansi sering digunakan untuk menghemat biaya informasi yang merupakan barang ekonomi, sehingga untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi lainnya.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) memiliki tujuan untuk menyajikan informasi yang andal dan tepat waktu yang dapat dipergunakan oleh pihak internal dan pihak eksternal guna pengambilan keputusan manajerial. Tujuan lainya dari SIA membuat informasi tentang kondisi serta kinerja keuangan perusahaan serta perubahannya. Penulis menyimpulkan bahwa SIA perlu dirancang dan dikelola dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja dari organisasi atau perusahaan, SIA terbaik dapat mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas perusahaan (Nugraha dkk, 2023:06). Terdapat manfaat SIA yang diperoleh dari pengguna SIA dalam kegiatan harian organisasi atau perusahaan diantaranya:

1. Otomatisasi

SIA dapat meminimalisir atau bahkan menghilangkan pemrosesan data yang dilakukan masih secara manual, bahkan untuk menghasilkan sebuah laporan akuntansi dapat dilakukan dengan satu klik. Selain itu otomatisasi SIA dapat menyimpan dan mengambil data bisnis tanpa memrlukan dokumen fisik.

2. Kecepatan

(22)

SIA dapat menghindari penundaan dalam menghasilkan laporan.

Selama seluruh transaksi telah diinput kedalam sistem tersebut.

Perusahaan dapat menghasilkan laporan dengan singkat, hal tersebut berbeda dengan sistem manual yang masih memerlukan proses panjang dalam penyusunanya.

3. Ketepatan dan Keakuratan Informasi

SIA dapat menghindarkan dari kesalahan umum yang terjadi dalam akuntansi manual. Biasanya kesalahan yang terjadi berupa kesalahan dalam memposting transaksi secara berulang atau kesalahan perhitungan lainya. Melalui penerapan SIA perusahaan akan mendapatkan laporan yang andal karena disusun secara tepat dan akurat.

4. Ekonomis

Penerapan SIA membantu meringankan tugas individu staff/karyawan perusahaan karena SIA membantu merampingkan proses penyusunan laporan akuntansi yang menjadikan jam kerja profesional keuangan seperti akuntan, pemegang buku bahkan pemilik bisnis dapat berkurang secara signifikan terutama pada musim pelaporan. Sehingga perusahaan tidak memrlukan tambahan jam kerja diluar jam kerja normal.

2.1.6 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Chusing dalam (Rizaldi dan Bambang, 2015:4), unsur- unsur sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebagai berikut:

(23)

1. Sumber Daya Manusia

SIA membutuhkan sumber daya untuk dapat berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data, bahan pendukung, sumber daya manusia dan dana. Sistem informasi akuntansi pada umumnya diberi nama menurut sumber daya manusia yang digunakan dinamakan sistem informasi akuntansi manual, jika suatu sistem informasi akuntansi melibatkan penggunaan komputer dan perlengkapan-perlengkapannya dinamai sistem informasi akuntansi dengan komputer.

2. Peralatan

Merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang berperan dalam mempercepat pengelolaan data, meningkatkan keletian kalkulasi atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi.

3. Formulir

Merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi. formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas yang terdiri dari Pengenalan (introduction), Instruksi (Instruction), Isi utama (main body), Kesimpulan (conclusion).

4. Catatan

(24)

Data dihasilkan dari catatan berupa jurnal-jurnal, buku besar, dan buku tambahan data juga dihasilkan dari formulir-formulir yang digunakan sebagai bukti tertulis dari transaksi.

5. Prosedur

Merupakan urutan atau langkah-langkah untuk menjalankan suatu pekerjan, tugas atau kegiatan. Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi perusahaan yang terjadi berulang.

6. Laporan

Laporan adalah laporan keuangan dan laporan manajemen. suatu laporan dihasilkan untuk kepentingan para pengguna (user) yang berlainan. semuanya tergantung dari laporan apa yang dibutuhkan para pengguna tersebut. maka diharapkan laporan tersebut dapat memberikan gambaran yang memadai bagi pihak yang memerlukan dan bagi pihak yang menggunakan terutama di dalam pengambilan sebuah keputusan.

2.1.7 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Nugraha dkk (2023:5), Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terdiri dari komponen utama sebagai berikut:

1. Orang sebagai pengguna sistem termasuk akuntan, manajer, analis bisnis serta lainya.

(25)

2. Prosedur dan intruksi adalah bagian dari pengumpulan, penyimpanan serta pemrosesan data.

3. Informasi berupa data aktivitas keuangan organisasi atau perusahaan.

4. Perangkat lunak yang terdiri dari software atau perangkat lunak yang digunakan sebagai alat pengolahan atau pemrosesan data.

5. Infrastruktur teknologi informasi yang mencakup seluruh perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menjalankan SIA.

6. Kontrol internal berupa tindakan pengamanan yang digunakan untuk memastikan kualitas data yang masuk, diproses dan dihasilkan oleh SIA serta melindungi data yang dihasilkan tersebut.

2.1.8 Flowchart Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hasan dkk (2021:122), flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma. Tujuan membuat flowchart :

1. Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah 2. Secara sederhana, terurai, rapi dan jelas

3. Menggunakan simbol-simbol standar

Menurut Nugraha dkk (2023:47), bagan alir atau flowchart, yaitu gambaran grafis yang menunjukan aliran (flow) didalam dokumen, prosedur sistem secara logika atau program. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi gambaran grafis dari suatu sistem. Ada beberapa jenis diagram alir antara lain:

(26)

1. Bagan alir dokumen atau documen flowchart, yang menunjukan setiap dokumen yang digunakan dalam setiap SIA, arus dokumen dan informasi antar departemen dimana identifikasi titik awal dokumen, distribusi dokumen, serta titik akhir setiap dokumen.

2. Bagan alir sistem atau system flowchart, yang menunjukan keseluruhan atau garis besar aliran operasi dalam sistem, dimana berhubungan dengan fase analisis. Pada bagan alir sistem (system flowchart) penekanannya adalah pada media dan fungsi pemrosesan, bukan pada fungsi pemrosesan yang rinci dimana terdapat hubungan antara masukan, pemrosesan dan keluaran dalam suatu SIA.

3. Bagan alir program atau program flowchart, yang menguraikan fungsi pemrosesan lebih rinci dibandingkan bagan arus sistem dimana pada program flowchart menunjukan urutan operasi logis yang dilakukan komputer saat menjalankan program. Bagan arus program digunakan oleh staf atau ahli pengembangan sistem berkaitan dengan fase perancangan.

Menurut Diaraya (2017:143), flowchart dapat digunakan untuk menyajikan kegiatan manual, kegiatan pemrosesan komputer atau keduanya. Flowchart adalah rangkaian simbol yang digunakan untuk mengkonstruksi. Simbol yang digunakan adalah :

Terminal, menunjukan sumber atau

Operasi manual Dokumen sumber atau laporan

File untuk

dokumen sumber penyimpanan dan

(27)

tujuan dari dokumen dan laporan.

laporan

Catatan akuntansi (jurnal, buku besar, dan lain- lain)

Konektor halaman

Konektor halaman lain

Jalur arus

dokumen

Gambar 2.1 Simbol Flowchart SIA 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian (SIAP)

2.2.1 Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Menurut Mulyadi (2016:373), mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi penggajian adalah fungsi, dokumen, catatan, dan sistem pengendalian intern yang digunakan untuk kepentingan harga pokok produk dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja.

Menurut Baridwan (2013:223), menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi penggajian adalah fungsi, organisasi, formulir, catatan dan laporan tentang penggajian pada karyawan yang dibayar tiap bulan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Harahap (2017:142), menyatakan bahwa gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh

(28)

karyawan pelakasana (buruh), umumnya gaji dibayarkan secara perbulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan pokok yang dihasilkan.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bawha Sistem Informasi Akuntansi Penggajian (SIAP) adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mengelola dan memproses informasi terkait dengan penggajian karyawan dalam suatu organisasi. SIAP bertujuan untuk memastikan bahwa penggajian dilakukan secara akurat, efisien, dan sesuai dengan kebijakan perusahaan serta peraturan yang berlaku.

2.2.2 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian

Menurut Mulyadi (2016:317), fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian yaitu:

1. Fungsi Kepegawaian, fungsi kepegawaian bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan.

2. Fungsi Pencatat Waktu, fungsi pencatat waktu ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir untuk semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian internal yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir tidak dapat dilaksanakan oleh fungsi operasi atau fungsi pembuat daftar gaji.

(29)

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji, dalam sistem akuntansi penggajian fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan beberapa potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji ini akan nantinya diserahkan kepada karyawan yang berhak menerimanya.

4. Fungsi Akuntansi, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang muncul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan (seperti utang gaji karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). Berikut fungsi akuntansi yaitu:

a. Bagian Utang, bagian ini memegang fungsi pencatat utang yang dalam sistem akuntansi penggajian bertanggung jawab untuk memproses pembayaran gaji seperti yang terdapat dalam daftar gaji. Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi pembayar gaji agar membayarkan gaji kepada karyawan seperti yang terdapat dalam daftar gaji.

b. Bagian Kartu Biaya, bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem akuntansi penggajian bertanggung jawab untuk mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan kartu jam kerja (untuk tenaga kerja langsung pabrik).

c. Bagian Jurnal, bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggung

(30)

jawab dalam mencatat biaya gaji yang ada ke dalam sebuah pencatatan jurnal umum.

5. Fungsi Keuangan, fungsi ini memiliki tanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank.

Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada setiap karyawan yang berhak menerimanya.

2.2.3 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penggajian Dokumen dalam sistem penggajian dan pengupahan sebaiknya lengkap dan transparan, agar tidak terjadi kecurangan-kecurangan yang tidak diinginkan. Menurut Mulyadi (2016:374), dokumen yang digunakan dalam sistem penggajian dan pengupahan adalah:

1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah, dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.

2. Kartu Jam Hadir, dokumen digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir ini dapat berupa daftar hadir biasa atau berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.

3. Kartu Jam Kerja, dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi oleh mandor dan

(31)

diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap jenis produk.

4. Daftar Gaji dan Daftar Upah, dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi potongan-potongan berupa PPh pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan, dan lain sebagainya.

5. Rekap Daftar Gaji dan Rekap Daftar Upah, dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pada pesanan, rekap gaji dan upah dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang bersangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh fungsi akuntansi biaya dengan rekap daftar gaji dan upah.

6. Surat Pernyataan Gaji dan Upah, dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap karyawan besert berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.

7. Amplop Gaji dan Upah, uang gaji dan upah karyawan diserahkan setiap karyawan dalam amplop gaji dan upah. Di halaman depan

(32)

amplop gaji dan upah setiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam periode tertentu.

8. Bukti Kas Keluar, dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi/departemen keuangan berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

Keseluruhan dokumen-dokumen tersebut harus disiapkan agar proses sistem informasi penggajian dan pengupahan dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2.2.4 Prosedur Yang Membentuk Sistem Akuntansi penggajian

Sistem penggajian perusahaan memiliki jaringan prosedur dikemukan oleh Mulyadi (2016) sebagai berikut:

1. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir, prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini di lakukan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir

2. Prosedur Pembuatan Daftar Gaji, prosedur ini berfungsi pembuatan catatan daftar gaji karyawan atas surat keputusan karyawan yaitu pengangkatan karyawan, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir.

(33)

3. Prosedur Distribusi Biaya Gaji, prosedur distribusi biaya gaji dan biaya tenaga kerja di distribusikan kepada departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.

4. Prosedur pembuatan kas keluar, prosedur ini data yang dipakai sebagai dasar pencatatan adanya pengeluaran kas yang dilakukan oleh bagian keuangan.

5. Prosedur Pembayaran Gaji, prosedur pembayaran gaji melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Prosedur ini menulis cek guna membayar gaji kepada karyawan atas perintah pengeluaran kas kemudian fungsi keuangan mengisi cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji/rekening karyawan.

2.2.5 Catatan akuntansi Dalam Sistem Penggajian

Mulyadi (2016:382), menyatakan bahwa catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penggajian meliputi:

1. Jurnal Umum, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja dalam tiap departemen di perusahaan.

2. Kartu Harga Pokok Produk, catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.

3. Kartu Biaya, catatan ini dipergunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja nonproduksi setiap departemen dalam perusahaan. Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah bukti memorial.

(34)

4. Kartu Penghasilan Karyawan, catatan mengenai penghasilan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan. Informasi dalam kartu penghasilan karyawan ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh pasal 21. Kartu penghasilan karyawan digunakan juga untuk tanda terima gaji dan upah karyawan dengan ditandatangani kartu tersebut oleh karyawan yang bersangkutan.

2.2.6 Flowchart Penggajian

Rancangan sistem dimodelkan kedalam bentuk flowchart yang disebut juga bagan alir sistem (Rahayu dkk, 2021:15). Flowchart merupakan bagan alir program yang sifatnya lebih terperinci tentang langkah langkah proses didalam program dari awal hingga akhir. Berikut adalah gambar flowchart penggajian:

Gambar 2.2 Flowchart Penggajian

(35)

2.3 Konsep Efektivitas 2.3.1 Definisi Efektivitas

Menurut Masruri (2014:11), mendefinisikan efektivitas adalah sebagai seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan sesuai dengan hal yang diharapkan. Berarti apabila suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu,biaya maupun mutunya maka akan dikatakan efektif.

Menurut Pasolong dalam (Sunarto 2015:1131), efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan. Pembicaraan sekitar efektivitas kerja pegawai adalah sesuatu yang sangat menarik untuk dilakukan dan pasti akan berkaian dengan banyak faktor.

Pengertian efektivitas menurut Bayangkara dalam (Sunarto 2015:1132) adalah sebagai tingkat keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bawha efektivitas mengacu pada sejauh mana suatu tindakan, kegiatan, atau proses berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan atau menghasilkan hasil yang diinginkan. Dalam konteks yang lebih luas, efektivitas dapat merujuk pada kemampuan seseorang, organisasi, atau sistem dalam mencapai

(36)

hasil yang diinginkan dengan efisien, efektif, dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2 Kriteria Efektivitas

Menurut Ardiansyah (2022:1), efektivitas berkaitan erat dengan pelaksanaan semua tugas utama, pencapaian tujuan, ketepatan waktu, dan adanya upaya aktif atau partisipasi dari pelaksana tugas. Secara umum, beberapa kriteria efektivitas adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas keseluruhan, sejauh mana seseorang atau organisasi melaksanakan semua tugas utamanya

2. Produktivita, jumlah produk atau layanan utama yang dihasilkan oleh seseorang, kelompok, atau organisasi.

3. Efisiensi, merupakan ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang dinilai berdasarkan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

4. Laba, laba atas investasi yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan.

5. Pertumbuhan, merupakan perbandingan antara kondisi organisasi saat ini dan kondisi sebelumnya (tenaga kerja, fasilitas, harga, penjualan, laba, modal, pangsa pasar, dan lain-lain).

6. Stabilitas, pemeliharaan struktur, fungsi, dan sumber daya setiap saat, terutama di masa-masa sulit.

(37)

7. Semangat kerja, kecenderungan seseorang berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan organisasi, seperti perasaan terikat, kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki.

8. Kepuasan kerja, timbal balik atau kompensasi positif yang dirasakan seseorang atas perannya dalam organisasi.

9. Penerimaan tujuan organisasi, penerimaan tujuan organisasi oleh setiap individu dan unit dalam suatu organisasi.

10. Integrasi, adanya komunikasi dan kerja sama yang baik antara anggota organisasi dalam mengoordinasikan upaya kerja mereka.

11. Fleksibilitas adaptasi, kemampuan individu atau organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan.

12. Penilaian pihak eksternal, penilaian individu atau organisasi dari pihak lain dalam suatu lingkungan yang terkait dengan individu atau organisasi.

2.3.3 Aspek-Aspek Efektivitas

Menurut Ardiansyah (2022:1), ada aspek efektivitas yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Mengacu pada pengertian efektivitas di atas, berikut adalah beberapa aspek ini:

1. Aspek Peraturan (Ketentuan), peraturan dibuat untuk menjaga kelangsungan suatu kegiatan sesuai dengan rencana. Regulasi atau ketentuan adalah sesuatu yang harus dilakukan agar suatu kegiatan dianggap telah berjalan efektif.

(38)

2. Aspek Fungsional (Tugas), individu atau organisasi dapat dianggap efektif jika mereka dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu, setiap individu dalam organisasi harus mengetahui tugas dan fungsinya sehingga dapat diimplementasikan.

3. Aspek Rencana (Program), suatu kegiatan dapat dianggap efektif jika memiliki rencana yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tanpa rencana atau program, tujuan tidak dapat dicapai.

4. Aspek Kondisi Ideal (Tujuan), yang dimaksud dengan kondisi ideal atau tujuan adalah target yang ingin dicapai dari kegiatan yang berorientasi pada hasil dan proses yang direncanakan.

2.3.4 Ukuran Rasio Efektivitas

Menurut Halim dalam (Harahap dkk, 2021:41), rasio efektivitas merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah dalam suatu daerah dalam mewujudkan realisasi pada pendapatan daerahnya sendiri kemudian selanjutnya akan dibagi dengan anggaran yang telah ditentukan dalam potensi nyata dalam suatu daerah.

Pendapatan asli pada suatu daerah dapat dikatakan dengan kategori efektif jika hasil atau nilai yang dicapai 100 atau lebih dari 100%. Dalam hal demikian dapat ditarik simpulan bahwa semakin besar nilai suatu pula rasio efektivitas maka semakin baik kinerja pemerintahnya.

(39)

2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas

Menurut O'reilly dalam (Riadi, 2020:1), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja, yaitu sebagai berikut:

1. Waktu, ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit.

2. Tugas, bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas- tugas yang didelegasikan kepada karyawannya.

3. Produktivitas, seorang pegawai mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya.

4. Motivasi, pimpinan dapat mendorong pegawainya melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

5. Evaluasi Kerja, pimpinan memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada bawahannya, sebaliknya pegawai harus melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak.

(40)

6. Pengawasan, dengan adanya pengawasan maka kinerja pegawai dapat terus terpantau dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam melaksanakan tugas.

7. Lingkungan Kerja, adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang sewaktu bekerja.

8. Perlengkapan dan Fasilitas, adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran pegawai dalam bekerja.

2.3.6 Pendekatan Yang Digunakan Dalam Penilaian Efektivitas

Menurut Tayibnafis dalam (Adriyana dkk, 2021:4), mengevaluasi efektivitas rencana, menjelaskan berbagai pendekatan evaluasi.

Pendekatan tersebut yaitu:

1. Pendekatan eksperimental (experimental approach). Pendekatan ini berasal dari kontrol eksperimen yang biasa dilakukan dalam penelitian akademis. Tujuannya untuk menarik kesimpulan umum tentang dampak suatu program tertentu dengan mengendalikan sebanyak mungkin faktor dan mengisolasi dampak program.

2. Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach).

Pendekatan ini menggunakan tujuan rencana sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan. Pendekatan ini sangat masuk akal dan praktis untuk desain pengembangan program. Pendekatan ini memberi pedoman bagi pengembang program, menjelaskan

(41)

hubungan antara kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang ingin dicapai.

3. Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused approach). Pendekatan ini menekankan pada peran sistem informasi dalam pelaksanaan tugas pengelola program. Dalam pandangan ini, jika informasi dapat membantu manajer program membuat keputusan, maka informasi tersebut akan sangat berguna. Oleh karena itu, evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan program.

4. Pendekatan yang berorientasi pada pengguna (the user oriented approach). Pendekatan ini berfokus pada evaluasi masalah pemanfaatan dan menekankan perluasan penggunaan informasi.

Tujuan utamanya adalah potensi penggunaan informasi. Dalam hal ini, evaluator menyadari serangkaian faktor yang cenderung mempengaruhi efektivitas evaluasi, seperti pendekatan kepada pelanggan, sensitivitas, faktor kondisional, kondisi yang sudah ada sebelumnya, kondisi organisasi yang memiliki pengaruh masyarakat, dan mereka yang melakukan evaluasi dan ke mana harus melapor.

Dalam pendekatan ini, teknik analisis data atau interpretasi tujuan evaluasi penting, tetapi tidak sepenting upaya pengguna dan cara informasi digunakan.

5. Pendekatan yang responsif (the responsive approach). Pendekatan responsif menekankan bahwa evaluasi yang berarti adalah evaluasi

(42)

yang bertujuan untuk memahami masalah dari sudut pandang semua orang yang terlibat, berkepentingan, dan berkepentingan terhadap rencana (plan stakeholders). Evaluator menghindari satu jawaban untuk suatu evaluasi program yang diperoleh dengan memakai tes, kuesioner, atau analisis statistik, sebab setiap orang yang dipengaruhi oleh program merasakannya secara unik. Evaluator mencoba menjembatani pertanyaan yang berhubungan dengan melukiskan atau menguraikan kenyataan melalui pandangan orang-orang tersebut. Tujuan evaluasi adalah untuk memahami rencana dari perspektif yang berbeda. Sehubungan dengan hal di atas, efektivitas menggambarkan siklus lengkap input, proses dan output. Input, proses, dan output ini terkait dengan hasil suatu organisasi, rencana, atau aktivitas. Hasil ini menunjukkan derajat pencapaian tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu), sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi. Organisasi mencapai tujuannya dan mencapai tujuannya. Ini berarti bahwa konsep penting dari efektivitas hanyalah hasil atau tujuan yang diinginkan.

2.4 Sistem Pengendalian Internal 2.4.1 Definisi Pengendalian Internal

Menurut Tuanakotta (2013:13), dalam bukunya “Mendeteksi Manipulasi Laporan Akuntansi” mendefinisikan pengendalian internal merupakan perubahan mendasar dalam standar dan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari audit berbasis risiko.

(43)

Pengendalian internal adalah metode, proses, dan kebijakan yang didesain oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektifitas operasi, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Mulyadi, 2013:163).

Menurut Paulus (2017:924), pengendalian internal adalah proses yang diimplementasikan oleh dewan direksi, serta seluruh karyawan di bawah arahan mereka dengan tujuan untuk memberikan jaminan yang memadai atas tercapainya tujuan pengendalian Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan pada umumnya menggunakan sistem pengendalian internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan system.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bawha pengendalian internal adalah suatu sistem yang dirancang dan diterapkan oleh manajemen suatu organisasi untuk membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian internal mencakup kebijakan, prosedur, dan tindakan yang diadopsi untuk melindungi aset organisasi, memastikan akurasi dan keandalan informasi keuangan, meningkatkan efisiensi operasional, serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku.

(44)

2.4.2 Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Menurut Mardi (2014:60), agar suatu sistem pengendalian internal dapat berjalan secara efektif seperti yang diharapkan, maka harus memiliki unsur pokok sistem pengendalian internal sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi. Merupakan suatu kerangka pemisah tanggung jawab secara tegas berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang dibentuk.

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Dalam Organisasi.

Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing tingkatan berserta beserta jajarannya.

3. Pelaksanaan Kerja Secara Sehat. Tata cara kerja secara sehat merupakan pelaksanaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendukung tercapainya tujuan pengendalian internal yang ditunjukan dalam beberapa cara.

4. Pegawai Berkualitas. Salah satu unsur penggerak organisasi adalah karyawan-karyawan harus berkualitas agar organisasi memiliki citra yang berkualitas.

2.4.3 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Hery (2016:132), manajemen telah merancang sistem pengendalian yang efektif kedalam tiga tujuan umum yaitu:

1. Keandalan Pelaporan Keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para investor, kreditur, dan

(45)

pengguna lainnya. Tanggung jawab ini timbul mengingat bahwa pihak manajemen memiliki pengetahuan yang lebih terperinci dibandingkan dengan pihal auditor.

2. Efesiensi dan Efektivitas Operasi. Manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan menerapkan sistem pengendalian internal, serta melaporkan secara transparan perihal efektivitas pelaksanaan pengendalian. Sebaliknya auditor juga berkewajiban untuk menerbitkan laporan keuangan tentang penilaian manajemen atas pengendalian internalnya, termasuk pendapat auditor mengenai keefektifan pelaksaan pengendalian tersebut.

3. Ketaatan Pada Hukum dan Peraturan. Berdasarkan undang-undang, manjemen dari semua perusahaan diharuskan untuk menerbitkan laporan pengendalian internal yang mencakup hal-hal:

a. Suatu pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian internal yang memadai serta prosedur pelaporan keuangan.

b. Suatu penilaian atas efektivitas struktur pengendalian internal dan prosedur pelaporan keuangan per akhir tahun buku perusahaan. Selain itu, manajemen harus menguji efektifitas pelaksanaan pengendalian untuk memastikan bahwa pengendlaian telah diterapkan sebagaimana yang telah dirancang serta dilaksanakan oleh personel yang memiliki kewenangan dan

(46)

kualifikasi tertentu untuk melaksanakan penegndalian tersebut secara efektif.

Tuanakotta (2015:94), tujuan pengendalian internal secara garis besar dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu:

1. Tujuan strategis, dengan sasaran-sasaran utama yang mendukung misi entitas.

2. Tujuan pelaporan keuangan, agar laporan keuangan bebas dari salah saji material tepat waktu dan tepat guna.

3. Tujuan operasional, dimana pengendalian mengamankan operasi entitas, yang dikenal sebagai operasional controls.

4. Tujuan kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang- undangan.

2.4.4 Unsur Pengendalian Sistem Penggajian

Unsur pengendalian internal dalam sistem penggajian menurut Mulyadi (2016:321) antara lain:

1. Organisasi:

a. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan.

b. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi.

2. Sistem Otorisasi:

a. Setiap orang yang tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur Utama.

(47)

b. Setiap perubahan gaji dan upah karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan.

c. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.

d. Kartu jam hadir diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.

e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan.

f. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

g. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi fungsi akuntansi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu, juga dikenal sebagai studi literatur, mengacu pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya tentang topik atau subjek tertentu.

Penelitian terdahulu melibatkan identifikasi, pengumpulan, dan analisis informasi yang relevan dari sumber-sumber tepercaya, seperti jurnal ilmiah, buku, makalah konferensi, tesis, atau laporan penelitian.

Tujuan dari penelitian terdahulu adalah untuk memahami pengetahuan yang sudah ada tentang topik yang sedang diteliti, mengidentifikasi kekosongan penelitian yang masih perlu diisi, serta mengidentifikasi kontribusi penelitian baru yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu memberikan dasar dan kerangka pemikiran bagi penelitian yang akan datang,

(48)

membantu peneliti dalam mengembangkan pertanyaan penelitian yang relevan, dan memastikan bahwa penelitian yang dilakukan merupakan kontribusi yang orisinal dan berharga dalam bidang yang diteliti.

Penelitian terdahulu membantu peneliti untuk membangun landasan teoritis yang kokoh, mengidentifikasi celah penelitian yang belum terjawab, dan merancang metodologi penelitian yang tepat. Dengan memperhatikan penelitian terdahulu, peneliti dapat menghindari pengulangan atau pengulangan yang tidak perlu dan meningkatkan relevansi serta kualitas penelitian yang dilakukan.

Berikut yang menjadi bahan perbandingan penelitian yang peneliti lakukan yaitu:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N

o

Nama/

Tahun Penelit ian

Judul Penelitian

Tujuan Penelitian

Metod e Penelit

ian

Hasil Penelitian

Persamaan Dan Perbedaan 1 Bahar

dia dkk, (2022)

Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Dalam Rangka Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan (Studi Kasus Pada

CV.BAHAR DIAN GALON)

Penelitian ini

bertujuan untuk menganali sa sistem informasi akuntansi penggajia n yang telah diterapkan CV.

BAHARD IAN GALON dan juga untuk menganali

Jenis penelit ian yang diguna kan dalam penelit ian ini adalah penelit ian deskrip tif dengan metode analisi s data yaitu

Hasil penelitian menemukan bukti bahwa Bagian

Akuntansi masih bertanggungj awab dalam pembayaran gaji dan upah karyawan serta masih bertanggungj awab melakukan pengawasan terhadap pengisian

1. Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama- sama

menggunaka n metode kualitatif deskriptif.

2. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi

(49)

sa sistem informasi akuntansi penggajia n pada efektivitas pengendal ian internal.

analisi s data kualita tif.

daftar hadir karyawan dan membuat rekap daftar hadir

karyawan sehingga memungkink an adanya penyeleweng an.

penelitian terdahulu dilakukan diperusahaan CV.BAHAR DIAN GALON, sedangkan penelitian sekarang dilakukan di BPS Kota Baubau.

2 Afans yah dkk, (2021)

Efektivitas Pengendalian Internal Sistem Penggajian Pada Badan Pusat

Statistik Provinsi DKI Jakarta

untuk mengetah ui

efektivitas pengendal ian internal yang diterapkan pada sistem informasi akuntansi penggajia n di BPS Provinsi DKI Jakarta.

Metod e penelit ian ini adalah penelit ian kualita tif deskrip tif.

Hasil dari penelitian ini adalah

pengendalian internal pada sistem

informasi akuntansi penggajian di BPS Provinsi DKI Jakarta sudah efektif sesuai dengan UU/PMK/per aturan yang berlaku dan juga sesuai dengan teori yang ada.

Indikator SIA penggajian yang digunakan seperti fungsi, dokumen penggajian, prosedur penggajian, sudah sesuai dengan

praktik dan teori. Fungsi, unsur serta

1. Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama- sama menggunaka n metode kualitatif deskriptif.

2. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi penelitian terdahulu dilakukan di Provinsi DKI Jakarta sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan di Kota

Baubau.

(50)

komponen COSO seluruhnya terpenuhi sehingga dapat terwujudnya efektivitas pengendalian internal.

3 Gintin g (2021)

Analisis Sistem Akuntansi Gaji dan Upah pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai

Penelitian ini

bertujuan untuk mengetah ui

Efektifitas dan Efisiensi Sistem Akuntansi Gaji dan Upah Pada Badan Pusat Statistik Kabupate n

Serdaang Bedagai.

Penelit ian ini adalah penelit ian kualita tif dengan metode analisi s deskrip tif

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa penerapan sistem Akuntansi Gaji dan Upah Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai sudah baik karena sistem pembiayaan sudah

dilaksanakan dengan mengikuti standar akuntansi yang baku.

1. Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama- sama menggunaka n metode kualitatif deskriptif.

2. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu lokasi penelitian terdahulu dilakukan di Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan di Badan Pusat Statistik Kota Baubau.

(51)

2.6 Kerangka Pikir

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan tentang suatu topik yang akan dibahas.

Badan Pusat Statistik (BPS) kota Baubau adalah lembaga pemerintah yang memiliki tanggung jawab dalam menyediakan data dan informasi statistik kepada masyarakat. Sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab penting dalam menyediakan data yang akurat dan dapat dipercaya, BPS perlu memiliki sistem informasi akuntansi penggajian yang efektif dalam rangka meningkatkan pengendalian internalnya. Pengendalian internal yang baik adalah salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi yang diinginkan.

Untuk memperjelas kerangka pikir dalam penelitian ini, akan disajikan dalam bentuk bagan seperti gambar dibawah ini:

(52)

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Badan Pusat Statistik Kota Baubau

Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Efektivitas Pengendalian

Deskriptif Kualitatif

Kesimpulan Dan Rekomendasi Catatan akuntansi

dalam sistem penggajian Fungsi yang

terkait dalam penggajian

Prosedur yang membentuk

penggajian Dokumen yang

digunakan dalam penggajian

Pengendalian internal atas

penggajian

(53)

45 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Badan Pusat Statistik Kota Baubau, yang beralamat di Jl. Murhum No.52, Kel. Wajo, Kec. Murhum, Kota Baubau.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajjari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah data sistem informasi akuntansi penggajian pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Baubau.

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah data sistem informasi akuntansi penggajian pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Baubau tahun 2022.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Menurut Sugiyono (2017:45), jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis data

kualitatif dan kuantitatif:

(54)

1. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau verbal.

Cara memperoleh data kualitatif dapat dilakukan melalui wawancara.

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah yang bukan berbentuk angka.

2. Data Kuantitatif adalah data atau informasi yang didapatkan dalam bentuk angka. Dalam bentuk angka ini maka data kuantitatif dapat diproses menggunakan rumus matematika atau dapat juga di analisis dengan sistem statistik. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data penggajian objektif.

3.3.2 Sumber Data

Menurut Suliyanto (2017:45), jenis data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua data yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya.data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang dianggap mampu memberikan masukan dan informasi. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara langsung dengan jabatan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sistem informasi akuntansi penggajian Badan Pusat Statistik Kota Baubau.

2. Data Sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Adapun yang menjadi

Gambar

Gambar  2.1 Simbol  Flowchart  SIA  2.2 Sistem Informasi  Akuntansi  Penggajian (SIAP)
Gambar  2.2 Flowchart  Penggajian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu  N
Gambar  2.3 Kerangka  Pikir Badan Pusat Statistik  Kota Baubau
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, serta teori yang tidak sesuai dengan fakta yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir dengan judul “Peranan Sistem Informasi

Dari penjelasan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal

Skripsi berjudul; Evaluasi Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Penggajian dalam rangka Efektivitas Pengendalian Internal di PT.Dafam Hotel Managament

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Saat Ini Nama Peneliti Judul Penenlitian Variabel X Dependen Variabel Y Independen Alat Uji Analisis Denniswara

manajemen laba yang digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan berbagai variabel, antara lain sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama peneliti tahun Judul

25 peneliti berfokus kepada pemanfaatan kegiatan CFD untuk dapat membantu pertumbuhan para pelaku UMKM.28 Tabel : 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Judul Persamaan Perbedaan

Berbagai penelitian tersebut dapat kita lihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Darnita 2014